Bilangan Pecahan a. Pengertian Pecahan

Dari peragaan ini tampak bahwa hasil akhir adalah 4 3 , berarti 4 3 2 1 4 1   . Tempak pula bahwa 4 2 2 1  . Sehingga 4 3 4 2 4 1 2 1 4 1     . Bila peragaan ini diulang untuk pecahan-pecahan yang lain di mana penyebut dari pecahan yang dijumlah merupakan kelipatan dari penyebut-penyebut lain, maka anak akan mempunyai pengalaman bahwa bila menjumlah pecahan dengan penyebut tidak sama, supaya dapat memperoleh hasil maka penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu, yaitu dengan cara mencari pecahan senilainya. Peragaan dan soal di atas masih mudah, karena penyebut yang satu meupakan kelipatan dari yang lain. Bila permasalahan berkembang menjadi 6 1 8 3  maka anak harus mencari penyebut persekutuan. Kendala timbul bila anak belum belajar tentang KPK. Satu cara untuk membantu menentukan penyebut persekutuan adalah dengan mendaftar pecahan- pecahan yang senilai untuk setiap pecahan. Sehinngga anak mempunyai pengalaman untuk memperoleh penyebut yang nilainya paling kecil yang tepat untuk diambil. Ketika siswa memeriksa kedua daftar tersebut, mereka menemukan bahwa beberapa pecahan mempunyai penyebut yang sama dilingkari. Halini akan membantu anak menyadari bahwa terdapat lebih dari satu pasang penyebut persekutuan untuk kedua pecahan. Salah satu pasangan yang penyebutnya nilainya kecil ternyata penyebutnya merupakan KPK dari kedua penyebut dapat digunakan untuk menjumlahkan atau mengurangi pasangan pecahan yang tidak sama penyebutnya 1. Dengan mengalikan kedua penyebut  rumus 1 2. Dengan menentukan KPK nya  rumus 2 contoh di atas KPK dari 6 dan 8 adalah 24 3 Pengurangan pecahan dengan penyebut yang sama Rumus: Pengurangan pecahan dapat juga diragakan dengan model kongkrit.  Dengan menggunakan luas daerah Luas daerah yang diarsir semula adalah 35 Dihapus arsirannya 15 menjadi 25 Jadi 5 2 5 1 5 3   Contoh peragaan diperluas sehingga anak mempunyai pengalaman- pengalaman yang banyak. Dari peragaan-peragaan dapatlah disimpulkan bahwa pengurangan pecahan yang berpenyebut sama dapat dilakukan dengan mengurangkan pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap.  Dengan menggunakan garis bilangan Catatan: garis tebal menggambarkan hasilakhir Untuk pecahan yang penyebutnya tidak sama, dengan cara disamakan penyebutnya lebih dahulu, seperti pada operasi penjumlahan. 4 Perkalian Bilangan Pecahan Dalam perkalian bilangan pecahan pembilang dikalikan dengan pembilang; penyebut dikalikan dengan penyebut.  Perkalian bilangan pecahan dengan bilangan bulat Rumus: Contoh:  Perkalian bilangan dengan bilangan pecahan  Perkalian bilangan pecahan dengan bilangan pecahan campuran Contoh: 5 Pembagian Bilangan Pecahan  Pembagian bilangan pecahan dengan bilangan pecahan Rumus: Menjadi perkalian dengan bilangan keduanya pembilang dan penyebutnya ditukar Contoh:  Pembagian bilangan pecahan biasa dengan bilangan pecahan campuran Contoh: Bilangan pecahan campuran dibuat dulu menjadi bilangan pecahan biasa  Pembagian bilangan cacah dengan bilangan pecahan Contoh: Bilangan cacah diubah menjadi bilangan pecahan dengan penyebutnya mengikuti penyebut bilangan kedua 6 Megubah Bentuk Pecahan Satu ke Bentuk Pecahan yang Lain  Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Pecahan Persen Persen artinya perseratus, sehinnga nama pecahan biasa yang penyebutnya seratus dapat diartikan dengan lambangnya untuk persen adalah . Dengan demikian untuk mengubah pecahan biasa menjadi pecahan persen, dicari lebih dahulu pecahan senilainya yang penyebutnya 100.  Mengubah Bilangan Pecahan Menjadi Desimal Untuk mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal, dicari terlebih dahulu pecahan senilainya yang penyebutnya berbasis sepuluh persepuluhan, perseratusan, perseribuan dan sebagainya Contoh: dibaca nol koma lima dibaca nol koma dua lima 7 Pecahan dalam perbandingan dan skala Pecahan mempunyai arti perbandingan. Pecahan sebagai perbandingan dengan keseluruhan jumlah benda dalam suatu kumpulan. Mari kita perhatikan gambar berikut. Lingkaran hitam “ada 2 dari 5” ditulis 5 2 . Dapat juga dikatakan “lingkaran hitam” berbanding “semua” adalah “2 berbanding 5”, ditulis 2 : 5. Jadi, 5 2 mempunyai nilai yang sama dengan 2 : 5. Semua ada 5, terdiri atas “yang hitam” 2, “yang putih” 3. Dapat dikatakan “yang hitam” berbanding “yang putih” sebagai 2 : 3. Ditulis” hitam : putih = 2:3”. Contoh: Jumlah kelereng A ada 36 butir dan kelereng B ada 20 butir. Bagaimana perbandingan kelereng A dan kelereng B? Jawab Kelereng A : B = 36 : 20 = 9 : 5 Perbandingan harus dinyatakan dengan bilangan yang sederhana. Oleh karena itu, 36 : 20 menjadi 9 : 5, 42 : 36 = 7 : 6, dan 51 : 34 = 3 : 2. Sedangkan skala merupakan perbandingan antara ukuran gambar dengan ukuran sebenarnya atau sesungguhnya. Contoh: Skala sebuah peta 1 : 1.500.000. Jarak kota A dan B pada peta 4 cm Berapa kilometer jarak sebenarnya antara kota A dan B? Jawab Jarak sebenarnya antara kota A dan B = 1.500.000 x 4 cm = 6.000.000 cm = 60 km.

5. Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif dan Menyenangkan a. Pengertian PAIKEM

Istilah PAIKEM lahir dan berkembang di Indonesia. Awal perkembangannya PAIKEM dikenal dengan PAKEM yang kemudian mengalami penambahan Inovatif. PAKEM atau PAIKEM sebenarnya lahir dari berbagai pendekatan yang berkembang selama ini, seperti SAL student active learning atau yang biasa kita kenal dengan CBSA cara belajar siswa aktif, dengan latar belakang teori pengajaran dan pengajarannya teaching and learning theory yang mendukung. 19 Pengertian PAIKEM sendiri merupakan kepanjangan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan sebagai: pendekatan mengajar approach to teaching yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. 20 Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM juga memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti tidak semata-mata “disuapi” guru. Di antara metode-metode mengajar yang amat mungkin digunakan untuk mengimplementasikan PAIKEM, ialah: 1 metode sort card, 2 metode the power of two; 3 metode mind mapping; 4 metode role play; dan 5 metode simulasi. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari pelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka 19 Dasim Budimansyah,dkk. PAIKEM Pendekatan Aktif, Kreatif, efektif, dan Menyenangkan. Bandung: PT. Genesindo, 2009, cet. ke-3, hal.7 20 Muhibbin Syah Rahayu Kariadinata. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan PAIKEM. Bandung: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2009, h.1. pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Inovasi dapat diartikan sebagai suatu yang baru dalam situasi sosial tertentu yang digunakan untuk menjawab atau memecahkan suatu masalah. Dilihat dari bentuk atau wujudnya “sesuatu yang baru” itu dapat berupa ide, gagasan, benda atau mungkin tindakan. Sedangkan dilihat dari maknanya, sesuatau yang baru itu bisa benar-benar baru yang belum tercipta sebelumnya yang kemudian disebut dengan invention. Proses invention, misalkan penerapan metode atau pendekatan pembelajaran yang benar-benar baru dan belum dilaksanakan dimanapun untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran 21 . Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa. Secara garis besar, gambaran PAIKEM adalah sebagai berikut: 1 Dalam model pembelajaran ini siswa dituntut untuk terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui perbuatan. 2 Guru atau siswa dapat memunculkan ide-ide atau gagasan-gagasan baru dalam suatu pembelajaran. Dalam model pembelajaran ini siswa dan 21 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan KTSP, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009, cet. 2, h. 317. guru harus bisa lebih berinovasi dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar. 3 Guru menggunakan berbagai alat bantu tidak hanya dalam ruang lingkup kelas, tetapi juga bisa membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. Karena siswa akan bisa menikmati belajar jika diterapkan hal-hal yang berbau alamiah. 4 Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’. Anak kebanyakan jika tidak ada tuntutan tidak akan muncul keinginan untuk membaca, maka dengan cara ini siswa diharapkan bisa meluangkan waktu yang tersedia untuk sedikit membaca. 5 Guru dapat menerapkan berbagai cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, salah satunya dengan cara belajar kelompok. 6 Guru mendorong dan memotivasi siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

