BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Strategi Pembelajaran Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an
1. Pengertian Strategi
Kata  strategi  berasal  dari  bahasa  Yunani  yang  berarti  rencana  atau tindakan  yang terdiri atas seperangkat langkah-langkah untuk memecahkan
masalah  atau  mencapai  tujuan.
4
Sedangkan    menurut  Abin  Syamsuddin Makmun  strategi  adalah  suatu  garis-garis  besar    haluan  untuk    bertindak
dalam  usaha  mencapai  sasaran  yang  telah  ditentukan.
5
Adapun  menurut pakar  psikologi  pendidikan  Australia,  Michael  J.  Lawson  1991
mengartikan  strategi  adalah  produser  mental  yang  berbentuk  tatanan langkah  yang  menggunakan  upaya  ranah  cipta  untuk  tujuan  tertentu.
6
Definisi  lain  dikemukakan  dalam  kamus  besar  Bahasa  Indonesia  strategi adalah  rencana  yang  cermat  mengenai  kegiatan  untuk  mencapai  sasaran
tertentu.
7
Makna  strategi  secara  umum  berarti  suatu  garis  besar  haluan untuk  bertindak  dalam  usaha  pencapain  sasaran  yang  telah  direncanakan.
8
4
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru  Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2002 ,h.214
5
Abin  Syamsudin  Makmun,  Psikologi  Kependidikan    Bandung  :  PT  Remaja  Rosdakarya, 2001,h.220
6
Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru  Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2002 ,h.214
7
Diknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia,  Jakarta: Balai Pustaka,2002 ,h.377
8
Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Jakarta :Ciputat Press,2002,h.22
6
Strategi  juga  dapat  diartikan  sebagai  usaha  rencana  tentang  tata  cara pendayagunaan  dan  penguraian  potensi  dan  sarana  yang  ada  untuk
meningkatkan  efektivitas  dan  efisiensi.”
9
Jadi  strategi  adalah  suatu  tujuan yang  ingin  dicapai  melalui  metode  khusus  yang  digunakan,  teknik
pelaksanaan dan tolak ukur yang sudah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu.
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran  adalah  aktivitas  manusiawi  yang  berlangsung  sejak awal  manusia.  Adapun  hakikat  pembelajaran  adalah  membelajarkan  siswa
menggunakan  asas  pendidikan  maupun  teori  belajar  merupakan  penentu utama  keberhasilan  pendidikan.  Konsep  pembelajaran  adalah  suatu  proses
lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta  dalam  tingkah  laku  tertentu  dalam  kondisi-kondisi  khusus  atau
menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajar merupakan subset khusus dari pendidikan.
7
Istilah pembelajaran dalam bahasa Inggris disebut instruction yang menurut Tardif,  mengartikan  instruction  sebagai  proses  kependidikan  yang
sebelum direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan.
8
Pembelajaran merupakan  proses  interaksi  antara  peserta  didik  dengan  lingkungannya,
sehingga  terjadi  perubahan  perilaku  kearah  yang  lebih  baik  lagi.  Dalam interaksi tersebut banyak  sekali  faktor  yang  mempengaruhinya,  baik faktor
internal yang datang dari lingkungan. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling  utama  adalah  mengkodisikan  lingkungan  agar  menunjang  terjadinya
perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran tercapai secara efektif dan efesien selain itu strategi pembelajaran juga dapat diartikan suatu prosedur pembelajaran yang
9
Slameto,Proses Belajar
Mengajar Dalam
Sistem Kreditur
Jakarta: Bumi
Aksara,1991,h.90
7
Slameto, Proses Belajar…,h.71
digunakan  secara  bersama-sama  untuk  menimbulkan  hasil  belajar  pada siswa.  Istilah  lain  yang  juga  memiliki  kemiripan  dengan  strategi  adalah
pendekatan  approach.  Sebenarnya  pendekatan  berbeda  baik  dengan strategi maupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut  pandang  kita  terhadap  proses  pembelajaran.  Istilah  pendekatan merujuk  kepada  pandangan  tentang  terjadinya  suatu  proses  yang  sifatnya
masih sangat umum. Oleh karena itu, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan  dapat  bersumber  atau  tergantung  dari  pendekatan  tertentu.  Roy
Killen,  misalnya,  mencatat  ada  dua  pendekatan  dalam  pembelajaran,  yaitu pendekatan  yang  bersifat  pada  guru  teacher-centred  approaches.
