2 Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dibandingkan luas luka awal. Pada kelompok kontrol negatif terbentuknya keropeng scab rata-rata dimulai dari hari ke-4, lepasnya keropeng scab terjadi rata-rata pada hari ke-20 dan pada hari ke-21 rata-rata luas luka sudah mengalami reduksi. Pada kelompok uji konsentrasi 1 dan 25 terbentuknya keropeng scab dimulai dari hari ke-2, lepasnya keropeng scab terjadi rata-rata pada hari ke-16 dan pada hari ke-21 sudah mengalami reduksi dibandingkan luas luka awal. Pada kelompok uji konsentrasi 5 terbentuknya keropeng scab dimulai dari hari ke-4, lepasnya keropeng scab terjadi rata-rata pada hari ke-16 dan pada hari ke-21 rata-rata luas luka sudah menurun dibandingkan luas luka awal. Pembentukan keropeng menunjukkan proses penyembuhan luka memasuki fase proliferasi tahap awal Agustina, 2011. Pada fase ini luka diisi oleh sel-sel radang, fibroblas, serat-serat kolagen, kapiler- kapiler baru, membentuk jaringan kemerahan dengan permukaan tidak rata disebut jaringan granulasi, fase ini terjadi pada hari ke 3-14 Kozier, 1995 dan Taylor, 1997. Kecepatan terbentuknya keropeng dari masing-masing kelompok perlakuan menandakan kecepatan dari penyembuhan luka Aponno et al, 2014. Dari hasil tersebut, teramati bahwa kecepatan penyembuhan luka pada ketiga kelompok uji konsentrasi 1, 5 dan 25 hampir serupa dengan kelompok kontrol positif yaitu dalam rentang terbentuknya keropeng hingga lepasnya keropeng antara hari ke-2 hingga hari ke-16. Sedangkan penyembuhan luka pada kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan basis krim dalam rentang antara hari ke-4 hingga hari ke-20. Pada ketiga kelompok uji konsentrasi ekstrak etanol umbi talas jepang mengalami proses penyembuhan yang hampir sama dengan kelompok kontrol positif. Hal ini dibuktikan pada waktu mulai terbentuknya keropeng scab dan waktu lepasnya keropeng. Perubahan warna luka bakar derajat dua terjadi seiring dengan mulai mengeringnya luka. Waktu pelepasan keropeng scab menandakan bahwa sudah terjadi pertumbuhan sel-sel baru pada kulit sehingga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membantu mempercepat lepasnya keropeng dan merapatnya tepi luka. Keropeng scab terlepas karena jaringan dibawahnya sudah kering dan tepi-tepi luka mulai tertarik ke tengah Aponno et al, 2014. Penelitian ini menggunakan krim Lanakeloid-E ® sebagai kontrol positif. Pemilihan ini didasarkan pada indikasi krim Lanakeloid-E ® yang dapat membantu proses penyembuhan luka bakar. Selain itu, pada penelitian yang telah dilakukan oleh Rahim dkk 2011 melaporkan bahwa Lanakeloid-E ® telah menyembuhkan luka bakar dalam waktu 8 hari dengan metode pembuatan luka bakar yang berbeda. Secara mikroskopis, pengamatan yang dilakukan pada hasil preparat menunjukkan bahwa kerusakan yang terjadi pada setiap kelompok sama ditandai dengan rusaknya jaringan epitel dan sebagian dermis yang mengindikasikan luka bakar derajat dua telah terjadi sesuai dengan yang diharapkan, lamanya paparan besi panas yang diberikan pada daerah kulit punggung yaitu selama 10 detik sudah cukup menghasilkan luka bakar derajat dua partial thickness. Pada preparat hari ke-7 juga teramati adanya keberadaan sel radang dan makrofag, pada kelompok kontrol negatif jumlahnya terlihat lebih banyak dibandingkan dengan kelompok kontrol positif dan ketiga kelompok uji konsentrasi 1, 5 dan 25. Pembuatan preparat pada hari ke-7 dikarenakan proses re-epitelisasi yang biasanya menutup luka sudah memasuki tahap akhir. Sel radang menunjukkan adanya fagositosis dari bakteri dan sel-sel yang rusak. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol negatif dan kontrol positif tidak terdapat adanya percepatan penyembuhan pada fase inflamasi bila dibandingkan dari jumlah sel radang dan makrofag pada preparat yang diamati. Parameter neokapilerisasi menunjukkan bahwa terdapat banyaknya aliran darah yang menuju ke daerah luka. Penyembuhan luka sangat ditunjang oleh suplai darah ke daerah luka. Pembentukkan pembuluh darah baru akan membantu mempercepat proses regenerasi sel dan normalisasi jaringan Mayasari, 2003. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pada penelitian ini, aktivitas ekstrak etanol umbi talas jepang dalam proses penyembuhan luka bakar derajat dua tidak menunjukkan hasil yang signifikan pada penurunan luas luka bakar, persentase penyembuhan luka dan ketebalan re-epitelisasi. Namun, aktivitas ekstrak etanol umbi talas jepang mempengaruhi penyembuhan luka bakar pada fase inflamasi dan fase proliferasi. Pengaruh pada fase inflamasi ditunjukkan pada data pengamatan preparat histopatologi luka bakar pada hari ke-7 dimana jumlah makrofag mendominasi pada preparat kelompok uji konsentrasi sedang 5 dan tinggi 25. Makrofag mempunyai kemampuan fagositosis yang lebih baik dari neutrofil, bahkan mampu memfagosit 100 bakteri. Dengan demikian, banyaknya jumlah sel makrofag pada kelompok uji konsentrasi sedang 5 dan tinggi 25 menunjukkan bahwa fase inflamasi terjadi lebih cepat dibandingkan dengan kelompok kontrol positif dan kontrol negatif. Pada preparat histopatologi hari ke-7 kelompok uji konsentrasi rendah 1 tidak terlihat adanya makrofag, hanya terdapat sel radang neutrofil, dapat diasumsikan bahwa konsentrasi 1 ekstrak etanol umbi talas jepang belum mempunyai kemampuan untuk mempercepat fase inflamasi serta memicu makrofag. Pengaruh ekstrak etanol umbi talas jepang pada fase proliferasi ditunjukkan pada pengamatan rerata fisiologis luka bakar derajat dua, dimana waktu mulai terbentuknya keropeng scab pada ketiga kelompok uji konsentrasi rerata pada hari ke-2 menunjukkan bahwa luka telah memasuki fase proliferasi lebih cepat dibandingkan kontrol negatif. Aktivitas ekstrak etanol umbi talas jepang Colocasia esculenta L. Schott var. antiquorum dalam menyembuhkan luka disebabkan kandungan berbagai senyawa dalam umbi tanaman. Umbi talas jepang memiliki kandungan flavonoid, triterpenoid, tanin, saponin, alkaloid, tarin, protein, Zn, vitamin C dan A yang diduga dapat mendukung regenerasi sel-sel epitel dan jaringan ikat Okeke dan Iweala, 2007; Rukmana, 2002; Fasuyi, 2005. Hasil penapisan fitokimia ekstrak etanol umbi talas jepang memberikan hasil yang positif pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta identifikasi golongan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid, steroid, tanin, polifenol dan glikosida jantung. Alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri, mekanisme yang diduga adalah dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut Robinson, 1991 dalam Wijaya dkk, 2014. Flavonoid berfungsi sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstraseluler yang mengganggu integritas membran sel bakteri Siregar, 2011. Selain itu, menurut Anggraini 2008 flavonoid memiliki efek antiinflamasi yang berfungsi sebagai anti radang dan mampu mencegah kekakuan dan nyeri. Saponin memiliki kemampuan sebagai pembersih dan antiseptik yang berfungsi membunuh kuman atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang biasa timbul pada luka sehingga luka tidak mengalami infeksi yang berat. Ketika berinteraksi dengan sel bakteri, saponin dapat meningkatkan permeabilitas membran sel bakteri sehingga terjadi hemolisis sel bakteri Robinson, 1995. Adanya saponin dalam ekstrak umbi talas jepang diduga dapat meminimalisir kontaminasi dari bakteri yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Vitamin A berperan dalam penyembuhan luka dengan mempercepat fase inflamasi pada penyembuhan luka, meningkatkan taut silang cross-linkage pada kolagen, mendukung diferensiasi sel epitel, meningkatkan dan menstimulasi respon imun. Zn merupakan mineral esensial yang dibutuhkan untuk sintesis DNA, pembelahan sel dan sintesis protein, semua proses ini dibutuhkan untuk regenerasi dan perbaikan jaringan MacKay dan Miller, 2003. Tanin dan triterpenoid diketahui memiliki aktivitas antioksidan pada beberapa tanaman obat Robinson, 1995. Antioksidan berperan menangkap radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan membran sel. Cedera pada membran sel tersebut kemudian mengaktifkan histamin yang nantinya menjadi mediator sel radang Price dan Wilson, 2005. Antioksidan di dalam tanin dan triterpenoid diduga dapat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengurangi adanya radikal bebas yang dapat merusak membran sel dan mengurangi pelepasan mediator sel radang, yang berarti dapat mempercepat fase selanjutnya untuk melakukan perbaikan jaringan dalam proses penyembuhan luka Nisa et al, 2013. Tarin yang terdapat dalam umbi talas jepang juga diduga berperan dalam penyembuhan luka karena aktivitas proteolitiknya seperti papain yang efektif meluruhkan jaringan nekrotik, mencegah infeksi dan menstimulasi pembentukan jaringan granulasi pada luka melalui aktivitas enzim proteolitik yang dapat mengangkat jaringan mati tanpa merusak sel hidup Roxas, 2013; Sidik dan Salmah, 2005. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nasution 2015 melaporkan bahwa ekstrak etanol umbi talas jepang dapat menyembuhkan luka terbuka dengan metode Morton. Penurunan luas luka terbuka terjadi secara signifikan pada kelompok uji yang diberikan krim ekstrak etanol umbi talas jepang dengan konsentrasi 1 pada hari ke-3, 6, 9 dan 12 dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Hal ini menunjukkan bahwa umbi talas jepang berpotensi menyembuhkan luka, baik luka terbuka maupun luka bakar derajat dua. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian uji aktivitas penyembuhan luka bakar ekstrak etanol umbi talas jepang Colocasia esculenta L. Schott var. antiquorum pada tikus putih Rattus norvegicus jantan galur Sprague- Dawley diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Ekstrak etanol umbi talas jepang Colocasia esculenta L. Schott var. antiquorum pada konsentrasi 1, 5 dan 25 tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap penurunan luas luka dan peningkatan persentase penyembuhan luka pada luka bakar derajat dua jika diberikan secara topikal. 2. Terdapat perbedaan dalam hal infiltrasi sel radang dan makrofag serta pertumbuhan re-epitelisasi pada hari ke-7 pada kelompok uji konsentrasi 1, 5 dan 25 dibandingkan kelompok kontrol positif dan kontrol negatif pada pengamatan mikroskopis. 3. Berdasarkan pengamatan rerata fisiologis luka bakar, ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka pada fase proliferasi. Ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu dalam proses penyembuhan luka bakar pada fase inflamasi dan proliferasi.

