a. Visi
Berprestasi dan unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi berkepribadian dan berakhlak mulia
b. Misi
1. Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran aktif-efektif, kreatif dan
menyenangkan
2. Menyelenggarakan kegiatan ilmiah, keagamaan dan kecakapan hidup
3. Membudayakan gemar membaca, menghargai waktu, bersih dan
santun
4. Menciptakan lingkungan sekolah yang asri, nyaman, aman dalam
suasana kekeluargaan serta melengkapi sarana dan prasarana
5. Meningkatkan professional dan kompetensi guru.
IV.1.3 Kegiatan Akademik
Adapun kegiatan yang ada di sekolah adalah sebagai berikut: 07.15 - 07.30 : apel pagi dilakukan pemeriksaan oleh pengurus osis terhadap
siswa meliputi atribut seragam sekolah, baik kelengkapan maupun kerapian
07.30-09.30 : kegiatan belajar mengajar dalam kelas 09.30-09.45 : istirahat
09.45-11.45 : kegiatan belajar mengajar dalam kelas 11.45-12.00 : istirahat
12.00-13.20 : kegiatan belajar mengajar dalam kelas 13.20 : Sholat Dzuhur
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan akademik pada hari Senin- Kamis berlangsung dari pukul 07.15 sampai 13.20 dan hari Jumat berlangsung dari pukul 07.15 sampai 11.05.
Kegiatan pengembangan bakat dilakukan pada hari Sabtu pukul 07.15- 10.00 yang terdiri dari kegiatan olahraga seperti badminton dan kegiatan seni
seperti seni membaca Al-Qur’an dan tari serta pramuka. Kegiatan Les dilakukan pada hari Senin, Rabu dan Jumat pada pukul 14.30-16.50.
Universitas Sumatera Utara
IV.1.4 Fasilitas Sekolah
Tabel 4. Fasilitas Sekolah NO Sarana
Jumlah
1 Ruang kelas
19 2
Ruang Kepala Sekolah 1
3 Ruang Wakil Kepala Sekolah
1 4 Ruang
Guru 1
5 Tata Usaha
1 6 Laboratorium
Bahasa 1
7 Laboratorium Sains
1 8 Laboratorium
Komputer 1
9 Laboratorium Keterampilan
1 10 Perpustakaan
1 11 Mushola
1 12 Lapangan
Bola 1
13 Lapangan Basket
1 14 Kantin
1 15 Kamar
Mandi 6
16 UKS 1
17 Dapur 1
18 Gudang 1
IV.2 Analisis Tabel Tunggal
Analisa dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori- kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan
Universitas Sumatera Utara
langkah awal dalam rangka menganalisa data yang terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan persentase untuk katagori Singarimbun, 1995: 226
Data yang disajikan dalam tabel tunggal ini terdiri dari 3 bagian yaitu, karakteristik responden, komunikasi antar pribadi dan ketermpilan berbahasa.
Berikut ini adalah penyajian tabel tunggal dengan analisis menggunakan perangkat lunak SPSS versi 13.0, berikut hasil pembahasannya
.
IV.2.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden disajikan untuk mengetahui latar belakang responden. Karaktristik responden dalam penelitian ini adalah jenis kelamin
responden, usia, pekerjaan orang tua ayah dan ibu, pelajaran yang disukai responden dan apakah responden mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah.
Tabel 5 Jenis kelamin responden
NO Jenis Kelamin
Frekuensi
1 Laki-laki 16
34.0 2 Perempuan
31 66.0
Total 47
100.0
Sumber P.02FC 03 Tabel 3 menunjukkan jenis kelamin responden. Dimana responden laki-laki ada
sebanyak 16 orang 34,0 dan responden perempuan berjumlah 31 orang 66,0. Dengan demikian dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini jumlah responden perempuan
lebih banyak daripada responden laki-laki. Berdasarkan absen kelas VIII-1, VIII-2, VIII-3 mayoritas siswa yang memiliki no absen ganjil adalah perempuan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6 Usia Responden
NO Usia Frekuensi
1 13 tahun
28 59.6
2 14 tahun
18 38.3
3 15 tahun
1 2.1
Total 47
100.0
Sumber : P.03FC 04-05
Tabel di atas menunjukkan data tentang usia responden yang dijadikan objek pada penelitian ini. Dari tabel dapat dilihat bahwa responden yang berusia
13 tahun adalah sebanyak 28 orang 59,6, berusia 14 tahun ada 18 orang 38,3, dan usia 15 tahun sebanyak 1 orang 2,1. Ini menunjukkan bahwa
mayoritas usia responden berada pada usia 13 tahun dan berada pada masa remaja awal.
Tabel 7 Pekerjaan ayah
NO Pekerjaan ayah
Frekuensi
1 Pegawai negeri
19 40.4
2 Pegawai swasta
15 31.9
3 Wiraswasta pengusaha
13 27.7
Total 47
100.0
Sumber P.04FC.06
Tabel 5 menunjukkan pekerjaan ayah dari responden. Dimana pekerjaan ayah responden sebagai pegawai negeri berjumlah 19 orang 40,4, Pegawai
swasta berjumlah 15 orang 31,9 dan wiraswasta atau pengusaha berjumlah 13 orang 27,7. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas pekerjaan ayah
dari responden adalah sebagai pegawai negeri. Tetapi pekerjaan ayah tiap
Universitas Sumatera Utara
responden sangat sedikit sekali perbedaannya. Dari tabel dapat diketahui bahwa responden umumnya berasal dari kalangan kerluarga menengah keatas.
Tabel 8 Pekerjaan ibu
NO Pekerjaan Ibu Frekuensi
1 Pegawai negeri
9 19.1
2 Pegawai swasta
8 17.0
3 Wiraswastapengusaha
8 17.0
4 Lain-lain,sebutkan...
22 46.8
Total 47
100.0
Sumber: P.04FC.07
Tabel 6 menunjukkan pekerjaan ibu dari responden. Mayoritas pekerjaan ibu responden adalah pilihan no.4 yaitu lain-lain. Pada pilihan ini, semua
pekerjaan ibu responden adalah ibu rumah tangga yang berjumlah 22 orang 46,8. Sedangkan pegawai negri berjumlah 9 orang 19,1, pegawai swasta
berjumlah 8 orang 17,0 dan wiraswasta atau pengusaha berjumlah 8 orang 17,0. Mayoritas ibu responden umumnya mempunyai waktu yang lebih
banyak dengan anaknya karena sering berada dirumah dan dapat membimbing anaknya dalam keseharian terutama untuk belajar.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9 Pelajaran yang disukai
NO Pelajaran yang disukai
siswa Frekuensi
1 Agama Islam
1 2.1
2 Bahasa Indonesia
11 23.4
3 Bahasa Inggris
10 21.3
4 Ilmu pengetahuan Alam
12 25.5
5 Ilmu Pengetahuan Sosial
2 4.3
6 Komputer
2 4.3
7 Matematika
3 6.4
8 Pendidikan Jasmani
4 8.5
9 Seni Musik
2 4.3
Total 47
100.0
Sumber: P.09FC.08
Tabel 7 menunjukkan pelajaran yang disukai responden. Mayoritas responden menyukai pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA sebanyak 12 orang
25,5, Bahasa Indonesia sebanyak 11 orang 23,4 dan Bahasa Inggris sebanyak 10 orang 21,3. Sedangkan Pendidikan Jasmani 4 orang 8,5, Seni
Musik 2 orang 4,3, Komputer 2 orang 4,3, Ilmu Pengetahuan Sosial 2 orang 4,3, Matematika 3 orang 6,4, dan Agama Islam 1 orang 2,1. Dari
hasil diatas dapat kita simpulkan bahwa mayoritas responden menyukai pelajaran IPA. Kedudukan Bahasa Inggris berada pada posisi tiga sebanyak 10 orang.
Sudah tentu motivasi responden dalam belajar lebih tinggi dibandingkan dengan responden lain.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10 Mengikuti bimbingan belajar Bahasa Inggris diluar sekolah
NO Siswa yang mengikuti bimbingan belajar
Bahasa Inggris diluar sekolah Frekuensi
1 Ya dan masih aktif sampai sekarang
6 12.8
2 Mengikuti Les bimbingan tetapi jarang masuk
23 48.9
3 Pernah, namun sekarang tidak lagi
2 4.3
4 Tidak pernah Les bimbingan sama sekali
16 34.0
Total 47
100.0
Sumber : P.06 FC 09
Pada tabel 8 diatas menunjukkan siswa yang mengikuti bimbingan belajar Bahasa Inggris diluar sekolah. Terdapat 23 orang 48,9 yang mengikuti les
bimbingan belajar tetapi jarang menghadirinya. 16 orang 34,0 responden tidak pernah les bimbingan sama sekali, 6 orang 12,8 mengikuti bimbingan belajar
dan masih aktif hingga saat mengisi kuesioner serta 2 orang 4,3 pernah mengikuti les bimbingan namun sekarang tidak lagi. Dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden yang mengikuti les bimbingan umumnya terdaftar menjadi murid dalam bimbingan belajar Bahasa Inggris, namun jarang masuk kelas.
Adapun responden yang mengikuti les bimbingan diluar sekolah dapat lebih meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa Inggris.
Universitas Sumatera Utara
IV.1.2. Komunikasi Antarpribadi Guru Tabel 11
Frekuensi belajar Bahasa Inggris dalam kelas NO
Frekuensi belajar Bahasa Inggris dalam seminggu
Frekuensi
1 Jarang 2 x seminggu
29 61.7
2 Sering 3 x seminggu
14 29.8
3 Sangat sering 4 x seminggu
4 8.5
Total 47
100.0
Sumber: P.07 FC.10
Tabel 9 menunjukkan frekuensi responden belajar Bahasa Inggris dalam seminggu. 29 orang 61,7 memilih intensitas belajar Bahasa Inggris jarang 2 x
seminggu belajar Bahasa Inggris, 14 responden 29,8 menyatakan sering 3 x seminggu belajar Bahasa Inggris, dan 4 responden 8,5 lain menyatakan
sangat sering 4 x seminggu belajar Bahasa Inggris. Mayoritas responden memilih jarang belajar Bahasa Inggris, yaitu 2 kali seminggu.
Dapat disimpulkan bahwa umumnya responden kurang mempunyai waktu untuk berkomunikasi dengan guru Bahasa Inggris. Hal tersebut dapat berdampak
pada kedekatan serta kemampuan responden dalam pelajaran Bahasa Inggris. Akan tetapi intensitas bukan berarti menentukan apakah proses belajar dapat
berlangsung efektif dan dapat menghasilkan siswa yang mempunyai kemampuan Bahasa Inggris yang baik pula. Kemampuan guru menguasai suasana saat proses
belajar menjadi salah satu faktor keberhasilan siswa.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 12 Diskusi tentang Bahasa Inggris pada guru diluar jam belajar
NO Diskusi tentang Bahasa Inggris
diluar jam belajar Frekuensi
1 Tidak pernah
38 80.9
2 Jarang hanya 1x dalam sebulan
7 14.9
3 Pernah kurang dari 2x dalam sebulan
2 4.3
Total 47
100.0
Sumber P.07FC.10
Tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden 38 orang 80,9 menyatakan dirinya tidak pernah berdiskusi atau bercerita tentang Bahasa Inggris
diluar dari jam belajar. Sedangkan 7 orang 14,9 menyatakan dirinya jarang atau dapat dihitung 1 kali dalam sebulan berdiskusi dengan guru Bahasa Inggris. 2
orang 4,3 menyatakan dirinya pernah atau paling tidak 2 kali dalam sebulan berdiskusi dengan guru Bahasa Inggris. Mayoritas reponden menyatakan dirinya
tidak pernah berdiskusi dengan guru Bahasa Inggris diluar jam belajar. Hal ini disebabkan oleh karena waktu yang dimiliki responden untuk bertemu dengan
gurunya sangat sedikit. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang terjadi tidak intensif dan kurang lancar.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 13 Cara penyampaian informasi
NO Cara guru menyampaikan
informasi Frekuensi
1 Kurang 2
4.3 2 Cukup
9 19.1
3 Baik 18
38.3 4 Sangat
baik 18
38.3 Total
47 100.0
Sumber P.08FC.11
Tabel 11 menunjukkan cara guru menyampaikan informasi. Dari tabel tersebut diketahui 18 orang 38,3 memilih cara guru menyampaikan informasi
sangat baik, 18 orang 38,3 juga memilih penjelasan guru baik, sedangkan 9 orang 19,1 memilih cara guru menyampaikan informasi cukup dan 2 orang
4,3 memilih cara penyampaian informasi dari guru Bahasa Inggris kurang baik.
