Pengertian Strategi Pendekatan Sains

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Strategi Pembelajaran Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an

1. Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yang berarti rencana atau tindakan yang terdiri atas seperangkat langkah-langkah untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan. 4 Sedangkan menurut Abin Syamsuddin Makmun strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. 5 Adapun menurut pakar psikologi pendidikan Australia, Michael J. Lawson 1991 mengartikan strategi adalah produser mental yang berbentuk tatanan langkah yang menggunakan upaya ranah cipta untuk tujuan tertentu. 6 Definisi lain dikemukakan dalam kamus besar Bahasa Indonesia strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran tertentu. 7 Makna strategi secara umum berarti suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha pencapain sasaran yang telah direncanakan. 8 4 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2002 ,h.214 5 Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001,h.220 6 Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2002 ,h.214 7 Diknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,2002 ,h.377 8 Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Jakarta :Ciputat Press,2002,h.22 6 Strategi juga dapat diartikan sebagai usaha rencana tentang tata cara pendayagunaan dan penguraian potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi.” 9 Jadi strategi adalah suatu tujuan yang ingin dicapai melalui metode khusus yang digunakan, teknik pelaksanaan dan tolak ukur yang sudah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu.

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah aktivitas manusiawi yang berlangsung sejak awal manusia. Adapun hakikat pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Konsep pembelajaran adalah suatu proses lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajar merupakan subset khusus dari pendidikan. 7 Istilah pembelajaran dalam bahasa Inggris disebut instruction yang menurut Tardif, mengartikan instruction sebagai proses kependidikan yang sebelum direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan. 8 Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik lagi. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari lingkungan. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkodisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran tercapai secara efektif dan efesien selain itu strategi pembelajaran juga dapat diartikan suatu prosedur pembelajaran yang 9 Slameto,Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kreditur Jakarta: Bumi Aksara,1991,h.90 7 Slameto, Proses Belajar…,h.71 digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan approach. Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan strategi maupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karena itu, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu. Roy Killen, misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang bersifat pada guru teacher-centred approaches. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran dedukatif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif. 9

a. Pemilihan Metode Pembelajaran

Untuk supaya pencapaian tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif dan efesien, maka dalam pemilihan dan penetapan suatu metode untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran harus mempertimbangkan berbagai faktor, yaitu : 1. Tujuan Pembelajaran, kaitan metode dengan tujuan pembelajaran yaitu didasarkan atas kondisi bahwa metode sebagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga metode apa yang akan kita gunakan banyak dipengaruhi oleh kondisi tujuan pembelajaran itu sendiri. Tujuan pembelajaran disini menyangkut kemampuan yang harus dimiliki warga belajar setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut Bloom diungkapkan bahwa kemampuan yang terdapat pada tujuan pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam 8 Irfan Abd Gafar, Muhamad Jamil. B, Re-formulasi Rancangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Jakarta: Nurmsani,2003,h.10 9 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta : Kencana Prenada Media,2006.,hh- 124-125 tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan ranah psikomotorik. Untuk setiap ranah terdapat tingkatan-tingkatan kemampuan yang berkisar dari kualitas yang rendah sampai pada kualitas kemampuan yang tinggi. Tahapan untuk ranah kognitif yaitu menyangkut pengetahuan pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Tahapan untuk ranah afektif yaitu menyangkut penerimaan, memberikan respon, penilaian, organisasi dan pemeranan. Tahapan untuk ranah psikomotorik yaitu persepsi kesiapan, respon terpimpin, mekanisme complex overt response. 2. BahanMateri Pembelajaran, pengaruh bahan belajar terhadap penetapan metode pada hakekatnya merupakan kelanjutan dari pengaruh tujuan pembelajaran. Gagne mengungkapkan bahwa bahan belajar terdiri dari konsep, prinsip, prosedur, dan fakta atau kenyataan yang ada. Dari setiap jenis bahan belajar tersebut memiliki tingkatan kesulitan yang terdiri dari bahan belajar dasar, kelanjutan dan tinggi. Berdasarkan keragaman bahan belajar tersebut maka dituntut adanya variasi metode dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan jenis bahan belajar itu sendiri. Metode-metode tertentu ada yang dapat digunakan untuk membahas seluruh bahan belajar, tetapi ada metode-metode terteeentu yang hanya tepat digunakan untuk bahan-bahan tertentu pula. 3. Sumber Belajar, faktor sumber belajar juga merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan sdalam pemilihan suatu metode. Kondisi sumber belajar menyangkut kondisi diri yang mempengaruhi baik yang bersifat internal mapun eksternal. Kondisi internal yaitu menyangjut pemahaman terhadap bahan kajian, pemahaman penggunaan metode kemampuan mengelola kegiatan pemeblajaran, sedangkan kondisi di luar diri sumber belajar tersebut yang dapat mempengaruhi terhadap pengelolaan kegiatan pembelajaran. 4. Warga Belajar, dalam kegiatan pembelajaran sebagai masukan mentah yang akan merubah melalui proses pembelajaran. Kondisi warga belajar memiliki karakteristik pribadi yang dimilikinya yaitu menyangkut : jenis kelamin, usia, latar belakng sosial ekonomi, pengalaman dan keadaan psikisnya. Keragaman kondisi warga belajar mengakibatkan perlu adanya pemilihan dan penentuan metode pembelajaran yang akan digunakan. 5. SaranaFasilitas Belajar, sarana dalam pembelajaran diartikan segala macam fasilitas yang dapat menunjang dan melengkapi terselenggaranya kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sarana tersebut dapat berfungsi sebagai : fasilitas atau alat belajar dan sumber belajar. 6. Waktu Pembelajaran, faktor waktu adalah menyangkut jumlah dalam kegiatan pembelajaran, serta menyangkut kondisi waktu kegiatan pembelajaran. Penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran perlu disesuaikan dengan waktu. Walaupun sumber belajar dapat menetapkan metode yang dianggap paling tepat berdasarkan kecenderungan program pembelajaran tertentu, namun apabila metode tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama sedangkan waktu yang tersedia sangat terbatas, maka metode tersebut kurang tepat untuk digunakan.Ketepatan metode dengan jumlah waktu yang tersedia akan menjurus kepada tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik. 10

