82
pengamatan bahwasanya daerah Tapanuli Selatan merupakan sedimen aluvium dengan tekstur lapisan bervariasi antara lempung berpasir, kerikil sedikit
mengandung lempung, dan tanah ini merupakan endapan sungai, sedangkan tanah asli merupakan tanah lempung napalan marl clay soils yang cukup keras.
3.4. Gempa Nias dan Gempa Aceh
3.4.1. Gempa Nias
Belajar gempa Nias 28 Maret 2005 yang besarnya 8,7 Skala Richter dengan kedalaman 25,80 km dimana pusat gempanya berada di lautan Hindia diantara pulau
Nias dan Pulau Simelu, maka kota-kota yang terkena dampak kerusakan mulai dari berat sampai ringan. Ukuran berat dan ringan tergantung dari pada jarak epicenter
s, kedalaman gempa h dan tinggi bangunan H. Untuk kota Gunung Sitoli memang sangat dekat dengan epicenter.
Ciri khas kerusakan pada bangunan di Gunung Sitoli dan sekitarnya adalah sebagai berikut :
1. Untuk bagunan ditengah kota banyak yang rusak hampir rata dengan tanah,
dimana kolomnya patah sehingga pelat lantai saling bertindih atau disebut juga kerusakan tipe sandwich. Kerusakan dengan tipe ini banyak dijumpai pada
gempa-gempa sebelumnya seperti, gempa di Mexico City tahun 1982 dengan besar gempa 8.2 skala Richter, ataupun gempa di Liwa tahun 1992 dengan
ukuran gempa 5.4 skala Richter. Kerusakan tipe sandwich diakibatkan oleh
Universitas Sumatera Utara
83
karena kolom bangunan tidak sanggup lagi memikul gempa karena kelebihan berat yang dipikul atau kolomnya terlalu kecil. Untuk mecegah agar tidak terjadi
kerusakan seperti ini ukuran kolom harus lebih besar ukuran dari baloknya, bukan sebaliknya.
2. Kerusakan akibat ada soil liquefaction, yakni bahwa pada tanah dibawah pondasi
ada kandungan pasir jenuh air sehingga banyak bangunan yang terjerembab dari empat lantai menjadi 2 lantai. Ditandai juga dengan miringnya bangunan dan ada
juga lantainya yang menggelembung. 3.
Kerusakan pada jembatan, dimana pondasinya terguling dan tergeser dan ada juga abutmentnya yang menjadi berjauhan sehingga girdernya jatuh.
3.4.2. Gempa Aceh
Gempa tanggal 26 Desember 2004 yang menimbulkan tsunami terjadi pada pagi hari sekitar pukul 7,58 pagi dengan kedalaman fokus sekitar 30 km dan
termasuk gempa dangkal. Sedangkan epicenter terletak sekitar 255 km dari kota Banda Aceh, 310 km dari Kota Medan. Kerusakan bangunan akibat gempa sewaktu
terjadinaya gempa aceh, ada beberapa bangunan yang terlebih dahulu rusak walaupun daerah tersebut tidak kena tsunami. Type kerusakan bangunan akibat
gempa di Banda Aceh adalah sebagai berikut : 1.
Kerusakan sandwich
Universitas Sumatera Utara
84
2. Kolom Patah, Sebagian Miring
3. Bangunan Retak Pada Dinding
4. Air Minum Terganggu
5. Menara Telekomunikasi Tumbang
6. Jalan Terputus
7. Terjadinya Kelongsorang Tebing
Universitas Sumatera Utara
85
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Umum
Hal yang paling fundamental untuk masukan pada analisa hazard gempa adalah proses dari pengolahan data gempa di daerah yang akan ditinjau. Data kegempaan
tersebut harus memuat data tentang lokasi, waktu kejadian gempa dan besarnya gempa yang pernah tejadi. Pengolahan data gempa ini mensyaratkan bahwasanya
apabila dalam satu tahun terdapat beberapa kejadian gempa yang sama untuk satu daerah, maka data gempa yang dipergunakan adalah data gempa berdasarkan nilai
magnitude yang paling besar. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dengan tahapan sebagai
berikut : 1.
Menentukan lokasi titik fokus atau titik sumber gempa berdasarkan letak lintang dan bujurnya.
2. Mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk mengetahui kondisi kegempaan
yang pernah terjadi sebelumnya, yang terdiri dari waktu kejadian gempa dari tahun 1907 – 2007, besarnya magnitudenya, jarak episenternya, serta
kedalamannya yang diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika BMG atau
Universitas Sumatera Utara