siswa dan memberitahu jawaban yang benar. 16 responden merasa percaya diri jika saat salah menjawab pertanyaan guru menghargai jawabannya dan
memberitahu jawaban yang benar. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden sebanyak 16 orang
34,0 menyatakan rasa percaya dirinya baik, jika saat salah menjawab pertanyaan dari guru, guru menghargai jawaban responden dan memberitahu
jawaban yang benar. Sikap menerima yang ditampilkan guru terlihat berdampak positif pula pada rasa percaya diri siswa. Dimana responden yang menyatakan
guru menghargai kelemahannya dalam pelajaran Bahasa Inggris, merasa lebih percaya diri berbicara Bahasa Inggris.
IV.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui apakah data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk mengukur tingkat
hubungan diantara dua variabel, maka peneliti menggunakan rumus koefisien tata genjang Rank Order Correlation Coeficient oleh Spearman atau Spearman Rho
Koefisien. Spearman Rho menunjukkan hubungan antara variable X dan variable
Y yang tidak diketahui sebaran datanya, uji korelasi Spearman ini dilakukan dengan perangkat lunak SPSS 13.0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 68 Hasil uji korelasi Spearman dengan menggunakan piranti lunak SPSS 13.0
Correlations
1.000 .604
. .000
47 47
.604 1.000
.000 .
47 47
Correlation Coefficient Sig. 2-tailed
N Correlation Coefficient
Sig. 2-tailed N
komunikasi antar pribadi
keterampilan berbahasa Inggris
Spearmans rho komunikasi
antar pribadi keterampilan
berbahasa Inggris
Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. .
Interpretasi out Besarnya koefisien korelasi tata jenjang r
s
adalah 0, 604 dari output diatas dapat diketahui besarnya probabilitas adalah 0.000 lebih kecil dari 0,05 H
o
ditolak dan H
a
diterima dimana H
o
adalah tidak terdapat pengaruh komunikasi antar pribadi guru terhadap keterampilan berbahasa Inggris siswa dan H
a
adalah terdapat pengaruh komunikasi antar pribadi guru terhadap keterampilan berbahasa
Inggris siswa. Dan dua tanda bintang 0,604 menunjukkan adanya korelasi yang
signifikan pada alfa 0,01. Berdasarkan skala Guliford, dengan hasil r
s
= 0,604 berada pada skala 0,40- 0,70 yang menunjukkan adanya hubungan yang cukup berarti antara
komunikasi antar pribadi guru Bahasa Inggris dengan keterampilan berbahasa Inggris siswa SMP Swasta Pertiwi Medan.
Selanjutnya untuk menguji signifikansi digunakan rumus di bawah ini :
Uji Tingkat Signifikansi :
r r
s s
N
1
2 t
hitung =
Universitas Sumatera Utara
t
hitung =
= =
= =
=
5,083 Selanjutnya, nilai t
tabel
dapat dilihat melalui tabel distribusi nilai t. Untuk itu kita terlebih dahulu mencari nilai df, atau derajat kebebasan, dengan rumus :
df = N-2
Bungin, 2004:203 df
= 47- 2 = 45 Karena
nilai df
= 45 tidak ditemukan dalam tabel, maka digunakan nilai df = 60 dengan taraf signifikansi sebesar 5 atau 0,05 maka ditemukan nilai 2,000
pada tabel. Sehingga
t
hitung
t
tabel
5,083 2,000 Menyatakan hubungan yang signifikan Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
komunikasi antar Pribadi guru Bahasa Inggris dengan keterampilan berbahasa
Inggris siswa SMP Swasta Pertiwi Medan. Kemudian untuk mengetahui besarnya
kekuatan pengaruh antara variabel X Komunikasi Antar Pribadi terhadap variabel Y keterampilan Berbahasa Inggris, digunakan rumus :
Kp = r
s 2
x 100 Kp = 0,604
2
x 100
Universitas Sumatera Utara
Kp= 0,36 x 100 Kp = 36
Maka kekuatan pengaruh komunikasi antar pribadi guru Bahasa Inggris terhadap keterampilan Berbahasa Inggris siswa SMP Swasta Pertiwi Medan 36.
Ini berarti hanya 36 keterampilan berbahasa Inggris siswa dipengaruhi oleh Komunikasi Antar Pribadi guru Bahasa Inggris, selebihnya yaitu 64 dipengaruhi
oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
IV.4. Pembahasan