IV.1.2. Komunikasi Antarpribadi Guru Tabel 11
Frekuensi belajar Bahasa Inggris dalam kelas NO
Frekuensi belajar Bahasa Inggris dalam seminggu
Frekuensi
1 Jarang 2 x seminggu
29 61.7
2 Sering 3 x seminggu
14 29.8
3 Sangat sering 4 x seminggu
4 8.5
Total 47
100.0
Sumber: P.07 FC.10
Tabel 9 menunjukkan frekuensi responden belajar Bahasa Inggris dalam seminggu. 29 orang 61,7 memilih intensitas belajar Bahasa Inggris jarang 2 x
seminggu belajar Bahasa Inggris, 14 responden 29,8 menyatakan sering 3 x seminggu belajar Bahasa Inggris, dan 4 responden 8,5 lain menyatakan
sangat sering 4 x seminggu belajar Bahasa Inggris. Mayoritas responden memilih jarang belajar Bahasa Inggris, yaitu 2 kali seminggu.
Dapat disimpulkan bahwa umumnya responden kurang mempunyai waktu untuk berkomunikasi dengan guru Bahasa Inggris. Hal tersebut dapat berdampak
pada kedekatan serta kemampuan responden dalam pelajaran Bahasa Inggris. Akan tetapi intensitas bukan berarti menentukan apakah proses belajar dapat
berlangsung efektif dan dapat menghasilkan siswa yang mempunyai kemampuan Bahasa Inggris yang baik pula. Kemampuan guru menguasai suasana saat proses
belajar menjadi salah satu faktor keberhasilan siswa.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 12 Diskusi tentang Bahasa Inggris pada guru diluar jam belajar
NO Diskusi tentang Bahasa Inggris
diluar jam belajar Frekuensi
1 Tidak pernah
38 80.9
2 Jarang hanya 1x dalam sebulan
7 14.9
3 Pernah kurang dari 2x dalam sebulan
2 4.3
Total 47
100.0
Sumber P.07FC.10
Tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden 38 orang 80,9 menyatakan dirinya tidak pernah berdiskusi atau bercerita tentang Bahasa Inggris
diluar dari jam belajar. Sedangkan 7 orang 14,9 menyatakan dirinya jarang atau dapat dihitung 1 kali dalam sebulan berdiskusi dengan guru Bahasa Inggris. 2
orang 4,3 menyatakan dirinya pernah atau paling tidak 2 kali dalam sebulan berdiskusi dengan guru Bahasa Inggris. Mayoritas reponden menyatakan dirinya
tidak pernah berdiskusi dengan guru Bahasa Inggris diluar jam belajar. Hal ini disebabkan oleh karena waktu yang dimiliki responden untuk bertemu dengan
gurunya sangat sedikit. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang terjadi tidak intensif dan kurang lancar.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 13 Cara penyampaian informasi
NO Cara guru menyampaikan
informasi Frekuensi
1 Kurang 2
4.3 2 Cukup
9 19.1
3 Baik 18
38.3 4 Sangat
baik 18
38.3 Total
47 100.0
Sumber P.08FC.11
Tabel 11 menunjukkan cara guru menyampaikan informasi. Dari tabel tersebut diketahui 18 orang 38,3 memilih cara guru menyampaikan informasi
sangat baik, 18 orang 38,3 juga memilih penjelasan guru baik, sedangkan 9 orang 19,1 memilih cara guru menyampaikan informasi cukup dan 2 orang
4,3 memilih cara penyampaian informasi dari guru Bahasa Inggris kurang baik.
Mayoritas responden memilih cara penyampaian guru adalah sangat baik dan baik. Dengan jumlah pemilih yang sama yaitu 18 orang. Berbagai alasan
diungkapkan responden, diantaranya informasi yang disampaikan guru sangat jelas dan mudah dipahami, ada juga responden yang menyatakan guru
menjelaskan informasi dengan baik, karena jika responden tidak mengerti, guru akan mengulangi penjelasannya hingga responden mengerti. Cara guru
menyampaikan informasi juga sangat menarik dan tidak membosankan sehingga responden merasa senang dan tidak bosan belajar Bahasa Inggris. Responden lain
yaitu responden yang memilih cukup baik dan kurang sebanyak 9 orang dan 2
Universitas Sumatera Utara
orang menyebutkan kekurangan guru dalam penyampaian informasi disebabkan karena intonasi guru saat berbicara Bahasa Inggris sangat cepat sehingga
responden merasa sulit untuk memahami informasi yang disampaikan guru.
Tabel 14 Informasi yang diberikan berhubungan dengan Bahasa Inggris
NO Informasi yang disampaikan
berhubungan dengan Bahasa Inggris Frekuensi
1 Kurang berhubungan dengan Bahasa Inggris
6 12.8
2 Berhubungan dengan Bahasa Inggris
23 48.9
3 Sangat berhubungan dengan Bahasa Inggris
18 38.3
Total 47
100.0
Sumber P.09FC.12
Tabel diatas menunjukkan infromasi yang disampaikan oleh guru berhubungan dengan Bahasa Inggris atau tidak. Sebanyak 23 48,9 responden
memilih informasi yang diberikan guru berhubungan dengan Bahasa Inggris. 18 responden 38,3 memilih informasi yang disampaikan guru sangat
berhubungan dengan Bahasa Inggris dan sisanya 6 responden 12,8 memilih informasi yang disampaikan kurang berhubungan dengan Bahasa Inggris.