Pendekatan  yang  berpusat  pada  guru  menurunkan  strategi  pembelajaran langsung,
pembelajaran dedukatif
atau pembelajaran
ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan
strategi  pembelajaran  discovery  dan  inkuiri  serta  strategi  pembelajaran induktif.
9
a. Pemilihan Metode Pembelajaran
Untuk  supaya  pencapaian  tujuan  tersebut  dapat  dicapai  secara efektif dan efesien, maka dalam pemilihan dan penetapan suatu metode
untuk digunakan
dalam kegiatan
pembelajaran harus
mempertimbangkan berbagai faktor, yaitu : 1.  Tujuan  Pembelajaran,  kaitan  metode  dengan  tujuan  pembelajaran
yaitu  didasarkan  atas  kondisi  bahwa  metode  sebagai  cara  untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga metode apa yang akan kita
gunakan  banyak  dipengaruhi  oleh  kondisi  tujuan  pembelajaran  itu sendiri.  Tujuan  pembelajaran  disini  menyangkut  kemampuan  yang
harus  dimiliki  warga  belajar  setelah  selesai  mengikuti  kegiatan pembelajaran. Menurut Bloom diungkapkan bahwa kemampuan yang
terdapat  pada  tujuan  pembelajaran  dapat  dikelompokkan  ke  dalam
8
Irfan Abd Gafar, Muhamad Jamil. B, Re-formulasi Rancangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Jakarta: Nurmsani,2003,h.10
9
Wina  Sanjaya, Strategi Pembelajaran  Berorientasi Standar  Proses  Pendidikan  Jakarta : Kencana Prenada Media,2006.,hh- 124-125
tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan ranah psikomotorik. Untuk setiap  ranah  terdapat  tingkatan-tingkatan  kemampuan  yang  berkisar
dari  kualitas  yang  rendah  sampai  pada  kualitas  kemampuan  yang tinggi. Tahapan untuk ranah kognitif yaitu menyangkut pengetahuan
pemahaman,  aplikasi,  analisis,  sintesis  dan  evaluasi. Tahapan  untuk ranah  afektif  yaitu  menyangkut  penerimaan,  memberikan  respon,
penilaian,  organisasi  dan  pemeranan.  Tahapan  untuk  ranah psikomotorik  yaitu  persepsi  kesiapan,  respon terpimpin,  mekanisme
complex overt response. 2.  BahanMateri  Pembelajaran,  pengaruh  bahan  belajar  terhadap
penetapan  metode  pada  hakekatnya  merupakan  kelanjutan  dari pengaruh tujuan pembelajaran. Gagne mengungkapkan bahwa bahan
belajar  terdiri  dari  konsep,  prinsip,  prosedur,  dan  fakta  atau kenyataan yang ada. Dari setiap jenis bahan belajar tersebut memiliki
tingkatan  kesulitan  yang  terdiri  dari bahan  belajar  dasar,  kelanjutan dan  tinggi.  Berdasarkan  keragaman  bahan  belajar  tersebut  maka
dituntut  adanya  variasi  metode  dalam  kegiatan  pembelajaran  sesuai dengan  jenis  bahan  belajar  itu  sendiri.  Metode-metode  tertentu  ada
yang dapat digunakan untuk membahas seluruh bahan belajar, tetapi ada  metode-metode  terteeentu  yang  hanya  tepat  digunakan  untuk
bahan-bahan tertentu pula. 3.  Sumber  Belajar,  faktor  sumber  belajar  juga  merupakan  salah  satu
faktor  yang  harus dipertimbangkan  sdalam pemilihan  suatu metode. Kondisi sumber belajar menyangkut kondisi diri yang mempengaruhi
baik  yang  bersifat  internal  mapun  eksternal.  Kondisi  internal  yaitu menyangjut  pemahaman  terhadap  bahan  kajian,  pemahaman
penggunaan  metode  kemampuan  mengelola  kegiatan  pemeblajaran, sedangkan  kondisi  di  luar  diri  sumber  belajar  tersebut  yang  dapat
mempengaruhi terhadap pengelolaan kegiatan pembelajaran. 4.  Warga  Belajar,  dalam  kegiatan  pembelajaran  sebagai  masukan
mentah  yang  akan  merubah  melalui  proses  pembelajaran.  Kondisi
warga belajar memiliki  karakteristik pribadi   yang dimilikinya  yaitu menyangkut  :    jenis  kelamin,  usia,  latar  belakng  sosial  ekonomi,
pengalaman  dan  keadaan  psikisnya.  Keragaman  kondisi  warga belajar  mengakibatkan  perlu  adanya  pemilihan  dan  penentuan
metode pembelajaran yang akan digunakan. 5.  SaranaFasilitas Belajar, sarana dalam pembelajaran diartikan segala
macam fasilitas
yang dapat
menunjang dan
melengkapi terselenggaranya kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
telah  ditetapkan.  Sarana  tersebut  dapat  berfungsi  sebagai  :  fasilitas atau alat belajar dan sumber belajar.
