teman. Dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan soal di papan tulis dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 8 Aktivitas Siswa Mengerjakan Soal di Papan Tulis
3 Pertemuan ketiga Rabu, 9 Maret 2011 Pada pertemuan ketiga siklus II, siswa diberikan lembar kegiatan
siswa untuk memahami konsep persen. Pada pertemuan ketiga ini suasana kelas memang sedikit ramai karena siswa saling berebut untuk
mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Begitupun ketika salah satu siswa menjelaskan hasil kerjanya, beberapa siswa lain yang memiliki
hasil yang berbeda dengan hasil kerja siswa yang sedang prsentasi, terlihat antusias untuk bertanya. Beberapa siswa yang lain memberikan tanggapan
terhadap pertanyaan yang diajukan oleh siswa yang bertanya. Namun kegiatan
pembelajaran terus
berlangsung sesuai
dengan yang
direncanakan. Dalam kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa tentang merubah
pecahan menjadi bentuk persen dan merubah pecahan menjadi desimal, beberapa siswa langsung tunjuk tangan untuk memberikan jawaban dari
setip pertanyaan yang diajukan oleh guru. Meskipun beberapa jawaban diantaranya kurang tepat, namun mereka tetap percaya diri menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Dengan pengetahuan yang telah dimiliki, kemudian siswa menyelesaikan latihan soal pada Lembar Kerja Siswa yang diberikan oleh
guru. Beberapa siswa terlihat ada yang mengerjakan secara bersama-sama dan ada juga yang mengerjakan sendiri. Kemudian setelah siswa selesai
mengerjakan, beberapa siswa maju untuk mengerjakan soal di papan tulis. Pada pertemuan ini, seluruh siswa telah mengerjakan latihan soal yang
diberikan, namun beberapa siswa tidak membuat catatanringkasan materi. Dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan latihan soal dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 9 Aktivitas Siswa Mengerjakan Latihan Soal
4 Pertemuan keempat Kamis, 10 Maret 2011 Pokok pembahasan pada pertemuan keempat siklus II adalah
menentukan persentase dari jumlah benda. Pada awal pembelajaran, guru dan siswa membahas tugas rumah yang dianggap sulit oleh siswa, pada
kegiatan ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Beberapa siswa mengajukan
pertanyaan kepada guru tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya yang belum dipahami.
Pada kegiatan inti pembelajaran, guru memberikan sebuah contoh permasalahan dalam kehidupan sehari-hari kemudian menyelesaikan
permasalahan tersebut. Kemudian siswa diberikan sebuah pertanyaan pendahuluan yaitu “berapa banyak uang jajanmu setiap hari?“. Nampak
sebagian besar siswa antusias menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban yang berbeda-beda.
Dalam kegiatan diskusi kelompok, siswa terlihat saling bertukar pikiran dan pendapat dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
guru, yaitu menentukan 25 dari jumlah uang jajan seluruh anggota kelompoknya. Pada diskusi kelas, sebagian besar siswa terlihat aktif, ada
yang mengajukan pertanyaan, menanggapi pernyataan yang diberikan oleh temannya ataupun guru, ada juga yang maju kedepan kelas untuk
memberikan penjelasan. Beberapa siswa yang pada pertemuan sebelumnya jarang bertanya, pada pertemuan keempat ini mereka nampak mengajukan