3. Srategi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: 1 pendekatan pembelajaran, 2 strategi pembelajaran, 3 metode pembelajaran; 4 teknik pembelajaran; 5 taktik pembelajaran; dan 6 model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut. 10 Ihat Hatimah, Strategi Pembelajaran Bandung : CV. Andira,2000,hh.12-15 Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: 1 pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa student centered approach dan 2 pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru teacher centered approach. Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu: 1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil out put dan sasaran target yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya. 2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama basic way yang paling efektif untuk mencapai sasaran. 3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah steps yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran. 4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur kriteria dan patokan ukuran standard untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan achievement usaha. Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah: 1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik. 2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif. 3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran. 4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan. Sementara itu, Kemp mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J.R David, menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan- keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: 1 exposition-discovery learning dan 2 group- individual learning.. Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something”. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: 1 ceramah; 2 demonstrasi; 3 diskusi; 4 simulasi; 5 laboratorium; 6 pengalaman lapangan; 7 brainstorming; 8 debat, 9 simposium, dan sebagainya. Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni kiat. Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. 11 Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990 mengetengahkan 4 empat kelompok model pembelajaran, yaitu: 1 model interaksi sosial; 2 model pengolahan informasi; 3 model personal-humanistik; dan 4 11 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta : Kencana Prenada Media,2006.,h.141 model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran. Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya, masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru blue print rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun. 12 Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian penelitian akademik maupun penelitian tindakan sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru calon guru telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses beserta konsep dan teori 12 Wina Sanjaya, Teori-belajar-menurut,http:hilmanswork.wordpress.com20090415 24 Maret 2011 pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada. 13

a. Teori Belajar Menurut Islam

Kemampuan untuk belajar merupakan sebuah karunia Allah yang mampu membedakan manusia dangan makhluk yang lain. Allah menghadiahkan akal kepada manusia untuk mampu belajr dan menjadi pemimpin di dunia ini. Pendapat yang mengatakan bahwa belajar sebagai aktifitas yang tidak dapat dari kehidupan manusia, ternyata bukan berasal dari hasil renungan manusia semata. Ajaran agama sebagai pedoman hidup manusia juga menganjurkan manusia untuk selalu malakukan kegiatan belajar. Dalam AlQur’an, kata al-ilm dan turunannya berulang sebanyak 780 kali. Seperti yang termaktub dalam wahyu yang pertama turun kepada baginda Rasulullah SAW yakni Al- ‘Alaq ayat 1-5. Ayat ini menjadi bukti bahwa Al-Qur’an memandang bahwa aktivitas belajar merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat berupa menyampaikan, menelaah,mencari, dan mengkaji, serta meniliti. Selain Al-Qur’an, Al Hadist juga banyak menerangkan tentang pentingnya menuntut ilmu. Misalnya hadist berikut ini : “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim; carilah ilmu walaupun di negeri cina; carilah ilmu sejak dalam buaian hingga ke liang lahat; para ulama itu pewaris Nabi; pada hari kiamat ditimbanglah tinta ulama dengan dara syuhada, maka tinta ulama dilebihkan dari ulama” 13 Wina Sanjaya, Teori belajar menurut Islam,http:hilmanswork.wordpress.com20090415