6.  Waktu Pembelajaran, faktor waktu adalah menyangkut jumlah dalam kegiatan  pembelajaran,  serta  menyangkut  kondisi  waktu    kegiatan
pembelajaran.  Penggunaan  metode  dalam  kegiatan  pembelajaran perlu  disesuaikan  dengan  waktu.  Walaupun  sumber  belajar  dapat
menetapkan  metode  yang  dianggap  paling  tepat  berdasarkan kecenderungan  program  pembelajaran  tertentu,  namun  apabila
metode  tersebut  membutuhkan  waktu  yang  cukup  lama  sedangkan waktu  yang  tersedia  sangat  terbatas,  maka  metode  tersebut  kurang
tepat untuk digunakan.Ketepatan metode dengan jumlah waktu yang tersedia  akan  menjurus  kepada  tercapainya  tujuan  pembelajaran
dengan baik.
10
3. Srategi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah  yang memiliki kemiripan  makna,  sehingga  seringkali  orang  merasa  bingung  untuk
membedakannya. Istilah-istilah
tersebut adalah:
1 pendekatan
pembelajaran,  2  strategi  pembelajaran,  3  metode  pembelajaran;  4 teknik pembelajaran; 5 taktik pembelajaran; dan 6 model pembelajaran.
Berikut  ini  akan  dipaparkan  istilah-istilah  tersebut,  dengan  harapan  dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.
10
Ihat Hatimah, Strategi Pembelajaran Bandung : CV. Andira,2000,hh.12-15
Pendekatan  pembelajaran  dapat  diartikan  sebagai  titik  tolak  atau sudut  pandang  kita  terhadap  proses  pembelajaran,  yang  merujuk  pada
pandangan  tentang  terjadinya  suatu  proses  yang  sifatnya  masih  sangat umum,  di  dalamnya  mewadahi,  menginsiprasi,  menguatkan,  dan  melatari
metode  pembelajaran  dengan  cakupan  teoretis  tertentu.  Dilihat  dari pendekatannya,  pembelajaran  terdapat  dua  jenis  pendekatan,  yaitu:  1
pendekatan  pembelajaran  yang  berorientasi  atau  berpusat  pada  siswa student  centered  approach  dan  2  pendekatan  pembelajaran  yang
berorientasi atau berpusat pada guru teacher centered approach. Dari  pendekatan  pembelajaran  yang  telah  ditetapkan  selanjutnya
diturunkan  ke  dalam  strategi  pembelajaran.  Newman  dan  Logan mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
1.  Mengidentifikasi  dan  menetapkan  spesifikasi  dan  kualifikasi  hasil  out put dan sasaran target yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan
aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya. 2.  Mempertimbangkan  dan  memilih  jalan  pendekatan  utama  basic  way
yang paling efektif untuk mencapai sasaran. 3.  Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah steps yang akan
dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran. 4.  Mempertimbangkan  dan  menetapkan  tolok  ukur  kriteria  dan  patokan
ukuran  standard  untuk  mengukur  dan  menilai  taraf  keberhasilan achievement usaha.
Jika  kita  terapkan  dalam  konteks  pembelajaran,  keempat  unsur tersebut adalah:
1.  Menetapkan  spesifikasi  dan  kualifikasi  tujuan  pembelajaran  yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
2.  Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran  yang dipandang paling efektif.