pertanyaan seputar soal yang mereka kerjakan, baik kepada guru maupun teman. Diakhir pertemuan keempat di siklus II ini, seluruh siswa telah
menyelesaikan latihan soal yang diberikan dan membuat ringkasan materi. Dokumentasi aktivitas siswa membuat ringkasan materi dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 10 Aktivitas Siswa Membuat Ringkasan Materi
69
Jumlah Siswa Persentase Jumlah Siswa Persentase Jumlah Siswa PersentaseJumlah Siswa Persentase
1 Menanggapi jawaban guru 13
44,83 16
57,14 12
41,38 15
51,72 48,77
2 Memberikan contoh 10
34,48 15
53,57 0,00
15 51,72
34,94 3 Berani memberikan tanggapan dalam diskusi
26 89,66
25 89,29
27 93,10
27 93,10
91,29 4 Berani menyanggah pendapat teman lain saat diskusi
21 72,41
22 78,57
25 86,21
25 86,21
80,85 5 Mengajukan pertanyaan yang relevan kepada guru
15 51,72
18 64,29
20 68,97
23 79,31
66,07 6 Mengajukan pertanyaan yang relevan kepada teman
22 75,86
23 82,14
25 86,21
27 93,10
84,33 7 Menanggapi jawaban teman
22 75,86
22 78,57
26 89,66
20 68,97
78,26 8 Berani mempresentasikan hasil kerja dan diskusi di depan kelas
15 51,72
22 78,57
15 51,72
19 65,52
61,88 9 Mendengarkanmemperhatikan pendapat orang lain
20 68,97
26 92,86
25 86,21
24 82,76
82,70 10 Mengerjakan soal di papan tulis
20 68,97
18 64,29
22 75,86
24 82,76
72,97 11 Mengerjakan latihan soal
29 100,00
28 100,00
29 100,00
29 100,00
100,00 12 Membuat catatanringkasan materi
25 86,21
28 100,00
29 100,00
29 100,00
96,55 13 Melakukan kegiatan sesuai dengan lembar kegiatan siswa
27 93,10
27 96,43
29 100,00
29 100,00
97,38 76,62
Keterangan: Pada pertemuan ke-2, satu siswa tidak hadir karena sakit Rata-Rata Persentase Siklus II
Tabel 7 Rekapitulasi dan Rata-rata Persentase Keaktifan Siswa Pada Siklus II
No. Aspek Yang Diamati
Pertemuan Ke-1 Pertemuan Ke-2
Pertemuan Ke-3 Pertemuan Ke-4
Rata-rata Persentase
H as
il pe
n ga
m at
a n
pa da
s ik
lu s I
I da pa
t di
liha t pa
da ta
b e
l b er
ikut :
b. Analisis Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data bahwa aktivitas siswa
pada siklus II sebagai berikut: 1 Bertanya
Aktivitas siswa untuk mengajukan pertanyaan pada siklus II mengalami penigkatan dari pertemuan pertama sampai pada pertemuan
keempat, baik mengajukan pertanyaan yang relevan kepada guru maupun kepada teman. Selain itu ada beberapa siswa yang mulai berani
mengajukan pertanyaan kepada guru ketika menemukan kesulitan dan belum menemukan solusinya, padahal pada siklus I siswa-siswi tersebut
terlihat pasif pada saat kegiatan belajar. Pembentukan kelompok dan diskusi berpasangan pada kegiatan belajar membantu siswa untuk
menyelesaikan permasalahan belajar, siswa dapat saling memberi dan menerima pelajaran dengan teman-temannya. Meningkatnya aktivitas
bertanya siswa dapat dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang melakukan aktivitas tersebut dari pertemuan pertama sampai pertemuan
keempat.
2 Menanggapi jawaban guru ataupun teman Aktivitas menanggapi jawaban guru ataupun teman pada siklus II
terlihat lebih baik. Sebagian besar siswa tidak lagi merasa ragu maupun malu untuk menanggapi jawaban guru ataupun teman, termasuk ketika ada
jawaban guru ataupun teman yang berbeda dengan jawabannya. Pada kegiatan pembelajaran siklus II, siswa lebih percaya diri dalam
memberikan tanggapan terhadap jawaban guru maupun teman.