b. Unsur-unsur PAIKEM

Dalam PAIKEM terdapat 5 unsur utama, yaitu: 22 1 Aktif, 2 Inovatif, 3 Kretif, 4 Efektif, dan 5 Menyenangkan. Sedangkan huruf “P” merupakan pembelajaran yang didefinisikan sebagai pengorganisasian atau penciptaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada peserta didik. Dengan demikian pada waktu peserta didik belajar, pilar-pilar PAIKEM berikut harus dirancang: 22 Indrawati dan Wawan Setiawan, Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan untuk guru SD,Jakarta: PPPPTK IPA, 2009, hal. 12. 1 Pembelajaran Aktif, dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif mengajukan pertanyaan, mengemukakan gagasan, dan mencari data dan informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah. 23 Keaktifan siswa ini pun dapat dilihat dari jenis komunikasinya, jenis komunikasi seperti ini dimaksudkan untuk mengembangkan gagasan, kreatifitas, dan utamanya untuk mencapai efektivitas komunikasi pembelajaran baik secara mandiri maupun kelompok. 2 Pembelajaran Inovatif, McLeod dalam Indrawati dan Wawan Setiawan mengartikan inovasi sebagai: “something newly introduced such as method or device”. Berdasarkan pengertian ini, segala aspek metode, bahan, perangkat dan sebagainya dipandang baru atau bersifat inovatif apabila metode dan sebagainya itu berbeda atau belum dilaksanakan oleh seorang guru meskipun semua itu bukan barang baru bagi guru lain. Pembelajaran inovatif dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila dilakukan dengan cara mengintegrasikan media atau alat bantu terutama yang berbasis teknologi barumaju ke dalam proses pembelajaran tersebut. Sehingga, terjadi proses renovasi mental, di antaranya membangun rasa pecaya diri siswa. Penggunaan bahan pelajaran, software multimedia, dan microsoft power point merupakan salah satu alternatif. 3 Pembelajaran Kreatif, yaitu Kreatif creative berarti menggunakan hasil ciptaan atau kreasi baru atau yang berbeda dengan sebelumnya. Pembelajaran yang kreatif mengandung makna tidak sekedar melaksanakan dan menerapkan kurikulum. Kurikulum memang merupakan dokumen dan rencana baku, namun tetap perlu dikritisi dan dikembangkan secara kreatif. Dengan demikian, ada kreativitas pengembangan kompetensi dan kreativitas dalam pelaksanaan 23 Dasim Budimansyah,dkk. PAIKEM Pendekatan Aktif, Kreatif, efektif, dan Menyenangkan. Bandung: PT. Genesindo, 2009, cet. ke-3, hal.70

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

EKSPERIMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

0 2 2

EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA MTs KABUPATEN KLATEN

1 5 112

PENERAPAN PENDEKATAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SD DALAM MEMODELKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN.

0 1 32

PENERAPAN PENDEKATAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SD DALAM MEMODELKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN.

1 3 5

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA PADA POKOK BAHASAN PERBANDINGAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP Darussalam Surakarta).

0 0 6

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA.

0 0 7

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PTK Pembelajaran Matematika Kelas IV SD Negeri 01 Langensari).

0 0 9

PENDAHULUAN PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN HUMANISTIS (PTK di SD Karangtalun 02 Tanon).

0 1 9

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN HUMANISTIS (PTK di SD Karangtalun 02 Tanon).

0 1 12