ada organisasi yang mempunyai sumber daya tak terbatas, seorang ahli strategis harus memutuskan alternative mana yang akan
memberikan keuntungan bagi sebuah organisasi. Apa pun yang akan terjadi, keputusan strategis mempunyai konsekuensi berbagai
fungsi utama dan pengaruh jangka panjang pada sebuah organisasi. Di dalam perumusan strategi terdapat analisi SWOT yaitu
kekuatan strengths,
kelemahan weakness,
peluang opportunities dan ancaman threaths. Analisis SWOT adalah
sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif, digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu internal dan eksternal.
2. Implementasi strategi menuntut organisasi untuk menetapkan objektif tahunan,
memperlengkapi dengan kebijakan, memotifasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan
dapat dilaksanakan. Implementasi strategis sering disebut tindakan manajemen strategi. Strategi implementasi berarti memobilisasi
karyawan dan manajer untuk mengubah strategi yang telah dirumuskan menjadi tindakan. Keberhasilan implementasi strategi
tergantung pada kemampuan manajer untuk memotifasi karyawan, yang lebih merupakan seni ketimbang pengetahuan. Oleh sebab itu
keterampilan antar pribadi menjadi sangat penting demi keberhasilan implementasi strategi.
3. Evaluasi strategi merupakan tahap akhir dalam manajemen strategi, para
manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi secara baik. Evaluasi strategi adalah suatu usaha tindakan
korektif yang dilakukan untuk memastikan sasarantujuan yang telah ditetapkan telah tercapai. Semua strategi dapat dimodifikasi
dimasa depan karena faktor-faktor eksternal dan internal selalu berubah.
26
B. Organisasi
Pengertian organisasi saat ini telah bergeser dari pengertian organisasi yang sesungguhnya. Pengertian sederhana organisasi adalah suatu kerja sama
sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Pengertian sederhana tersebut telah
bergeser. Pada masa sekarang organisasi lebih dikenal sebagai suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan bersama. Ciri-ciri utama dalam organisasi berdasarkan pengertian sederhana tersebut adalah:
27
1. Terdiri dari dua orang atau lebih, 2. Ada kerja sama,
3. Ada komunikasi antar satu anggota dengan yang lain, dan 4. Ada tujuan yang ingin dicapai.
26
Fred R.David. Manajemen Strategis Konsep, Jakarta: PT Prenhallindo, 2002, h. 5.
27
Ati Cahayani. Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2003, h. 2.
Schein mangatakan orgaisasi merupakan suatu sistem terbuka, yang memiliki interaksi konstan dengan lingkungannya, serta terdiri dari banyak
sub-grup, unit-unit jabatan, susunan hierarki serta segmen yang tersebar secara geografis. Pendapat Schein sedikit mirip dengan pendapat Monir H. Thayeb
yang menyatakan, organisasi dapat dilihat dengan 2 cara yang berbeda. Cara pertama adalah melihat organisasi sebagai suatu system terbuka dan kedua
adalah melihat organisasi sebagai sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.
28
Terdapat banyak jenis organisasi, salah satunya adalah organisasi pelayanan sosial atau lebih dikenal human service organizations HSO
dimana organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. HSO memiliki ruang lingkup yang lebih luas meliputi organisasi pemerintah
government organizations, organisasi non pemerintah non government organizations, maupun pihak swasta private organizations yang
memperhatikan masalah-masalah sosial dan masalah kesejahteraan sosial dalam arti sempit seperti masalah yang terkait dengan prostitusi, anak jalanan,
tuna netra, tuna rungu dan tuna grahita.
29
Organisasi pelayanan sosial dibedakan dengan birokrasi, salah satunya karena fakta bahwa “bahan dasar” terdiri dari manusia dan dapat dibedakan
oleh transformasi yang mereka tujukan dalam diri klien. Oleh karena itu, organisasi pelayanan sosial dapat diklasifikasikan berdasarkan dua dimensi
berikut:
28
Ibid. h. 3.
29
Isbandi Rukminto. Ilmu Kesejahteraan sosial dan Pekerja Sosial, Jakarta: FISIP UI Press, 2005, h. 86-87.
1. Tipe klien yang dilayani Hasenfeld membagi tipe klien menjadi dua, yaitu:
Normal Funcsioning berfungsi secara normal yaitu organisasi yang mandat utamanya untuk memelihara
dan meningkatkan kesejahtaraan orang-orang yang dipandang berfungsi secara baik.
Malfuncsioning kurang berfungsi secara baik yaitu organisasi
yang mandat
utamanya adalah
mengontrol, mengurangi dan memperbaiki penyakit atau penyimpangan orang-orang yang dipandang
kurang berfungsi secara baik. 2. Teknologi transformasi seperti prosedur-prosedur dan teknik-
teknik yang mereka gunakan untuk membawa perubahan dalam diri klien.
Hasenfeld membagi tipe teknologi transformasi organisasi menjadi tiga, yaitu:
People-processing technologies Teknologi ini berusaha mentransformasi klien
bukan dengan mengubah sifat-sifat mereka, akan tetapi dengan memberikan mereka suatu label sosial
dan status publik yang membangkitkan reaksi-reaksi yang bermanfaat dari unit sosial yang lain. misalnya
penyandang masalah akan mendapatkan perlakuan tertentu dari organisasi bentuknya dengan membuat
diagram masalah bahwa orang tersebut akan kelihatan memiliki masalah tertentu.
People-sustaining technologies Teknologi ini berusaha mencegah, memelihara dan
memperlambat memburuknya
kesejahteraan personal klien tanpa merubah ciri-ciri orang
tersebut. Misalnya pelayanan dukungan kepada panti asuhan, pelayanan akomodasi.
People-changing technologies Teknologi ini bertujuan secara langsung mengubah
sifat-sifat klien
dalam rangka
memperbaiki kesejahteraan mereka. Misalnya melakukan terapi
individual atau terapi kelompok, memberikan konseling,
perawatan penyakit,
rehabilitasi pekerjaan, sosialisasi.
People-controling technologies Teknologi
ini malakukan
aktivitas dalam
mengontrol, membatasi atau dalam beberapa hal menekan prilaku orang tertentu. Misalnya lembaga
pemasyarakatan, pelayanan koreksional, rumah sakit.
30
30
Yeheskel Hasenfeld. Human Service Organizat ions, USA: Prent ice Hall, inc, 1974, h. 7- 8