3 Mengajukan pendapat Pada pembelajaran di siklus II, aktivitas siswa dalam hal
mengajukan pendapat sudah lebih baik dari siklus I. Dari pertemuan pertama, jumlah siswa yang menyanggah pendapat teman lain saat diskusi
sudah cukup banyak, yang kemudian meningkat pada pertemuan
berikutnya. Meningkatnya aktivitas mengajukan pendapat ditandai oleh meningkatnya aktivitas memberikan contoh, memberikan tanggapan dalam
diskusi, mempresentasikan hasil kerja dan diskusi di depan kelas, dan mengerjakan soal di papan tulis. Pada siklus II, sebagian besar siswa
berani untuk mengemukakan pendapatnya, siswa tidak lagi malu taupun ragu untuk mengutarakan pendapatnya.
4 Mengerjakan tugas Rata-rata persentase aktivitas mengerjakan soal pada siklus II,
membuat catatanringkasan materi maupun melakukan kegiatan sesuai dengan lembar kegiatan siswa, relatif meningkat dari pertemuan pertama
sampai pertemuan keempat. Hampir seluruh siswa telah bertanggung jawab dengan mengerjakan latihan soal dan membuat catatanringkasan
materi.
5 Menghargai pendapat orang lain Aktivitas siswa dalam mendengarkanmemperhatikan pendapat
orang lain, baik guru maupun teman mengalami peningkatan pada pertemuan pertama sampai pertemuan kedua, seddangkan pada pertemuan
ketiga dan keempat mengalami sedikit penurunan. Meskipun demikian, pada proses pembelajaran di siklus II sebagian besar siswa
mendengarkanmemperhatikan pendapat orang lain, hanya beberapa siswa yang tidak memperhatikan, sehingga proses pembelajaran tetap efektif.
Berdasarkan hasil pengamatan selama siklus II diperoleh rata-rata persentase keaktifan belajar matematika siswa adalah 78,82. Hal ini
menandakan bahwa indikator keberhasilan penelitian sudah tercapai, sehingga penelitian dihentikan sampai di siklus II. Hal tersebut juga diikuti
oleh hasil belajar matematika pada siklus II yang memperoleh nilai yang cukup baik dengan nilai rata-rata.
Hasil belajar siswa selama penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8
Hasil Belajar Matematika Siswa Pokok Bahasan Pecahan pada Siklus II No.
Hasil Tes Nilai
1. Nilai terendah
20 2.
Nilai tertinggi 100
3. Rata-rata nilai tes
76,03 4.
Persentase ketuntasan belajar klasikal 79,31
c. Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan analisis siklus II, diperoleh hasil
sebagai berikut: 1. Rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus II sebesar 76,62
dan hasil ini sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu persentase aktivitas siswa mencapai 75 atau lebih. Oleh karena itu penelitian
dihentikan sampai siklus II. 2. Berdasarkan perolehan nilai tes siklus II, siswa yang memperoleh
nilai 65 atau lebih ada 23 siswa 79,31. Dengan demikian sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu persentase siswa yang
memperoleh nilai 65 atau lebih sebesar 75 atau lebih. 3. Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus II,
keberanian siswa untuk mempresentasikan hasil kerjadiskusi di depan kelas dan memberikan tanggapan dalam diskusi semakin baik.
Hal ini diikuti pula oleh aktivitas yang lain. 4. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sudah sesuai dengan waktu
yang telah direncanakan. 5. Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran siklus II, diperoleh
data bahwa pembelajaran dengan pendekatan paikem semakin optimal, peran aktif siswa dalam pembelajaran semakin meningkat
dengan peningkatan sebesar 14,48 jika dibandingkan dengan siklus I. Keaktifan siswa dalam siklus II ini sudah terlihat merata,
pelaksanaan diskusi kelompok juga sudah berjalan dengan baik.
Sebagian besar siswa berani bertanya, menanggapi jawaban guru, maupun memberikan pendapat tanpa ada dorongan dari guru,
sehingga guru tidak lagi mendominasi diskusi kelas.
