Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Kerangka konsep

itu perlu peran orang dewasa seperti guru yang memiliki intensitas yang hampir sama dengan orang tuanya. Peranan guru dalam membimbing siswa bisa dirasakan pada siswa yang berada pada fase remaja awal yang sedang duduk di Sekolah Menengah Pertama. SMP Swasta Pertiwi Medan misalnya. Umumnya, siswa yang bersekolah di SMP ini mempunyai latar belakang ekonomi menengah keatas sehingga siswa cenderung kurang peka pada proses belajar dan sangat ketergantungan terhadap lingkungannya. Adanya dukungan, keterbukaan, empati dan rasa positif dari guru akan membantu proses belajar Bahasa Inggris lebih efektif dan dapat memberi hasil yang baik pada keterampilan berbahasa siswa. Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Komunikasi Antar Pribadi Dan Keterampilan Berbahasa Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Guru Bahasa Inggris Terhadap Keterampilan Berbahasa Siswa SMP Swasta Pertiwi Medan “

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka penulis mengajukan perumusan masalah sebagai berikut, “Sejauhmanakah pengaruh komunikasi antar pribadi guru Bahasa Inggris dalam meningkatkan keterampilan berbahasa siswa di SMP Swasta Pertiwi Medan”

I.3 Pembatasan Masalah

Agar tidak terjadi ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan akan mengaburkan penelitian, maka peneliti merasa perlu membuat pembatasan masalah agar menjadi lebih jelas. Pembatasan masalah yang akan diteliti yaitu: 1. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu bersifat mencari atau menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis. Universitas Sumatera Utara 2. Peneliti hanya terbatas pada pengaruh komunikasi antar pribadi guru Bahasa Inggris dan keterampilan berbahasa siswa. 3. Objek penelitian kegiatan ini adalah murid kelas VIII-1, VIII-2, VIII-3 SMP Swasta Pertiwi Medan. I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui proses komunikasi antar pribadi guru dalam meningkatkan keterampilan Bahasa Inggris siswa. 2. Untuk mengetahui tingkat keterampilan berbahasa Inggris siswa. 3. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi antar pribadi guru Bahasa Inggris dalam meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris siswa SMP Pertiwi Medan.

I.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: 1. Secara akademis, diharapkan dapat menambah dan memperkaya khasanah bacaan di Jurusan Ilmu Komunikasi mahasiswa FISIP USU. 2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat berguna menambah khasanah penelitian dan dapat memperluas cakrawala pengetahuan peneliti serta mahasiswa ilmu komunikasi FISIP USU mengenai komunikasi antar pribadi.

I.5 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana penelitian tersebut disoroti Nawawi, 1995:40 Universitas Sumatera Utara Menurut Kerlinger Rakhmat, 2004:6 teori merupakan himpunan konstruk atau konsep, yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. Dengan adanya kerangka teori, akan membantu peneliti dalam menentukan tujuan dan arah penelitiannya. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

I.5.1 Komunikasi

Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan manusia yang lain. Manusia mempunyai keinginan untuk bersosialisasi dan berbaur dan menciptakan suatu relasi. Manusia membutuhkan komunikasi sebagai sarana yang merupakan dasar dari eksistensi manusia yang ingin bermasyarakat. Secara epistimologis istilah kata komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasala dari bahasa Latin yakni communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. Sama dalam arti kata ini bisa diinterpretasikan dengan pemaknaannya adalah sama makna. Jadi secara sederhana dalam proses komunikasi yang terjadi adalah bermuara pada usaha untuk memdapatkan kesetaraan makna atau pemahaman pada subjek yang melakukan proses komunikasi tersebut. Komunikasi adalah sebuah kebutuhan naluriah yang ada pada semua makhluk hidup. Dr. Everett Kleinjan dalam buku Cangara 2006:1 menyatakan bahwa komunikasi adalah bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernafas, sepanjang manusia ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi Sifat manusia untuk menyampaikan keinginannya dan hasratnya kepada orang lain, merupakan awal dari keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis melalui lambang-lambang isyarat non verbal, kemudian disusun dengan keterampilan untuk memberi arti setiap lambang-lambang itu dalam bentuk bahasa verbal. Sementara itu sifat Universitas Sumatera Utara dasar manusia yaitu “keingintahuan” yang sangat kuatt dalam diri manusia tentang berbagai kejadian dan fenomena di dunia ini mendorong manusia untuk terus-menerus mengumpulkan, saling menukar dan mengemdalikan informasi Roger Fidler, 2003: 83- 84, juga menjadi tonggak penting manusia untuk melakukan komunikasi. Shannon dan Weaver Cangara, 2006:19 menyatakan komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society, mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Lasswell menjelaskan komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Menurut L.Tubbs dan Moss Rakhmat, 2005:13 komunikasi efektif menimbulkan 5 hal yaitu: a. Pengertian b. Kesenangan c. Mempengaruhi sikap d. Hubungan sosial yang baik e. Tindakan Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya komunikasi merupakan suatu proses dua arah. Komunikasi tidak hanya memberitahukan dan mendengarkan saja. Komunikasi harus mengandung pembagian ide, pikiran dan fakta. Komunikasi bertujuan menyalurkan ide atau pesan untuk mengubah sikap, pandangan, pendapat dan perilaku seseorang. Universitas Sumatera Utara