Mayoritas responden menyatakan informasi yang disampaikan berhubungan dengan Bahasa Inggris. Dapat disimpulkan bahwa guru memberikan
informasi seputar Bahasa Inggris dengan maksud siswa atau responden dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya tentang Bahasa Inggris.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 15 Manfaat informasi yang diberikan guru
NO Manfaat informasi yang diberikan oleh
guru Bahasa Inggris kepada siswa Frekuensi
1 Kurang bermanfaat
1 2.1
2 Cukup bermanfaat
8 17.0
3 Bermanfaat 17
36.2 4 Sangat
bermanfaat 21
44.7 Total
47 100.0
Sumber P.10FC.13
Tabel diatas menunjukkan manfaat informasi yang diberikan guru pada siswa. Sebanyak 21 orang 44,7 menyatakan informasi yang disampaikan guru
sangat bermanfaat untuknya. 17 orang 36,2 menyatakan informasi yang disampaikan guru bermanfaat. Sisanya 8 orang 17,0 menyatakan informasi
yang disampaikan guru cukup bermanfaat dan hanya 1 orang responden 2,1 menyatakan informasi yang disampaikan guru kurang bermanfaat.
Kebanyakan dari responden menyatakan informasi yang disampaikan oleh guru sangat bermanfaat untuk dirinya. Manfaat tersebut juga akan berimbas pada
ketertarikan siswa untuk lebih serius mendengarkan guru saat memberikan informasi baik yang berhubungan dengan Bahasa Inggris maupun diluar dari
pelajaran Bahasa Inggris.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 16 Memberi informasi manfaat Bahasa Inggris
NO Guru memberikan informasi manfaat
belajar Bahasa Inggris kepada siswa Frekuensi
1 Tidak pernah
1 2.1
2 Jarang 1
2.1 3 Pernah
25 53.2
4 Sering 20
42.6 Total
47 100.0
Sumber P.11FC.14
Tabel 14 menunjukkan sebanyak 25 responden 53,2 memilih pernah diberi informasi manfaat Bahasa Inggris oleh guru. 20 responden 42,6
memilih sering diberi informasi oleh guru tentang manfaat Bahasa Inggris. Sisanya 1 responden 2,1 memilih jarang diberikan informasi manfaat Bahasa
Inggris dan 1 responden 2,1 memilih tidak pernah diberikan informasi tentang manfaat Bahasa Inggris oleh guru.
Mayoritas responden memilih pernah diberikan informasi tentang manfaat Bahasa Inggris oleh guru. Dapat disimpulkan bahwa guru memberikan informasi
yang baik dan bermanfaat kepada siswa yaitu manfaat dari Bahasa Inggris tersebut. Hal ini juga menumbuhkan motivasi siswa untuk lebih giat belajar
Bahasa Inggris agar dapat membuktikan bahwa informasi tentang manfaat Bahasa Inggris yang diberikan guru memang benar.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 17 Bertukar fikiran dengan guru Bahasa Inggris
NO Tukar fikiran dengan guru Bahasa Inggris
Frekuensi
1 Tidak pernah
19 40.4
2 Jarang 8
17.0 3 Pernah
13 27.7
4 Sering 7
14.9 Total
47 100.0
Sumber P.12FC.15
Tabel 15 menunjukkan kegiatan tukar fikiran antara guru dan siswa. Sebanyak 19 orang 40,4 menyatakan tidak pernah bertukar fikiran dengan
guru. 13 orang lainnya 27,7 menyatakan pernah bertukar fikiran dengan guru, 8 orang 17,0 menyatakan jarang bertukar fikiran dengan guru dan 7 orang
sisanya 14,9 menyatakan sering bertukar fikiran dengan guru. Mayoritas responden menyatakan mereka tidak pernah melakukan sharing atau tukar fikiran
dengan gurunya. Hal ini dapat mengakibatkan kurang lancarnya arus informasi baik dari guru ke siswa maupun dari siswa ke guru.
Tabel 18 Berdiskusi hal-hal diluar pelajaran Bahasa Inggris
NO Berdiskusi hal-hal diluar
pelajaran Bahasa Inggris Frekuensi
1 Tidak pernah
25 53.2
2 Jarang
6 12.8
3 Pernah
7 14.9
4 Sering
9 19.1
Total 47
100.0
Universitas Sumatera Utara
Sumber P.13FC.16
Tabel 16 menunjukkan intensitas responden dalam berdiskusi hal-hal diluar pelajaran Bahasa Inggris dengan guru. Sebanyak 25 orang 53,2 memilih
tidak pernah berdiskusi tentang hal-hal diluar pelajaran Bahasa Inggris dengan gurunya. 9 orang 19,1 memilih pilihan sering berdiskusi dengan guru Bahasa
Inggris diluar dari topik Bahasa Inggris. 6 orang 12,8 memilih jarang berdiskusi tentang hal diluar dari pelajaran Bahasa Inggris. Dan 7 orang 14,9
memilih pernah berdiskusi diluar dari pelajaran Bahasa Inggris.