b. Arti Penting Belajar menurut Al-Qur’an

1. Bahwa orang yang belajar akan mendapatkan ilmu yang dapa digunakan untuk memecahkan segala masalah yang dihadapinya di kehidupan dunia. 2. Manusia dapat mengetahui dan memahami apa yang dilakukannya karena Allah sangat membenci orang yang tidak memiliki pengetahuan akan apayang dilakukannya karena setiap apa yang diperbuat akan dimintai pertanggungjawabannya. 3. Dengan ilmu yang dimilikinya, mampu mengangkat derajatnya di mata Allah SWT.

c. Cara Belajar

1. Belajar melalui imitasi Di awal perkembangannya, seorang bayi hanya mengikuti apa yang dilakukan ibunya dan orang-orang yang berada di dekatnya. Ketika dewasa, tingkat perkembangan manusia semakin kompleks meskipun meniru masih menjadi salah satu cara untuk belajar. Tetapi, sumber belajar itu tidak lagi berasal dari orang tua ataupun orang- orang yang berada di dekatnya melainkan orang-orang yang sudah mereka kenal misalnya, orang terkenal, penulis, ulama dan lain-lain. Di dalam Islam, dapat ditemui juga hal yang demikian. Mari kita lihat sepasang saudara kembar, Qabil dan Habil. Banyak juga di dalam Al- Qur’an yang mencoba menerangkan tentang salah satu varian yang seperti demikian. Karena tabiat manusia yang cenderung untuk meniru, maka teladan yang baik merupakan sesuatu yang sangat penting dalam membentuk perilaku manusia. 2. Pengalaman Praktis dan trial and error. Dalam hidup, manusia terkadang menghadapi situasi yang menuntutnya untuk cepat tanggap terhadapa permasalahan yang ada tanpa ada pembelajaran sebelumnya. Sehingga, manusia terkadang mencoba-coba segala cara untuk menyelesaikan masalah tersebut. 3. Berfikir Berfikir merupakan salah satu pilihan manusia untuk mencoba memperoleh informasi. Dengan berfikir, manusia dapat belajar dengan melakukan trial and error secara intelektual Ustman Najati, 2005. 14 Dalam proses berfikir, manusia sering menghadirkan beberapa macam solusi atas permasalah yang didapatkannya sebelum akhirnya mereka menjatuhkan pilihan pada satu solusi. Oleh karena itu, para psikolog mengatakan bahwa berfikir merupakan proses belajar yang paling tinggi. Dalam Al-Qur’an, banyak sekali ayat yang memerintahkan manusia untuk selalu menggunakan akal dan memahami dan merenungi segala ciptaan dan kebesaran Allah di alam ini. Antara lain seperti Q.S.Al-Ghasyiah : 17-20, Q.S.Qaf : 6-10, Q.S. Al-An’am: 95, Q.S. Al-Anbiya : 66-67. Selanjutnya, salah satu metode yang dapat memperjelas dan memahami sebuah pemikiran seseorang adalah dengan menggunakan diskusi, dialog, konsultasi dan berkomunikasi dengan orang lain Utsman Najati, 2005. Hal senada juga pernah diungkapkan oleh salah satu Vygotsky, yang menyatakan bahwa perkembangan kognitif seseorang akan berkembang apabila dia berinteraksi dengan orang lain, dengan demikian, belajar manusia dapat berkembang ketika kognitif mereka berkembang. Ustman Najati menyatakan bahwa aktivitas berfikir manusia saat belajar tidak selalu menghasilkan pemikiran yang benar. Adakalanya kesalahan mewawrnai proses penetuan solusi atas masalah yang dihadapi. Dan dalam kondisi seperti ini, manusia sering 14 Ustman Najati , Teori Belajar menurut Islam, http:fisikaumm.blogspot.com mengalami hambatan dan berfikir statis dalam berpikir, dan tidak mau menerima pendapat-pendapat dan pikiran-pikiran baru. 15 4. Sarana Belajar a. Sarana Fisik. Terdapat dua panca indera manusia yang membantunya untuk melakukan kegiatan belajar yakni, mata dan telinga. Tidak bisa dipungkiri kedua panca indera ini menjadi sesuatu yang mutlak digunakan ketika belajar. Dua panca indera ini pula sering disebutkan dalam Al-Qur’an. Meskipun demikian, indra peraba, perasa, dan penciuman juga mampu memberikan kontribusi pada saat belajar. b. Sarana Psikis. Akal dan qalb merupakan bagian dari saran psikis. Akal dapat diartikan sebagai daya pikir atau potensi intelegensi Bastaman,1997. 16 Akal identik dengan daya pikir otak yang mengantarkannya pada pemikiran yang logis dan rasional. Sedangkan qalb mempunyai dua arti, yakni fisik dan metafisik. Qalbu dalam arti fisik adalah jantung dan dana dalam arti metafisik adalah karunia Tuhan yang halus yang bersifat rohaniah dan ketuhanan yang ada hubungannya dengan jantung.

d. Konsep Belajar menurut Tokoh-tokoh Islam.