I.5.2 Komunikasi Antar Pribadi

Secara umum komunikasi antar pribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang – orang yang saling berkomunikasi. Reardon Liliweri, 1991:13 mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi mempunyai paling sedikit enam ciri: 1. Dilaksanakan karena adanya berbagai faktor pendorong 2. Berakibat sesuatu yang disengaja maupun yang tidak disengaja 3. Kerapkali berbalas-balasan 4. Mempersyaratkan adanya hubungan paling sedikit dua orang antar pribadi, 5. serta suasana hubungan harus bebas, bervariasi dan adanya keterpengaruhan 6. Menggunakan pelbagai lambang yang bermakna Untuk lebih memperjelas pengertian komunikasi antar pribadi, De Vito dalam Liliweri 1991:13 memberikan beberapa ciri komunikasi antar pribadi : 1. Keterbukaan openess, Keterbukaan merupakan pengungkapan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang dihadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan untuk memberikan tanggapan kita di masa kini. Dalam keterbukaan, komunikator dan komunikan saling mengungkapkan segala ide atau gagasan bahkan permasalahan secara bebas tidak ditutupi dan terbuka tanpa rasa takut atau malu. Kedua-duanya saling memahami dan mengerti pribadi masing – masing. Johnson Supratiknya, 1995:14 mengartikan keterbukaan diri yaitu membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukan, atau perasaan kita terhadap kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan. 2. Empati empathy, Universitas Sumatera Utara Empati adalah keterampilan seseorang untuk memproyeksi dirinya kepada peranan orang lain. Menurut Sugiyo 2005:5 empati dapat diartikan sebagai menghayati perasaan orang lain atau turut merasakan apa yang dirasakan orang lain.. Sedangkan Jumarin 2002: 97 menyatakan bahwa empati tidak saja berkaitan dengan aspek kognitif, tetapi juga mengandung aspek afektif, dan ditunjukkan dalam gerakan, cara berkomunikasi mengandung dimensi kognitif, afektif, perseptual, somatickinesthetic, apperceptual dan communicative . Maksudnya adalah adanya keterlibatan aktif yang dapat terlihat melalui ekspresi wajah dan gerak gerik, konsentrasi terpusat pada kontak mata, postur tubuh yang penuh perhatian dan kedekatan fisik serta sentuhan sepantasnya. 3. Dukungan supportiveness Dalam komunikasi antarpribadi diperlukan sikap memberi dukungan dari komunikator agar komunikan mau berpartisipasi dalam proses penyampaian pesan. Dukungan membantu seseorang untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan aktivitas serta meraih tujuan yang didambakan. Hal ini senada dikemukakan Sugiyo 2005:6 dalam komunikasi antarpribadi perlu adanya suasana yang mendukung atau memotivasi, lebih-lebih dari komunikator. Rakhmat 2005:133 mengemukakan bahwa sikap supportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif . Orang yang defensif cenderung lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikan dari pada memahami pesan orang lain. Setiap pendapat, ide atau gagasan yang disampaikan mendapat dukungan dari pihak- pihak yang berkomunikasi. R.Gibb Rahmat, 2005:134 menyebutkan beberapa perilaku yang menimbulkan perilaku suportif: a. Deskripsi, yaitu menyampaikan