Dapat disimpulkan bahwa sebagian responden tidak pernah melakukan diskusi hal-hal diluar pelajaran Bahasa Inggris. Dari segi waktu yang tidak
memadai dan juga adanya rasa segan kepada guru menyebabkan 25 responden memilih pilihan tidak pernah berdiskusi hal-hal diluar pelajaran Bahasa Inggris.
Adapun siswa yang pernah berdiskusi kepada guru mengungkapkan umumnya mereka berdiskusi tentang masalah sehari-hari, baik masalah remaja, masalah
dalam keluarga maupun kehidupan pada masa yang akan datang. Umumnya responden yang berusia remaja awal sangat rentan dan mempunyai rasa ingin tahu
yang tinggi. Ada juga responden yang menyatakan dirinya pernah berbagi cerita tentang pengalaman pribadinya dan pengalaman pribadi guru. Serta tentang moral
dan hal-hal yang berhubungan dengan sikap dan perilaku yang baik dan harusnya dijadikan panutan dalam hidup.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 19 Kesempatan bertanya
NO Kesempatan untuk bertanya
kepada guru Bahasa Inggris Frekuensi
1 Tidak pernah
2 4.3
2 Kadang-kadang
1 2.1
3 Pernah
7 14.9
4 Selalu
37 78.7
Total 47
100.0
Sumber P.14FC.17
Tabel 17 menunjukkan kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru saat proses belajar. 37 orang 78,7 menyatakan dirinya selalu diberi kesempatan
untuk bertanya pada guru, 7 orang 14,9 menyatakan dirinya pernah diberi kesempatan untuk bertanya pada guru dan 2 orang 4,3 menyatakan dirinya
tidak pernah diberi kesempatan untuk bertanya pada guru sisanya 1 orang 2,1 menyatakan dirinya hanya diberi kesempatan untuk bertanya oleh guru kadang-
kadang saja. Mayoritas responden sebanyak 37 orang menyatakan dirinya selalu diberi
kesempatan untuk bertanya pada guru. Sesuai juga dengan pernyataan guru bahwa dirinya selalu membuka kesempatan bertanya jika ada yang kurang dimengerti
dalam proses belajar. Hal ini dapat membantu responden dalam menghadapi kesulitan dan akan mengurangi ketidakpahaman siswa dalam belajar. Keterbukaan
guru Bahasa Inggris telihat dari banyaknya responden yang menyatakan dirinya selalu diberi kesempatan bertanya tanpa ada rasa pilih kasih dari guru.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 20 Menceritakan kesulitan belajar Bahasa Inggris pada guru
NO Menceritakan kesulitan belajar pada
guru Bahasa Inggris Frekuensi
1 Tidak pernah
16 34.0
2 Jarang 17
36.2 3 Pernah
12 25.5
4 Sering 2
4.3 Total
47 100.0
Sumber P.15FC.18
Tabel 18 menunjukkan intensitas responden dalam menceritakan kesulitan belajar pada guru. 17 orang 36,2 memilih jarang menceritakan kesulitan
belajar pada guru. 16 orang 34,0 memilih tidak pernah menceritakan kesulitan belajarnya pada guru. 12 orang 25,5 memilih pernah menceritakan kesulitan
belajar pada guru dan sisanya 2 orang 4,3 memilih sering menceritakan kesulitan belajarnya pada guru.
Berbeda sedikit antara jumlah responden yang memilih jarang dan tidak pernah menceritakan kesulitan belajar Bahasa Inggris menunjukkan bahwa
responden umumnya tidak mau menceritakan kesulitan yang dialaminya saat belajar Bahasa Inggris. Hal ini terjadi karena berbagai alasan responden
diantaranya, rasa malu yang kerap melanda responden untuk bertanya pada guru tentang hal yang kurang dimengerti, serta adanya rasa segan yang dimiliki
responden. Adanya jurang pemisah seperti perasaan yang kurang dekat dengan guru juga menjadi alasan mengapa responden tidak mau menceritakan kesulitan
dalam belajar. Kesulitan belajar yang tidak dapat diceritakan pada guru juga berasal dari kurangnya kedekatan jarak secara fisik, karena menurut seorang
Universitas Sumatera Utara
responden, guru kurang memperhatikan siswa yang berada pada posisi deretan belakang kelas. Tidak hanya alasan negatif, alasan positif juga berasal dari pilihan
jarang dan tidak pernah menceritakan kesulitan belajar, yaitu karena responden merasa tidak ada hal sulit yang harus diceritakan pada guru. Semua yang
disampaikan guru sudah jelas dan dapat dipahami dengan baik. Sedangkan responden yang memilih pilihan pernah dan sering umumnya
mempunyai masalah dalam belajar. Tetapi rasa dekat dengan guru, menyebabkan responden tidak malu menceritakan kesulitan-kesulitan mereka. Salah satu
responden menyatakan jika ia tidak mau menceritakan kesulitannya dalam belajar ia akan terus menerus kesulitan dan tidak tahu solusi dari masalah yang ia punya.