1. Al-Ghazali. Dalam pemahaman beliau, seorang filsuf pendidikan di kalangan Islam, pendekatan belajar dalam mencari ilmu dapat dilakukan dengan melakukan dua pendekatan, yakni ta’lim insani dan ta’lim rabbani. Ta’lim insani adalah belajar dengan bimbingan 15 Utsman Najati, Teori Belajar menurut Islam, http:hilmanswork.wordpress.com 16 Bastaman, Teori-Belajar-Menurut-Islam, http:hilmanswork.wordpress.com. manusia. Pendekatan ini merupakan hal yang lazim dilakukani oleh manusia dan biasanya menggunakan alat indrawi yang diakui oleh orang yang berakal. Menurut Al Ghazali, dalam proses belajar mengajar sebenarnya terjadi eksplorasi pengetahuan sehingga menghasilkan perubahan-perubahan perilaku. Dalam proses ini, anak didik akan mengalami proses mengetahui yaitu proses abstraksi. Al Ghazali kemudian membagi abstraksi ini menjadi empat tahap, yakni terjadi pada indra, terjadi pada al-khayal. Menurut Al-Zarnuji, belajar bernilai ibadah dan mengantarkan seseorang untuk memperoleh kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Karenanya, belajar harus diniati untuk mencari ridha Allah, kebahagiaan akhirat, mengembangkan dan melestarikan Islam, mensyukuri nikmat akal, dan menghilangkan kebodohan. 17 Dimensi duniawi yang dimaksud adalah sejalan dengan konsep pemikiran para ahli pendidikan, yakni menekankan bahwa proses belajar-mengajar hendaknya mampu menghasilkan ilmu yang berupa kemampuan pada tiga ranah yang menjadi tujuan pendidikanpembelajaran, baik ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Adapun dimensi ukhrawi, Al-Zarnuji menekankan agar belajar adalah proses untuk mendapat ilmu, hendaknya diniati untuk beribadah. Artinya, belajar sebagai manifestasi perwujudan rasa syukur manusia sebagai seorang hamba kepada Allah SWT yang telah mengaruniakan akal. Lebih dari itu, hasil dari proses belajar- mengajar yang berupa ilmu kemampuan dalam tiga ranah tersebut, hendaknya dapat diamalkan dan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kemaslahatan diri dan manusia. Buah ilmu adalah amal. Pengamalan serta pemanfaatan ilmu hendaknya dalam koridor keridhaan Allah, yakni untuk mengembangkan dan melestarikan agama Islam dan menghilangkan kebodohan, baik pada dirinya maupun orang lain. 17 Al-Zarnuji, Teori-Belajar-Menurut-Islam http:hilmanswork.wordpress.com. Inilah buah dari ilmu yang menurut Al-Zarnuji akan dapat menghantarkan kebahagiaan hidup di dunia maupun akhirat kelak. Dalam konteks ini, para pakar pendidikan Islam termasuk al-Zarnuji mengatakan bahwa para guru harus memiliki perangai yang terpuji. Guru disyaratkan memiliki sifat wara’ meninggalkan hal-hal yang terlarang, memiliki kompetensi kemampuan dibanding muridnya, dan berumur lebih tua usianya. Di samping itu, al-Zarnuji menekankan pada “kedewasaan” baik ilmu maupun umur seorang guru. Hal ini senada dengan pernyataan Abu Hanifah ketika bertemu Hammad, seraya berkata: “Aku dapati Hammad sudah tua, berwibawa, santun, dan penyabar. Maka aku menetap di sampingnya, dan akupun tumbuh dan berkembang.

e. Pendekatan-Pendekatan dalam Teori Pendidikan.