Mayoritas responden memilih cara penyampaian guru adalah sangat baik dan baik. Dengan jumlah pemilih yang sama yaitu 18 orang. Berbagai alasan
diungkapkan responden, diantaranya informasi yang disampaikan guru sangat jelas dan mudah dipahami, ada juga responden yang menyatakan guru
menjelaskan informasi dengan baik, karena jika responden tidak mengerti, guru akan mengulangi penjelasannya hingga responden mengerti. Cara guru
menyampaikan informasi juga sangat menarik dan tidak membosankan sehingga responden merasa senang dan tidak bosan belajar Bahasa Inggris. Responden lain
yaitu responden yang memilih cukup baik dan kurang sebanyak 9 orang dan 2
Universitas Sumatera Utara
orang menyebutkan kekurangan guru dalam penyampaian informasi disebabkan karena intonasi guru saat berbicara Bahasa Inggris sangat cepat sehingga
responden merasa sulit untuk memahami informasi yang disampaikan guru.
Tabel 14 Informasi yang diberikan berhubungan dengan Bahasa Inggris
NO Informasi yang disampaikan
berhubungan dengan Bahasa Inggris Frekuensi
1 Kurang berhubungan dengan Bahasa Inggris
6 12.8
2 Berhubungan dengan Bahasa Inggris
23 48.9
3 Sangat berhubungan dengan Bahasa Inggris
18 38.3
Total 47
100.0
Sumber P.09FC.12
Tabel diatas menunjukkan infromasi yang disampaikan oleh guru berhubungan dengan Bahasa Inggris atau tidak. Sebanyak 23 48,9 responden
memilih informasi yang diberikan guru berhubungan dengan Bahasa Inggris. 18 responden 38,3 memilih informasi yang disampaikan guru sangat
berhubungan dengan Bahasa Inggris dan sisanya 6 responden 12,8 memilih informasi yang disampaikan kurang berhubungan dengan Bahasa Inggris.
Mayoritas responden menyatakan informasi yang disampaikan berhubungan dengan Bahasa Inggris. Dapat disimpulkan bahwa guru memberikan
informasi seputar Bahasa Inggris dengan maksud siswa atau responden dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya tentang Bahasa Inggris.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 15 Manfaat informasi yang diberikan guru
NO Manfaat informasi yang diberikan oleh
guru Bahasa Inggris kepada siswa Frekuensi
1 Kurang bermanfaat
1 2.1
2 Cukup bermanfaat
8 17.0
3 Bermanfaat 17
36.2 4 Sangat
bermanfaat 21
44.7 Total
47 100.0
Sumber P.10FC.13
Tabel diatas menunjukkan manfaat informasi yang diberikan guru pada siswa. Sebanyak 21 orang 44,7 menyatakan informasi yang disampaikan guru
sangat bermanfaat untuknya. 17 orang 36,2 menyatakan informasi yang disampaikan guru bermanfaat. Sisanya 8 orang 17,0 menyatakan informasi
yang disampaikan guru cukup bermanfaat dan hanya 1 orang responden 2,1 menyatakan informasi yang disampaikan guru kurang bermanfaat.
Kebanyakan dari responden menyatakan informasi yang disampaikan oleh guru sangat bermanfaat untuk dirinya. Manfaat tersebut juga akan berimbas pada
ketertarikan siswa untuk lebih serius mendengarkan guru saat memberikan informasi baik yang berhubungan dengan Bahasa Inggris maupun diluar dari
pelajaran Bahasa Inggris.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 16 Memberi informasi manfaat Bahasa Inggris
NO Guru memberikan informasi manfaat
belajar Bahasa Inggris kepada siswa Frekuensi
1 Tidak pernah
1 2.1
2 Jarang 1
2.1 3 Pernah
25 53.2
4 Sering 20
42.6 Total
47 100.0
Sumber P.11FC.14
Tabel 14 menunjukkan sebanyak 25 responden 53,2 memilih pernah diberi informasi manfaat Bahasa Inggris oleh guru. 20 responden 42,6
memilih sering diberi informasi oleh guru tentang manfaat Bahasa Inggris. Sisanya 1 responden 2,1 memilih jarang diberikan informasi manfaat Bahasa
Inggris dan 1 responden 2,1 memilih tidak pernah diberikan informasi tentang manfaat Bahasa Inggris oleh guru.
Mayoritas responden memilih pernah diberikan informasi tentang manfaat Bahasa Inggris oleh guru. Dapat disimpulkan bahwa guru memberikan informasi
yang baik dan bermanfaat kepada siswa yaitu manfaat dari Bahasa Inggris tersebut. Hal ini juga menumbuhkan motivasi siswa untuk lebih giat belajar
Bahasa Inggris agar dapat membuktikan bahwa informasi tentang manfaat Bahasa Inggris yang diberikan guru memang benar.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 17 Bertukar fikiran dengan guru Bahasa Inggris
NO Tukar fikiran dengan guru Bahasa Inggris
Frekuensi
1 Tidak pernah
19 40.4
2 Jarang 8
17.0 3 Pernah
13 27.7
4 Sering 7
14.9 Total
47 100.0
Sumber P.12FC.15
Tabel 15 menunjukkan kegiatan tukar fikiran antara guru dan siswa. Sebanyak 19 orang 40,4 menyatakan tidak pernah bertukar fikiran dengan
guru. 13 orang lainnya 27,7 menyatakan pernah bertukar fikiran dengan guru, 8 orang 17,0 menyatakan jarang bertukar fikiran dengan guru dan 7 orang
sisanya 14,9 menyatakan sering bertukar fikiran dengan guru. Mayoritas responden menyatakan mereka tidak pernah melakukan sharing atau tukar fikiran
dengan gurunya. Hal ini dapat mengakibatkan kurang lancarnya arus informasi baik dari guru ke siswa maupun dari siswa ke guru.
Tabel 18 Berdiskusi hal-hal diluar pelajaran Bahasa Inggris
NO Berdiskusi hal-hal diluar
pelajaran Bahasa Inggris Frekuensi
1 Tidak pernah
25 53.2
2 Jarang
6 12.8
3 Pernah
7 14.9
4 Sering
9 19.1
Total 47
100.0
Universitas Sumatera Utara
Sumber P.13FC.16
Tabel 16 menunjukkan intensitas responden dalam berdiskusi hal-hal diluar pelajaran Bahasa Inggris dengan guru. Sebanyak 25 orang 53,2 memilih
tidak pernah berdiskusi tentang hal-hal diluar pelajaran Bahasa Inggris dengan gurunya. 9 orang 19,1 memilih pilihan sering berdiskusi dengan guru Bahasa
Inggris diluar dari topik Bahasa Inggris. 6 orang 12,8 memilih jarang berdiskusi tentang hal diluar dari pelajaran Bahasa Inggris. Dan 7 orang 14,9
memilih pernah berdiskusi diluar dari pelajaran Bahasa Inggris.
Dapat disimpulkan bahwa sebagian responden tidak pernah melakukan diskusi hal-hal diluar pelajaran Bahasa Inggris. Dari segi waktu yang tidak
memadai dan juga adanya rasa segan kepada guru menyebabkan 25 responden memilih pilihan tidak pernah berdiskusi hal-hal diluar pelajaran Bahasa Inggris.
Adapun siswa yang pernah berdiskusi kepada guru mengungkapkan umumnya mereka berdiskusi tentang masalah sehari-hari, baik masalah remaja, masalah
dalam keluarga maupun kehidupan pada masa yang akan datang. Umumnya responden yang berusia remaja awal sangat rentan dan mempunyai rasa ingin tahu
yang tinggi. Ada juga responden yang menyatakan dirinya pernah berbagi cerita tentang pengalaman pribadinya dan pengalaman pribadi guru. Serta tentang moral
dan hal-hal yang berhubungan dengan sikap dan perilaku yang baik dan harusnya dijadikan panutan dalam hidup.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 19 Kesempatan bertanya
NO Kesempatan untuk bertanya
kepada guru Bahasa Inggris Frekuensi
1 Tidak pernah
2 4.3
2 Kadang-kadang
1 2.1
3 Pernah
7 14.9
4 Selalu
37 78.7
Total 47
100.0
Sumber P.14FC.17
Tabel 17 menunjukkan kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru saat proses belajar. 37 orang 78,7 menyatakan dirinya selalu diberi kesempatan
untuk bertanya pada guru, 7 orang 14,9 menyatakan dirinya pernah diberi kesempatan untuk bertanya pada guru dan 2 orang 4,3 menyatakan dirinya
tidak pernah diberi kesempatan untuk bertanya pada guru sisanya 1 orang 2,1 menyatakan dirinya hanya diberi kesempatan untuk bertanya oleh guru kadang-
kadang saja. Mayoritas responden sebanyak 37 orang menyatakan dirinya selalu diberi
kesempatan untuk bertanya pada guru. Sesuai juga dengan pernyataan guru bahwa dirinya selalu membuka kesempatan bertanya jika ada yang kurang dimengerti
dalam proses belajar. Hal ini dapat membantu responden dalam menghadapi kesulitan dan akan mengurangi ketidakpahaman siswa dalam belajar. Keterbukaan
guru Bahasa Inggris telihat dari banyaknya responden yang menyatakan dirinya selalu diberi kesempatan bertanya tanpa ada rasa pilih kasih dari guru.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 20 Menceritakan kesulitan belajar Bahasa Inggris pada guru
NO Menceritakan kesulitan belajar pada
guru Bahasa Inggris Frekuensi
1 Tidak pernah
16 34.0
2 Jarang 17
36.2 3 Pernah
12 25.5
4 Sering 2
4.3 Total
47 100.0
Sumber P.15FC.18
Tabel 18 menunjukkan intensitas responden dalam menceritakan kesulitan belajar pada guru. 17 orang 36,2 memilih jarang menceritakan kesulitan
belajar pada guru. 16 orang 34,0 memilih tidak pernah menceritakan kesulitan belajarnya pada guru. 12 orang 25,5 memilih pernah menceritakan kesulitan
belajar pada guru dan sisanya 2 orang 4,3 memilih sering menceritakan kesulitan belajarnya pada guru.
Berbeda sedikit antara jumlah responden yang memilih jarang dan tidak pernah menceritakan kesulitan belajar Bahasa Inggris menunjukkan bahwa
responden umumnya tidak mau menceritakan kesulitan yang dialaminya saat belajar Bahasa Inggris. Hal ini terjadi karena berbagai alasan responden
diantaranya, rasa malu yang kerap melanda responden untuk bertanya pada guru tentang hal yang kurang dimengerti, serta adanya rasa segan yang dimiliki
responden. Adanya jurang pemisah seperti perasaan yang kurang dekat dengan guru juga menjadi alasan mengapa responden tidak mau menceritakan kesulitan
dalam belajar. Kesulitan belajar yang tidak dapat diceritakan pada guru juga berasal dari kurangnya kedekatan jarak secara fisik, karena menurut seorang
Universitas Sumatera Utara
responden, guru kurang memperhatikan siswa yang berada pada posisi deretan belakang kelas. Tidak hanya alasan negatif, alasan positif juga berasal dari pilihan
jarang dan tidak pernah menceritakan kesulitan belajar, yaitu karena responden merasa tidak ada hal sulit yang harus diceritakan pada guru. Semua yang
disampaikan guru sudah jelas dan dapat dipahami dengan baik. Sedangkan responden yang memilih pilihan pernah dan sering umumnya
mempunyai masalah dalam belajar. Tetapi rasa dekat dengan guru, menyebabkan responden tidak malu menceritakan kesulitan-kesulitan mereka. Salah satu
responden menyatakan jika ia tidak mau menceritakan kesulitannya dalam belajar ia akan terus menerus kesulitan dan tidak tahu solusi dari masalah yang ia punya.
