Biologis Tikus Putih TINJAUAN PUSTAKA

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta e Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. f Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 5-7 hari. g Contoh: luka bakar akibat sengatan matahari. b. Luka bakar derajat II, terbagi atas derajat II dangkal dan II dalam. a Kerap diberi simbol 2⁰ b Kerusakan meliputi seluruh ketebalan epidermis dan sebagian superfisial dermis. c Respon yang timbul berupa reaksi inflamasi akut disertai proses eksudasi. d Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. c. Luka bakar derajat III a Kerap diberi simbol 3⁰ b Kerusakan meliputi seluruh ketebalan kulit epidermis dan dermis serta lapisan yang lebih dalam. c Apendises kulit adneksa, integumen seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan. d Kulit yang terbakar tampak berwarna pucat atau lebih putih karena terbentuk eskar. e Secara teoritis tidak dijumpai rasa nyeri, bahkan hilang sensasi karena ujung-ujung serabut saraf sensorik mengalami kerusakan kematian. f Penyembuhan terjadi lama. Proses epithelialisasi spontan baik dari tepi luka membrana basalis, maupun dari apendises kulit folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea yang memiliki potensi epithelialisasi tidak dimungkinkan terjadi karena struktur-struktur jaringan tersebut mengalami kerusakan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 2. Potongan Kulit Normal Manusia dan Kedalaman Luka Bakar Moenadjat, 2009

2. 3. 2 Luas Luka Bakar

Luas luka bakar pada dewasa dihitung menggunakan rumus sembilan Rule of Nine yang diprovokasi oleh Wallace; didasari atas perhitungan kelipatan 9, dimana 1 luas permukaan tubuh adalah luas telapak tangan penderita. Pada anak-anak menggunakan tabel dari Lund dan Browder yang mengacu pada ukuran bagian tubuh terbesar pada seorang bayi anak yaitu kepala Moenadjat, 2009. Gambar 3. Diagram Rule of Nines dari Wallace untuk Dewasa Moenadjat, 2009 Tabel 2.2 Tabel Lund Browder untuk anak Usia tahun 1 5 10 15 Dewasa Kepala muka-belakang 9,5 8,5 6,5 5,5 4,5 3,5 1 paha muka-belakang 2,5 3,5 4 4,25 4,5 4,75 1 kaki muka-belakang 2,5 2,5 2,75 3 3,25 2,5 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. 3. 3 Faktor yang Berperan Moenadjat, 2009

Faktor Penderita Kondisi umum 1. Usia 2. Gender 3. Status gizi Faktor premorbid 1. Kelainan kardiovaskular 2. Kelainan neurologik 3. Kelainan paru 4. Kelainan metabolisme 5. Kelainan ginjal 6. Kelainan psikiatrik 7. Kehamilan Faktor trauma 1. Luka bakar 2. Trauma penyerta 1. Gangguan ABC 2. Jenis, luar kedalaman Tatalaksana 1. Tatalaksana pra rumah sakit 2. Tatalaksana di rumah sakit 1. Fase awal fase akut, fase syok 2. Fase selanjutnya

2. 3. 4 Patofisiologi Luka Bakar

Panas yang mengenai tubuh tidak hanya mengakibatkan kerusakan lokal tetapi memiliki efek sistemik. Perubahan ini khusus terjadi pada luka bakar dan umumnya tidak ditemui pada luka yang disebabkan oleh cedera lainnya. Karena efek panas terdapat perubahan sistemik peningkatan permeabilitas kapiler. Hal ini menyebabkan plasma bocor keluar dari kapiler ke ruang interstisial. Peningkatan permeabilitas kapiler dan kebocoran plasma maksimal muncul dalam 8 jam pertama dan berlanjut sampai 48 jam. Setelah 48 jam permeabilitas kapiler kembali normal atau membentuk trombus yang menjadikan tidak adanya aliran sirkulasi darah. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Hilangnya plasma merupakan penyebab syok hipovolemik pada penderita luka bakar. Jumlah kehilangan cairan tergantung pada luasnya luka bakar Tiwari, 2012. Peningkatan permeabilitas kapiler secara sistemik tidak terjadi pada luka lainnya. Hanya terdapat reaksi lokal pada lokasi luka karena inflamasi menyebabkan vasodilatasi progresif persisten dan edema. Syok hipovolemik yang terjadi pada trauma lain biasanya karena kehilangan darah dan membutuhkan transfusi segera Tiwari, 2012. Saat terjadi kontak antara sumber panas dengan kulit, tubuh akan merespon untuk mempertahankan homeostasis dengan adanya proses kontraksi, retraksi dan koagulasi pembuluh darah. Jackson pada tahun 1947 mengklasifikasikan 3 zona respon lokal akibat luka bakar yaitu: a. Zona koagulasi, terdiri dari jaringan nekrosis yang membentuk eskar, yang terbentuk dari koagulasi protein akibat cidera panas, berlokasi ditengah luka bakar, tempat yang langsung mengalami kerusakan dan kontak dengan panas. b. Zona stasis, daerah yang langsung berada diluar disekitar zona koagulasi. Di daerah ini terjadi kerusakan endotel pembuluh darah disertai kerusakan trombosit dan leukosit, sehingga terjadi gangguan perfusi no flow phenomena, diikuti perubahan permeabilitas kapiler dan respon inflamasi lokal, yang beresiko terjadinya iskemia jaringan. Zona ini bisa menjadi nekrosis atau hiperemis, menjadi zona hiperemis jika resusitasi yang diberikan adekuat, atau menjadi zona koagulasi jika resusitasi yang diberikan tidak adekuat. c. Zona hiperemis, daerah yang terdiri dari kulit normal dengan cedera sel yang ringan, ikut mengalami reaksi berupa vasodilatasi dan terjadi peningkatan aliran darah sebagai respon cedera luka bakar. Zona ini bisa mengalami penyembuhan

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Daun Pacing (Costus spiralis) terhadap Diameter Tubulus Seminiferus, Motilitas, dan Spermisidal pada Tikus Jantan Strain Sprague-Dawley

0 10 95

Uji Antifertillitas Ekstrak Metanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) pada Tikus Jantan Strain Sprague Dawley Secara In Vivo

4 11 134

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum) terhadap Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

0 35 120

Formulasi dan Evaluasi Fisik Mikroemulsi Ekstrak Umbi Talas Jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var antiquorum) sebagai Anti-Aging

13 76 98

Uji Aktivitas Gel Isolat Katekin Gambir (Uncaria Gambir Roxb.) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

2 6 96

Uji Aktivitas Gel Etil p-metoksisinamat terhadap Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

6 24 104

Uji Aktivitas Gel Isolat Katekin Gambir (Uncaria Gambir Roxb.) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

0 3 96

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 90% Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa, Morfologi Spermatozoa, Dan Diameter Tubulus Seminiferus Pada Tikus Jantan Galur Sprague-Dawley

4 34 116

UJI INDEKS GLIKEMIK UMBI TALAS UNGU (Colocasia esculenta L) DAN UMBI TALAS JEPANG (Colocasia esculenta Var Antiquorum) PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

0 2 91