Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan pengelompokkan personel dan tugasnya untuk menjalankan pekerjaan
sesuai dengan tugas dan misinya.
38
c. Penggerakkan actuating Upaya manager dalam menggerakkan orang-orang untuk melakukan
pekerjaan secara efektif dan efesien berdasarkan perencanaan dan pembagian tugas masing-masing untuk menggerakkan orang-orang
tersebut diperlukan tindakan memberikan motivasi, menjalin hubungan, penyelenggaraan komunikasi, dan pengembangan atau peningkatan
pelaksana.
39
Ada lima fungsi penggerakkan, yaitu:
40
1 Untuk mempengaruhi seseorang untuk mau menjadi pengikut 2 Melunakkan daya resistensi pada seseorang orang-orang
3 Untuk membuat seseorang orang-orang suka mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya
4 Untuk mendapatkan serta memelihara dan memupuk kesetiaan, kesayangan, kecintaan kepada pemimpin, tugas serta organisasi tempat
mereka bekerja
38
Drs. Zulkifli Amsyah, MLS., Manajemen Sistem Informasi, h. 64-65
39
Yayat M. Herujito, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: PT. Grasindo, 2001, h. 126-127
40
Adi Kadarman dan Yusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991, h. 87-88
5 Untuk menanamkan, memelihara, dan memupuk rasa tanggung jawab secara penuh pada seseorang atau orang-orang terhadap Tuhannya,
Negara, masyarakat serta tugas yang diembannya. d. Pengawasan controlling
Kegiatan manajemen yang berkaitan dengan pemeriksaan untuk menentukan apakah pelaksanaannya sudah dikerjakan sesuai dengan
perencanaan, sudah sampai sejauh mana kemajuan yang dicapai, dan perencanaan yang belum mencapai kemajuan, serta melakukan koreksi
bagi pelaksanaan yang belum terselesaikan sesuai rencana.
41
Langkah- langkah proses pengawasan:
42
1 Menetapkan standar 2 Mengukur kinerja
3 Memperbaiki penyimpangan Selain ke empat fungsi manajemen ini, terdapat pula pengambilan
keputusan decision making yang memegang peranan yang sangat penting dalam sistem informasi manajemen, karena keputusan yang
dimabil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka yang bersangkut dengan
organisasi yang ia pimpin. Pengambilan keputusan ini tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Pengambilan keputusan merupakan suatu proses
41
Drs. Zulkifli Amsyah, MLS., Manajemen Sistem Informasi, h. 65
42
A. M. Kadarman, dan Yusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, h. 161
pemikiran dalam rangka pemecahan suatu masalah untuk memperoleh hasil akhir untuk dilaksanakan.
43
G. Haji 1. Pengertian Haji dan Kedudukannya dalam Islam
Haji menurut syara’ adalah: sengaja mengunjungi Ka’bah untuk melaksanakan serangkaian amal ibadah sesuai dengan syarat dan rukun tertentu.
44
Sedangkan menurut islitah keagamaan, ziarah atau mengadakan perjalanan dengan maksud untuk melakukan ibadah-ibadah tertentu, baik di Masjidil-Haram,
Arafah dan sebagainya, guna memenuhi rukun Islam yang kelima atau wajib haji, sebagaimana di contohkan oleh Rasulullah SAW semasa hidupnya.
45
Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam dan hukumnya adalah fardhu ‘ain dan diwajibkan sekali seumur hidup bagi orang-orang yang mampu,
sebagaimana bunyi firman Allah dan hadist Rasulullah saw, berikut ini:
46
Artinya : “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah”. Ali
Imran:97
Sabda Rasulullah Saw:
ٍﺲ ْﻤ ُﺧ ﻰ َﻠ َﻋ م َﻼ ْﺳ ِﻻ ا َﻰ ِﻨ ُﺑ :
ْﻮُﺳَر اًﺪﱠﻤَﺤُﻣ ﱠنَأَو ُﮫّﻠﻟا ﱠﻻِإ َﮫﻟِاَﻻ ْنَا ِةَدﺎَﮭَﺷ ِةَﻼﱠﺼﻟا ِمﺎَﻗَِاَو ِﮫّﻠﻟا ُل
َنﺎَﻀَﻣَر ِمْﻮَﺻ َو ِﺖْﯿَﺒْﻟا ﱡﺞَﺣَو ِةﺎَﻛﱠﺰﻟا ِءﺎَﺘْﯾِاَو .
