Umur Masa Kerja KERANGKA TEORI

44 suka bergaul, aktif, banyak bicara, orientasi pada orang lain, optimis, terbuka terhadap perasaannya,penuh kasih sayang Extraversion pendiamsuka menyendiri, sederhana,tidak berlebihan dalam kesenangan, menjauhkan diri, orientasi pada tugas, pemalu, serius memiliki rasa ingin tahu yang besar, minat yang luas, kreatif, modern Openness konvensionilbiasa, sederhana, minat yang menetap, tidak artistik, tidak analitis, rendah hati, menjaga tradisi lembut hati, baik hati, mudah percaya, penolong, pemaaf, penurut, jujur Agreebleness suka mengejek, tidak sopan, kasar, curiga, tidak kooperatif, pendendam, bengiskejam, cepat marah, suka memerintah, manipulatif mengatur, dapat diandalkan, pekerja keras, disiplin diri , rapi, ambisius, tekunkeras hati Conscientiousness tanpa tujuan, tidak dapat diandalkan, lalai, pemalas, tidak perhatiancuek, ceroboh, kemauan yang lemah, hedonistik Sumber : Costa McCrae, 1992, Pervin, Cervone John, 2005

2.8. Umur

Umur mempengaruhi stres pada kebanyakan orang dalam melewati tahap- tahap kehidupan dan respon terhadap stres pun berbeda-beda. Cooper, 1987. Pekerja mungkin menjadi kurang kompeten setelah usia mereka menginjak empat puluh. Pengurangan itu cenderung pada tugas yang menekankan kecepatan, 45 seperti misalnya kecepatan respon otot atau persepsi visual. Berhubungan dengan kematangan seseorang secara psikologis maupun fisik. Pekerja yang umurnya lebih tua sering gagal untuk mempelajari keahlian baru secara besar karena mereka tidak percaya pengetahuan diperlukan, daripada karena kurangnya kemampuan mereka. Minner, 1992. Ketika mempelajari situasi stres di tempat kerja, peneliti berkonsentrasi baik pada pekerja muda yang baru saja mulai bekerja, atau pekerja yang sudah tua baik yang mendekati atau setelah pensiun. Kemampuan subjek untuk beradaptasi dengan stres dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang ia lakukan sebelumnya. Pekerja dengan usia yang lebih tua dianggap mampu beradaptasi dengan pekerjaan mereka. Cooper, Kalimo, El- Batawi, 1987. Jika dihubungkan dengan karir kerja, umur juga dapat menimbulkan stres pada pekerja. Sebagai contoh, saat berumur 33 tahun, seorang pekerja yang menduduki posisi manajemen di tingkat menengah berharap akan mendapatkan posisi yang lebih tinggi dibandingkan posisi tersebut. Dan pada beberapa individu pada usia 43 tahun telah menempati posisi yang tinggi di dalam managemen. Tekanan-tekanan dalam karir tersebut menimbulkan stres pada beberapa individu. Altman, Valenzi, Hodgetts, 1985.

2.9. Masa Kerja

Menurut Nitisemito 1996, dalam Oktafiyani, 2009 senioritas atau sering disebut dengan istilah “length of service” atau masa kerja adalah lamanya seorang karyawan menyumbangkan tenaganya pada perusahaan tertentu. Sejauh mana 46 tenaga kerja dapat mencapai hasil yang memuaskan dalam bekerja tergantung dari kemampuan, kecakapan dan ketrampilan tertentu agar dapat melaksanakan pekerjaanyan dengan baik. Pada suatu penelitian mengenai stres kerja pada pekerja Call Center Ismar, Amri, Sostrosumihardjo, 2011 didapatkan hasil bahwa masa kerja lebih dari 2 tahun bersifat protektif terhadap stres kerja risiko 0,22 dibandingkan dengan masa kerja 6 bulan sampai 2 tahun. Hal ini mungkin terjadi karena selama 2 tahun pertama, pekerja masih berada dalam tahap penyesuaian dengan kondisi lingkungan kerja, sehingga mekanisme coping terhadap stres belum optimal. Namun, setelah masa kerja 2 tahun, penyesuaian pekerja terhadap kondisi lingkungan kerja menjadi lebih baik dan mekanisme coping terhadap stres kerja telah optimal. Tetapi berbeda dengan mereka, penelitian oleh Ivancevich mengemukakan hasil yang berbeda, yaitu stres kerja menjadi semakin meningkat dengan bertambahnya masa kerja didapatkan hubungan bermakna pada tahun kedua sampai kelima bekerja dan pada kelompok masa kerja di atas 11 tahun. Pada masa kerja pada polisi dihubungkan dengan adaptasi dengan pekerjaan dan kenaikan jabatan karir dalam pekerjaannya.

2.10. Polisi Republik Indonesia