Keterbukaan dari responden kepada guru adalah hal yang diperlukan untuk dapat mengenal satu sama lain.
Tabel 21 Mengakui kesulitan belajar kepada guru
NO Mengakui kesulitan kelemahan dalam belajar
Frekuensi
1 Tidak mau mengakui ketidakpahaman
4 8.5
2 Jarang mengakui ketidakpahaman
20 42.6
3 Pernah mengakui ketidakpahaman
18 38.3
4 Selalu mengakui ketidakpahaman
5 10.6
Total 47
100.0
Sumber P.16FC.19
Tabel 19 menunjukkan kejujuran dari responden saat mengalami kesulitan belajar. Sebanyak 20 orang responden 42,6 jarang mengakui ketidakpahaman
Universitas Sumatera Utara
mereka pada guru. 18 orang responden 38,3 pernah mengakui ketidakpahaman mereka pada guru, 4 orang responden 8,5 tidak mau mengakui
ketidakpahaman mereka dan 5 orang responden 10,6 selalu mengakui ketidakpahaman pelajaran Bahasa Inggris pada guru.
Dari tabel kita mengetahui mayoritas dari responden jarang mengakui ketidakpahaman saat mengalami kesulitan belajar pada guru. Hal ini disebabkan
karena rasa malu dan tidak percaya diri dari responden untuk mengakui dan mengungkapkan ketidakpahaman akan kesulitan dalam belajar. Rasa takut akan
ditertawakan teman-temannya, serta takut dimarahi oleh guru juga masih meliputi diri responden. Masih ada rasa segan kerap menjadi alasan responden untuk tidak
mengakui ketidakpahamannya terhadap materi pelajaran. Ada juga seorang responden yang tidak mengungkapkan ketidakpahamannya karena menunggu
ditanya oleh guru dan seorang responden lain menyatakan bahwa gurunya kurang peduli dengan siswa. Berbeda dengan alasan-alasan diatas, beberapa responden
menyatakan bahwa mereka jarang mengakui ketidakpahaman pada guru karena jarang menemukan kesulitan dan ketidakpahaman akan pelajaran.
Responden yang pernah dan selalu mengungkapkan ketidakpahaman menyatakan demi kebaikan dirinya, ia lebih suka untuk jujur dan mengakui
kelemahannya pada guru dan berharap dikemudian hari, ketika menghadapi kesulitan yang sama ia tahu persis harus bertindak apa untuk mengatasi kesulitan
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 22 Cara guru menyampaikan gagasan
NO Cara guru menyampaikan gagasan
Frekuensi
1 Kurang baik
2 4.3
2 Baik
28 59.6
3 Sangat baik
17 36.2
Total 47
100.0
Sumber P.17FC.20
Tabel 20 menunjukkan cara guru menyampaikan gagasan. Sebanyak 28 responden 59,6 menyatakan cara guru menyampaikan gagasan baik, 17 orang
responden 36,2 menyatakan cara guru menyampaikan gagasan sangat baik dan 2 orang responden 4,3 menyatakan cara guru menyampaikan gagasan kurang
baik. Mayoritas responden menyatakan guru menyampaikan gagasannya dengan
baik. Hal ini disebabkan karena guru menyampaikan gagasan dan idenya dengan jelas, terperinci dan suara yang kuat. Gagasan ini juga membantu responden
dalam menyelesaikan masalah baik kesulitan belajar juga masalah pribadi lainnya. Saat menyampaikan gagasan, guru kerap kali memikirkan dan
mempertimbangkan kondisi siswa dan tidak semata-mata melakukan gagasan dan idenya secara otoriter. Dengan melihat cara guru menyampaikan gagasannya
dapat disimpulkan bahwa guru sangat terbuka pada responden dan memahami apa yang dibutuhkan oleh responden.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 23 Sikap guru saat mendengar kesulitan belajar
NO Sikap guru saat mendengar kesulitan
belajar siswa Frekuensi
1 Tidak mendengarkan
1 2.1
2 Biasa-biasa saja
12 25.5
3 Antusias mendengar
21 44.7
4 Sangat antusias mendengar
13 27.7
Total 47
100.0
Sumber P.18FC.21
Tabel 21 menunjukkan sikap guru saat mendengar kesulitan belajar siswa. 21 orang 44,7 memilih guru antusias mendengar kesulitan siswa dalam
belajar. 13 orang 27,7 memilih guru sangat antusias mendengar kesulitan belajar siswa, 12 orang 25,5 memilih sikap guru biasa-biasa saja mendengar
keluhan belajar siswa dan hanya 1 orang responden 2,1 memilih sikap guru tidak mendengarkan saat siswa menceritakan kesulitan belajar.
Pilihan terbanyak berjumlah 21 responden menunjukkan bahwa guru antusias mendengar keluhan siswa tentang kesulitannya dalam belajar. hal ini
menunjukkan rasa empati guru kepada siswa sangatlah baik karena siswa tidak dibiarkan dalam kesulitan. Adanya arus balik dari guru akan menimbulkan citra
positif dan berimbas pada responden agar mau membuka dirinya tanpa rasa takut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 24 Mengetahui kelemahan serta memahaminya
NO Pengetahuan guru akan kelemahan siswa
Frekuensi
1 Siswa tidak tahu apakah gurunya mengetahui
kelemahan siswa dalam belajar 23 48.9
2 Guru tidak mengetahui sama sekali
1 2.1
3 Guru hanya mengetahui tapi tidak memahami
kelemahan siswa 3 6.4
4 Mengetahui dan memahami kelemahan siswa
20 42.6
Total 47
100.0
Sumber P.19FC.22
Tabel 22 menunjukkan pengetahuan guru akan kelemahan siswanya. sebanyak 23 orang responden 48,9 menyatakan ia tidak mengetahui apakah
gurunya mengetahui kelemahannya dalam belajar atau tidak. 20 orang responden 42,6 menyatakan gurunya mengetahui dan memahami kelemahannya dalam
belajar. 3 orang responden 6,4 menyatakan guru hanya mengetahui tetapi tidak memahami kelemahan siswa. Dan 1 orang responden 2,1 menyatakan gurunya
tidak mengetahuinya sama sekali. Mayoritas responden menyatakan bahwa ia tidak mengetahui apakah
gurunya mengetahui kelemahannya dalam belajar atau tidak. Dalam sesi wawancara yang peneliti lakukan dengan guru, beliau mengatakan bahwa Ia
mengetahui setiap kelemahan siswanya. Guru dapat mengetahui kelemahan siswa dari latihan-latihan yang ia berikan dan hampir semua kelemahan siswa Ia kuasai
dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
Dalam teori self disclosure kita mengenal Johari Windows yang punya 4 bidang, yaitu bidang terbuka, buta, tersembunyi dan tidak dikenal. Bidang 1
menggambarkan kondisi dimana dua orang mengembangkan hubungan yang terbuka sehingga dua pihak saling mengetahui masalah dalam hubungan mereka.
Bidang 2 menggambarkan masalah hubungan antara kedua pihak yang diketahui oleh orang lain namun tidak oleh diri sendiri. Bidang 3 menggambarkan masalah
tersebut diketahui diri sendiri namun tidak dengan orang lain. Bidang 4 komunikan dan komunikator sama–sama tidak mengetahui masalah hubungan di
antara mereka. Dapat kita simpulkan bahwa antara guru dan siswa berada pada bidang 2
yaitu bidang buta dimana guru mengetahui masalah atau kelemahan siswa namun siswa tidak mengetahui kelemahannya sendiri. Diperlukan keterbukaan antara
siswa dan guru agar dapat meningkatkan kelancaran komunikasi antara kedua pihak.
Tabel 25 Nasehat yang diberikan guru
NO Nasehat yang diberikan guru Bahasa Inggris
Frekuensi
1 Tidak pernah
2 4.3
2 Jarang 5
10.6 3 Pernah
26 55.3
4 Sering 14
29.8 Total
47 100.0
Sumber P.20FC.23
Tabel 23 menunjukkan nasehat yang diberikan guru kepada siswa. 26 orang 55,3 menyatakan pernah diberi nasehat oleh guru, 14 orang 29,8
Universitas Sumatera Utara
menyatakan sering diberi nasehat oleh guru dan sisanya 5 orang 10,6 menyatakan jarang diberi nasehat oleh guru. 2 orang 4,3 menyatakan tidak
pernah diberi nasehat oleh guru. Mayoritas responden menyatakan dirinya pernah diberi nasehat oleh guru,
nasehat tersebut dapat menjadi masukan untuk responden. Berbagai nasehat baik yang berhubungan dengan Bahasa Inggris maupun diluar itu diantaranya, agar
siswa lebih memperhatikan pelajaran, tidak berbicara saat guru menerangkan pelajaran, lebih giat belajar Bahasa Inggris dan lebih banyak menghafal kosa kata
agar dapat mendalami Bahasa Inggris. Guru juga menasehati agar siswa tidak terlalu sering bermain. Bahkan guru sering menasehati hal-hal diluar pelajaran
seperti agar siswa lebih sopan pada orang yang lebih tua, bermoral dan berperilaku yang baik hingga menasehati agar siswa lebih memperhatikan
kesehatan saat musim pancaroba.
Tabel 26 Cara penyampaian pesan nasehat
NO Cara penyampaian pesan nasehat
Frekuensi
1 Berbicara dengan intonasi tinggi
1 2.1
2 Berbicara sambil lalu
3 6.4
3 Hanya menatap mata, tidak ada kedekatan fisik
13 27.7
4 Mendekati dan berbicara seraya menatap mata
30 63.8
Total 47
100.0
Sumber P.21FC.24
Tabel 24 menunjukkan cara penyampaian pesan nasehat pada responden. Sebanyak 30 orang 63,8 memilih guru mendekati dan berbicara seraya
menatap mata siswa, 13 orang 27,7 memilih guru hanya menatap mata tanpa
Universitas Sumatera Utara
adanya kedekatan fisik, 3 orang 6,4 memilih guru menasehati dengan cara berbicara sambil lalu dan 1 orang 2,1 memilih guru menasehati dengan cara
bicara berintonasi tinggi. Lebih dari setengah jumlah responden memilih sikap guru sewaktu
menasehati siswa adalah mendekati dan berbicara seraya menatap mata siswa. Adanya kedekatan fisik disini menunjukkan bahwa besar empati guru pada
siswanya saat memberi perhatian berupa nasehat. Kedekatan fisik menjadi nilai tambah saat penyampaian pesan, karena kedekatan tersebut dapat mempersempit
jurang pemisah antara rasa tidak dekat dan rasa malu serta segan. Dengan begitu, diharapkan siswa tidak lagi ragu untuk berinteraksi dengan gurunya.
Tabel 27 Empati guru saat siswa sedang sakit
NO Empati guru saat siswa sedang sakit
Frekuensi
1 Terkadang memberikan waktu untuk beristirahat
1 2.1
2 Pernah memberikan waktu untuk beristirahat
8 17.0
3 Selalu memberikan waktu untuk beristirahat
38 80.9
Total 47
100.0
Sumber P.22FC.25
Tabel 25 menunjukkan empati guru saat siswa sedang sakit. Sebanyak 38 orang 80,9 menyatakan guru selalu memberikan waktu untuk beristirahat saat
siswa sedang sakit, 8 orang 17,0 menyatakan pernah diberikan waktu untuk beristirahat oleh guru dan 1 orang 2,1 menyatakan terkadang guru
memberikan waktu untuk beristirahat.
Universitas Sumatera Utara
Mayoritas responden menyatakan bahwa mereka selalu diberi kesempatan untuk beristirahat jika sedang sakit. Empati yang diberikan guru membantu
kedekatan antara siswa dan guru dimana guru memahami kondisi siswa baik secara fisik maupun psikologis. Kedekatan tersebut akan memberikan efek positif
pada siswa agar tidak lagi merasa punya jarak yang jauh pada guru Bahasa Inggris-nya.
