Evaluasi Kurikulum al- Qur’an Hadits

Metode ini sangat popular dikalangan guru-guru, karena pelaksanaannya tidak menimbulkan banyak kesukaran. Pelaksanaanya merupakan pemberian latihan dari suatu kegiatan belajar yang perlu dilaksanakan secara intensif oleh murid-murid. Metode ini merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu berupa suatu ketangkasan atau keterampilan terhadap apa yang pernah dipelajari. Kebaikan-kebaikan metode ini adalah : a Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan menggunakan metode ini akan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksana. b Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak konsentrasi dalam pelaksanaannya. c Pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang komplek, rumit menjadi lebih otomatis. Adapun kelemahan-kelemahannya adalah : a Menghambat bakat dan inisiatif murid, karena murid lebih banyak dibawa kepada konformitas dan diarahkan kepada uniformitas. b Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang–ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan. c Membentuk kebiasaan yang kaku, karena murid lebih banyak ditujukan untuk mendapatkan kecakapan memberikan respons secara otomatis tanpa menggunakan intelengensi. d Menggunakan verbalisme, karena murid-murid lebih banyak dilatih menghafal soal-soal dan menjawabnya secara otomatis.

c. Evaluasi

Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evaluation”, dalam bahasa Arab “Al- Taqdir”, dalam bahasa Indonesia berarti “penilaian”. Dengan demikian evaluasi secara bahasa diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. 45 Sedangkan menurut istilah adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah diterapkan dalam sebuah program. 46 Evaluasi bersifat sebagai suatu kontrol terhadap pekerjaan yang telah digariskan terlaksana atau tidak atau juga untuk mengetahui sampai dimanakah bahan-bahan yang diberikan dapat dimengerti. Dengan kata lain, sudah seberapa jauh terdidik dapat menerimanya. Sehingga dengan demikian pendidik dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya. Adapun tujuan evaluasi dapat dirumuskan sebagai usaha untuk mengetahui sampai dimana tujuan dapat atau untuk mengetahui seberapa banyak terjadi perubahan-perubahan tingkah laku pada anak sebagai akibat dari proses belajar. 47 Evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan berkesinambungan. Oleh karena itu ragamnya pun banyak mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, diantaranya yaitu : 1 Pre Test dan Post Test Kegiatan pre test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Sedangkan post test yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan. 2 Evaluasi Prasyarat Evaluasi jenis ini sangat menyerupai dengan pre test. Tujuannya untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan. 3 Evaluasi Diagnostik 45 Moehammad Mansyur, Pengantar Metodologi Pendidikan Agama, hal. 10-12 46 Anas Sujiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Rajawali Press, 2003, hal.1 47 Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, hal. 117 Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa. Instrumen evaluasi ini dititikberatkan pada bahasan tertentu yang dipandang telah membuat siswa mendapatkan kesulitan. 4 Evaluasi Formatif Evaluasi ini kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa. 5 Evaluasi Sumatif Ragam penilaian sumatif kurang lebih sama dengan Ulangan Umum yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir priode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun. 6 UAN UAN Ujian Akhir Nasional pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti alat penentu kenaikan status siswa. Namun, UAN yang mulai diberlakukan pada tahun 2002 itu dirancang untuk siswa yang telah menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan tertentu, yakni jenjang SDMI, dan seterusnya. 48 48 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hal. 143-144

C. Prestasi Belajar