perasaaan dan persepsi kepada orang lain tanpa menilai; tidak memuji atau mengecam, mengevaluasi pada gagasan, bukan pada pribadi orang lain, orang tersebut “merasa” bahwa kita menghargai diri mereka. Universitas Sumatera Utara b. Orientasi masalah, yaitu mengajak untuk bekerja sama mencari pemecahan masalah, tidak mendikte orang lain, tetapi secara bersamasama menetapkan tujuan dan memutuskan bagaimana mencapainya. c. Spontanitas, yaitu sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang terpendam. d. Provisionalisme, yaitu kesediaan untuk meninjau kembali pendapat diri sendiri, mengakui bahwa manusia tidak luput dari kesalahan sehingga wajar kalau pendapat dan keyakinan diri sendiri dapat berubah. 4. Rasa positif positiveness Setiap pembicaraan yang disampaikan mendapat tanggapan pertama yang positif, rasa positif menghindarkan pihak – pihak yang berkomunikasi untuk tidak curiga atau prasangka yang mengganggu jalinan interaksi. Sugiyo 2005:6 mengartikan bahwa rasa positif adalah adanya kecenderungan bertindak pada diri komunikator untuk memberikan penilaian yang positif pada diri komunikan. Dalam komunikasi antarpribadi hendaknya antara komunikator dengan komunikan saling menunjukkan sikap positif, karena dalam hubungan komunikasi tersebut akan muncul suasana menyenangkan, sehingga pemutusan hubungan komunikasi tidak dapat terjadi. 5. Kesetaraan equality Suatu komunikasi lebih akrab dan jalinan antar pribadi lebih kuat, apabila memiliki kesetaraan tertentu seperti kesetaraan pandangan, sikap, ideologi dan sebagainya. Rahmat 2005:135 mengemukakan bahwa persamaan atau kesetaraan adalah sikap memperlakukan orang lain secara horizontal dan demokratis, tidak menunjukkan diri sendiri lebih tinggi atau lebih baik dari orang lain karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual kekayaan atau kecantikan. Dalam persamaan tidak mempertegas perbedaan, artinya tidak mengggurui, tetapi berbincang pada tingkat yang sama, yaitu mengkomunikasikan penghargaan dan rasa hormat pada perbedaan pendapat merasa nyaman, yang akhirnya proses komunikasi akan berjalan dengan baik dan lancar. Universitas Sumatera Utara Ketika kita dihadapkan dengan komunikasi antar pribadi maka yang menjadi dasar asumsi pertanyaan kita adalah mengapa kita harus berkomunikasi? Kerlinger Liliweri, 1991:45 mengemukakan bahwa hubungan dengan orang lain ternyata mempengaruhi kita. Kita tergantung kepada orang – orang yang lain karena mereka juga berusaha mempengaruhi kita melalui pengertian yang diberikannya, informasi yang dibagikannya, semangat yang disumbangkannya dan masih banyak pengaruh yang lainnya. Sehingga kita dapat mengambil kesimpulan bahwa berkomunikasi antar pribadi disebabkan karena dorongan pemenuhan kebutuhan yang belum atau tidak dimiliki seseorang sebelumnya atau belum layak dihadapannya. Komunikasi antar pribadi dianggap paling efektif dalam hal mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang yang sifatnya dialogis yaitu berupa percakapan. Selain itu komunikasi antarpribadi memiliki keuntungan tersendiri, yakni arus balik bersifat langsung sehinggga komunikator mengetahui tanggapan dari komunikannya.

