25
2.4. Ukuran Gempa
Ukuran besar dari suatu gempa merupakan parameter penting, yang dapat dideskripsikan dengan beberapa cara berbeda. Sebelum berkembangnya
instrumentasi modern, metoda mengukur besarnya gempa didasarkan atas deskripsi kualitatif dan deskripsi kasar dari efek suatu gempa. Namun dengan keberadaan
seismograf dapat dikembangkan suatu ukuran gempa yang bersifat kuantitatif.
2.4.1. Intensitas gempa
Ukuran besarnya gempa yang paling tua adalah intensitas gempa. Intensitas adalah deskripsi kualitatif efek gempa pada suatu lokasi tertentu, yang didadasarkan
atas reaksi manusia dan kerusakan yang terjadi pada lokasi tersebut. Karena deskripsi kualitatif efek gempa tersedia dalam rekaman sejarah, maka konsep intensitas ini
dapat diberlakukan untuk mengestimasi besar dan lokasi gempa yang terjadi sebelum adanya instrumentasi kegempaan modern. Intensitas gempa sangat bermanfaat dalam
mengkarakterisasi tingkat perulangan gempa dengan ukuran yang berbeda di berbagai lokasi, yang merupakan suatu langkah kritis dalam mengevaluasi
kemungkinan resiko kegempaan. Intensitas dapat juga digunakan untuk memperkiraan tingkat kekuatan gerakan tanah strong ground motion, sebagai
perbandingan efek gempa pada daerah geografis yang berbeda, dan untuk mengestimasi kerugian yang diakibatkan oleh gempa.
Universitas Sumatera Utara
26
Skala intensitas Rossi-Forel RF, merupakan deskripsi intensitas gempa dengan nilai berkisar I
− X, yang dikembangkan pada tahun 1880-an dan telah digunakan selama bertahun-tahun. Namun negara-negara yang berbahasa Inggris
telah mengganti skala intensitas ini dengan skala intensitas Mercalli yang dimodifikasi MMI, Modified Mercalli Intensity yang awalnya dikembangkan oleh
seimologist Italia bernama Mercalli dan dimodifikasi pada tahun 1931 agar dapat
menggambarkan lebih baik kondisi-kondisi di California. Skala intensitas MMI mempunyai nilai I – XII sebagai berikut :
I : Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa
orang. II
: Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III : Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV : Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, malam hari dapat membangunkan orang, piring-piring pecah, jendela pintu gemeretak dan
dinding bergetar V : Getaran dirasakan oleh hampir semua orang; malam hari orang banyak
terbangun, piring-piring pecah, jendela-jendela pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang-barang besar tampak bergoyang, bandul
lonceng dapat berhenti.
Universitas Sumatera Utara
27
VI : Getaran dirasakan oleh semua orang; kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding retak dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan
ringan. VII : Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan
bangunan dan konstruksi yang baik sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retak-retak dan kemudian cerobong asap
pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan. VIII : Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat; retak-retak
pada bangunan yang kuat, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap dari pabrik-pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX : Kerusakan pada bangunan yang kuat rangkanya; rumah menjadi tidak lurus dan banyak retak-retak pada bangunan yang kuat. Rumah tampak agak
berpindah dari fondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus. X : Bangunan dari kayu yang kuat rusak; rangka-rangka rumah lepas dari
fondamennya; tanah terbelah; rel melengkung; tanah longsor ditiap-tiap sungai dan ditanah-tanah yang curam.
XI : Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri.; jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali; tanah terbelah; rel
sangat melengkung. XII : Hancur sama sekali. Gelombang tampak pada permukaan tanah.
Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
Universitas Sumatera Utara
28
Tabel 2.1 Perbandingan Beberapa Skala Intensitas Terhadap Modified Mercalli
Intensity MMI, Chen Scawthorn, 2003
a gals
MMI Modified
Mercalli R–F
Rossi–Forel MSK
Medvedev– Sponheur–Karnik
JMA Japan
Meteorological Agency
0.7 1.5
3.0 7.0
15 32
68
147 316
681
1468 3162
I II
III IV
V VI
VII VIII
IX X
XI XII
I I – II
III IV – V
V – VI VI – VII
VIII – VIII+ to IX–
IX+ X
– –
I II
III IV
V VI
VII VIII
IX X
XI XII
I II
II–III III
IV IV–V
V V–VI
VI VII
Jawatan Meteorologi Jepang JMA, Japanese Meteorological Agency memiliki skala intensitasnya sendiri, yang terdiri dari 7 tujuh tingkatan berdasarkan
pengamatan gempa yang terjadi di Jepang, sementara skala intensitas Medvedev- Spoonheuer-Karnik MSK
yang dibuat berdasarkan pengamatan di Rusia digunakan di negara-negara sentral Eropa dan Eropa timur. Perbandingan beberapa skala
intensitas yang telah disebutkan di atas terhadap Modified Mercalli Intensity MMI. Intensitas gempa pada umumnya diperoleh dari wawancara setelah peristiwa
terjadinya suatu gempa. Observasi dengan wawancara dapat tersebar lebih luas dibanding observatorium kegempaan menyebar instrumen kegempaannya, dan
pengamatan intensitas dapat memberi informasi untuk membantu karakterisasi pendistribusian guncangan tanah pada suatu area. Plot-plot laporan intensitas gempa
Universitas Sumatera Utara
29
di lokasi berbeda pada suatu peta akan memberikan pemetaan kontur intensitas gempa yang sama. Peta sedemikian disebut dengan peta isoseismal. Intensitas
terbesar biasanya berada di sekitar episenter gempa. Peta Isoseismal menunjukkan bagaimana berkurangnya intensitas gempa, dengan meningkatnya jarak ke episenter.
2.4.2. Magnitude gempa