Keterbukaan dari responden kepada guru adalah hal yang diperlukan untuk dapat mengenal satu sama lain.
Tabel 21 Mengakui kesulitan belajar kepada guru
NO Mengakui kesulitan kelemahan dalam belajar
Frekuensi
1 Tidak mau mengakui ketidakpahaman
4 8.5
2 Jarang mengakui ketidakpahaman
20 42.6
3 Pernah mengakui ketidakpahaman
18 38.3
4 Selalu mengakui ketidakpahaman
5 10.6
Total 47
100.0
Sumber P.16FC.19
Tabel 19 menunjukkan kejujuran dari responden saat mengalami kesulitan belajar. Sebanyak 20 orang responden 42,6 jarang mengakui ketidakpahaman
Universitas Sumatera Utara
mereka pada guru. 18 orang responden 38,3 pernah mengakui ketidakpahaman mereka pada guru, 4 orang responden 8,5 tidak mau mengakui
ketidakpahaman mereka dan 5 orang responden 10,6 selalu mengakui ketidakpahaman pelajaran Bahasa Inggris pada guru.
Dari tabel kita mengetahui mayoritas dari responden jarang mengakui ketidakpahaman saat mengalami kesulitan belajar pada guru. Hal ini disebabkan
karena rasa malu dan tidak percaya diri dari responden untuk mengakui dan mengungkapkan ketidakpahaman akan kesulitan dalam belajar. Rasa takut akan
ditertawakan teman-temannya, serta takut dimarahi oleh guru juga masih meliputi diri responden. Masih ada rasa segan kerap menjadi alasan responden untuk tidak
mengakui ketidakpahamannya terhadap materi pelajaran. Ada juga seorang responden yang tidak mengungkapkan ketidakpahamannya karena menunggu
ditanya oleh guru dan seorang responden lain menyatakan bahwa gurunya kurang peduli dengan siswa. Berbeda dengan alasan-alasan diatas, beberapa responden
menyatakan bahwa mereka jarang mengakui ketidakpahaman pada guru karena jarang menemukan kesulitan dan ketidakpahaman akan pelajaran.
Responden yang pernah dan selalu mengungkapkan ketidakpahaman menyatakan demi kebaikan dirinya, ia lebih suka untuk jujur dan mengakui
kelemahannya pada guru dan berharap dikemudian hari, ketika menghadapi kesulitan yang sama ia tahu persis harus bertindak apa untuk mengatasi kesulitan
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 22 Cara guru menyampaikan gagasan
NO Cara guru menyampaikan gagasan
Frekuensi
1 Kurang baik
2 4.3
2 Baik
28 59.6
3 Sangat baik
17 36.2
Total 47
100.0
Sumber P.17FC.20
Tabel 20 menunjukkan cara guru menyampaikan gagasan. Sebanyak 28 responden 59,6 menyatakan cara guru menyampaikan gagasan baik, 17 orang
responden 36,2 menyatakan cara guru menyampaikan gagasan sangat baik dan 2 orang responden 4,3 menyatakan cara guru menyampaikan gagasan kurang
baik. Mayoritas responden menyatakan guru menyampaikan gagasannya dengan
baik. Hal ini disebabkan karena guru menyampaikan gagasan dan idenya dengan jelas, terperinci dan suara yang kuat. Gagasan ini juga membantu responden
dalam menyelesaikan masalah baik kesulitan belajar juga masalah pribadi lainnya. Saat menyampaikan gagasan, guru kerap kali memikirkan dan
mempertimbangkan kondisi siswa dan tidak semata-mata melakukan gagasan dan idenya secara otoriter. Dengan melihat cara guru menyampaikan gagasannya
dapat disimpulkan bahwa guru sangat terbuka pada responden dan memahami apa yang dibutuhkan oleh responden.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 23 Sikap guru saat mendengar kesulitan belajar
NO Sikap guru saat mendengar kesulitan
belajar siswa Frekuensi
1 Tidak mendengarkan
1 2.1
2 Biasa-biasa saja
12 25.5
3 Antusias mendengar
21 44.7
4 Sangat antusias mendengar
13 27.7
Total 47
100.0
Sumber P.18FC.21
Tabel 21 menunjukkan sikap guru saat mendengar kesulitan belajar siswa. 21 orang 44,7 memilih guru antusias mendengar kesulitan siswa dalam
belajar. 13 orang 27,7 memilih guru sangat antusias mendengar kesulitan belajar siswa, 12 orang 25,5 memilih sikap guru biasa-biasa saja mendengar
keluhan belajar siswa dan hanya 1 orang responden 2,1 memilih sikap guru tidak mendengarkan saat siswa menceritakan kesulitan belajar.