Tabel 28 Motivasi yang diberikan guru
NO Motivasi yang diberikan guru Bahasa Inggris Frekuensi
1 Tidak pernah
5 10.6
2 Jarang 5
10.6 3 Pernah
21 44.7
4 Sering 16
34.0 Total
47 100.0
Sumber P.23FC.26
Tabel 26 menunjukkan motivasi yang diberikan guru Bahasa Inggris pada siswa. Sebanyak 21 orang 44,7 menyatakan pernah diberi motivasi pada guru,
16 orang 34,0 menyatakan sering diberi motivasi oleh guru 5 orang 10,6 menyatakan jarang diberi motivasi oleh guru dan 5 orang 10,6 menyatakan
tidak pernah diberi motivasi oleh guru. Mayoritas responden menyatakan dirinya pernah diberi motivasi oleh
guru. Adapun bentuk-bentuk motivasi tersebut ada yang berupa nasehat dan pernyataan dari guru seperti jangan malu untuk bertanya, memotivasi dengan cara
memberi semangat saat siswa sedang jenuh dan tidak fit, memberi masukan dan
Universitas Sumatera Utara
dukungan pada siswa yang menghadapi masalah, dan yang paling penting memberikan banyak latihan pada siswa agar dapat meningkatkan prestasi belajar.
Tabel 29 Orientasi masalah
NO Orientasi masalah siswa oleh guru
Frekuensi
1 Tidak pernah
1 2.1
2 Jarang 2
4.3 3 Pernah
24 51.1
4 Sering 20
42.6 Total
47 100.0
Sumber P.25FC.27
Tabel 27 menunjukkan kepekaan guru untuk membantu siswa dalam masalah atau kesulitan. Sebanyak 24 orang 51,1 memilih pernah diberi
bantuan oleh guru dalam menghadapi masalah, 20 orang 42,6 memilih sering diberi bantuan dalam menghadapi masalah, 2 orang 4,3 memilih jarang diberi
bantuan oleh guru saat mengalami kesulitan dan 1 orang 2,1 memilih tidak pernah diberi bantuan saat mengalami masalah oleh guru.
Mayoritas responden memilih pernah diberi bantuan oleh guru saat menghadapi masalah dan kesulitan belajar. Bantuan tersebut berupa solusi dalam
menjawab pertanyaan Bahasa Inggris seperti mengartikan Bahasa Inggris yang sulit dipahami dan mengulang materi pelajaran yang belum dipahami oleh siswa.
Nasehat dan motivasi juga tetap diberikan oleh guru. Guru juga sering melatih siswa dan memberi contoh yang mudah dipahami saat proses belajar berlangsung.
Guru tidak sungkan saat memberi bantuan pada siswa karena menurut salah satu responden, guru kerap mendatangi mejanya untuk memberi solusi kepada siswa.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 30 Keterbukaan pada pendapat yang diberikan siswa
NO Keterbukaan pada pendapat yang
diberikan siswa Frekuensi
1 Kurang mau menerima pendapat siswa
2 4.3
2 Terbuka pada pendapat siswa
29 61.7
3 Sangat terbuka terhadap pendapat siswa
16 34.0
Total 47
100.0
Sumber P.27FC.28
Tabel diatas menunujukkan keterbukaan pada pendapat yang diberikan siswa. 29 orang 61,7 menyatakan guru terbuka pada pendapat yang diberikan
siswa, 16 orang 34,0 menyatakan guru sangat terbuka pada pendapat siswa, dan 2 orang sisanya 4,3 menyatakan guru kurang mau menerima pendapat dari
siswa. Kebanyakan siswa menilai guru terbuka pada pendapat siswa dengan
jumlah responden 29 orang. Hal ini akan berpengaruh pada citra positif guru dan dapat membuat siswa merasa bahwa guru tidak otoriter terhadap pendapatnya
saja. Inilah yang dikatakan timbal balik dari proses komunikasi antar pribadi, sehingga diharapkan terjadi efektifitas komunikasi antar pribadi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 31 Keterbukaan pada kritik yang diberikan siswa
NO Keterbukaan pada kritik yang
diberikan siswa Frekuensi
1 Tidak menerima saran dan kritik
1 2.1
2 Kurang menerima saran dan kritik
4 8.5
3 Menerima dan berterimakasih atas saran
dan kritik yang diberikan siswa 42 89.4
Total 47
100.0
Sumber P.28FC.29
Tabel 29 menunjukkan keterbukaan pada kritik yang diberikan siswa. Sebanyak 42 orang responden 89,4 menyatakan guru menerima dan
berterimakasih atas saran dan kritik yang diberikan siswa, 4 orang responden 8,5 menyatakan kurang menerima saran dan kritik yang diberikan siswa dan 1
orang reponden 2,1 menyatakan guru tidak menerima saran dan kritik siswa. Lebih dari setengah jumlah responden yaitu 42 orang responden
menyatakan guru menerima dan berterimakasih atas saran dan kritik yang diberikan siswa. Sesuai dengan pernyataan guru yang disampaikan pada proses
wawancara, umumnya siswa yang kritis pada pelajaran tidak sungkan untuk memberitahu kekhilafan guru dan guru menerima saran dan kritik dari siswa. Jika
memang benar guru melakukan kekhilafan, maka tidak segan guru meminta maaf dan berterimakasih pada siswa, lengkap dengan pujiannya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 32 Sikap guru saat siswa kurang tepat menjawab pertanyaan
NO Sikap guru saat siswa kurang tepat menjawab
pertanyaan Frekuensi
1 Merendahkan diri saya dihadapan teman-teman
1 2.1
2 Hanya mengatakan jawaban masih belum tepat
17 36.2
3 Menghargai jawaban dan memberitahu jawaban
yang benar 29 61.7
Total 47
100.0
Sumber P.29FC.30
Tabel 30 menunjukkan sikap guru saat siswa kurang tepat menjawab pertanyaan. Sebanyak 29 orang 61,7 memilih guru menghargai dan
memberitahu jawaban yang benar pada siswa, 17 orang 36,2 memilih guru hanya mengatakan jawaban siswa masih belum tepat, 1 orang 2,1 menyatakan
dirinya direndahkan saat salah menjawab pertanyaan guru. Mayoritas responden menyatakan guru menghargai jawaban mereka dan memberitahu jawaban yang
benar yaitu berjumlah 29 orang. Dapat disimpulkan bahwa guru dapat menyampaikan gagasan dan persepsinya dengan baik dan bisa menghargai
jawaban siswa.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 33 Rasa percaya pada informasi, gagasan dan materi yang disampaikan guru
NO Rasa percaya pada informasi, gagasan dan
materi yang disampaikan guru Frekuensi
1 Kurang percaya
1 2.1
2 Percaya 30
63.8 3 Sangat
percaya 16
34.0 Total
47 100.0
Sumber P.30FC.31
Tabel 31 menunjukkan rasa percaya pada informasi, gagasan dan materi yang disampaikan guru pada siswa. 30 orang reponden 63,8 memilih percaya
pada informasi, gagasan, informasi dan materi yang disampaikan guru, 16 orang responden 16 memilih sangat percaya pada gagasan, informasi dan materi
yang disampaikan guru dan 1 orang memilih kurang percaya pada gagasan, informasi dan materi yang disampaikan guru.
Mayoritas responden berjumlah 30 orang menyatakan mereka percaya pada guru baik dari gagasan, informasi maupun materi yang disampaikan. Hal itu
dikuatkan dengan alasan responden. Diantaranya, responden merasa guru jauh lebih berpengalaman dari pada dirinya, alasan lain menyebutkan guru sangat
pintar dalam hal Bahasa Inggris dan sering memberi nasehat agar tidak terjadi hal- hal yang buruk pada muridnya. Tidak jarang murid bercerita pada gurunya agar
mendapat solusi atas masalah yang ia hadapi, sudah tentu tanpa rasa percaya keterbukaan tidak akan mungkin terjadi satu sama lain.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 34 Pujian yang diberikan guru
NO Pujian yang diberikan guru
Frekuensi
1 Tidak pernah
13 27.7
2 Jarang 11
23.4 3 Pernah
19 40.4
4 Sangat sering
4 8.5
Total 47
100.0
Sumber P.32FC.33
Tabel 32 menunjukkan pujian yang diberikan guru pada siswa saat mendapat nilai yang baik serta menjawab pertanyaan guru dengan benar dan hal-
hal positif lainnya. 19 orang 40,4 menyatakan dirinya pernah dipuji olah guru, 13 orang 27,7 menyatakan tidak pernah dipuji oleh guru, 11 orang 23,4
menyatakan dirinya jarang dipuji oleh guru dan 4 orang 8,5 menyatakan sangat sering dipuji oleh guru.
Mayoritas responden menyatakan pernah mendapat pujian dari guru berjumlah 19 orang. Pujian adalah hal mendukung untuk memupuk rasa positif
antara guru dan siswa serta dapat menambah motivasi dalam belajar. Berbagai contoh kata-kata pujian dari guru diantaranya, “pertahankan prestasimu, nak”,
“bagus sekali”, “kamu pintar”, dan lain-lain. Guru mengakui Ia kerap memberi pujian pada muridnya, pujian juga dilontarkan saat ada siswa yang memberi saran
dan kritik saat guru khilaf, seperti memuji siswa dengan menyerukan “good corrector
”. Namun ada juga salah satu responden yang menyatakan guru jarang memberi pujian padanya karena responden tersebut merasa tidak aktif dikelas dan
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan lain karena jumlah siswa yang banyak, terkadang guru melupakan pujian.
Tabel 35 Keterbukaan pada saran dan ide yang diberikan siswa pada guru
NO Keterbukaan pada saran dan ide yang
diberikan siswa Frekuensi
1 Memberikan reaksi menolak saran dan ide
2 4.3
2 Kurang sependapat dengan saran dan ide
16 34.0
3 Sependapat dengan saran dan ide
29 61.7
Total 47
100.0
Sumber P.33FC.34
Tabel 33 menunjukkan keterbukaan pada gagasan yang diberikan siswa kepada guru. 29 orang 61,7 memilih guru sependapat dengan saran dan ide
siswa, 16 orang 34,0 memilih guru kurang sependapat dengan saran dan ide siswa, 2 orang 4,3 guru memberikan reaksi menolak pada saran dan ide siswa.
Mayoritas responden berjumlah 29 orang menyatakan guru sependapat pada saran dan idenya. Jika saran dan ide diterima dengan baik maka kedekatan
secara psikologis disimpulkan dapat meningkat pula. Akan tetapi bukan berarti sikap menolak dari guru terhadap saran dan ide adalah hal yang tidak baik. Guru
menyatakan bahwa tidak semua saran dan ide bisa diterima dengan baik, karena harus dipertimbangkan terlebih dahulu. Oleh karena itu terkadang siswa
mempersepsikan dirinya tidak dipercaya guru dan menyimpulkan bahwa guru tidak terbuka pada pendapat semua siswa.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 36 Sikap guru saat mengetahui kelemahan siswa
NO Sikap guru saat mengetahui kelemahan
siswa Frekuensi
1 Kurang peduli dengan kelemahan siswaa
5 10.6
2 Hanya menerima tanpa dibarengi dengan
dukungan 7 14.9
3 Menerima dan memberikan siswa banyak
latihan 35 74.5
Total 47
100.0
Sumber P.35FC.35
Tabel 34 menunjukkan sikap guru saat mengetahui kelemahan siswa. 35 orang 74,5 memilih guru menerima dan memberikan siswa banyak latihan, 7
orang 14,9 memilih guru hanya menerima tanpa dibarengi dengan dukungan,
5 orang 10,6 memilih guru kurang peduli dengan kelemahan siswanya. Mayoritas responden memilih guru menerima kekurangan siswa dan memberikan
dukungan pada siswa dengan salah satu jalan yaitu memperbanyak latihan. Latihan dalam belajar akan mendukung pengetahuan dan kemampuan siswa.
Tentu saja hal ini juga akan berdampak positif pada keterbukaan siswa kepada gurunya.