Pendidikan dapat dilihat dalam dua sisi yaitu: 1 pendidikan sebagai praktik dan 2 pendidikan sebagai teori. Pendidikan sebagai praktik yakni seperangkat kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati dan disadari dengan tujuan untuk membantu pihak lain baca: peserta didik agar memperoleh perubahan perilaku. Sementara pendidikan sebagai teori yaitu seperangkat pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis yang berfungsi untuk menjelaskan, menggambarkan, meramalkan dan mengontrol berbagai gejala dan peristiwa pendidikan, baik yang bersumber dari pengalaman-pengalaman pendidikan empiris maupun hasil perenungan-perenungan yang mendalam untuk melihat makna pendidikan dalam konteks yang lebih luas. Diantara keduanya memiliki keterkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Praktik pendidikan seyogyanya berlandaskan pada teori pendidikan. Demikian pula, teori-teori pendidikan seyogyanya bercermin dari praktik pendidikan. Perubahan yang terjadi dalam praktik pendidikan dapat mengimbas pada teori pendidikan. Sebaliknya, perubahan dalam teori pendidikan pun dapat mengimbas pada praktik pendidikan. Terkait dengan upaya mempelajari pendidikan sebagai teori dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, diantaranya: 1 pendekatan sains; 2 pendekatan filosofi; dan 3 pendekatan religi. Uyoh Sadulloh, 1994. 18

1. Pendekatan Sains

Pendekatan sains yaitu suatu pengkajian pendidikan untuk menelaah dan dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan disiplin ilmu tertentu sebagai dasarnya. Cara kerja pendekatan sains dalam pendidikan yaitu dengan menggunakan prinsip-prinsip dan metode kerja ilmiah yang ketat, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif sehingga ilmu pendidikan dapat diiris-iris menjadi bagian-bagian yang lebih detail dan mendalam. Melalui pendekatan sains ini kemudian dihasilkan sains pendidikan atau ilmu pendidikan, dengan berbagai cabangnya, seperti: 1 sosiologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sosiologi dalam pendidikan untuk mengkaji faktor-faktor sosial dalam pendidikan; 2 psikologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi untuk mengkaji perilaku dan perkembangan individu dalam belajar; 3 administrasi atau manajemen pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari ilmu manajemen untuk mengkaji tentang upaya memanfaatkan berbagai sumber daya agar tujuan-tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien; 4 teknologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sains dan teknologi untuk mengkaji aspek metodologi dan teknik belajar yang efektif dan efisien; 5 evaluasi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi pendidikan dan statistika untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa; 6 bimbingan dan konseling, suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari 18 Uyoh Sadulloh, Teori-Belajar-Menurut-Islam,http:hilmanswork.wordpress.com. beberapa disiplin ilmu, seperti: sosiologi, teknologi dan terutama psikologi. Tentunya masih banyak cabang-cabang ilmu pendidikan lainnya yang terus semakin berkembang yang dihasilkan melalui berbagai kajian ilmiah.

2. Pendekatan Filosofi

Dokumen yang terkait

Pembelajaran Al-Qur'an dan Implementasinya pada Kemampuan Membaca Al-Qur'an siswa di SMP Islam Bait Al-Rahman

1 13 84

Pelaksanaan metode drill pada mata pelajaran qur'an hadits dalam menumbuhkan minat baca al-qur'an siswa kelas II MTs.Fathussa'adah sukaraja-Bogor

0 7 73

Strategi pembelajaran baca tulis Al-Quran pada kegiatan ekstra kulikuler dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-Quran (studi kasus di sekolah lanjutan tingkat pertama islam nurul jihad Bekasi)

0 7 88

Kontribusi lembaga bahasa dan ilmu al-qur'an (LBIQ) DKI Jakarta dalam pengajaran membaca al-qur'an bagi masyarakat JABODETABEK

0 14 114

Peran Program Pembelajaran Tahsin Qiraah Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur'an Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di LTTQ Masjid Fathullah UIN Syarif Hdayatullah Jakarta

2 24 108

Pelaksanaan pembelajaran al-qur' an di TPA SDN 02 Pinangranti Jakarta Timur

0 12 0

PENERJEMAHAN AYAT-AYAT JIHAD DALAM ALQURAN TERJEMAHAN KEMENTERIAN AGAMA RI (ANALISIS WACANA) Disusun oleh: IBNUAFAN 108024000008 JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014M/

3 42 97

Persepsi Siswa Kelas VIII SMP Islam Harapan Ibu Pondok Pinang Terhadap Pentingnya Belajar Membaca Al-Qur'an

0 9 121

Peranan guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi kesulitan baca tulis al-Qur'an, di SMP Islam Parung-Bogor

16 49 83

Peranan guru Baca Tulis al Qur'an (BTQ) dalam meningkatkan kemampuan baca tulis al Qur'an siswa di Madrasah Tsanawiyah Unggulan al Jadid Waru Sidoarjo.

2 13 127