Pilihan terbanyak berjumlah 21 responden menunjukkan bahwa guru antusias mendengar keluhan siswa tentang kesulitannya dalam belajar. hal ini
menunjukkan rasa empati guru kepada siswa sangatlah baik karena siswa tidak dibiarkan dalam kesulitan. Adanya arus balik dari guru akan menimbulkan citra
positif dan berimbas pada responden agar mau membuka dirinya tanpa rasa takut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 24 Mengetahui kelemahan serta memahaminya
NO Pengetahuan guru akan kelemahan siswa
Frekuensi
1 Siswa tidak tahu apakah gurunya mengetahui
kelemahan siswa dalam belajar 23 48.9
2 Guru tidak mengetahui sama sekali
1 2.1
3 Guru hanya mengetahui tapi tidak memahami
kelemahan siswa 3 6.4
4 Mengetahui dan memahami kelemahan siswa
20 42.6
Total 47
100.0
Sumber P.19FC.22
Tabel 22 menunjukkan pengetahuan guru akan kelemahan siswanya. sebanyak 23 orang responden 48,9 menyatakan ia tidak mengetahui apakah
gurunya mengetahui kelemahannya dalam belajar atau tidak. 20 orang responden 42,6 menyatakan gurunya mengetahui dan memahami kelemahannya dalam
belajar. 3 orang responden 6,4 menyatakan guru hanya mengetahui tetapi tidak memahami kelemahan siswa. Dan 1 orang responden 2,1 menyatakan gurunya
tidak mengetahuinya sama sekali. Mayoritas responden menyatakan bahwa ia tidak mengetahui apakah
gurunya mengetahui kelemahannya dalam belajar atau tidak. Dalam sesi wawancara yang peneliti lakukan dengan guru, beliau mengatakan bahwa Ia
mengetahui setiap kelemahan siswanya. Guru dapat mengetahui kelemahan siswa dari latihan-latihan yang ia berikan dan hampir semua kelemahan siswa Ia kuasai
dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
Dalam teori self disclosure kita mengenal Johari Windows yang punya 4 bidang, yaitu bidang terbuka, buta, tersembunyi dan tidak dikenal. Bidang 1
menggambarkan kondisi dimana dua orang mengembangkan hubungan yang terbuka sehingga dua pihak saling mengetahui masalah dalam hubungan mereka.
Bidang 2 menggambarkan masalah hubungan antara kedua pihak yang diketahui oleh orang lain namun tidak oleh diri sendiri. Bidang 3 menggambarkan masalah
tersebut diketahui diri sendiri namun tidak dengan orang lain. Bidang 4 komunikan dan komunikator sama–sama tidak mengetahui masalah hubungan di
antara mereka. Dapat kita simpulkan bahwa antara guru dan siswa berada pada bidang 2
yaitu bidang buta dimana guru mengetahui masalah atau kelemahan siswa namun siswa tidak mengetahui kelemahannya sendiri. Diperlukan keterbukaan antara
siswa dan guru agar dapat meningkatkan kelancaran komunikasi antara kedua pihak.
Tabel 25 Nasehat yang diberikan guru
NO Nasehat yang diberikan guru Bahasa Inggris
Frekuensi
1 Tidak pernah
2 4.3
2 Jarang 5
10.6 3 Pernah
26 55.3
4 Sering 14
29.8 Total
47 100.0
Sumber P.20FC.23
Tabel 23 menunjukkan nasehat yang diberikan guru kepada siswa. 26 orang 55,3 menyatakan pernah diberi nasehat oleh guru, 14 orang 29,8
Universitas Sumatera Utara
menyatakan sering diberi nasehat oleh guru dan sisanya 5 orang 10,6 menyatakan jarang diberi nasehat oleh guru. 2 orang 4,3 menyatakan tidak
pernah diberi nasehat oleh guru. Mayoritas responden menyatakan dirinya pernah diberi nasehat oleh guru,
nasehat tersebut dapat menjadi masukan untuk responden. Berbagai nasehat baik yang berhubungan dengan Bahasa Inggris maupun diluar itu diantaranya, agar
siswa lebih memperhatikan pelajaran, tidak berbicara saat guru menerangkan pelajaran, lebih giat belajar Bahasa Inggris dan lebih banyak menghafal kosa kata
agar dapat mendalami Bahasa Inggris. Guru juga menasehati agar siswa tidak terlalu sering bermain. Bahkan guru sering menasehati hal-hal diluar pelajaran
seperti agar siswa lebih sopan pada orang yang lebih tua, bermoral dan berperilaku yang baik hingga menasehati agar siswa lebih memperhatikan
kesehatan saat musim pancaroba.