Universitas Sumatera Utara
IV.1.3 Keterampilan Berbahasa Inggris Siswa Tabel 37
Penggunaan Bahasa Inggris siswa pada saat proses belajar berlangsung NO Penggunaan Bahasa Inggris pada saat proses
belajar berlangsung Frekuensi
1 Tidak pernah menggunakan Bahasa Inggris
8 17.0
2 Sangat minim, sekedarnya saja
25 53.2
3 Hanya ketika berbicara pada guru
14 29.8
Total 47
100.0
Sumber P.36FC.36
Tabel diatas menunjukkan intensitas siswa menggunakan Bahasa Inggris pada saat proses belajar berlangsung. 25 orang responden 53,2 menyatakan
dirinya sangat minim berbicara Bahasa Inggris, 14 orang responden 29,8 menyatakan dirinya hanya berbicara Bahasa Inggris ketika ada interaksi dengan
guru dan 8 orang sisanya 17,0 menyatakan dirinya tidak pernah menggunakan Bahasa Inggris saat proses belajar berlangsung.
25 orang mayoritas responden menyatakan sangat minim berbicara Bahasa Inggris dan hanya sekedarnya saja. Rasa tidak percaya diri siswa menjadi salah
satu sebab mengapa kebanyakan siswa tidak menggunakan Bahasa Inggris saat proses belajar berlangsung. Penyebab lain adalah kemampuan Bahasa Inggris
siswa yang rendah sehingga siswa umumnya belum fasih menggunakan Bahasa Inggris. Faktor lain yang turut menjadi penyebab adalah lingkungan yang kurang
mendukung untuk menggunakan Bahasa Inggris. Menurut salah seorang responden, Ia tidak mau menggunakan Bahasa Inggris karena kebanyakan teman-
temannya kurang mengerti Bahasa Inggris dan Ia tidak mau dikatakan sombong
Universitas Sumatera Utara
oleh temannya yang tidak bisa berbahasa Inggris. Rasa malas dan ketakutan jika salah ucap juga kerap menyelimuti benak siswa untuk mau menggunakan Bahasa
Inggris baik dengan teman maupun dengan guru. Bahasa Inggris merupakan bahasa kedua disamping bahasa ibu kita yaitu
Bahasa Indonesia. Responden menyatakan jika Ia lebih sering menggunakan Bahasa Indonesia disetiap perkataannya walaupun sedang berada dalam suasana
belajar Bahasa Inggris. Hal ini dapat dimaklumi, terlebih lagi sekolah tidak memaksa siswa untuk berbahasa Inggris dalam keseharian.
Tabel 38 Penggunaan Bahasa Inggris guru saat mengajar
NO Penggunaan Bahasa Inggris guru saat
mengajar Frekuensi
1 Menggunakan Bahasa Inggris tetapi masih diselingi Bahasa Indonesia
26 55.3
2 Menggunakan Bahasa Inggris hanya saat menyampaikan materi pelajaran
13 27.7
3 Selalu menggunakan Bahasa Inggris
8 17.0
Total 47
100.0
Sumber P.36FC.36
Tabel 37 menunjukkan penggunaan Bahasa Inggris saat guru mengajar. 26 orang 55,3 memilih guru menggunakan Bahasa Inggris tetapi masih diselingi
Bahasa Inggris, 13 orang 27,7 memilih menggunakan Bahasa Inggris hanya saat menyampaikan materi pelajaran dan 8 orang 17,0 memilih guru selalu
mengunakan Bahasa Inggris baik saat menyampaikan materi maupun setelah menyampaikan materi.
Universitas Sumatera Utara
Mayoritas responden memilih guru menggunakan Bahasa Inggris tetapi masih diselingi Bahasa Indonesia. Sependapat dengan siswa, guru juga mengakui
cara belajar yang Ia terapkan masih diselingi dengan Bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya tingkatan kemampuan siswa yang berbeda-beda satu sama
lain. Ada siswa yang dengan cepat menangkap semua makna dalam ucapan Bahasa Inggris, namun ada juga yang sedikit lebih lambat untuk dapat mengerti
arti dari ucapan guru. Maka, guru selalu menyelingi Bahasa Inggris dan mengartikannya dalam Bahasa Indonesia. Di salah satu kelas yang umumnya
mempunyai kemampuan berbahasa Inggris lebih baik dari kelas lain, guru sudah menggunakan Bahasa Inggris dalam setiap kesempatan. Itu adalah salah satu
upaya membiasakan siswa agar fasih dan percaya diri untuk menggunakan Bahasa Inggris.
Tabel 39 Penggunaan Bahasa Inggris diluar pelajaran
NO Penggunaan Bahasa Inggris diluar
pelajaran Frekuensi
1 Hampir tidak pernah
6 12.8
2 Hanya saat-saat tertentu saja
31 66.0
3 Setiap hari namun hanya beberapa kata saja
9 19.1
4 Setiap hari dan lebih dari 500 kata per hari
1 2.1
Total 47
100.0
Sumber P.37FC.37
Tabel 37 menunjukkan penggunaan Bahasa Inggris diluar pelajaran. Sebanyak 31 orang responden 66,0 menyatakan hanya mengunakan Bahasa
Inggris diluar pelajaran pada saat-saat tertentu saja, 9 orang responden 19,1
Universitas Sumatera Utara
menyatakan mengunakan Bahasa Inggris setiap hari namun hanya beberapa kata saja, 6 orang responden 12,8 hampir tidak pernah mengunakan Bahasa Inggris
diluar pelajaran, dan 1 orang responden 2,1 menyatakan Ia selalu berbahasa Inggris setiap hari dan lebih dari 500 kata perhari.
Kebanyakan responden yang berjumlah 31 orang mengunakan Bahasa Inggris hanya pada saat tertentu saja. Seperti pada alasan sebelumnya, faktor
pribadi dan lingkungan menjadi hal yang berpengaruh mengapa responden tidak selalu membiasakan untuk berlatih Bahasa Inggris. Saat ini banyak hal disekitar
kita selalu menggunakan Bahasa Inggris, tetapi bukan berarti dapat meningkatkan kebiasaan responden untuk menggunakan Bahasa Inggris.
Tabel 40 Memahami percakapan Bahasa Inggris
NO Pemahaman saat mendengar percakapan
Bahasa Inggris Frekuensi
1 Buruk 1
2.1 2 Kurang
13 27.7
3 Baik 29
61.7 4 Sangat
baik 4
8.5 Total
47 100.0
Sumber P.37FC.37
Tabel 38 menunjukkan pemahaman responden mendengar setiap percakapan Bahasa Inggris. 29 responden 61,75 memilih kemampuannya baik,
13 responden 27,7 memilih kemampuan mereka kurang, 4 responden 8,5 memilih kemampuan mereka sangat baik, dan 1 orang 2,1 memilih
kemampuan memahami percakapan Bahasa Inggris-nya buruk. Mayoritas
Universitas Sumatera Utara
responden berjumlah 29 orang menyatakan kemampuan mendengar dan memahami setiap percakapan Bahasa Inggris adalah baik.
Tabel 41 Kecepatan menangkap makna dalam percakapan
NO Kecepatan menangkap
makna dalam percakapan
Frekuensi
1 Kurang 23
48.9 2 Baik
22 46.8
3 Sangat baik
2 4.3
Total 47
100.0
Sumber P.38FC.38
Tabel 39 menunjukkan kecepatan menangkap makna dalam percakapan. Sebanyak 23 orang 48,9 memilih kemampuan menangkap makna dalam
percakapan kurang baik, 22 orang 46,8 memilih kemampuan menangkap makna dalam percakapan baik, dan 2 orang 4,3 memilih kemampuan
menangkap makna dalam percakapan sangat baik. Hanya berbeda 1 orang responden antara pilihan “kurang” dan “baik”,
tetapi kita simpulkan mayoritas responden mengakui bahwa kemampuan menangkap makna dalam percakapan adalah kurang.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 42 Kemampuan mengartikan ekspresi serta intonasi dalam percakapan
Bahasa Inggris NO
Mengartikan ekspresi serta intonasi dari percakapan Bahasa Inggris
Frekuensi
1 Kurang 20
42.6 2
Baik 23
48.9 3
Sangat baik 4
8.5 Total
47 100.0
Sumber P.39FC.39
Tabel 40 menunjukkan kemampuan responden dalam mengartikan ekspresi serta intonasi dalam percakapan Bahasa Inggris. 23 responden 48,9
memilih kemampuan mengartikan ekspresi serta intonasi dalam percakapan Bahasa Inggris mereka baik, 20 reponden 42,6 memilih kemampuan
mengartikan ekspresi dan intonasi dalam percakapan Bahasa Inggris mereka kurang, 4 responden 8,5 memilih kemampuan mereka dalam mengartikan
ekspresi serta intonasi sangat baik. Mayoritas responden merasa kemampuannya saat mengartikan ekspresi
serta intonasi dalam percakapan Bahasa Inggris adalah baik. Ekspresi dan intonasi merupakan bahasa non-verbal yang mendukung penyampaian pesan berjalan
dengan baik dalam setiap proses komunikasi. Diperlukan kepekaan dari komunikator dalam hal ini siswa untuk dapat mengerti ekspresi dan intonasi dari
lawan bicara saat berbicara Bahasa Inggris.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 43 Respon terhadap percakapan Bahasa Inggris
NO Respon terhadap percakapan
Frekuensi
1 Kurang 16
34.0 2 Baik
29 61.7
3 Sangat baik
2 4.3
Total 47
100.0
Sumber P.40FC.40
Tabel 41 menunjukkan respon siswa pada saat percakapan Bahasa Inggris. Sebanyak 29 orang 61,7 menyatakan respon terhadap percakapan baik, 16
orang 43,0 menyatakan respon terhadap percakapan kurang dan 2 orang 4,3 menyatakan respon terhadap percakapan sangat baik.
Kebanyakan responden berjumlah 29 orang menyatakan kemampuan merespon percakapan berjalan dengan baik. Respon atau hubungan timbal balik
yang terjadi dalam percakapan menjadi faktor penunjang efektifitas komunikasi yang terjadi. Jika guru berbicara atau bertanya pada siswa, namun siswa tidak
merespon dengan berbagai sebab maka hal tersebut dapat menjadi faktor penghambat dalam proses komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 44 Latihan mendengar percakapan Bahasa Inggris
NO Latihan mendengar percakapan Bahasa
Inggris Frekuensi
1 Hampir tidak pernah
1 2.1
2 Hanya saat-saat tertentu saja
24 51.1
3 Setiap hari namun hanya beberapa kata saja
21 44.7
4 Setiap hari dan 500 kata perhari
1 2.1
Total 47
100.0
Sumber P.41FC.41
Tabel diatas menunjukkan latihan mendengar percakapan Bahasa Inggris responden. 24 orang 51,1 menyatakan latihan mendengar percakapan Bahasa
Inggris hanya dilakukan disaat-saat tertentu saja, 21 orang 44,7 menyatakan dirinya berlatih mendengar percakapan Bahasa Inggris setiap hari namun hanya
beberapa kata saja, 1 orang 2,1 menyatakan hampir tidak pernah berlatih mendengar percakapan Bahasa Inggris sedangkan 1 orang 2,1 menyatakan
setiap hari Ia berlatih mendengar percakapan Bahasa Inggris dan 500 kata perhari. Mayoritas responden menyatakan saat-saat tertentu mereka berlatih
mendengar percakapan Bahasa Inggris.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 45 Kemampuan memahami arti tulisan dalam wacana
NO Memahami arti tulisan dalam wacana
Bahasa Inggris Frekuensi
1 Kurang 7
14.9 2
Baik 34
72.3 3
Sangat baik 6
12.8 Total
47 100.0
Sumber P.42FC.42
Tabel 44 menunjukkan pemahaman arti tulisan dalam wacana Bahasa Inggris. Sebanyak 34 orang responden 72,3 memahami arti tulisan dalam
wacana dengan baik, 7 orang responden 14,9 menyatakan kemampuan dalam hal memahami arti tulisan Bahasa Inggris kurang baik, 6 orang responden 12,8
menyatakan kemampuannya sangat baik dalam memahami arti tulisan dalam wacana Bahasa Inggris. Dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
dirinya memahami arti tulisan dalam wacana dengan baik.