5.2 Saran

Adapun saran untuk penelitian lebih lanjut adalah: 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan konsentrasi ekstrak yang lebih bervariasi untuk mengetahui konsentrasi yang optimal yang dapat mempercepat penyembuhan luka bakar. 2. Perlu dilakukan pengamatan histopatologi pada beberapa interval waktu yang mewakili periode fase inflamasi, fase proliferasi dan fase remodelling. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Perlu dilakukan uji toksisitas terhadap ekstrak etanol umbi talas jepang untuk mengetahui batasan konsentrasi yang aman digunakan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta DAFTAR PUSTAKA Agustina, Dian Reni. 2011. Pengaruh Pemberian Secara Topikal Kombinasi Rebusan Daun Sirih Merah Piper ef. fragile, Benth. dan Rebusan Herba Pegagan Centella asiatica L. Urban Terhadap Penyembuhan Luka Tikus Putih Jantan yang Dibuat Diabetes. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Sarjana Farmasi Universitas Indonesia. Akhoondinasab MR., Akhoondinasab M., Saberi M. 2014. Comparison of Healing Effect of Aloe vera extract and Silver Sulfadiazine in Burn Injuries in Experimental Rat Model. Original article Vol. 3 No. 1; 29-34. Anderson, J. M. 2000. The Cellular Cascades of Wound Healing. In J. E. Davies Ed, Bone Engineering. Toronto: Em Squared Inc, pp 81-93. Anggraini, W. 2008. Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Psidium guajava Linn. Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Skripsi. Surakarta: Fakultas Farmasi, UMS. Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 492, 502-506. Aponno, Jeanly V., Paulina V. Y. Yamlean., Hamidah S. Supriati. 2014. Uji Efektivitas Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Psidium guajava Linn Terhadap Penyembuhan Luka yang Terinfeksi Bakteri Staphylococcus aureus Pada Kelinci Oryctolagus cuniculus. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT 3 3 : 2302-2493. Arifin, H., Anggraini N., Handayani D., Rasyid R. 2006. Standarisasi Ekstrak Etanol Daun Eugenia cumini Merr. J. Sains Tek. Far., 112. Balqis, Ummu., Rasmaidar., dan Marwiyah. 2014. Gambaran Histopatologis Penyembuhan Luka Bakar Menggunakan Daun Kedondong Spondias dulcis F. dan Minyak Kelapa pada Tikus Putih Rattus norvegicus. Jurnal Medika Veterinaria, 8 1, 31-36. Bisono dan Pusponegoro AP. 1997. Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC. Deo, Pradeep C. and Tyagi, Anand P. and Taylor, Mary and Becker, Douglas K. And Harding, Robert M. 2009. Improving Taro Colocasia esculenta var. esculenta Production using Biotechnological Approaches. South Pacific Journal of Natural Science, 27. 6-13. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Bakti Husada. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. P.7, 1036-1043. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Deshmukh T., A., Kumawat N.S., Chaudhari S.P., Wani N.S., and Patil V.R. 2010. Antidiabetic Activity of Ethanol Extract of Colocasia esculenta leaves In Alloxan Induced Diabetic Rats. International Journal of PharmTech Research, 2 2, 1246-1249. Dhanraj B., Nakade., Mahesh S. Kadam, Kiran N. Patil dan Vinayak S. Mane. 2013. Phytochemical screening and Antibacterial Activity of Western Region wild leaf Colocasia esculenta. International Research Jpurnal of Biological Sciences, 2 10, 18-21. Edeoga, H.O., D.E. Okwu dan B.O Mbaebie. 2005. Phytochemical Constituents of Some Nigerian Medicinal Plants. African Journal of Biotechnology, 4 7, 685-688. Effendi, C. 1999. Perawatan Pasien Luka Bakar. Jakarta: EGC. Fasuyi, Ayodeji O. 2005. Nutrient Composition and Processing Effects on Cassava Leaf Manihot esculenta, Crantz Antinutrients. Pakistan Journal of Nutrition. 4 1: 37-42. Fitriani, Hani. 2013. Prosiding Seminar Nasional Riset Pangan, Obat-Obatan, dan Lingkungan untuk Kesehatan. Bogor: FMIPA Universitas Pakuan. Ghosal, M. Mandal, P. 2012. Phytochemical Screening And Antioxidant Activities Of Two Selected ‘Bihi’ Fruits Used As Vegetables In Darjeeling Himalaya. International Journal Of Pharmacy And Pharmaceutical Sciences. ISSN : 0975-1491.42. Gibson, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat Sugiarto, Bertha, penerjemah. