BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Tadarus Al- Qur’an
1. Pengertian Tadarus Al- Qur’an
Kata tadarus merupakan kata serapan yang diambil dari bahasa Arab, yang telah berkembang pemakaiannya di Indonesia dan menjadi bahasa
sehari-hari. Dalam kamus Bahasa Arab al- Munjid, ”tadârus” adalah berasal dari
kata ”
سراﺪ :
بﺎ ﻜ ا ﺔ ﻄ ا
”
,
yang artinya saling mempelajari.
1
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tadarus mengandung arti
”membaca al- Qur’an secara bersama-sama dalam bulan puasa”. “Tadarus bukanlah masanya belajar membaca al- Qur’an lagi, tapi membaca dengan
lancar ayat-ayat suci al- Qur’an tanpa disimak oleh seorang guru yang mengajarkannya”.
2
At- Tadarus adalah wazan tafâ’ul dari ad- Dars. Maknanya adalah salah satu pihak atau beberapa pihak mengajukan pertanyaan, dan pihak
1
Fr. Ma’luf dan Fr Bernard Tottel, al- Munjid Fi al- Lughoti Wa al- ‘Ilmi, Lebanon: Darul Masyriq, 1986, h. 211.
2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1996, jilid ke-2, cet. Ke-7, h. 988.
lainnya menjawab pertanyaan itu, pihak ketiga mengkaji lebih lanjut, dan pihak selanjutnya berusaha mengoreksi atau melengkapinya.
3
Jika kita perhatikan bersama, maka terlihat adanya perbedaan arti yang sangat esensial dari pengertian tadarus ini, karena kalau menurut kamus
Bahasa Arab Munjid, tadarus mempunyai makna dimana orang baru belajar membaca al- Qur’an dibawah bimbingan seorang guru.
Menurut Muhammad Shodiq, SS., tadarus berasal dari kata ”dârasa” yang artinya belajar, maksudnya siswa membaca al- Qur’an terlebih dahulu
baik bersama-sama maupun sendiri, setelah itu bacaan al- Qur’an tersebut baru dikaji dan dipelajari.
4
Arti tadarus bervariasi, ini disebabkan karena memang secara definitif tidak ditemukan pengertian yang pasti dari tadarus al- Qur’an itu sendiri.
Namun, dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tadarus adalah membaca al- Qur’an secara berulang-ulang sering dibaca untuk
memperlancar bacaan secara bersama-sama. Tadarus al- Qur’an telah dilakukan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad SAW. Sebagaimana diriwayatkan dalam Shahîh Al- Bukhârîy :
سﺎ ا لﺎ
ﷲا لﻮﺳر نﺎآ ﺳو
ﷲا ﻰ ﺻ دﻮ أ
نﻮﻜ ﺎ دﻮ أ نﺎآو سﺎ ا ﺎ
نﺎ ر ﺮ
نﺎآو ﺳراﺪ نﺎ ر ﺔ آ ﺎ
ﷲا لﻮﺳﺮ نﺁﺮ ا ﷲا ﻰ ﺻ
ﺳو ﺮ ا ﺮ ﺨ ﺎ دﻮ أ
ﺔ ﺳﺮ ا
5
“Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah SAW,adalah semurah-murahnya manusia dalam kebaikan. Beliau paling murah dalam bulan suci
Ramadhan ketika ditemui Jibril. Jibril selalu bertemu pada setiap malam Ramadhan kemudian tadarus al- Qur’an bersamanya. Sungguh
Rasulullah SAW lebih murah dalam kebaikan dari pada angin kencang yang melepas”.
3
Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al- Qur’an, Jakarta : Gema Insani Press, 1999, h. 217
4
Muhammad Shodiq, Wawancara Khusus Guru Tadarus al- Qur’an Kelas XII, Cinere Oktober 2008.
5
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail, Shahih al- Bukhariy, Beirut: Dar al- Kutub al- Islamiyyah, 2007, h. 14
Dari hadits di atas dapat dilihat bahwa tadarus itu sudah dimulai pada zaman Nabi Muhammad SAW, tepatnya terlihat pada kata
ﺳراﺪ
yaitu Nabi Muhammad membaca al- Qur’an bersama dengan Malaikat Jibril AS. Di
dalam ilmu shorof, kata tadarus itu adalah isim mashdar dari
سراﺪ
–
سراﺪ
–
ﺪ را
ًﺳ ﺎ
Kata-kata tersebut mempunyai makna
6
ﺔآرﺎﺸ ﺛﻹا
yaitu tadarus hanya bisa diartikan membaca al- Qur’an secara bersama-sama, sedangkan
orang yang membaca al- Qur’an hanya sendiri tidak bisa dikatakan sebagai tadarus.
Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tadarus adalah kegiatan membaca al- Qur’an yang dilakukan secara bersama-sama.
Tadarus al- Qur’an mempunyai banyak cara. Bagi seorang pemula, diperlukan adanya pembimbing khusus untuk mengajarkannya. Sedangkan untuk taraf
selanjutnya yang sudah membaca al- Qur’an dengan lancar, maka tidak diperlukan pembimbing khusus, hanya membaca sesuai dengan kaifiyat
membaca al- Qur’an yang ditentukan, termasuk didalamnya yaitu ilmu tajwid. Sedangkan cara tadarus al- Qur’an yang dilakukan di MA. Miftahul
Umam yaitu langkah pertama siswa difokuskan pada makhôrij al- hurûf, tajwid dan kelancaran dalam membacanya. Langkah selanjutya yaitu pada isi
atau kandungan ayat, termasuk di dalamnya asbâb al- Nuzûl. Tadarus al- Qur’an walaupun dalam bentuk kegiatan ekstra-kurikuler,
namun maksudnya tetap membaca al- Qur’an, artinya para murid melakukan kegiatan ini secara tidak langsung telah melaksanakan kegiatan membaca al-
Qur’an, dan imbalan atau pahala yang mereka dapat sama seperti orang yang membaca al- Qur’an secara tertib di rumah atau di masjid. Maka hendaklah
tetap memperhatikan tata tertib di dalam membaca al- Qur’an.
6
Abdullah al- Danqozy, Matan Bina wal- Asas, Jakarta: Menara Kudus, h. 5.
2. Tadarus Sebagai Kegiatan Ekstra Kurikuler