Tabel 46 Pelafalan kata saat membaca wacana
NO Pelafalan kata saat membaca wacana
Frekuensi
1 Kurang 10
21.3 2 Baik
35 74.5
3 Sangat baik
2 4.3
Total 47
100.0
Sumber P.43FC.43
Tabel 44 menunjukkan pelafalan kata saat membaca wacana Bahasa Inggris. Sebanyak 35 orang 74,5 merasa kemampuan melafalkan kata saat
membaca wacana baik, 10 orang 21,3 merasa kemampuan melafalkan kata
Universitas Sumatera Utara
saat membaca wacana kurang baik dan 2 orang 4,3 merasa memiliki kemampuan sangat baik dalam melafalkan kata saat membaca wacana Bahasa
Inggris. Dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan kemampuan melafalkan kata saat membaca wacana adalah baik.
Tabel 47 Identifikasi ciri-ciri Bahasa Inggris dalam wacana
NO Identifikasi ciri-ciri Bahasa Inggris dalam
wacana Frekuensi
1 Buruk 2
4.3 2 Kurang
27 57.4
3 Baik 18
38.3 Total
47 100.0
Sumber P.44FC.44
Tabel 45 menunjukkan identifikasi ciri-ciri Bahasa Inggris dalam wacana. Sebanyak 27 orang 57,4 menyatakan kemampuan mengidentifikasi ciri-ciri
Bahasa Inggris dalam wacana kurang baik, 18 orang 38,3 menyatakan kemampuan mengidentifikasi cirri-ciri Bahasa Inggris dalam wacana baik, 2
orang 4,3 menyatakan kemampuan mengidentifikasi ciri-ciri Bahasa Inggris dalam wacana buruk. Dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
kemampuan mengidentifikasi ciri-ciri wacana adalah kurang.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 48 Kelancaran membaca wacana Bahasa Inggris
NO Kelancaran membaca
wacana Bahasa
Inggris Frekuensi
1 Buruk 1
2.1 2 Kurang
7 14.9
3 Baik 35
74.5 4 Sangat
baik 4
8.5 Total
47 100.0
Sumber P.45FC.45
Tabel 46 menunjukkan kemampuan responden dalam membaca wacana Bahasa Inggris. 35 orang 74,5 memilih kelancarannya membaca baik, 7 orang
14,9 responden memilih kelancarannya membaca kurang dan 1 orang 2,1 responden memilih kelancarannya membaca buruk. Dapat disimpulkan bahwa
sejumlah 35 orang mayoritas responden merasa kelancaran dalam membaca wacana Bahasa Inggris baik.
Tabel 49 Latihan membaca wacana Bahasa Inggris
NO Latihan membaca wacana Bahasa Inggris
Frekuensi
1 Hampir tidak pernah
2 4.3
2 Hanya saat-saat tertentu saja
29 61.7
3 Setiap hari namun hanya beberapa kata saja
16 34.0
Total 47
100.0
Sumber P.46FC.46
Tabel 47 menunjukkan latihan membaca wacana Bahasa Inggris siswa. Sebanyak 29 orang 61,7 menyatakan latihan membaca wacana Bahasa Inggris
dilakukan pada saat tertentu saja, 16 orang 34,0 menyatakan latihan mambaca
Universitas Sumatera Utara
wacana Bahasa Inggris dilakukan setiap hari namun hanya beberapa kata saja, 2 orang 4,3 menyatakan hampir tidak pernah berlatih membaca wacana Bahasa
Inggris. Dapat disimpulkan mayoritas responden berjumlah 29 orang menyatakan latihan membaca hanya dilakukan pada saat-saat tertentu saja.
Tabel 50 Lafal ucapan saat berbicara Bahasa Inggris
NO Lafal ucapan saat berbicara Bahasa
Inggris Frekuensi
1 Kurang 20
42.6 2 Baik
25 53.2
3 Sangat baik
2 4.3
Total 47
100.0
Sumber P.47FC.47
Tabel 48 menunjukkan kemampuan siswa dalam melafalkan ucapan saat berbicara Bahasa Inggris dengan orang lawan bicara. 25 responden 53,2
menyatakan mampu dengan baik melafalkan ucapan Bahasa Inggris pada lawan bicara, 20 responden 42,6 menyatakan kemampuannya dalam melafalkan
ucapan Bahasa Inggris kurang baik dan 2 orang 4,3 menyatakan kemampuannya dalam melafalkan ucapan Bahasa Inggris sangat baik.
Dapat disimpulkan mayoritas kemampuan responden dalam melafalkan ucapan saat berbicara Bahasa Inggris adalah baik.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 51 Mengungkapkan gagasan dalam percakapan Bahasa Inggris
NO Mengungkapkan gagasan dalam bentuk
percakapan Bahasa Inggris Frekuensi
1 Kurang 30
63.8 2 Baik
17 36.2
Total 47
100.0
Sumber P.48FC.48
Tabel 49 menunjukkan identifikasi ciri-ciri Bahasa Inggris dalam wacana. Sebanyak 30 orang responden 63,8 menyatakan kemampuannya kurang baik
dalam mengungkapkan gagasan, 17 orang responden 36,2 menyatakan dapat dengan baik mengungkapkan gagasan dalam bentuk percakapan Bahasa Inggris.
Dapat disimpulkan mayoritas responden kurang dapat mengungkapkan gagasan dalam bentuk percakapan Bahasa Inggris.
Tabel 52 Interaksi dalam percakapan Bahasa Inggris
NO Interaksi dalam percakapan Bahasa
Inggris Frekuensi
1 Kurang 21
44.7 2 Baik
25 53.2
3 Sangat baik
1 2.1
Total 47
100.0
Sumber P.49FC.49
Tabel 50 menunjukkan interaksi dalam percakapan Bahasa Inggris. Sebanyak 25 orang 53,2 menyatakan interaksi dalam percakapan Bahasa
Inggris berjalan dengan baik, 21 orang 44,7 menyatakan kemampuan berinteraksi dalam percakapan Bahasa Inggrisnya kurang dan 1 orang responden
Universitas Sumatera Utara
2,1 menyatakan kemampuan berinteraksi dalam percakapan Bahasa Inggrisnya sangat baik. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas kemampuan
berinteraksi dalam percakapan Bahasa Inggris responden adalah baik.
Tabel 53 Rasa percaya diri siswa berbicara Bahasa Inggris
NO Rasa percaya diri
berbicara Bahasa Inggris Frekuensi
1 Kurang 27
57.4 2 Baik
17 36.2
3 Sangat baik
3 6.4
Total 47
100.0
Sumber P.50FC.50
Tabel 51 menunjukkan rasa percaya diri responden saat berbicara dalam percakapan Bahasa Inggris. Sebanyak 27 orang 57,4 menyatakan kurang
percaya diri jika berbicara Bahasa Inggris, 17 orang 36,2 menyatakan rasa percaya diri dalam berbicara Bahasa Inggris baik dan 3 orang responden 6,4
menyatakan rasa percaya diri dalam percakapan Bahasa Inggrisnya sangat baik. Dari tabel dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden kurang percaya diri
dalam berbicara Bahasa Inggris.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 54 Latihan berbicara dalam Bahasa Inggris
NO Latihan berbicara Bahasa Inggris
Frekuensi
1 Hampir tidak pernah
2 4.3
2 Hanya saat-saat tertentu saja
26 55.3
3 Setiap hari, namun hanya beberapa kata
18 38.3
4 Setiap hari dan lebih dari 500 kata per
hari 1 2.1
Total 47
100.0
Sumber P.51FC.51
Tabel 52 menunjukkan latihan berbicara Bahasa Inggris siswa. Sebanyak 26 orang responden 55,3 menyatakan latihan berbicara Bahasa Inggris
dilakukan pada saat tertentu saja, 18 orang responden 38,3 menyatakan latihan berbicara Bahasa Inggris dilakukan setiap hari namun hanya beberapa kata saja, 2
orang responden 4,3 menyatakan hampir tidak pernah berlatih berbicara Bahasa Inggris dan 1 orang responden 2,1 menyatakan Ia berlatih setiap hari
dan lebih dari 500 kata perhari. Dapat disimpulkan mayoritas responden dengan jumlah 26 orang menyatakan latihan berbicara Bahasa Inggris dilakukan hanya
saat-saat tertentu saja. Latihan terus menerus akan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pelafalan kata-kata. Latihan bisa dilakukan sendiri,
tetapi akan jauh lebih baik jika dilakukan bersama lawan bicara. Dimaksudkan lawan bicara akan mengoreksi lafal ucapan jika dirasa kurang tepat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 55 Motivasi dari guru agar percaya diri berbicara Bahasa Inggris
NO Motivasi dari guru untuk percaya diri
berbicara Bahasa Inggris Frekuensi
1 Tidak pernah
6 12.8
2 Kadang-kadang 10
21.3 3 Pernah
13 27.7
4 Selalu 18
38.3 Total
47 100.0
Sumber P.52FC.52
Tabel 54 menunjukkan motivasi Bahasa Inggris siswa. Sebanyak 18 orang responden 38,3 menyatakan guru selalu memotivasi mereka agar percaya diri
berbicara Bahasa Inggris, 13 orang responden 27,7 menyatakan guru pernah memotivasi mereka agar percaya diri berbicara Bahasa Inggris, 10 orang
responden 21,3 menyatakan kadang-kadang guru memotivasi mereka agar lebih percaya diri berbicara Bahasa Inggris dan 6 orang 12,8 menyatakan tidak
pernah diberi motivasi oleh guru agar lebih percaya diri berbicara Bahasa Inggris. Dapat disimpulkan mayoritas responden berjumlah 18 orang menyatakan guru
selalu memotivasi mereka agar lebih percaya diri berbahasa Inggris. Motivasi merupakan salah satu upaya positif dan mempunyai pengaruh
yang baik pula. Kenyataan bahwa seseorang yang mahir berbicara didepan umum pasti punya motivasi dari dalam dirinya agar percaya diri tampil dimuka umum.
Terlebih lagi dalam menggunakan bahasa Internasional seperti Bahasa Inggris. Motivasi dapat mengalahkan pikiran negatif seperti rasa malu ditertawakan
maupun rasa takut akan kesalahan. Guru Bahasa Inggris selalu memberikan motivasi pada muridnya dengan kata-kata yang baik seperti “jangan malu untuk
Universitas Sumatera Utara
belajar dan latihan didepan kelas, jika takut salah itu adalah hal wajar dalam proses belajar”, “rajin-rajinlah mengulang percakapan agar lidah semakin terbiasa
dengan Bahasa Inggris, karena ibu yakin kamu pasti bisa”. Motivasi tersebut akan membangkitkan rasa percaya diri siswa.
Tabel 56 Pemahaman kosa kata
NO Pemahaman kosa kata Bahasa Inggris
Frekuensi
1 Kurang 14
29.8 2 Baik
26 55.3
3 Sangat baik
7 14.9
Total 47
100.0
Sumber P.54FC.54
Tabel 55 menunjukkan pemahaman kosa kata Bahasa Inggris responden. Sebanyak 26 orang responden 55,3 menyatakan pemahaman kosa kata Bahasa
Inggrisnya baik, 14 orang responden 29,8 menyatakan kurangnya pemahaman akan kosa kata Bahasa Inggris dan 7 orang 14,9 menyatakan pemahaman kosa
kata Bahasa Inggris-nya sangat baik. Dapat disimpulkan mayoritas responden berjumlah 26 orang menyatakan kemampuannya dalam memahami kosa kata
adalah baik.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 57 Pemahaman tata bahasa
grammar NO
Pemahaman tata Bahasa Inggris
grammar Frekuensi
1 Buruk 3
6.4 2 Kurang
19 40.4
3 Baik 23
48.9 4 Sangat
baik 2
4.3 Total
47 100.0
Sumber P.55FC.55
Tabel 56 menunjukkan pemahaman tata Bahasa Inggris responden. Sebanyak 23 orang responden 48,9 menyatakan pemahaman tata Bahasa
Inggrisnya baik, 19 orang responden 40,4 merasa kemampuannya dalam memahami tata Bahasa Inggris kurang, 3 orang responden 6,4 menyatakan
pemahaman tata Bahasa Inggrisnya buruk dan 2 orang 4,3 menyatakan pemahaman tata Bahasa Inggrisnya sangat baik. Dapat disimpulkan mayoritas
responden berjumlah 23 orang menyatakan kemampuannya dalam memahami tata Bahasa Inggris baik.
