Identifikasi Episenter dan Sumber-sumber Gempa Fungsi Atenuasi Gerakan Tanah

89 harus diketahui nilai percepatan gempa di batuan dasar, dimana dalam tahap ini berdasarkan data-data rekaman gempa di titik fokus selanjutnya dihitung dengan menggunakan fungsi atenuasi Crause 1991, Joyner dan Boore 1988, sehingga diperoleh nilai percepatan gempa di batuan dasar. Tahap selanjutnya adalah menghitung percepatan gempa di permukaan tanah, dimana dalam tahap ini sesuai dengan Gambar 4.1 diatas, setelah diperoleh nilai percepatan gempa di batuan dasar, maka perhitungan dilanjutkan lagi dengan menggunakan SHAKE2000. Dalam program ini perhitungan berdasarkan jenis-jenis lapisan tanah tertier, berdasarkan peraturan SNI 1726-2003. Batasan untuk menentukan jarak dari batuan dasar ke permukaan tanah adalah berdasarkan hasil penyelidikan tanah apabila telah diperoleh nilai N SPT ≥ 60, maka kedalaman lapisan tanah tersebut sudah dapat dikategorikan sebagai lapisan batuan dasar. Berdasarkan tahapan-tahapan perhitungan tersebut, maka diperoleh nilai percepatan gempa di permukaan tanah yang selanjutnya sampai kepada bangunan yang berada di atasnya.

4.2. Identifikasi Episenter dan Sumber-sumber Gempa

Suatu sumber gempa dapat diidentifikasi berdasarkan data-data kejadian gempa, atau data seismologi. Dalam menentukan titik fokus atau sumber-sumber gempa ditentukan berdasarkan letak lintang dan bujurnya pada titik yang akan ditinjau. Data-data yang diperlukan dalam menentukan percepatan gempa Universitas Sumatera Utara 90 diantaranya adalah waktu kejadian gempa, magnitude, kedalaman serta jarak episenternya. Pada proses ditentukan pengolahan data, apabila dalam satu tahun terdapat beberapa kejadian gempa, maka data gempa yang dipergunakan berdasarkan magnitude yang paling besar. Hal lain yang menentukan adalah jarak episenternya ditentukan berjarak ≤ 300 km, apabila terdapat data berjarak 300 km, maka data tersebut tidak dipergunakan. Struktur geologi mempunyai sejarah kegempaan dapat digunakan sebagai klasifikasi bagaimana pengaruh sifat struktur tersebut dalam suatu masa aktivitas tektonik, misalnya adanya patahan.

4.3. Fungsi Atenuasi Gerakan Tanah

Faktor lain yang dirasakan penting dalam analisa resiko gempa adalah pemilihan fungsi atenuasi yang cocok untuk model sumber gempa yang digunakan. Apabila lokasi yang ditinjau tidak mempunyai data rekaman gempa, maka untuk memperkirakan besarnya percepatan maksimum tanah digunakan suatu fungsi yang disebut fungsi atenuasi. Yang dimaksud dengan fungsi atenuasi adalah suatu fungsi yang menggambarkan korelasi antara intensitas gerakan tanah setempat i dan magnitude M serta jarak R dari suatu sumber titik dalam daerah sumber gempa tersebut. Fungsi atenuasi merupakan alat yang penting dalam mengaplikasikan resiko kegempaan dalam perencanaan bangunan tahan gempa. Universitas Sumatera Utara 91 Dari beberapa fungsi atenuasi yang telah diusulkan oleh peneliti terdahulu, dipilih suatu fungsi atenuasi yang sesuai dengan model sumber gempa yang digunakan. Untuk daerah Sumatera Utara dengan kondisi kegempaan dikategorikan subduksi dan srike slip, maka fungsi atenuasi yang dipergunakan adalah fungsi atenuasi Crouse 1991, Joyner dan Boore 1988.

4.4. Percepatan Gempa di Batuan Dasar