3.  Mempertimbangkan  dan  menetapkan  langkah-langkah  atau  prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
4.  Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
Sementara  itu,  Kemp  mengemukakan  bahwa  strategi  pembelajaran adalah  suatu  kegiatan  pembelajaran  yang  harus  dikerjakan  guru dan  siswa
agar  tujuan  pembelajaran  dapat  dicapai  secara  efektif  dan  efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J.R David,  menyebutkan bahwa
dalam  strategi  pembelajaran  terkandung  makna  perencanaan.  Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-
keputusan  yang  akan  diambil  dalam  suatu  pelaksanaan  pembelajaran. Dilihat  dari  strateginya,  pembelajaran  dapat  dikelompokkan  ke dalam  dua
bagian  pula,  yaitu:  1  exposition-discovery  learning  dan  2  group- individual  learning.. Ditinjau dari cara penyajian  dan cara pengolahannya,
strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
Strategi  pembelajaran  sifatnya  masih  konseptual  dan  untuk mengimplementasikannya  digunakan  berbagai  metode  pembelajaran
tertentu.  Dengan  kata  lain,  strategi  merupakan  “a  plan  of  operation achieving  something”  sedangkan  metode  adalah  “a  way  in  achieving
something”.  Jadi,  metode  pembelajaran  dapat  diartikan  sebagai  cara  yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk  kegiatan  nyata  dan  praktis  untuk  mencapai  tujuan  pembelajaran. Terdapat  beberapa  metode  pembelajaran  yang  dapat  digunakan  untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: 1 ceramah; 2 demonstrasi;  3  diskusi;  4  simulasi;  5  laboratorium;  6  pengalaman
lapangan; 7 brainstorming; 8 debat, 9 simposium, dan sebagainya. Selanjutnya  metode  pembelajaran  dijabarkan  ke  dalam  teknik  dan
gaya  pembelajaran.  Dengan  demikian,  teknik  pembelajaran  dapat  diatikan sebagai cara  yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu
metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan  jumlah  siswa  yang  relatif  banyak  membutuhkan  teknik  tersendiri,
yang  tentunya  secara  teknis  akan  berbeda  dengan  penggunaan  metode
ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan  metode  diskusi,  perlu  digunakan  teknik  yang  berbeda  pada
kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam
koridor metode yang sama. Sementara  taktik  pembelajaran  merupakan  gaya  seseorang  dalam
melaksanakan  metode  atau  teknik  pembelajaran  tertentu  yang  sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode
ceramah,  tetapi  mungkin  akan  sangat  berbeda  dalam  taktik  yang digunakannya. Dalam penyajiannya,  yang satu cenderung banyak diselingi
dengan  humor  karena  memang  dia  memiliki  sense  of  humor  yang  tinggi, sementara  yang  satunya lagi  kurang memiliki sense of  humor, tetapi  lebih
banyak  menggunakan  alat  bantu  elektronik  karena  dia  memang  sangat menguasai  bidang  itu.  Dalam  gaya  pembelajaran  akan  tampak  keunikan
atau  kekhasan  dari  masing-masing  guru,  sesuai  dengan  kemampuan, pengalaman  dan  tipe  kepribadian  dari  guru  yang  bersangkutan.  Dalam
taktik  ini,  pembelajaran  akan  menjadi  sebuah  ilmu  sekalkigus  juga  seni kiat.
Apabila  antara  pendekatan,  strategi,  metode,  teknik  dan  bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka
terbentuklah  apa  yang  disebut  dengan  model  pembelajaran.  Jadi,  model pembelajaran  pada  dasarnya  merupakan  bentuk  pembelajaran  yang
tergambar  dari  awal  sampai  akhir  yang  disajikan  secara  khas  oleh  guru. Dengan  kata  lain,  model  pembelajaran  merupakan  bungkus  atau  bingkai
dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
11
Berkenaan  dengan  model  pembelajaran,  Bruce  Joyce  dan  Marsha Weil Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990 mengetengahkan
4 empat kelompok model pembelajaran, yaitu: 1 model interaksi sosial; 2  model  pengolahan  informasi;  3  model  personal-humanistik;  dan  4
11
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta : Kencana Prenada Media,2006.,h.141
model  modifikasi  tingkah  laku.  Kendati  demikian,  seringkali  penggunaan istilah  model  pembelajaran  tersebut  diidentikkan  dengan  strategi
pembelajaran. Di  luar  istilah-istilah  tersebut,  dalam  proses  pembelajaran  dikenal
juga istilah desain pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas  pembelajaran, sedangkan
desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem  lingkungan  belajar  tertentu  setelah  ditetapkan  strategi  pembelajaran
tertentu. Jika
dianalogikan dengan
pembuatan rumah,
strategi membicarakan  tentang  berbagai  kemungkinan  tipe  atau  jenis  rumah  yang
hendak  dibangun  rumah  joglo,  rumah  gadang,  rumah  modern,  dan sebagainya,  masing-masing  akan  menampilkan  kesan  dan  pesan  yang
berbeda  dan  unik.  Sedangkan  desain  adalah  menetapkan  cetak  biru  blue print rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan
urutan-urutan  langkah  konstruksinya,  maupun  kriteria  penyelesaiannya, mulai  dari  tahap  awal  sampai  dengan  tahap  akhir,  setelah  ditetapkan  tipe
rumah yang akan dibangun.