Tabel 26 Cara penyampaian pesan nasehat
NO Cara penyampaian pesan nasehat
Frekuensi
1 Berbicara dengan intonasi tinggi
1 2.1
2 Berbicara sambil lalu
3 6.4
3 Hanya menatap mata, tidak ada kedekatan fisik
13 27.7
4 Mendekati dan berbicara seraya menatap mata
30 63.8
Total 47
100.0
Sumber P.21FC.24
Tabel 24 menunjukkan cara penyampaian pesan nasehat pada responden. Sebanyak 30 orang 63,8 memilih guru mendekati dan berbicara seraya
menatap mata siswa, 13 orang 27,7 memilih guru hanya menatap mata tanpa
Universitas Sumatera Utara
adanya kedekatan fisik, 3 orang 6,4 memilih guru menasehati dengan cara berbicara sambil lalu dan 1 orang 2,1 memilih guru menasehati dengan cara
bicara berintonasi tinggi. Lebih dari setengah jumlah responden memilih sikap guru sewaktu
menasehati siswa adalah mendekati dan berbicara seraya menatap mata siswa. Adanya kedekatan fisik disini menunjukkan bahwa besar empati guru pada
siswanya saat memberi perhatian berupa nasehat. Kedekatan fisik menjadi nilai tambah saat penyampaian pesan, karena kedekatan tersebut dapat mempersempit
jurang pemisah antara rasa tidak dekat dan rasa malu serta segan. Dengan begitu, diharapkan siswa tidak lagi ragu untuk berinteraksi dengan gurunya.
Tabel 27 Empati guru saat siswa sedang sakit
NO Empati guru saat siswa sedang sakit
Frekuensi
1 Terkadang memberikan waktu untuk beristirahat
1 2.1
2 Pernah memberikan waktu untuk beristirahat
8 17.0
3 Selalu memberikan waktu untuk beristirahat
38 80.9
Total 47
100.0
Sumber P.22FC.25
Tabel 25 menunjukkan empati guru saat siswa sedang sakit. Sebanyak 38 orang 80,9 menyatakan guru selalu memberikan waktu untuk beristirahat saat
siswa sedang sakit, 8 orang 17,0 menyatakan pernah diberikan waktu untuk beristirahat oleh guru dan 1 orang 2,1 menyatakan terkadang guru
memberikan waktu untuk beristirahat.
Universitas Sumatera Utara
Mayoritas responden menyatakan bahwa mereka selalu diberi kesempatan untuk beristirahat jika sedang sakit. Empati yang diberikan guru membantu
kedekatan antara siswa dan guru dimana guru memahami kondisi siswa baik secara fisik maupun psikologis. Kedekatan tersebut akan memberikan efek positif
pada siswa agar tidak lagi merasa punya jarak yang jauh pada guru Bahasa Inggris-nya.
Tabel 28 Motivasi yang diberikan guru
NO Motivasi yang diberikan guru Bahasa Inggris Frekuensi
1 Tidak pernah
5 10.6
2 Jarang 5
10.6 3 Pernah
21 44.7
4 Sering 16
34.0 Total
47 100.0
Sumber P.23FC.26
Tabel 26 menunjukkan motivasi yang diberikan guru Bahasa Inggris pada siswa. Sebanyak 21 orang 44,7 menyatakan pernah diberi motivasi pada guru,
16 orang 34,0 menyatakan sering diberi motivasi oleh guru 5 orang 10,6 menyatakan jarang diberi motivasi oleh guru dan 5 orang 10,6 menyatakan
tidak pernah diberi motivasi oleh guru. Mayoritas responden menyatakan dirinya pernah diberi motivasi oleh
guru. Adapun bentuk-bentuk motivasi tersebut ada yang berupa nasehat dan pernyataan dari guru seperti jangan malu untuk bertanya, memotivasi dengan cara
memberi semangat saat siswa sedang jenuh dan tidak fit, memberi masukan dan
Universitas Sumatera Utara
dukungan pada siswa yang menghadapi masalah, dan yang paling penting memberikan banyak latihan pada siswa agar dapat meningkatkan prestasi belajar.
Tabel 29 Orientasi masalah
NO Orientasi masalah siswa oleh guru
Frekuensi
1 Tidak pernah
1 2.1
2 Jarang 2
4.3 3 Pernah
24 51.1
4 Sering 20
42.6 Total
47 100.0
Sumber P.25FC.27
Tabel 27 menunjukkan kepekaan guru untuk membantu siswa dalam masalah atau kesulitan. Sebanyak 24 orang 51,1 memilih pernah diberi
bantuan oleh guru dalam menghadapi masalah, 20 orang 42,6 memilih sering diberi bantuan dalam menghadapi masalah, 2 orang 4,3 memilih jarang diberi
bantuan oleh guru saat mengalami kesulitan dan 1 orang 2,1 memilih tidak pernah diberi bantuan saat mengalami masalah oleh guru.
Mayoritas responden memilih pernah diberi bantuan oleh guru saat menghadapi masalah dan kesulitan belajar. Bantuan tersebut berupa solusi dalam
menjawab pertanyaan Bahasa Inggris seperti mengartikan Bahasa Inggris yang sulit dipahami dan mengulang materi pelajaran yang belum dipahami oleh siswa.
