109
signifikan. Sehingga dapat disimpulkan pada variabel ini, hipotesis 2a ditolak yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan time based conflict terhadap stres
kerja pada polisi lalu lintas. b. Pada variabel strain based conflict diperoleh nilai koefisien regresi sebesar
0,.053 dan signifikansi sebesar 0.509, yang berarti bahwa variabel strain based conflict secara positif mempengaruhi stres kerja pada polisi lalu lintas tetapi
tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan pada variabel ini, hipotesis 2b ditolak yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan antara strain based conflict
terhadap stres kerja pada polisi lalu lintas. c. Pada variabel behavior based conflict diperoleh nilai koefisien regresi sebesar
0.076 dan signifikansi sebesar 0.402, yang berarti bahwa variabel behavior based conflict secara positif mempengaruhi stres kerja pada polisi lalu lintas
tetapi tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan pada variabel ini, hipotesis 2c ditolak yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan behavior based conflict
terhadap stres kerja pada polisi lalu lintas.
4.2.4. Uji Hipotesis 3
Dalam pengujian hipotesis 3 yaitu ada pengaruh yang signifikan antara pengembangan karir terhadap stres kerja pada polisi lalu lintas, peneliti
melakukan regresi seperti yang dijelaskan sebelumnya lihat tabel 4.6. Pada hasil regresi tersebut peneliti memperoleh hasil bahwa pengembangan karir memiliki
nilai koefisien regresi sebesar 0.172 dan signifikansi sebesar 0.043, yang berarti
110
bahwa variabel pengembangan karir secara positif mempengaruhi stres kerja pada polisi lalu lintas dan signifikan. Karena itu dapat diartikan bahwa semakin tinggi
pengembangan karir maka semakin tinggi stres kerja pada polisi lalu lintas. Sehingga dapat disimpulkan pada variabel ini, hipotesis 3 diterima yaitu ada
pengaruh yang signifikan pengembangan karir terhadap stres kerja pada polisi.
4.2.5. Uji Hipotesis 4
Dalam pengujian hipotesis 4 yaitu ada pengaruh yang signifikan iklim organisasi terhadap stres kerja pada polisi lalu lintas, peneliti melakukan regresi
seperti yang dijelaskan sebelumnya lihat tabel 4.6. Pada hasil regresi tersebut peneliti memperoleh hasil bahwa iklim organisasi memiliki nilai koefisien regresi
sebesar 0,.216 dan signifikansi sebesar 0.066, yang berarti bahwa variabel iklim organisasi secara positif mempengaruhi stres kerja pada polisi lalu lintas tetapi
tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan pada variabel ini, hipotesis 4 ditolak yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan iklim organisasi terhadap stres kerja
pada polisi lalu lintas.
4.2.6. Uji Hipotesis 5
Dalam pengujian hipotesis 5 yaitu ada pengaruh yang signifikan tipe kepribadian Big Five yang terdiri dari agreeableness, conscientiousness,
neuroticism, extraversion dan openness terhadap stres kerja pada polisi lalu lintas, peneliti melakukan regresi seperti yang dijelaskan sebelumnya lihat tabel 4.6.
Pada hasil regresi tersebut peneliti memperoleh hasil bahwa tipe kepribadian Big
111
Five yang terdiri dari agreeableness, conscientiousness, neuroticism, extraversion dan openness memiliki nilai koefisien regresi dan signifikansi sebagai berikut :
a. Pada variabel tipe kepribadian agreeableness diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.217 dan signifikansi sebesar 0.057, yang berarti bahwa variabel tipe
kepribadian agreeableness secara negatif mempengaruhi stres kerja pada polisi lalu lintas dan tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan pada variabel ini,
hipotesis 5a ditolak yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan tipe kepribadian agreeableness terhadap stres kerja pada polisi lalu lintas.
b. Pada variabel tipe kepribadian conscientiousness diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.007 dan signifikansi sebesar 0.953, yang berarti bahwa
variabel tipe kepribadian conscientiousness secara positif mempengaruhi stres kerja pada polisi lalu lintas tetapi tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan
pada variabel ini, hipotesis 5b ditolak yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan tipe kepribadian conscientiousness terhadap stres kerja pada polisi lalu lintas.
c. Pada variabel tipe kepribadian neuroticism diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.057 dan signifikansi sebesar 0.539, yang berarti bahwa variabel tipe
kepribadian neuroticism secara positif mempengaruhi stres kerja pada polisi lalu lintas tetapi tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan pada variabel ini,
hipotesis 5c ditolak yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan tipe kepribadian neuroticism terhadap stres kerja pada polisi lalu lintas.
d. Pada variabel tipe kepribadian extraversion diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.001 dan signifikansi sebesar 0.990, yang berarti bahwa variabel tipe
112
kepribadian extraversion secara negatif mempengaruhi stres kerja pada polisi lalu lintas dan tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan pada variabel ini,
hipotesis 5d ditolak yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan tipe kepribadian extraversion terhadap stres kerja pada polisi lalu lintas.
e. Pada variabel tipe kepribadian openness diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.012 dan signifikansi sebesar 0.907, yang berarti bahwa variabel
kepribadian openness secara negatif mempengaruhi stres kerja pada polisi lalu lintas dan tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan pada variabel ini,
hipotesis 5e ditolak yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan kepribadian openness terhadap stres kerja pada polisi lalu lintas.
4.2.7. Uji Hipotesis 6