B. Pembahasan 1. Deskripsi Data
Berdasarkan hasil penelitian terhadap aktivitas siswa yang dilakukan selama dua siklus, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 9 Persentase Rata-rata Keaktifan Siswa
No. Aspek Yang Diamati
Siklus I Siklus II
1 Menanggapi jawaban guru
48,28 48,77
2 Memberikan contoh
36,21 34,94
3 Berani memberikan tanggapan dalam diskusi
40,52 91,29
4 Berani menyanggah pendapat teman lain saat diskusi
63,79 80,85
5 Mengajukan pertanyaan yang relevan kepada guru
56,03 66,07
6 Mengajukan pertanyaan yang relevan kepada teman
75,00 84,33
7 Menanggapi jawaban teman
51,72 78,26
8 Berani mempresentasikan hasil kerja dan diskusi di depan kelas
34,48 61,88
9 Mendengarkanmemperhatikan pendapat orang lain
69,83 82,70
10 Mengerjakan soal di papan tulis 47,41
72,97 11 Mengerjakan latihan soal
94,83 100
12 Membuat catatanringkasan materi 93,10
96,55 13 Melakukan kegiatan sesuai dengan lembar kegiatan siswa
96,55 97,38
Rata-rata Persentase 62,14
76,62 Berdasarkan hasil penelitian terhadap aktivitas siswa pada tabel di atas,
dapat dilihat adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini ditunjukkan dari hasil pengamatan pada siklus I bahwa rata-rata persentase aktivitas siswa
pada siklus I sebesar 62,14. Sedangkan pada siklus II rata-rata persentase aktivitas siswa yaitu 76,62. Dengan demikian setelah pembelajaran siklus
II, indikator keberhasilan sudah tercapai. Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran materi pecahan dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 11 Grafik Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Matematika
Grafik pada gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa secara berurutan ada peningkatan rata-rata keaktifan siswa dari siklus I sampai siklus II, meskipun
pada aspek kedua yaitu aktivitas memberikan contoh terjadi penurunan dari siklus I ke siklus II sebesar 1,27. Dari pengamatan yang dilakukan
diketahui rata-rata persentase aktivitas yang mengalami peningkatan cukup baik yaitu memberikan tanggapan dalam diskusi pada siklus pertama sebesar
40,52, kemudian pada siklus kedua sebesar 91,29. Rata-rata persentase aktivitas menanggapi jawaban teman pada siklus pertama sebesar 51,72,
kemudian pada siklus II meningkat menjadi 78,26. Rata-rata persentase mempresentasikan hasil kerja dan diskusi di depan kelas pada pertemuan
pertama sebesar 34,48 dan meningkat pada pertemuan kedua menjadi 61,88. Sedangkan persentase rata-rata mengerjakan soal di papan tulis pada
pertemuan pertama sebesar 47,41 kemudian meningkat pada pertemuan kedua menjadi 72,97.
Aktivitas lain yang juga mengalami peningkatan adalah mengajukan pendapat. Hal ini ditandai dari meningkatnya aspek berani menyanggah
R at
a -r
at a
P er
se n
tas e
Aspek Yang Diamati
Siklus I Siklus II
pendapat teman lain saat diskusi. Aktivitas menyanggah pendapat teman lain saat diskusi mengalami peningkatan cukup baik, dimana pada siklus I rata-
rata persentasenya adalah 63,79 mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 80,85. Selain itu aktivitas menghargai pendapat orang lain juga
mengalami peningkatan yang cukup baik, hal ini dapat dilihat dari perolehan rata-rata persentase aktivitas mendengarkanmemperhatikan pendapat orang
lain pada siklus pertama sebesar 69,83 mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 82,70.
Dari hasil pengamatan juga diketahui bahwa dalam penelitian ini aktivitas menanggapi jawaban guru dan aktivitas bertanya juga mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Persentase rata-rata menanggapi jawaban guru pada siklus I sebesar 48,28 menjadi 48,77 pada siklus II.