Nasehat dan motivasi juga tetap diberikan oleh guru. Guru juga sering melatih siswa dan memberi contoh yang mudah dipahami saat proses belajar berlangsung.
Guru tidak sungkan saat memberi bantuan pada siswa karena menurut salah satu responden, guru kerap mendatangi mejanya untuk memberi solusi kepada siswa.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 30 Keterbukaan pada pendapat yang diberikan siswa
NO Keterbukaan pada pendapat yang
diberikan siswa Frekuensi
1 Kurang mau menerima pendapat siswa
2 4.3
2 Terbuka pada pendapat siswa
29 61.7
3 Sangat terbuka terhadap pendapat siswa
16 34.0
Total 47
100.0
Sumber P.27FC.28
Tabel diatas menunujukkan keterbukaan pada pendapat yang diberikan siswa. 29 orang 61,7 menyatakan guru terbuka pada pendapat yang diberikan
siswa, 16 orang 34,0 menyatakan guru sangat terbuka pada pendapat siswa, dan 2 orang sisanya 4,3 menyatakan guru kurang mau menerima pendapat dari
siswa. Kebanyakan siswa menilai guru terbuka pada pendapat siswa dengan
jumlah responden 29 orang. Hal ini akan berpengaruh pada citra positif guru dan dapat membuat siswa merasa bahwa guru tidak otoriter terhadap pendapatnya
saja. Inilah yang dikatakan timbal balik dari proses komunikasi antar pribadi, sehingga diharapkan terjadi efektifitas komunikasi antar pribadi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 31 Keterbukaan pada kritik yang diberikan siswa
NO Keterbukaan pada kritik yang
diberikan siswa Frekuensi
1 Tidak menerima saran dan kritik
1 2.1
2 Kurang menerima saran dan kritik
4 8.5
3 Menerima dan berterimakasih atas saran
dan kritik yang diberikan siswa 42 89.4
Total 47
100.0
Sumber P.28FC.29
Tabel 29 menunjukkan keterbukaan pada kritik yang diberikan siswa. Sebanyak 42 orang responden 89,4 menyatakan guru menerima dan
berterimakasih atas saran dan kritik yang diberikan siswa, 4 orang responden 8,5 menyatakan kurang menerima saran dan kritik yang diberikan siswa dan 1
orang reponden 2,1 menyatakan guru tidak menerima saran dan kritik siswa. Lebih dari setengah jumlah responden yaitu 42 orang responden
menyatakan guru menerima dan berterimakasih atas saran dan kritik yang diberikan siswa. Sesuai dengan pernyataan guru yang disampaikan pada proses
wawancara, umumnya siswa yang kritis pada pelajaran tidak sungkan untuk memberitahu kekhilafan guru dan guru menerima saran dan kritik dari siswa. Jika
memang benar guru melakukan kekhilafan, maka tidak segan guru meminta maaf dan berterimakasih pada siswa, lengkap dengan pujiannya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 32 Sikap guru saat siswa kurang tepat menjawab pertanyaan
NO Sikap guru saat siswa kurang tepat menjawab
pertanyaan Frekuensi
1 Merendahkan diri saya dihadapan teman-teman
1 2.1
2 Hanya mengatakan jawaban masih belum tepat
17 36.2
3 Menghargai jawaban dan memberitahu jawaban
yang benar 29 61.7
Total 47
100.0
Sumber P.29FC.30
Tabel 30 menunjukkan sikap guru saat siswa kurang tepat menjawab pertanyaan. Sebanyak 29 orang 61,7 memilih guru menghargai dan
memberitahu jawaban yang benar pada siswa, 17 orang 36,2 memilih guru hanya mengatakan jawaban siswa masih belum tepat, 1 orang 2,1 menyatakan
dirinya direndahkan saat salah menjawab pertanyaan guru. Mayoritas responden menyatakan guru menghargai jawaban mereka dan memberitahu jawaban yang
benar yaitu berjumlah 29 orang. Dapat disimpulkan bahwa guru dapat menyampaikan gagasan dan persepsinya dengan baik dan bisa menghargai
jawaban siswa.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 33 Rasa percaya pada informasi, gagasan dan materi yang disampaikan guru
NO Rasa percaya pada informasi, gagasan dan
materi yang disampaikan guru Frekuensi
1 Kurang percaya
1 2.1
2 Percaya 30
63.8 3 Sangat
percaya 16
34.0 Total
47 100.0
Sumber P.30FC.31
Tabel 31 menunjukkan rasa percaya pada informasi, gagasan dan materi yang disampaikan guru pada siswa. 30 orang reponden 63,8 memilih percaya
pada informasi, gagasan, informasi dan materi yang disampaikan guru, 16 orang responden 16 memilih sangat percaya pada gagasan, informasi dan materi
yang disampaikan guru dan 1 orang memilih kurang percaya pada gagasan, informasi dan materi yang disampaikan guru.