12
Berdasarkan  uraian  di  atas,  bahwa  untuk  dapat  melaksanakan tugasnya  secara  profesional,  seorang  guru  dituntut  dapat  memahami  dan
memliki  keterampilan  yang  memadai  dalam  mengembangkan  berbagai model pembelajaran  yang efektif,  kreatif dan menyenangkan, sebagaimana
diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Mencermati
upaya reformasi
pembelajaran yang
sedang dikembangkan  di  Indonesia,  para  guru  atau  calon  guru  saat  ini  banyak
ditawari  dengan  aneka  pilihan  model  pembelajaran,  yang  kadang-kadang untuk  kepentingan  penelitian  penelitian  akademik  maupun  penelitian
tindakan  sangat  sulit  menermukan  sumber-sumber  literarturnya.  Namun, jika  para guru  calon  guru  telah  dapat  memahami  konsep  atau teori dasar
pembelajaran  yang  merujuk  pada  proses  beserta  konsep  dan  teori
12
Wina Sanjaya, Teori-belajar-menurut,http:hilmanswork.wordpress.com20090415 24 Maret 2011
pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun  dapat  secara  kreatif  mencobakan  dan  mengembangkan  model
pembelajaran  tersendiri  yang  khas,  sesuai  dengan  kondisi  nyata  di  tempat kerja  masing-masing,  sehingga pada  gilirannya akan  muncul  model-model
pembelajaran  versi  guru  yang  bersangkutan,  yang  tentunya  semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.
13
a. Teori Belajar Menurut Islam
Kemampuan untuk belajar merupakan sebuah karunia Allah yang mampu  membedakan  manusia  dangan  makhluk  yang  lain.  Allah
menghadiahkan akal kepada manusia untuk mampu belajr dan menjadi pemimpin  di  dunia  ini.  Pendapat  yang  mengatakan  bahwa  belajar
sebagai  aktifitas  yang  tidak  dapat  dari  kehidupan  manusia,  ternyata bukan  berasal  dari  hasil  renungan  manusia  semata.  Ajaran  agama
sebagai  pedoman  hidup  manusia  juga  menganjurkan  manusia  untuk selalu  malakukan  kegiatan  belajar.  Dalam  AlQur’an,  kata  al-ilm  dan
turunannya  berulang  sebanyak  780  kali.  Seperti  yang  termaktub dalam wahyu  yang pertama turun kepada baginda Rasulullah SAW  yakni Al-
‘Alaq  ayat  1-5.  Ayat  ini  menjadi  bukti  bahwa  Al-Qur’an  memandang bahwa  aktivitas  belajar  merupakan  sesuatu  yang  sangat  penting  dalam
kehidupan  manusia.  Kegiatan  belajar  dapat  berupa  menyampaikan, menelaah,mencari,  dan  mengkaji,  serta  meniliti.  Selain  Al-Qur’an,  Al
Hadist  juga  banyak  menerangkan  tentang  pentingnya  menuntut  ilmu. Misalnya  hadist  berikut  ini  :  “Mencari  ilmu  itu  wajib  bagi  setiap
muslim; carilah ilmu walaupun di negeri cina; carilah ilmu sejak dalam buaian  hingga  ke  liang  lahat;  para  ulama  itu  pewaris  Nabi;  pada  hari
kiamat ditimbanglah tinta ulama dengan dara syuhada, maka tinta ulama dilebihkan dari ulama”
13
Wina Sanjaya, Teori belajar  menurut Islam,http:hilmanswork.wordpress.com20090415
b. Arti Penting Belajar menurut Al-Qur’an
1.  Bahwa  orang  yang  belajar  akan  mendapatkan  ilmu  yang  dapa digunakan  untuk  memecahkan  segala  masalah  yang  dihadapinya  di
kehidupan dunia. 2.  Manusia  dapat  mengetahui  dan  memahami  apa  yang  dilakukannya
karena  Allah  sangat  membenci  orang  yang  tidak  memiliki pengetahuan  akan  apayang  dilakukannya  karena  setiap  apa  yang
diperbuat akan dimintai pertanggungjawabannya. 3.  Dengan  ilmu  yang  dimilikinya,  mampu  mengangkat  derajatnya  di
mata Allah SWT.
c. Cara Belajar
1. Belajar melalui imitasi Di awal perkembangannya, seorang bayi  hanya  mengikuti apa
yang  dilakukan  ibunya  dan  orang-orang  yang  berada  di  dekatnya. Ketika  dewasa,  tingkat  perkembangan  manusia  semakin  kompleks
meskipun meniru masih menjadi salah satu cara untuk belajar. Tetapi, sumber  belajar  itu  tidak  lagi  berasal  dari  orang  tua  ataupun  orang-
orang  yang  berada  di  dekatnya  melainkan  orang-orang  yang  sudah mereka  kenal  misalnya,  orang  terkenal,  penulis,  ulama  dan  lain-lain.
