Rambat gelombang satu dimensi Perpindahan harmonik

57 Untuk memperoleh hasil analisis yang lengkap, permasalahan interaksi antara tanah dan struktur, harus memperhitungkan respon dari struktur pada saat teriadi gempa yang pergerakannya bervariasi dari satu titik ke titik lainnya antara batuan dasar ke permukaan tanah. Permasalahan tersebut dalam analisis diidealisasi dengan menganggap pergerakan tanah di sekitar struktur adalah akibat rambatan vertikal gelombang badan body wave dari formasi tanah yang lebih kaku. Kontrol pergerakan control motion yang dispesifikasi untuk suatu titik di lapangan dapat dijadikan acuan untuk menentukan pergerakan tanah pada suatu kedalaman, seperti pada perbatasan antara tanah dan batuan. Untuk keperluan tersebut dapat digunakan teori amplifikasi. Pergerakan yang dihitung pada kedalaman tersebut digunakan sebagai data masukan input pergerakan tanah pada model sistem elemen hingga antara tanah dengan struktur. Analisis dilakukan secara interaktif untuk memperoleh regangan yang sesuai dengan karakteristik tanah yang non-linier melalui prosedur anlisis linier Seed dan Idriss, 1970. Prosedur ini dikenal juga dengan nama metode linier ekivalen equivalent linier method. Untuk memperolah harga damping ratio yang diinginkan, dapat digunakan metode analisis respon kompleks.

2.10.1. Rambat gelombang satu dimensi

Selama berlangsungnya gempa, terjadinya perambatan gelombang sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah setempat. Hampir semua peneliti mengambil asumsi Universitas Sumatera Utara 58 bahwa respon utama yang terjadi disebabkan oleh perambatan gelombang geser dari batuan dasar base rock ke permukaan tanah. Salah satu teori rambatan gelombang yang dipakai adalah teori rambatan gelombang geser harmonik satu dimensi. Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Kanai 1951, dan dikembangkan lebih lanjut oleh Schnabel, Lysmer, dan Seed 1972. Asumsi dasar yang digunakan dalam teori ini adalah : 1. Sistem tanah panjangnya tidak terbatas 2. Setiap lapisan pada sistem telah diketahui shear modulus-nya, damping ratio- nya, density serta ketebalannya. 3. Respon yang terjadi pada sistem disebabkan oleh rambatan gelombang geser yang berasal dari batuan dasar 4. Gelombang geser diberikan dalam bentuk percepatan dengan interval waktu yang sama 5. Tegangan yang terjadi tergantung kepada shear modulus dan damping ratio yang dihitung dengan prosedur persamaan linier mengacu pada harga rata-rata tingkat tegangan di setiap lapisan. Rambatan vertikal gelombang geser di setiap lapisan tanah merupakan rambatan gelombang yang menyebabkan perpindahan dalam arah horizontal saja. Pemodelan tersebut dapat ditulis dengan persamaan : u = ux,t 2.33 Universitas Sumatera Utara 59 Yang harus memenuhi persamaan gelombang : t x u η x u G t u ρ 2 3 2 2 2 2 ∂ ∂ ∂ + ∂ ∂ = ∂ ∂ 2.34 dimana : u = perpindahan ρ = massa jenis kepadatan media G = modulus geser η = viskositas media