I.5.3 Self Disclosure

Teori ini diperkenalkan oleh Joseph Luft 1969 yang menekankan bahwa setiap orang bisa mengetahui dan tidak mengetahui tentang dirinya, maupun orang lain. Untuk hal seperti itu dapat dikelompokkan ke dalam empat macam bidang perkenalan yang ditunjukkan dengan jendela johari Diketahui diri sendiri Tidak diketahui diri sendiri Diketahui orang lain 1 terbuka 2 buta 3 tersembunyi 4 tidak dikenal Tidak diketahui orang lain gambar 1.jendela johari Universitas Sumatera Utara Gambar di atas melukiskan bahwa dalam mengembangkan hubungan dengan orang lain terdapat empat macam kemungkinan yang akan dihadapi. Bidang 1. menggambarkan kondisi dimana dua orang mengembangkan hubungan yang terbuka sehingga dua pihak saling mengetahui masalah dalam hubungan mereka. Bidang 2. menggambarkan masalah hubungan antara kedua pihak yang diketahui oleh orang lain namun tidak oleh diri sendiri Bidang 3. menggambarkan masalah tersebut diketahui diri sendiri namun tidak dengan orang lain. Bidang 4. komunikan dan komunikator sama–sama tidak mengetahui masalah hubungan di antara mereka Keadaan yang ideal adalah seperti yang ditunjukkan pada bidang 1, dimana komunikan dan komunikator saling mengetahui masing–masing. Namun setiap orang memiliki peluang dalam mengungkapkan maupun tidak mengungkapkan masalah yang dihadapinya.

I.5.4 Proses Belajar dan Keterampilan Berbahasa

Belajar merupakan suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan dan pengulangan- pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan Mulyati, 2005:5. Sekolah adalah tempat berinteraksi yang saling mempengaruhi diantara insan- insan yang terdiri atas pelajar dan pengajar, berlangsung secara terarah dalam suasana ilmu pengetahuan dan dapat membimbing pelajar introvert bisa menjadi insan yang aktif dan dinamis. Apabila pelajar mengurung diri, pasif dan tidak mau berinteraksi dengan gagasan dan prakarsanya, ia tidak menggunakan lembaga sekolah dan kampus dengan berbagai fasilitasnya itu sebagai tempat untuk membina ilmu pengetahuan dan untuk mencari pengalaman. Universitas Sumatera Utara Dalam hubungan ini, sudah tentu peranan para pengajar untuk memotivasi mereka sungguh penting. Diharapkankan para pengajar harus menjadi insan ekstrovert, yaitu aktif, dinamis, optimis, toleran, berhati terbuka, dan mudah bergaul agar tidak mempunyai kesenjangan yang jauh antara guru dan siswa sehingga membuat proses belajar menjadi efektif Effendy, 2006:107. Menurut teori belajar, manusia memperoleh pengetahuan bahasa melalui tiga proses yaitu asosiasi, imitasi dan peneguhan Rakhmat, 2005:271.  Asosiasi berarti melazimkan suatu bunyi dengan objek tertentu. Misalnya, kata “Nazi” biasanya diasosiasikan dengan kejahatan mengerikan. Kita belajar bahwa Nazi adalah jahat karena kita telah belajar mengasosiasikannya dengan hal yang mengerikan.  Imitasi berarti menirukan pengucapan dan struktur kalimat yang di dengar. Seringkali orang mempelajari sikap dan perilaku sosial dengan meniru sikap dan perilaku yang menjadi model.  Peneguhan dimaksudkan sebagai ungkapan positif yang dinyatakan ketika seseorang mengucapkan kata-kata dengan benar. Orang belajar menampilkan perilaku tertentu karena perilaku itu disertai dengan sesuatu yang menyenangkan dan dapat memuaskan kebutuhan atau mereka belajar menghindari perilaku yang disertai akibat-akibat yang tidak menyenangkan. Keterampilan bahasa siswa mencakup kemampuan mendengar, membaca, berbicara, dan menulis. - Mendengar Listening Skill, merupakan keterampilan bahasa dalam mendengar seseorang yang berbicara melalui percakapan yang memiliki tujuan komunikatif dengan struktur linguistik. Mencakup juga respon verbal serta ekspresi dan intonasi lawan bicara. - Berbicara speaking skill, berarti mampu mengucapkan berbagai makna melalui percakapan yang memiliki tujuan komunikatif dengan struktur linguistik. Dibutuhkan rasa percaya diri agar dapat mengungkapkan gagasan ataupun instruksi melalui ucapan pronounciation yang baik dan intonasi yang benar. Universitas Sumatera Utara - Membaca reading skill, berarti mampu memahami berbagai makna, mengidentifikasi ciri kebahasaan dan melafalkan kata-kata dalam berbagai teks tulis yang memiliki tujuan komunikatif dan berstruktur linguistik. - Menulis writing skill, berarti mampu menguasai tata bahasa grammar, kosa kata vocabulary, serta dapat merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat yang baik dan benar dalam berbagai makna yang memiliki tujuan komunikatif dan berstruktur linguistik. Tujuan pembelajaran bahasa adalah agar siswa dapat berkomunikasi dalam bahasa secara lisan maupun tulisan secara lancar dan sesuai dengan konteks sosialnya Depdiknas, 2003: 15. Standar kompetensi siswa dalam pelajaran Bahasa Inggris untuk tingkat SMPMTs Depdiknas, 2003:4 adalah sebagai berikut: - Mampu mendengarkan dan memahami beraneka ragam wacana lisan, baik sastra maupun non sastra - Mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan dan perasaan secara lisan - Mampu membaca dan memahami suatu teks bacaan sastra dan nonsastra dengan kecepatan yang memadai - Mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan - Mampu mengekspresikan berbagai ragam sastra