Persentase rata-rata aktivitas mengajukan pertanyaan yang relevan kepada guru pada pertemuan pertama sebesar 56,03 meningkat pada siklus II
menjadi 66,07, sedangkan persentase rata-rata aktivitas mengajukan pertanyaan yang relevan kepada teman pada siklus I sebesar 75 meningkat
pada siklus II menjadi 84,33. Dalam penelitian ini aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang dapat
dikategorikan sangat baik adalah aspek mengerjakan tugas yang terdiri atas aktivitas mengerjakan latihan soal, membuat catatanringkasan materi dan
melakukan kegiatan sesuai dengan lembar kegiatan siswa. Pada siklus pertama rata-rata persentase mengerjakan latihan soal sebesar 94,83 dan
meningkat pada siklus kedua menjadi 100, aktivitas ini tidak hanya mengalami peningkatan tetapi juga sudah maksimal. Rata-rata persentase
aktivitas membuat catatanringkasan materi pada siklus pertama sebesar 93,10 dan meningkat menjadi 96,55 pada siklus kedua. Sedangkan rata-
rata persentase aktivitas melakukan kegiatan sesuai dengan lembar kegiatan siswa sebesar 96,55 pada siklus pertama dan meningkat menjadi 97,38
pada siklus kedua. Berdasarkan hasil penelitian, data yang diperoleh menunjukkan bahwa
rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus pertama sebesar 62,14.
Sedangkan rata-rata persentase aktvitas siswa pada siklus kedua sebesar 76,62.
Adapun perolehan hasil belajar matematika siswa pada siklus I dan Siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 10 Hasil Belajar Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Pecahan
Pada Siklus I dan Siklus II No.
Hasil Tes Nilai
Siklus I Siklus II
1. Nilai terendah
18 20
2. Nilai tertinggi
100 100
3. Rata-rata nilai tes
68,41 76,03
4. Jumlah siswa yang tuntas
20 23
5. Persentase ketuntasan belajar klasikal
68.97 79,31
Gambar 12 Grafik Hasil Belajar Matematika Siswa
Grafik Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I dan Siklus II
SIKLUS 1 SIKLUS 2
Peningkatan keaktifan siswa dari siklus I sampai siklus II diiringi dengan meningkatnya hasil belajar matematika siswa. Berdasarkan tabel 4.6
dapat diketahui adanya peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Banyaknya siswa yang tuntas belajar pada siklus I sebanyak 20 siswa 68,97
sedangkan siswa yang tuntas belajar pada siklus II sebanya 23 siswa 79,31. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari
siklus I ke siklus II serta tercapainya indikator keberhasilan yaitu nilai rata- rata kelas
≥ 65 dan siswa yang mencapai nilai ≥ 65 mencapai ketuntasan sebanyak 75 dari jumlah siswa dalam kelas.
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui nilai rata-rata matematika kelas meningkat setelah diterapkan pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM.
Rata-rata tes hasil belajar siklus I sebesar 68,41 dan meningkat pada siklus II menjadi 76,03, hal ini berarti rata-rata hasil belajar matematika mengalami
peningkatan sebesar 7,62 poin. Berdasarkan hasil analisis dan observasi, data yang diperoleh
menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika pada materi pecahan dengan penerapan pendekatan PAIKEM mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus II secara berurutan yaitu 62,14 dan 76,62. Indikator keberhasilan aktivitas siswa pada penelitian tindakan kelas
ini ditetapkan sebesar 75. Berdasarkan indikator tersebut, maka aktivitas siswa tercapai pada siklus II. Aktivitas siswa pada siklus I belum optimal.