2.10.2. Perpindahan harmonik

Perpindahan harmonik harmonic displacement dengan frekuensi ω dapat ditulis dalam bentuk : ux,t = Ux . e i ωt 2.35 Substitusi Persamaan 2.35 ke Persamaan 2.34 memberikan suatu persamaan differensial berikut : G + i ω η 2 2 x U ∂ ∂ = ρ ω 2 U 2.36 Yang mempunyai solusi umum : Ux = E . e ikx + F . e ikx 2.37 Universitas Sumatera Utara 60 Dengan k didefinisikan sebagai : k 2 = η ω i G ω ρ 2 + = G ω ρ 2 2.38 k adalah bilangan complex wave, sedangkan G adalah modulus geser kompleks. Viskositas η dapat dihasilkan dari perkalian damping kritis β dan G, yang dirumuskan sebagai : η = 2 G . β 2.39 Pengujian pada beberapa material menunjukkan G dan β mendekati konstan pada daerah frekuensi, yang menjadi hal pokok yang perlu diperhatikan dalam analisis. Ini akan mempermudah mengekspresikan modulus geser kompleks dalam bentuk damping kritis yang konstan terhadap perubahan viskositas. G = G + i ω η = G 1 + 2 . iβ 2.40 Persamaan 2.35 dan 2.37 memberikan solusi untuk persamaan gelombang harmonik terhadap frekuensi, yang dinyatakan sebagai : Ux,t = E . e ikx + ωt + F . e -ikx - ω t 2.41 Bentuk pertama menyatakan perambatan gelombang searah dengan sumbu-x negatif ke atas, dan bentuk kedua menyatakan pantulan gelombang yang menjalar searah sumbu-x positif ke bawah. Persamaan 2.40 berlaku untuk tiap-tiap lapisan pada Gambar 2.15. Dengan memperkenalkan koordinat lokal sistem-x untuk tiap-tiap lapisan. Perpindahan pada bahagian atas dan bawah lapisan m adalah Universitas Sumatera Utara 61 Um x=0 = Em + Fm . e i ωt Um x=hm = Em . e i km hm + Fm . e i km hm . e i ωt 2.42 Tekanan geser pada sebuah permukaan horizontal adalah : τx,t = G x u ∂ ∂ − t x u 2 ∂ ∂ ∂ − G x u ∂ ∂ 2.43 Dengan mensubstitusikan turunan pertama Persamaan 2.40 terhadap variabel x kedalam Persamaan 2.43, diperoleh : τx,t = i k G E . e ikx + F . e ikx . e 2.44 Tekanan geser pada bagian atas dan bawah lapisan m secara berturut-turut adalah : τm x=0 = i km Gm Em + Fm . e i ωt 2.45 τm x=hm = i km Gm Em . e i kmhm − Fm . e i kmhm . e i ωt 2.46 Tegangan geser dan perpindahan displacement harus kontinu pada setiap permukaan lapisan. Sehingga dengan Persamaan 2.42,2.45, dan 2.46 : zE m+1 + F m+1 = E m . e i kmhm + F m . e −i k mhm 2.47 E m+1 − F m+1 = m 1 m m m G k G k + Em . e i kmhm + Fm . e −i kmhm 2.48 Dari pemisahan dan penjumlahan Persamaan 2.47 dan 2.48, diperoleh : E m+1 = ½ Em 1+αm . e i kmhm + Fm 1− αm . e −i kmhm 2.49 E m+1 = ½ Em1− αm . e i kmhm + Fm 1+αm . e i kmhm 2.50 Universitas Sumatera Utara 62 Dimana α m adalah complex impedence ratio yang tidak bergantung pada frekuensi, dan dapat ditulis sebagai : α m = 1 m 1 m m m G k G k + + = 2 1 1 m 1 m m m G ρ G ρ ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + + 2.51 Nomor Lapisan Sistem Koordinat Arah Pergerakan X X u1 u2 1 n n + 1 X un X +1 u +1 n n X +2 u +2 n n X u N N N Particle motion Incident wave Reflected wave Sifat-sifat Lapisan Gambar 2.95 Rambat Gelombang Sistem Satu Dimensi, Schanabel Et, al, 1972 Tegangan geser pada permukaan tanah sama dengan nol, sehingga jika τ 1 dan x 1 sama dengan nol, maka akan didapat E 1 = F 1 yaitu amplitudo insiden dan gelombang pantul yang selalu sama untuk setiap permukaan bebas. Mulai dengan Universitas Sumatera Utara 63 permukaan bebas, secara berulang menggunakan formula rekursi recursion formula Persamaan 2.49 dan 2.50 berpengaruh pada hubungan antara amplitudo pada lapisan m dan pada permukaan lapisan tersebut : E m = e m ω E l F m = f m ω F 1 Transfer fungsi e m dan f m akan lebih mudah untuk amplitudo E l dan E 2 = 1, dan dapat dihitung dengan mensubstitusikan kondisi ini kedalam rumus rekursi di atas. Transfer fungsi lain lebih mudah diperoleh dari fungsi e m dan f m . Fungsi transfer A n,m antara perpindahan pada level n dan m didefinisikan sebagai : A n,m ω = U m U n Dan dengan mensubstitusikan Persamaan 2.51, serta kedua fungsi transfer di atas akan diperoleh : A n,m ω = f f n m ω ω ω ω + + n m e e 2.52 Berdasarkan pada persamaan ini dapat ditemukan fungsi transfer A ω antara dua lapisan pada sistem. Sehingga jika gerakan diketahui pada suatu lapisan, maka gerakan pada lapisan lain dapat dihitung. Amplitude E dan F kemudian dapat dihitung untuk setiap lapisan pada sistem, strain, perpindahan, dan percepatan diperoleh dari fungsi displacement : Universitas Sumatera Utara 64 üx,t = 2 2 t δ u δ = − ω 2 E . e ikx + ωt + F . e -ikx - ω t 2.53 dan regangan dengan : Y = δx δu = i k E . e ikx + ωt + F . e -ikx - ω t 2.54

2.10.3. Pergerakan transien