Di dalam Islam, dapat ditemui juga hal yang demikian. Mari kita lihat sepasang saudara kembar, Qabil dan Habil. Banyak juga di dalam Al-
Qur’an  yang  mencoba  menerangkan  tentang  salah  satu  varian  yang seperti  demikian.  Karena  tabiat  manusia  yang  cenderung  untuk
meniru,  maka  teladan  yang  baik  merupakan  sesuatu  yang  sangat penting dalam membentuk perilaku manusia.
2. Pengalaman Praktis dan trial and error.
Dalam  hidup,  manusia  terkadang  menghadapi  situasi  yang menuntutnya  untuk  cepat  tanggap  terhadapa  permasalahan  yang  ada
tanpa  ada  pembelajaran  sebelumnya.  Sehingga,  manusia  terkadang mencoba-coba segala cara untuk menyelesaikan masalah tersebut.
3. Berfikir Berfikir merupakan salah satu pilihan manusia untuk mencoba
memperoleh informasi. Dengan berfikir, manusia dapat belajar dengan melakukan  trial and  error  secara  intelektual  Ustman  Najati,  2005.
14
Dalam proses berfikir, manusia sering menghadirkan beberapa macam solusi atas permasalah  yang didapatkannya sebelum akhirnya mereka
menjatuhkan  pilihan  pada  satu  solusi.  Oleh  karena  itu, para psikolog mengatakan  bahwa  berfikir  merupakan  proses  belajar  yang  paling
tinggi.  Dalam  Al-Qur’an,  banyak  sekali  ayat  yang  memerintahkan manusia  untuk  selalu  menggunakan  akal  dan  memahami  dan
merenungi segala ciptaan dan kebesaran Allah di alam ini. Antara lain seperti Q.S.Al-Ghasyiah : 17-20, Q.S.Qaf : 6-10, Q.S. Al-An’am: 95,
Q.S.  Al-Anbiya  :  66-67.  Selanjutnya,  salah  satu  metode  yang  dapat memperjelas  dan  memahami  sebuah  pemikiran  seseorang  adalah
dengan  menggunakan  diskusi,  dialog,  konsultasi  dan  berkomunikasi dengan  orang  lain  Utsman  Najati,  2005.  Hal  senada  juga  pernah
diungkapkan  oleh  salah  satu  Vygotsky,  yang  menyatakan  bahwa perkembangan  kognitif  seseorang  akan  berkembang  apabila  dia
berinteraksi  dengan  orang  lain,  dengan  demikian,  belajar  manusia dapat berkembang ketika kognitif mereka berkembang.
Ustman  Najati  menyatakan  bahwa  aktivitas  berfikir  manusia saat  belajar  tidak  selalu  menghasilkan  pemikiran  yang  benar.
Adakalanya  kesalahan  mewawrnai  proses  penetuan  solusi  atas masalah yang dihadapi. Dan dalam kondisi seperti ini, manusia sering
14
Ustman Najati , Teori Belajar menurut Islam, http:fisikaumm.blogspot.com
mengalami hambatan dan berfikir statis dalam berpikir, dan tidak mau menerima pendapat-pendapat dan pikiran-pikiran baru.
15
4. Sarana Belajar a. Sarana Fisik.
Terdapat  dua  panca  indera  manusia  yang  membantunya untuk  melakukan  kegiatan  belajar  yakni,  mata  dan  telinga.  Tidak
bisa dipungkiri kedua panca indera ini menjadi sesuatu yang mutlak digunakan  ketika  belajar.  Dua  panca  indera  ini  pula  sering
disebutkan  dalam  Al-Qur’an.  Meskipun  demikian,  indra  peraba, perasa,  dan  penciuman  juga  mampu  memberikan  kontribusi  pada
saat belajar. b. Sarana Psikis.
Akal  dan  qalb  merupakan  bagian  dari  saran  psikis.  Akal dapat  diartikan  sebagai  daya  pikir  atau  potensi  intelegensi
Bastaman,1997.
