Tugas dan Fungsi Gambaran Umum Kementerian Agama RI 1. Sejarah Kementerian Agama

B. Profil Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu SISKOHAT 1. Sejarah SISKOHAT

Penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia telah ada sebelum merdeka dan memiliki dasar hukum berupa undang-undang haji. Dalam penyelenggaraan ibadah haji ini telah menumbuh kembangkan sistem pendataan palayanan haji melalui pemanfaatan pelayanan teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan di Tanah Air dan Arab Saudi. Momentum lahirnya penggunaan media komputer itu dipicu oleh adanya kesulitan pemerintah dalam mendata dan menginformasikan jemaah haji yang wafat akibat peristiwa Musa’iem tahun 1990. Ketika itu, kecelakaan tersebut menewaskan 631 jemaah haji Indonesia. Lalu pada 1995, untuk pertama kali terjadi over quota yang menimbulkan waiting list bagi calon jemaah haji. Pada saat itu pendaftaran jemaah haji masih dilakukan secara manual sehingga diperlukan sistem pendaftaran yang mampu memberikan jaminan kepastian dan rasa adil bagi jemaah haji yang masuk daftar tunggu waiting list. Karena ketika itu Kementerian Agama mengadopsi model reservation control untuk memperoleh seat pesawat dari PT. Garuda Indonesia. Perkembangan berikutnya, Kementerian Agama membentuk sistem pelayanan pendaftaran haji berbasis komputer yang dikenal dengan istilah SISKOHAT. 6 6 Ibid., h. 193-194 Pada awalnya, selama tahun 1995 dan 1996, Pemerintah menggunakan main system milik Garuda Indonesia sebagai host SISKOHAT yang tersambung dengan 7 Bank Penerima Setoran BPS BPIH, yaitu Bank Rakyat Indonesia, Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Ekspor Impor Indonesia, Bank Negara Indonesia, Bank Pembangunan Indonesia, Bank Tabungan Negara. Sistem tersebut mempunyai fungsi melayani pendaftaran haji yang dapat dimonitor dan dapat dikendalikan secara online dan real time dari Kantor Cabang Bank penerima setoran BPIH yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada tahun 1996 Kementerian Agama mulai membangun host sendiri untuk SISKOHAT. Sistem ini tersambung dengan BPS BPIH untuk menginput data pendaftar haji. Hingga saat ini jaringan yang tersambung meliputi 24 BPS BPIH, 12 embarkasi, 33 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, 246 Kantor Kementerian Agama Kab Kota, dan Kantor Staf Teknis Urusan Haji Arab Saudi. Pengembangan SISKOHAT pada Kandepag Kab Kota dimulai tahun 1999 dengan prototype pada 5 Kantor Kemenag Kota di DKI Jakarta. Pembangunan secara bertahap dan berkesinambungan dimulai sejak tahun 2006 sebanyak 41 Kantor Kementerian Agama Kab Kota. Lalu, pada tahun 2008 sebanyak 120 Kantor Kementerian Agama Kab Kota. Tahun 2009 sebanyak 85 Kantor Kementerian Agama Kab Kota. Dengan demikian sampai tahun 2009 telah terpasang di 246 Kantor Kementerian Agama Kab Kota dari 469 Kantor