Tata bahasa grammar merupakan materi yang sulit karena membutuhkan daya ingat agar dapat menguasai semua unsur pembentuk bahasa tersebut.
Beberapa siswa merasa terbantu oleh guru karena rumus yang diberikan guru mudah dipahami dan mudah diingat. Dengan sejumlah rumus itulah beragam
bentuk tenses dapat dengan mudah dikuasai.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 58 Kemampuan menyusun kata
NO Kemampuan menyusun kata-kata
Bahasa Inggris Frekuensi
1 Kurang 15
31.9 2 Baik
32 68.1
Total 47
100.0
Sumber P.56FC.56
Tabel 57 menunjukkan kemampuan menyusun kata-kata Bahasa Inggris responden. Sebanyak 32 orang responden 68,1 menyatakan kemampuan
menyusun kata-kata Bahasa Inggrisnya baik, 15 orang responden 40,4 menyatakan kemampuannya menyusun kata-kata Bahasa Inggris kurang. Dapat
disimpulkan mayoritas responden berjumlah 32 orang menyatakan kemampuannya dalam menyusun kata-kata Bahasa Inggris baik.
Tabel 59 Mengungkapkan ekspresi dalam bentuk tulisan
NO Mengungkapkan ekspresi dalam bentuk
tulisan Bahasa Inggris Frekuensi
1 Kurang 21
44.7 2 Baik
23 48.9
3 Sangat baik
3 6.4
Total 47
100.0
Sumber P.57FC.57
Tabel 58 menunjukkan kemampuan responden dalam mengungkapkan ekspresi dalam bentuk tulisan berbahasa Inggris. Sebanyak 23 orang responden
48,9 menyatakan kemampuan mengungkapkan ekspresi dalam bentuk tulisan berbahasa Inggris baik, 21 orang responden 48,9 menyatakan kemampuannya
Universitas Sumatera Utara
mengungkapkan ekspresi dalam bentuk tulisan berbahasa Inggris kurang dan 3 orang 6,4 menyatakan kemampuannya mengungkapkan ekspresi dalam bentuk
tulisan sangat baik. Dapat disimpulkan mayoritas responden berjumlah 23 orang menyatakan kemampuannya dalam mengungkapkan ekspresi dalam bentuk tulisan
berbahasa Inggris baik.
Tabel 60 Latihan menulis dalam Bahasa Inggris
NO Latihan menulis dalam Bahasa Inggris
Frekuensi
1 Hampir tidak pernah
1 2.1
2 Hanya saat-saat tertentu saja
27 57.4
3 Setiap hari, namun hanya beberapa kata saja
15 31.9
4 Setiap hari dan lebih dari 500 kata per hari
4 8.5
Total 47
100.0
Sumber P.43FC.43
Tabel 59 menunjukkan latihan menulis dalam Bahasa Inggris siswa. Sebanyak 27 orang responden 57,4 menyatakan kemampuan mengungkapkan
ekspresi dalam bentuk tulisan berbahasa Inggris baik, 15 orang 31,9 menyatakan kemampuannya mengungkapkan ekspresi dalam bentuk tulisan
berbahasa Inggris kurang dan 4 orang 8,5 menyatakan kemampuannya mengungkapkan ekspresi dalam bentuk tulisan sangat baik dan 1 orang 2,1
menyatakan hampir tidak pernah latihan menulis dalam Bahasa Inggis. Dapat disimpulkan mayoritas responden berjumlah 27 orang menyatakan
kemampuannya dalam mengungkapkan ekspresi dalam bentuk tulisan berbahasa Inggris baik.
Universitas Sumatera Utara
Menulis kata-kata Bahasa Inggris dapat melatih terbiasanya siswa dalam mengenal ejaan Bahasa Inggris dan cara membacanya. Kita mengetahui bahwa
setiap kata yang tertulis belum tentu berbunyi seperti yang ada di tulisan. Peran serta guru dan pribadi siswa dalam menggali potensi menulis Bahasa Inggris
dengan memperbanyak latihan diharapkan akan menambah kemampuan siswa menjadi lebih baik lagi.
Tabel 61 Perasaan jenuh belajar Bahasa Inggris
NO Perasaan jenuh belajar Bahasa Inggris
Frekuensi
1 Sering 3
6.4 2 Pernah
29 61.7
3 Jarang 6
12.8 4 Tidak
pernah 9
19.1 Total
47 100.0
Sumber P.59FC.59
Tabel 60 menunjukkan perasaan jenuh responden saat belajar Bahasa Inggris. Sebanyak 29 orang 61,7 menyatakan pernah jenuh saat belajar
Belajar Bahasa Inggris, 9 orang 19,1 menyatakan tidak pernah jenuh belajar Bahasa Inggris dan 6 orang 12,8 menyatakan jarang merasakan jenuh saat
belajar Bahasa Inggris dan 3 orang 6,4 menyatakan sering merasa jenuh saat belajar Bahasa Inggris. Dari tabel diatas dapat disimpulkan mayoritas responden
berjumlah 29 orang menyatakan pernah merasa jenuh saat belajar Bahasa Inggris. Semua orang pasti pernah merasakan jenuh dalam kesehariannya.
Berbagai alasan diungkapkan oleh responden, diantaranya kekurangpahaman akan materi yang disampaikan guru, sudah letih saat belajar Bahasa Inggris karena jam
Universitas Sumatera Utara
pelajaran terakhir, guru yang berbicara terlalu cepat dan selalu menggunakan Bahasa Inggris sehingga sulit dipahami, dan juga alasan dari diri siswa yaitu
sedang merasa tidak fit saat mengikuti pelajaran. Beberapa responden mengungkapkan hal lain. Mereka yang tidak pernah
dan jarang jenuh saat pelajaran menilai guru mereka sangat pandai menguasai suasana belajar dan mengajar siswa dengan penuh keceriaan. Selain itu, responden
yang tidak pernah jenuh belajar Bahasa Inggris ini pun mengakui dirinya sangat suka belajar Bahasa Inggris karena tahu manfaat Bahasa Inggris dimasa sekarang
sangatlah berguna.
IV.2. Analisis Tabel Silang
Analisis tabel silang ini bertujuan untuk melihat hubungan antara komunikasi antar pribadi guru dan keterampilan berbahasa Inggris siswa SMP
Pertiwi Medan. Tidak semua dari variabel X dan variabel Y yang disilangkan dan dianalisa dalam bentuk silang. Peneliti hanya menampilkan item-item penting dari
variabel penelitian. Kumpulan data yang akan disajikan dan dianalisa dalam tabel silang ini
terdiri dari: 1.
Hubungan antara pemberian informasi manfaat Bahasa Inggris dengan penggunaan Bahasa Inggris.
2. Hubungan antara empati guru yaitu mengetahui kelemahan siswa dengan
kemampuan siswa mengungkapkan gagasan dalam percakapan Bahasa Inggris.
Universitas Sumatera Utara
3. Hubungan antara cara penyampaian pesan dengan kecepatan menangkap
makna percakapan Bahasa Inggris. 4.
Hubungan antara pujian yang diberikan guru dengan kemampuan siswa dalam melafalkan kata-kata Bahasa Inggris.
5. Hubungan antara keterbukaan guru terhadap kritik dengan kemampuan
siswa dalam menyusun kata. 6.
Hubungan antara sikap menerima kekurangan siswa dengan rasa percaya diri dalam Bahasa Inggris.
Tabel 62 Hubungan antara pemberian informasi manfaat Bahasa Inggris dengan
penggunaan Bahasa Inggris
Penggunaan Bahasa Inggris saat proses belajar Tidak pernah
Sangat minim,
sekedarnya saja
Hanya ketika berinteraksi
dengan guru total
N O
Informasi manfaat Bahasa Inggris pada
siswa
F F F F
1 Tidak pernah
0 0 1
2.1 1
2.1 2 Jarang
0 1 2.1
1 2.1
3 Pernah
3 6.4 16 34.0 6 12.8 25 53.2
4 Sering
5 10.6 8 17.0 7 14.9 20 42.6 Total
8 17.0 25 53.2 14 29.8 47 100
Sumber : P.11FC.14 – P.36FC.36 Tabel 61 menunjukkan hubungan antara pemberian informasi manfaat
Bahasa Inggris oleh guru dengan penggunaan Bahasa Inggris siswa. 1 responden menyatakan tidak pernah diberi pengetahuan tentang manfaat bahasa inggris oleh
guru, menggunakan Bahasa Inggris hanya ketika berinteraksi dengan guru. 1
Universitas Sumatera Utara
responden menyatakan jarang mendapat informasi tentang manfaat Bahasa Inggris dari guru, penggunaan Bahasa Inggris sangat minim dan sekedarnya saja. 3
responden menyatakan pernah diberi informasi tentang manfaat Bahasa Inggris oleh guru menyatakan tidak pernah menggunakan Bahasa Inggris dalam proses
belajar. Sebanyak 16 responden pernah diberi informasi tentang manfaat Bahasa Inggris oleh guru menggunakan Bahasa Inggris sekedarnya saja dan sangat
minim. Sedangkan 6 responden yang pernah diberi informasi tentang manfaat Bahasa Inggris mengaplikasikan Bahasa Inggrisnya hanya ketika berinteraksi
dengan guru Bahasa Inggris. Responden yang menyatakan sering diberi informasi tentang manfaat Bahasa Inggris, sebanyak 5 orang tidak pernah menggunakan
Bahasa Inggris saat proses belajar berlangsung, 8 responden menyatakan sangat minim dan sekedarnya saja menggunakan Bahasa Inggris, 7 responden
menyatakan Bahasa Inggris hanya digunakan saat berinteraksi dengan guru saja. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang pernah diberi
informasi tentang manfaat Bahasa Inggris oleh guru sangat minim menggunakan Bahasa Inggris pada saat proses belajar berlangsung berjumlah 16 orang 34,.
Meskipun guru sudah memberikan informasi tentang manfaat Bahasa Inggris kepada siswa akan tetapi belum tentu siswa bisa menggunakan Bahasa Inggris
walau mereka sedang berada di kelas Bahasa Inggris. Informasi tentang Bahasa Inggris akan menambah pengetahuan serta motivasi siswa tentang pentingnya
Bahasa Inggris di zaman globalisasi seperti sekarang.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 63 Hubungan antara empati guru yaitu mengetahui kelemahan siswa dengan
kemampuan siswa mengungkapkan gagasan dalam percakapan Bahasa Inggris
Kemampuan responden mengungkapkan gagasan dalam percakapan
Buruk Kurang
Baik Sangat baik
Total N
o Menceritakan
kesulitan belajar Bahasa Inggris
F F F F F 1
Tidak pernah
0 0 3 6.4 9 19.1 4 8.5 16 34.0 2
Jarang 1 2.1 0 0 13 27.7 3 6.4 17 36.2
3 pernah
0 0 1 2.1 5 10.6 6 12.8 12 25.5 4
Sering 0 0 1 2.1 0 0 1 2.1 2 4.3
Total 1 2.1 5 10.6 46 60.5 14 29.8 47 100
Sumber : P.15FC.18 – P.48FC.48
Tabel 62 menunjukkan hubungan antara empati guru yaitu mengetahui kelemahan siswa dengan kemampuan siswa mengungkapkan gagasan dalam
percakapan Bahasa Inggris. Sebanyak 3 responden yang tidak pernah menceritakan kesulitan belajar Bahasa Inggris kepada guru, merasa kurang
mampu mengungkapkan gagasan dalam percakapan, 9 responden yang tidak pernah menceritakan kesulitan belajar kepada guru Bahasa Inggris merasa
kemampuannya dalam Bahasa Inggris baik, 4 responden yang tidak pernah menceritakan kesulitan belajar merasa kemampuannya mengungkapkan gagasan
sangat baik. Responden yang jarang menceritakan kesulitan dalam belajar merasa kemampuannya dalam mengungkapkan gagasan buruk berjumlah 1 orang.