16
Akal  identik  dengan  daya  pikir  otak  yang mengantarkannya  pada  pemikiran  yang  logis  dan  rasional.
Sedangkan  qalb  mempunyai  dua  arti,  yakni  fisik  dan  metafisik. Qalbu dalam arti fisik adalah jantung dan dana dalam arti metafisik
adalah  karunia  Tuhan  yang  halus  yang  bersifat  rohaniah  dan ketuhanan yang ada hubungannya dengan jantung.
d. Konsep Belajar menurut Tokoh-tokoh Islam.
1.  Al-Ghazali. Dalam  pemahaman  beliau,  seorang  filsuf  pendidikan  di
kalangan  Islam,  pendekatan  belajar  dalam  mencari  ilmu  dapat dilakukan dengan melakukan dua pendekatan, yakni ta’lim insani dan
ta’lim  rabbani.  Ta’lim  insani  adalah  belajar  dengan  bimbingan
15
Utsman Najati, Teori Belajar menurut Islam, http:hilmanswork.wordpress.com
16
Bastaman, Teori-Belajar-Menurut-Islam, http:hilmanswork.wordpress.com.
manusia.  Pendekatan  ini  merupakan  hal  yang  lazim  dilakukani  oleh manusia  dan  biasanya  menggunakan  alat  indrawi  yang  diakui  oleh
orang  yang  berakal.  Menurut  Al  Ghazali,  dalam  proses  belajar mengajar  sebenarnya  terjadi  eksplorasi  pengetahuan  sehingga
menghasilkan perubahan-perubahan perilaku. Dalam proses ini, anak didik  akan  mengalami  proses  mengetahui  yaitu  proses  abstraksi.  Al
Ghazali kemudian membagi abstraksi ini menjadi empat tahap, yakni terjadi pada indra, terjadi pada al-khayal. Menurut Al-Zarnuji, belajar
bernilai  ibadah  dan  mengantarkan  seseorang  untuk  memperoleh kebahagiaan  duniawi  dan  ukhrawi.  Karenanya,  belajar  harus  diniati
untuk  mencari  ridha  Allah,  kebahagiaan  akhirat,  mengembangkan dan melestarikan Islam, mensyukuri nikmat akal, dan menghilangkan
kebodohan.
17
Dimensi duniawi yang dimaksud adalah sejalan dengan konsep pemikiran  para  ahli  pendidikan,  yakni  menekankan  bahwa  proses
belajar-mengajar hendaknya mampu menghasilkan ilmu yang berupa kemampuan
pada tiga
ranah yang
menjadi tujuan
pendidikanpembelajaran,  baik  ranah  kognitif,  afektif,  maupun psikomotorik.
Adapun dimensi ukhrawi, Al-Zarnuji menekankan agar belajar adalah  proses  untuk  mendapat  ilmu,  hendaknya  diniati  untuk
beribadah.  Artinya,  belajar  sebagai  manifestasi  perwujudan  rasa syukur  manusia  sebagai  seorang  hamba  kepada  Allah  SWT  yang
telah  mengaruniakan  akal.  Lebih  dari  itu,  hasil  dari  proses  belajar- mengajar  yang berupa ilmu kemampuan dalam tiga ranah tersebut,
hendaknya dapat diamalkan dan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kemaslahatan diri dan manusia. Buah ilmu adalah amal. Pengamalan
serta  pemanfaatan  ilmu  hendaknya  dalam  koridor  keridhaan  Allah, yakni  untuk  mengembangkan  dan  melestarikan  agama  Islam  dan
menghilangkan  kebodohan,  baik  pada  dirinya  maupun  orang  lain.
17
Al-Zarnuji, Teori-Belajar-Menurut-Islam http:hilmanswork.wordpress.com.
Inilah  buah  dari  ilmu  yang  menurut  Al-Zarnuji  akan  dapat menghantarkan  kebahagiaan  hidup  di  dunia  maupun  akhirat  kelak.
Dalam konteks ini, para pakar pendidikan Islam termasuk al-Zarnuji mengatakan  bahwa  para  guru  harus memiliki  perangai  yang  terpuji.
Guru  disyaratkan  memiliki  sifat  wara’  meninggalkan  hal-hal  yang terlarang,  memiliki  kompetensi  kemampuan  dibanding  muridnya,
dan  berumur  lebih  tua  usianya.  Di  samping  itu,  al-Zarnuji menekankan  pada  “kedewasaan”  baik  ilmu  maupun  umur  seorang
guru. Hal ini senada dengan pernyataan Abu Hanifah ketika bertemu Hammad,  seraya  berkata:  “Aku  dapati  Hammad  sudah  tua,
berwibawa, santun, dan penyabar. Maka aku menetap di sampingnya, dan akupun tumbuh dan berkembang.
e. Pendekatan-Pendekatan dalam Teori Pendidikan.