Mayoritas responden berjumlah 30 orang menyatakan mereka percaya pada guru baik dari gagasan, informasi maupun materi yang disampaikan. Hal itu
dikuatkan dengan alasan responden. Diantaranya, responden merasa guru jauh lebih berpengalaman dari pada dirinya, alasan lain menyebutkan guru sangat
pintar dalam hal Bahasa Inggris dan sering memberi nasehat agar tidak terjadi hal- hal yang buruk pada muridnya. Tidak jarang murid bercerita pada gurunya agar
mendapat solusi atas masalah yang ia hadapi, sudah tentu tanpa rasa percaya keterbukaan tidak akan mungkin terjadi satu sama lain.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 34 Pujian yang diberikan guru
NO Pujian yang diberikan guru
Frekuensi
1 Tidak pernah
13 27.7
2 Jarang 11
23.4 3 Pernah
19 40.4
4 Sangat sering
4 8.5
Total 47
100.0
Sumber P.32FC.33
Tabel 32 menunjukkan pujian yang diberikan guru pada siswa saat mendapat nilai yang baik serta menjawab pertanyaan guru dengan benar dan hal-
hal positif lainnya. 19 orang 40,4 menyatakan dirinya pernah dipuji olah guru, 13 orang 27,7 menyatakan tidak pernah dipuji oleh guru, 11 orang 23,4
menyatakan dirinya jarang dipuji oleh guru dan 4 orang 8,5 menyatakan sangat sering dipuji oleh guru.
Mayoritas responden menyatakan pernah mendapat pujian dari guru berjumlah 19 orang. Pujian adalah hal mendukung untuk memupuk rasa positif
antara guru dan siswa serta dapat menambah motivasi dalam belajar. Berbagai contoh kata-kata pujian dari guru diantaranya, “pertahankan prestasimu, nak”,
“bagus sekali”, “kamu pintar”, dan lain-lain. Guru mengakui Ia kerap memberi pujian pada muridnya, pujian juga dilontarkan saat ada siswa yang memberi saran
dan kritik saat guru khilaf, seperti memuji siswa dengan menyerukan “good corrector
”. Namun ada juga salah satu responden yang menyatakan guru jarang memberi pujian padanya karena responden tersebut merasa tidak aktif dikelas dan
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan lain karena jumlah siswa yang banyak, terkadang guru melupakan pujian.
Tabel 35 Keterbukaan pada saran dan ide yang diberikan siswa pada guru
NO Keterbukaan pada saran dan ide yang
diberikan siswa Frekuensi
1 Memberikan reaksi menolak saran dan ide
2 4.3
2 Kurang sependapat dengan saran dan ide
16 34.0
3 Sependapat dengan saran dan ide
29 61.7
Total 47
100.0
Sumber P.33FC.34
Tabel 33 menunjukkan keterbukaan pada gagasan yang diberikan siswa kepada guru. 29 orang 61,7 memilih guru sependapat dengan saran dan ide
siswa, 16 orang 34,0 memilih guru kurang sependapat dengan saran dan ide siswa, 2 orang 4,3 guru memberikan reaksi menolak pada saran dan ide siswa.
Mayoritas responden berjumlah 29 orang menyatakan guru sependapat pada saran dan idenya. Jika saran dan ide diterima dengan baik maka kedekatan
secara psikologis disimpulkan dapat meningkat pula. Akan tetapi bukan berarti sikap menolak dari guru terhadap saran dan ide adalah hal yang tidak baik. Guru
menyatakan bahwa tidak semua saran dan ide bisa diterima dengan baik, karena harus dipertimbangkan terlebih dahulu. Oleh karena itu terkadang siswa
mempersepsikan dirinya tidak dipercaya guru dan menyimpulkan bahwa guru tidak terbuka pada pendapat semua siswa.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 36 Sikap guru saat mengetahui kelemahan siswa
NO Sikap guru saat mengetahui kelemahan
siswa Frekuensi
1 Kurang peduli dengan kelemahan siswaa
5 10.6
2 Hanya menerima tanpa dibarengi dengan
dukungan 7 14.9
3 Menerima dan memberikan siswa banyak
latihan 35 74.5
Total 47
100.0
Sumber P.35FC.35
Tabel 34 menunjukkan sikap guru saat mengetahui kelemahan siswa. 35 orang 74,5 memilih guru menerima dan memberikan siswa banyak latihan, 7
orang 14,9 memilih guru hanya menerima tanpa dibarengi dengan dukungan,
5 orang 10,6 memilih guru kurang peduli dengan kelemahan siswanya. Mayoritas responden memilih guru menerima kekurangan siswa dan memberikan
dukungan pada siswa dengan salah satu jalan yaitu memperbanyak latihan. Latihan dalam belajar akan mendukung pengetahuan dan kemampuan siswa.
Tentu saja hal ini juga akan berdampak positif pada keterbukaan siswa kepada gurunya.
Universitas Sumatera Utara
IV.1.3 Keterampilan Berbahasa Inggris Siswa Tabel 37