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran, 479. Gunstream, Stanley E. 2000. Anatomy and Physiology. Boston: Mc Graw Hill. Gurtner, G.C. 2007. Wound Healing Normal and Abnormal . Grabb and Smith’s Plastic Surgery 6th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. Haryani, Yuli., Siti Muthmainah., Saryono Sikumbang. 2013. Uji Parameter Non Spesifik dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol dari Umbi Tanaman Dahlia Dahlia variabilis. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia 12 : 43-46. Hettiaratchy, S. and Dziewulski P. 2004. ABC of Burns Patophysiology and Types of Burns. BMJ Vol. 328, pp 1427-9. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Iswanti, D.A. 2009. Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi N-Heksan, Fraksi Etil Asetat, Dan Fraksi Etanol 96 Daun Ekor Kucing Acalypha Hispida Burm. F Terhadap Bakteri Staphylococcus aureusatcc 25923 Secara Dilusi. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta. Kartini P.S., Dupla. 2009. Pembibitan Talas Jepang: Menilik Peruntungan dari Pembibitan Satoimo. Jakarta: Kompas. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. 2013. Market Brief: Ubi Kayu, Ubi Jalar dan Talas, Atase Perdagangan Tokyo. Jakarta: Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Koawara, Sutrisno. 2013. Teknologi Pengolahan Umbi-umbian. Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology SEAFAST Center Research and Community Service Institution, IPB. Kozier, B. 1995. Fundamental of Nursing, Concops, Process and Practice 4th Edition. Addison Wesle. Publishing Company Inc, 1359-1367. Krinke, G. J. 2000. The Handbook of Experimental Animals: The Laboratory Rat. London: Academic Press. Kubde, Meenal S; S. S. Khadabadi; I. A. Farooqui; S. L. Deore. 2010. In-vitro Anthelmintic Activity of Colocasia esculenta. Der Pharmacia Lettre, 2 2 : 82-85. Kumar B, et al. 2007. Ethnopharmacological Approaches to Wound Healing Exploring Medicinal Plants of India. Journal of Ethnopharmacology 114 2 : 103-113. Lima, C.C., Pereira APC., Silva JRF., Oliveira LS., Resck MCC., Grechi CO., Bernardes MTCP., Olimpio FMP., Santos AMM., Incerpi EK., Garcia JAD. 2009. Ascorbic Acid for The Healing of Skin Wounds in Rats. Braz J Bio, 1 694, pp 1195-1201. Marliana, Soerya Dewi., Venty Suryanti., Suyono. 2005. Skrining Fitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam Sechium edule Jacq, Swartz. dalam Ekstrak Etanol. ISSN;1693-2242, Biofarmasi 3 1, 26-31. Marzoeki, D. 2006. Overview Luka Bakar. Dalam Noer, MS Ed Penanganan Luka Bakar. Surabaya: Airlangga University Press, pp 30-38. Mayasari. 2003. Sambiloto sebagai Bahan Antibakterial. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Daun Pacing (Costus spiralis) terhadap Diameter Tubulus Seminiferus, Motilitas, dan Spermisidal pada Tikus Jantan Strain Sprague-Dawley

0 10 95

Uji Antifertillitas Ekstrak Metanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) pada Tikus Jantan Strain Sprague Dawley Secara In Vivo

4 11 134

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum) terhadap Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

0 35 120

Formulasi dan Evaluasi Fisik Mikroemulsi Ekstrak Umbi Talas Jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var antiquorum) sebagai Anti-Aging

13 76 98

Uji Aktivitas Gel Isolat Katekin Gambir (Uncaria Gambir Roxb.) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

2 6 96

Uji Aktivitas Gel Etil p-metoksisinamat terhadap Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

6 24 104

Uji Aktivitas Gel Isolat Katekin Gambir (Uncaria Gambir Roxb.) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

0 3 96

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 90% Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa, Morfologi Spermatozoa, Dan Diameter Tubulus Seminiferus Pada Tikus Jantan Galur Sprague-Dawley

4 34 116

UJI INDEKS GLIKEMIK UMBI TALAS UNGU (Colocasia esculenta L) DAN UMBI TALAS JEPANG (Colocasia esculenta Var Antiquorum) PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

0 2 91