I.5.5 Remaja

Menurut Hurlock 2002:206 remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk 2004:262 memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Berdasarkan batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek. Universitas Sumatera Utara Menurut Erickson Gunarsa,2003:7 masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja dan berimbas pada lingkungan sosialnya. Gunarsa 2003:67 merangkum beberapa ciri remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu: 1. Kegelisahan. Keadaan yang tidak tenang menguasai diri si remaja. Mereka mempunyai banyak macam keinginan yang tidak selalu dapat terpenuhi. Di satu pihak ingin mencari pengalaman, karena diperlukan untuk menambah pengetahuan dah keluwesan tingkah laku. 2. Pertentangan pada umumnya timbul perselisihan dan pertentangan pendapat dan pandangan antara si remaja dan orangtua. 3. Berkeinginan mencoba hal-hal yang belum diketahuinya. 4. Ketidakstabilan emosi. 5. Menghayal dan berfantasi. 6. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok. 7. Senang bereksperimentasi.

I.6 Kerangka konsep

Kerangka yaitu hasil pemikiran rasional yang merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesa. Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan. Kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Kerangka konsep disusun sebagai perkiraan teoritis dan hasil yang akan dicapai, setelah dianalisa secara kritis berdasarkan bahan persepsi pengamatan yang dimiliki. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas x Universitas Sumatera Utara Variabel bebas merupakan sejumlah gejala faktor, unsur-unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala atau faktor lain yang pada gilirannya gejala atau faktor yang kedua itu disebut variabel terikat Nawawi, 1995:56 2. Variabel terikat y Variabel terikat ialah sejumlah gejala atau faktor yang dipengaruhi oleh adanya variabel bebas bukan karena adanya variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan berbahasa siswa. 3. Karakteristik Responden Variabel antar berada diantara variabel bebas dan terikat, yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel bebas dan terikat. variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik identitas responden.

I.7 Model teoritis

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antar Pribadi Dan Kepemimpinan (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Keberhasilan Kepemimpinan Hotel Emeral Garden Medan)

0 37 110

Komunikasi Antar Budaya dan interaksi Antar Etnis (Studi Korelasional Mengenai Pengaruh Komunikasi Antar Budaya Dalam Menciptakan Interaski Antar Etnis di Kalangan Mahasiswa Asing USU).

6 60 140

Komunikasi Antar Pribadi Ayah Dan Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak Remaja (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Ayah terhadap Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak Remaja di SMA Swasta Al- Ulum, Medan)

0 44 140

Komunikasi Antar Pribadi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Guru BP Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di SMK Negeri 7 Medan)

0 61 128

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Kasus Mengenai Komunikasi AntarPribadi Orang Tua Terhadap Pembentukan Konsep Diri Remaja Pada Beberapa Keluarga di Medan)

11 139 114

Komunikasi Positif Guru dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Antara Komunikasi Positif Guru dan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 29 Medan)

0 38 109

Analisis Penerapan Bilingual Class Guna Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Inggris Siswa (Studi Kasus di Smart Eureka A National Plus School Depok)

0 8 80

The Correlation Between Students’ Linguistic Intelligence And Their English Speaking Skill Achievement

1 4 105

KETERAMPILAN BERBAHASA INGGRIS TAHUN AJARAN 2016/2017 English Club Di Sdit Az-Zahra Sragen Dalam Mengembangkan Keterampilan Berbahasa Inggris Tahun Ajaran 2016/2017.

0 3 14

Model Pembelajaran Kooperatif untuk Pengembangan Keterampilan Berbahasa Inggris Mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa Inggris PPs UNS.

0 0 1