Sebanyak 13 responden merasa kemampuannya baik dalam mengungkapkan gagasan menyatakan jarang menceritakan kesulitan dalam belajar, 3 responden
Universitas Sumatera Utara
menyatakan kemampuannya sangat baik dalam mengungkapkan gagasan walaupun jarang menceritakan kesulitan belajar Bahasa Inggris pada guru.
Responden yang pernah menceritakan kesulitannya dalam belajar merasa kurang mampu dalam mengungkapkan gagasan saat berbicara Bahasa Inggris, sebanyak 1
orang. 5 responden yang pernah menceritakan kesulitan belajar merasa kemampuannya dalam mengungkapkan gagasan baik dan 6 responden yang
pernah menceritakan kesulitan belajar merasa kemampuannya sangat baik saat mengungkapkan gagasan. 1 responden yang sering menceritakan kesulitan belajar
pada guru merasa kurang mampu mengungkapkan gagasan dalam percakapan dan 1 responden menyatakan sering menceritakan kesulitan belajar merasa
kemampuannya dalam mengungkapkan gagasan sangat baik. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang jarang menceritakan
kesulitan belajar pada guru merasa kemampuannya baik dalam mengungkapkan gagasan yaitu berjumlah 13 orang 27,7. Saat guru pernah memberikan tentang
informasi Bahasa Inggris dalam intensitas yang lebih tinggi, kemampuan responden dalam menungungkapkan gagasan juga ikut meningkat bila
dibandingkan dengan responden yang menyatakan jarang dan tidak pernah menceritakan kesulitan belajar pada guru Bahasa Inggris.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 64 Hubungan antara cara penyampaian pesan dengan kecepatan menangkap
makna percakapan Bahasa Inggris
Kecepatan menangkap makna percakapan Bahasa Inggris Kurang
Baik Sangat baik
Total N
O Cara penyampaian pesan
nasehat
F F F F 1 Berbicara dengan intonasi
tinggi 0 0 1 2.1 0 0 1
2.1 2
Berbicara sambil
lalu 3 6.4 0 0 0 0 3
6.4 3 Hanya menatap mata tanpa
ada kedekatan fisik 6 12.8 6 12.8 1 2.1 13
27.7 4 Mendekati siswa dan
berbicara seraya menatap mata
14 29.8 15 31.9 1 2.1 30 63.8
Total 23 48.9 22 46.8 2 4.3 47
100
Sumber : P.21FC.24 – P.38FC38 Tabel 63 menunjukkan hubungan antara cara penyampaian pesan dengan
kecepatan menangkap makna percakapan Bahasa Inggris. Sebanyak 1 orang responden merasa kemampuannya dalam menangkap makna percakapan baik
walau guru menyampaikan pesan pada siswa dengan intonasi tinggi. 3 responden merasa kemampuannya dalam menangkap makna percakapan kurang jika guru
berbicara sambil lalu. Kemampuan 6 responden dalam menangkap makna percakapan dirasa kurang jika guru hanya menatap mata responden tanpa ada
kedekatan fisik, hasil yang sama yaitu 6 responden tingkat kecepatannya dalam menangkap makna percakapan lebih baik walau guru hanya menatap mata tanpa
ada kedekatan fisik dan 1 responden merasa kemampuannya sangat baik dalam
Universitas Sumatera Utara
menangkap pesan dari guru walaupun tidak ada kedekatan fisik dan hanya menatap mata responden. 14 responden masih merasa kecepatannya dalam
menangkap makna percakapan kurang walau guru memberi pesan dengan mata menatap responden dan mendekati responden. 15 responden justru menyatakan
kecepatan dalam menangkap makna percakapan baik jika guru menyampaikan pesan dengan mendekati responden dan menatap matanya. 1 responden
menyatakan kecepatannya dalam menangkap makna percakapan sangat baik apabila guru menyampaikan pesan dengan menatap mata siswa seraya
mendekatinya. Dapat disimpulkan mayoritas responden sebanyak 15 orang 31,9
menyatakan kecepatannya dalam menangkap makna percakapan baik apabila guru menyampaikan pesan dengan mendekati siswa dan menatap matanya. Terbukti
adanya keterlibatan komunikasi non-verbal mempunyai efek pada proses pemaknaan bahasa.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 65 Hubungan antara pujian yang diberikan guru dengan kemampuan siswa
dalam melafalkan kata-kata Bahasa Inggris
Kemampuan melafalkan kata dengan baik Kurang
Baik Sangat baik
Total N
O Pujian yang diberikan guru
F F F F 1 Tidak
pernah 4 8.5 8
17.0 1 2.1
13 27.7
2 Jarang
1 2.1 9 19.1 1 2.1 11 23.4
3 Pernah
1 2.1 14 29.8 4 8.5 19 40.4
4 Sangat
sering 1 2.1 3 6.4 0 0 4
8.5 Total
7 14.9 34 72.3 6 12.8 47 100
Sumber : P.32FC.33 – P.47FC.4
Tabel 64 menunjukkan hubungan antara pujian yang diberikan guru dengan kemampuan siswa dalam melafalkan kata-kata Bahasa Inggris. Responden
yang tidak pernah dipuji menyatakan kemampuannya dalam melafalkan kata kurang sebanyak 4 orang. 8 responden menyatakan kemampuannya baik dalam
melafalkan kata-kata walaupun tidak pernah dipuji guru. 1 responden justru merasa kemampuannya dalam pelafalan kata sangat baik walau tidak pernah
dipuji guru Bahasa Inggris. Responden yang menyatakan jarang dipuji guru merasa kemampuannya dalam pelafalan kurang sebanyak 1 orang, 9 responden
merasa kemampuannya baik dalam pelafalan kata walau jarang dipuji dan 1 responden yang jarang dipuji justru merasa sangat baik dalam pelafalan kata-kata
Bahasa Inggris. 1 responden menyatakan dirinya pernah dipuji guru merasa masih kurang mampu dalam melafalkan kata-kata Bahasa Inggris dengan baik, 14
responden merasa kemampuannya dalam melafalkan kata dengan baik pernah
Universitas Sumatera Utara
dipuji oleh guru dan 4 responden merasa sangat mampu melafalkan kata-kata Bahasa Inggris juga menyatakan pernah dipuji oleh guru. 1 responden sangat
sering dipuji oleh guru, namun masih merasa kurang mampu melafalkan kata dengan baik dan 3 responden yang sangat sering dipuji guru merasa
kemampuannya baik dalam melafalkan kata-kata Bahasa Inggris. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden merasa kemampuannya
dalam melafalkan kata dengan baik pernah dipuji oleh guru Bahasa Inggris yaitu berjumlah 14 orang responden 29,8. Pujian merupakan salah satu pembangkit
semangat dan menambah rasa positif seseorang. Pujian juga dapat menjadi “pengakuan” yang dapat memotivasi seseorang agar dapat mempertahankan sifat
dan kemampuannya tersebut. Pujian diperlukan oleh siswa pada saat proses belajar berlangsung agar dapat menambah rasa optimis dan rasa percaya diri siswa
dalam belajar sehingga ia tidak pantang menyerah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 66 Hubungan antara keterbukaan guru terhadap kritik dengan kemampuan
siswa dalam menyusun kata
Kemampuan menyusun kata Kurang
Baik Sangat baik
Total N
O Keterbukaan guru
terhadap kritik siswa
F F F F 1 Tidak menerima saran dan
kritik dari siswa 1 2.1
0 0 0 1 2.1
2 Kurang menerima saran dan kritik
1 2.1 3 6.4 0 0 4 8.5
3 Menerima dan
berterimakasih atas saran dan kritik
12 25.5 23 48.9 7 14.9 42 89.4
Total 14 29.8 26 55.3 7 14.9 47
100
Sumber : P.28FC.29 – P.56FC.56 Tabel 65 menunjukkan adanya hubungan antara keterbukaan guru
terhadap kritik, dengan kemampuan siswa dalam menyusun kata. Responden merasa kurang mampu dalam menyusun kata Bahasa Inggris apabila guru tidak
menerima saran dan kritik dari siswa sebanyak 1 orang. 1 responden merasa kemampuannya dalam menyusun kata-kata kurang jika guru yang kurang
menerima saran dan kritik dari siswa, 3 responden menyatakan kemampuan dalam menyusun kata-kata baik walau guru kurang menerima saran dan kritik siswa. 12
responden masih merasa kurang mampu dalam menyusun kata padahal guru menerima dan akan berterimakasih atas saran dan kritik dari siswa. 23 responden
merasa kemampuannya dalam menyusun kata lebih baik, apabila guru yang
Universitas Sumatera Utara
menerima dan berterimakasih atas saran dan kritik dari siswa, 7 responden justu merasa sangat baik dalam menyusun kata-kata Bahasa Inggris dengan sikap
keterbukaan dari guru saat ada yang mengkritik serta memberi saran. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden merasa
kemampuannya dalam menyusun kata-kata baik jika guru terbuka pada saran dan kritik apabila melakukan kesalahan yaitu sebanyak 23 orang 48,9.
Keterbukaan seseorang terhadap masukan atau saran dan kritik dapat membuka peluang orang lain untuk dapat lebih mendekatkan diri. Keterbukaan guru
terhadap saran dan kritik siswa juga mempunyai efek jika dikaitkan dengan kemampuan siswa dalam merangkai kata-kata. Dengan niat ingin mengkritik guru
saja, otak siswa sudah bekerja untuk menyusun kata-kata tersebut agar dapat tersampaikan pada guru. Jika suatu kali guru memberikan reaksi menolak pada
kritikan yang diberikan siswa tanpa alasan, baik langsung maupun tidak langsung stereotype siswa juga akan membentuk pandangan bahwa guru selalu benar dan
tidak boleh di kritik. Efeknya, hal itu akan menghambat kreatifitas siswa.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 67 Hubungan antara sikap menerima kekurangan siswa dengan rasa percaya
diri dalam berbicara Bahasa Inggris
Rasa percaya diri siswa berbicara Bahasa Inggris Kurang
Baik Sangat baik
Total N
O
Sikap guru saat siswa kurang tepat menjawab
pertanyaan
F F F F 1 Merendahkan diri siswa
dihadapan teman-teman 1 2.1
0 0 0 1 2.1
2 Hanya mengatakan
jawaban siswa masih belum tepat
7 14.9 9 19.1 1 2.1 17 36.2
3 Menghargai jawaban
siswa dan memberitahu jawaban yang benar
13 27.7 16 34.0 0 29
61.7
Total 21 44.7 25 53.2 1
2.1 47 100
Sumber : P.29FC.30 – P.50FC.50 Tabel 66 menunjukkan adanya hubungan antara sikap menerima
kekurangan siswa dengan rasa percaya diri dalam berbicara Bahasa Inggris. Sebanyak 1 responden merasa kurang percaya diri berbahasa Inggris menyatakan
guru merendahkan diri responden dihadapan teman-teman karena salah menjawab pertanyaan dari guru. 7 responden merasa masih kurang percaya diri berbicara
Bahasa Inggris walau saat salah menjawab, guru hanya mengatakan jawabannya masih belum tepat. 9 responden merasa rasa percaya dirinya lebih baik, saat Ia
salah menjawab dan guru hanya mengatakan jawaban responden belum tepat. 1 responden merasa sangat percaya diri walau guru hanya berkata jawabannya
belum benar jika ia melakukan kesalahan. 13 responden merasa rasa percaya dirinya kurang walaupun saat siswa salah menjawab, guru menghargai jawaban
Universitas Sumatera Utara
siswa dan memberitahu jawaban yang benar. 16 responden merasa percaya diri jika saat salah menjawab pertanyaan guru menghargai jawabannya dan
memberitahu jawaban yang benar. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden sebanyak 16 orang
34,0 menyatakan rasa percaya dirinya baik, jika saat salah menjawab pertanyaan dari guru, guru menghargai jawaban responden dan memberitahu
jawaban yang benar. Sikap menerima yang ditampilkan guru terlihat berdampak positif pula pada rasa percaya diri siswa. Dimana responden yang menyatakan
guru menghargai kelemahannya dalam pelajaran Bahasa Inggris, merasa lebih percaya diri berbicara Bahasa Inggris.
IV.3 Uji Hipotesis