Pendidikan  dapat  dilihat  dalam  dua  sisi  yaitu:  1  pendidikan sebagai  praktik  dan  2  pendidikan  sebagai  teori.  Pendidikan  sebagai
praktik yakni seperangkat kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati dan disadari dengan tujuan untuk membantu pihak lain baca: peserta didik
agar  memperoleh  perubahan  perilaku.  Sementara  pendidikan  sebagai teori  yaitu  seperangkat  pengetahuan  yang  telah  tersusun  secara
sistematis  yang  berfungsi  untuk  menjelaskan,  menggambarkan, meramalkan  dan  mengontrol  berbagai  gejala  dan  peristiwa  pendidikan,
baik yang bersumber dari pengalaman-pengalaman pendidikan empiris maupun  hasil  perenungan-perenungan  yang  mendalam  untuk  melihat
makna pendidikan dalam konteks yang lebih luas. Diantara  keduanya  memiliki  keterkaitan  dan  tidak  bisa
dipisahkan.  Praktik  pendidikan  seyogyanya  berlandaskan  pada  teori pendidikan.  Demikian  pula,  teori-teori  pendidikan  seyogyanya
bercermin dari praktik pendidikan. Perubahan yang terjadi dalam praktik pendidikan  dapat  mengimbas  pada  teori  pendidikan.  Sebaliknya,
perubahan  dalam  teori  pendidikan  pun  dapat  mengimbas  pada  praktik
pendidikan. Terkait dengan upaya mempelajari pendidikan sebagai teori dapat  dilakukan  melalui  beberapa  pendekatan,  diantaranya:  1
pendekatan  sains;  2  pendekatan  filosofi;  dan  3  pendekatan  religi. Uyoh Sadulloh, 1994.
18
1. Pendekatan Sains
Pendekatan  sains  yaitu  suatu  pengkajian  pendidikan  untuk menelaah dan dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan
menggunakan  disiplin  ilmu  tertentu  sebagai  dasarnya.  Cara  kerja pendekatan  sains  dalam  pendidikan  yaitu  dengan  menggunakan
prinsip-prinsip  dan  metode  kerja  ilmiah  yang  ketat,  baik  yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif sehingga ilmu pendidikan dapat
diiris-iris  menjadi  bagian-bagian  yang  lebih  detail  dan  mendalam. Melalui  pendekatan  sains  ini  kemudian  dihasilkan  sains  pendidikan
atau  ilmu  pendidikan,  dengan  berbagai  cabangnya,  seperti:  1 sosiologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi
dari sosiologi dalam pendidikan untuk mengkaji  faktor-faktor sosial dalam  pendidikan;  2  psikologi  pendidikan;  suatu  cabang  ilmu
pendidikan  sebagai  aplikasi  dari  psikologi  untuk  mengkaji  perilaku dan  perkembangan  individu  dalam  belajar;  3  administrasi  atau
manajemen  pendidikan;  suatu  cabang  ilmu  pendidikan  sebagai aplikasi  dari  ilmu  manajemen  untuk  mengkaji  tentang  upaya
memanfaatkan berbagai  sumber  daya  agar  tujuan-tujuan  pendidikan dapat  tercapai  secara  efektif  dan  efisien;  4  teknologi  pendidikan;
suatu  cabang  ilmu  pendidikan  sebagai  aplikasi  dari  sains  dan teknologi untuk mengkaji aspek metodologi dan teknik belajar  yang
efektif  dan  efisien;  5  evaluasi  pendidikan;  suatu  cabang  ilmu pendidikan  sebagai  aplikasi  dari  psikologi  pendidikan  dan  statistika
untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa; 6 bimbingan dan  konseling,  suatu  cabang  ilmu  pendidikan  sebagai  aplikasi  dari
18
Uyoh Sadulloh, Teori-Belajar-Menurut-Islam,http:hilmanswork.wordpress.com.
beberapa  disiplin  ilmu,  seperti:  sosiologi,  teknologi  dan  terutama psikologi.  Tentunya  masih  banyak  cabang-cabang  ilmu  pendidikan
lainnya  yang  terus  semakin  berkembang  yang  dihasilkan  melalui berbagai kajian ilmiah.
2. Pendekatan Filosofi