Penerapan pendekatan paikem ini bagi siswa masih merupakan hal baru. Walaupun mereka sudah pernah melakukan pembelajaran kelompok dan
pembelajaran yang berpusat pada aktivitas siswa. Pada saat diskusi masih banyak siswa yang tidak serius dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan
lembar kegiatan siswa. Pada pembelajaran siklus I diperoleh data bahwa masih banyak siswa
yang proses belajarnya belum optimal, keaktifan siswa dalam siklus ini masih belum merata hanya siswa-siswa tertentu saja yang terlihat aktif dalam
pembelajaran, pada saat diskusi kelompok pelaksanaannya belum berjalan dengan optimal, siswa masih tampak malu, enggan, dan takut salah dalam
bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat dan memberikan tanggapan. Hal tersebut diduga karena siswa belum terbiasa pada penerapan
pendekatan PAIKEM. Pada siklus II keaktifan siswa hampir merata, hanya siswa-siswa tertentu saja yang kurang aktif dalam pembelajaran. Pada saat
pembelajaran dan diskusi kelas pelaksanaannya sudah berjalan dengan baik, sehingga guru tidak lagi mendominasi pembelajaran. Sebagian besar siswa
mulai berani bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat dan memberi tanggapan.
Pada siklus II ini guru lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran, terutama siswa-
siswa yang belum aktif dengan menunjuk dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan
pendapat dan memberikan tanggapan juga dengan memotivasi siswa untuk terlibat dalam pembelajaran, hal tersebut cukup efektif, karena aktivitas
pembelajaran tidak didominasi oleh siswa yang pandai saja. Selain itu berdasarkan hasil analisis aktivitas belajar siswa yang
berkembang sangat baik yaitu aktivitas mengerjakan latihan soal, membuat catatanringkasan materi dan melakukan kegiatan sesuai dengan lembar
kegiatan siswa. Ketiga aktivitas ini tidak hanya mengalami peningkatan tetapi juga hampir maksimal. Pada siklus I masih terdapat beberapa siswa yang
tidak mengerjakan latihan soal. Hal ini selain dikarenakan mereka tidak serius dalam belajar, juga mereka mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal
yang diberikan. Pada siklus II ketiga aktivitas ini rata-rata persentasenya hampir mencapai maksimal, aktivitas mengerjakan latihan soal pada siklus
kedua mencapai nilai maksimal yaitu 100. Keaktifan belajar siswa ternyata memberi pengaruh terhadap hasil
belajarnya. Hasil belajar yang diperoleh dalam penelitian ini juga mengalami peningkatan yang cukup baik. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
menyebabkan interaksi yang baik antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa yang lain, aktivitas merupakan hal yang sangat penting dalam
peningkatan prestasi belajar.
Berdasarkan hasil wawancara guru terhadap pembelajaran matematika yang menerapkan pendekatan paikem, baik pada siklus I maupun siklus II,
guru menyatakan setuju bahwa dengan penerapan pendekatan paikem pada materi pecahan dapat meningkatkan aktivitas siswa. Guru yang juga
mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar, melihat bahwa siswanya memang lebih aktif. Termasuk sikap saling menghargai pendapat orang lain
semakin baik, sehingga baik siswa yang berkemampuan tinggi maupun rendah ikut memberikan andil dalam usaha memahami materi pelajaran
secara bersama. Dilihat dari hasil pengamatan, catatan lapangan, dokumentasi dan tes
hasil belajar pada setiap akhir siklus, terlihat bahwa penerapan pendekatan PAIKEM dalam pembelajaran matematika pada materi pecahan dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dan juga memberikan kontribusi terhadap hasil belajar matematika yang diperoleh siswa kelas V MI Al-
Mursyidiah Pamulang.
2. Pembahasan Hasil Temuan
Penerapan pendekatan PAIKEM dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan keaktifan siswa, karena siswa melakukan kegiatan yang
beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti tidak semata-mata hanya menerima informasi atau
pelajaran dari guru. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah dan Rahayu Kariadinata1 bahwa PAIKEM merupakan pendekatan
mengajar approach to teaching yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian
rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah
menyerap pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan. Pada prosesnya, timbul rasa keingintahuan siswa sehingga timbul sebuha pertanyaan, ide serta
1
Muhibbin Syah Rahayu Kariadinata. 2009. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan PAIKEM. Bandung: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati
Bandung, h.1.
cara pemecahan permasalahan yang berbeda-beda. Dengan demikian diperlukan keaktifan siswa pada proses pembelajaran. Berdasarkan hasil
pengamatan dan catatan lapangan, terlihat bahwa keaktifan siswa lebih baik dibandingkan sebelum dilakukan penelitian.
Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan paikem, memberikan pengaruh terhadap prestasi
belajar matematika siswa yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua. Proses
pembelajaran yang berlangsung menuntut siswa untuk berperan aktif, guru memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk berpendapat sesuai
dengan temuannya masing-masing dalam kegiatan pembelajaran untuk membangun pengetahuan siswa. Penerapan pendekatan paikem dalam
pembelajaran matematika melibatkan siswa secara langsung dengan berbagai kegiatan, selain itu melatih kemandirian siswa dalam belajar termasuk
keterampilan mencari dan memanfaatkan informasi. Dengan demikian selama proses pembelajaran akan mengajak siswa lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif
dan menyenangkan, sehingga dalam pelaksanaannya siswa dapat
memecahkan permasalahan, dengan kata lain dapat membantu siswa untuk memahami konsep dari materi yang dipelajari. Dengan pemahaman konsep
yang baik siswa menjadi lebih percaya diri untuk menyelesaikan latihan soal. Berdasarkan hasil tes akhir akhir siklus I dan siklus II, rata-rata hasil belajar
matematika siswa mengalami peningkatan, begitupun dengan jumlah siswa yang tuntas belajar mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Hal ini didukung oleh beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian Indarti Relik 2005 yang berjudul ”Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Turunan Andong Boyolali Pokok Bahasan Bangun Ruang dengan Model PAKEM Melalui Penggunaan Alat Peraga
Matematika Buatan Siswa”, Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Mipa, Universitas Negeri Semarang, menunjukkan bahwa pembelajaran
matematika dengan model PAKEM melalui penggunaan alat peraga matematika buatan siswa dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa
dalam pembelajaran. Begitupun dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggun Eko Ferianto 2009 yang berjudul “Penerapan PAKEM untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SDN Sindurejo 01 Kabupaten Malang” Skripsi Jurusan S 1 Pendidikan Guru
Sekolah Dasar FIP Universitas Negeri Malang, dapat disimpulkan bahwa penerapan PAKEM pada pembelajaran matematika meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa. Dengan demikian penelitian ini sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu terdapat peningkatan aktivitas
maupun hasil belajar siswa.
82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan pendekatan PAIKEM pada proses pembelajaran matematika
materi pecahan dapat meningkatkan aktivitas siswa. Aktivitas siswa pada siklus I sebesar 62,14. Sedangkan aktivitas siswa pada siklus II
mencapai 76,62. Dengan demikian aktivitas siswa tergolong baik. Aktivitas siswa yang berkembang dengan baik meliputi kemampuan siswa
dalam memberikan tanggapan dalam diskusi, mempresentasikan hasil kerja dan diskusi di depan kelas, menanggapi jawaban teman, mengerjakan
soal di papan tulis, menyanggah pendapat teman lain saat diskusi dan mendengarkanmemperhatikan pendapat teman lain saat diskusi.
2. Pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM juga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa, hal ini terlihat pada siklus I siswa yang
memperoleh nilai 65 atau lebih sebanyak 20 siswa, atau dengan kata lain ketuntasan klasikalnya sebesar 68,97. Sedangkan pada siklus II siswa
yang memperoleh nilai 65 atau lebih sebanyak 23 siswa 79,31. Nilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar 68,4, sedangkan nilai rata-rata siswa
pada siklus II sebesar 76,03.
B. Saran
Berdasarkan pengamatan peneliti selama melaksanakan penelitian tindakan kelas pada kelas V MI Al-Mursyidiah Pamulang, peneliti
memberikan saran sebagai berikut: 1. Pendekatan PAIKEM perlu dilaksanakan oleh guru karena dengan
pembelajaran tersebut dapat melatih siswa dalam mengembangkan aktivitas siswa, keterampilan siswa dalam berpikir dan bekerja sama secara
kelompok.