ﮫﯿﻠﻋ ﻖﻔﺘﻣ
43
Tata Sutabri, Sistem Informasi Manajemen, h. 129
44
Dr. Hj. Zurinal Z. Aminuddin, M. Ag, Fiqih Ibadah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, Cet. Ke-1, h. 185
45
M. Abdul Mujieb dan Maburi Tholhah Syafi’iah AM, Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1994, h. 93
46
Dr. Hj. Zurinal Z. Aminuddin, Fiqih Ibadah, h. 185-186
Artinya : Islam itu ditegakan diatas lima perkara : “bersaksi bahwa tiada
Tuhan yang patut disembah kecuali Allah dan Muhammad utusan Alllah , mendirikan shalat, membayar zakat, mengerjakan haji ke
Baitullah, dan berpuasa pada bulan Ramadhan”. sepakat ahli hadist
Seorang Muslim yang melakukan ibadah haji akan melaksanakan serangkaian ritual mulai dari memakai ihram, thawaf, wukuf dan sesebagainya,
berikut larangan-larangan yang berkaitan dengan ibadah ini.
47
Pada hakikatnya segala kegiatan dalam ibadah haji mulai dari ihram, wukuf, melontar jumrah,
thawaf, sa’I, tahalul, dan lain-lain adalah peragaan kembali keteguhan iman seorang hamba Allah dalam menghadapi segala godaan dalam melaksanakan
kewajibannya. Hal itu tergambar dengan jelas dari rangkaian peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim menjelang dan sesudah Idul Adha tanggal 9 dan 10
Dzulhijjah.
48
Ibadah haji adalah suatu peribadatan yang sekaligus menciptakan forum muktamar internasional antar bangsa. Muktamar Islam sedunia ini dipimpin satu
keyakinan, satu corak pakaian, satu kiblat dan satu tujuan. Hal ini akan menumbuhkan rasa persatuan, persaudaraan persamaan antar seluruh bangsa yang
seiman dan seagama. Ini berarti rasa kebangsaan itu adalah fitrah manusia, yang tidak dapat diingkari. Namun demikian, di samping pengakuan kebangsaan
47
Abdul Halim, Ensiklopedi Haji dan Umrah Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002, h. 84
48
Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Fikih Ibadah Praktis, Jakarta: PT. Mitra Cahaya Utama, 2008, h.39-41
hendaklah berlomba-lomba bertakwa, inilah hakikat cita-cita tertinggi dalam Islam.
49
Ibadah Haji itu sendiri memiliki kedudukan yang amat mulia di sisi Allah Swt, karena itu ibadah ini seringkali disebut dengan puncak pengalaman rohani.
Disebut demikian karena ibadah-ibadah lain terangkum dalam ibadah haji. Shalat ada dalam haji, nilai puasa terdapat dalam haji, berkorban juga demikian dan
begitulah seterusnya.
50
Meskipun kewajiban haji hanya sekali dalam seumur hidup, namun menunaikannya harus dilakukan sesegera mungkin apabila kemampuan sudah
dimiliki, Rasulullah Saw bersabda:
51
َﺘَﯿْﻠَﻓ َّﺞَﺤْﻟا َداَرَأ ْﻦَﻣ ُﺔَﺟﺎَﺤْﻟا ُضِﺮْﻌَﺗَو ُﺔَّﻟﺎَّﻀﻟا ُّﻞِﻀَﺗَو ُﺾﯾِﺮَﻤْﻟا ُضَﺮْﻤَﯾ ْﺪَﻗ ُﮫَّﻧِﺈَﻓ ْﻞَّﺠَﻌ
Artinya :”Barang siapa yang ingin melaksanakan haji, hendaknya ia segera mengerjakannya. Karena mungkin akan terserang penyakit, tersesat
atau terkukung kebutuhan”. Ibnu Majah
2. Macam-macam Haji
Dalam pelaksanaan haji terdiri dari tiga macam yaitu:
52
a. Haji Ifrad Yaitu membedakan haji dan umrah. Ibadah haji dan umrah masing-
masing dikerjakan tersendiri. Adapaun pelaksanaannya, ibadah haji dilakukan terlebih dahulu setelah selesai, baru melakukan umrah
dalam satu musim haji.
49
Ibid.
50
http:www.maqdis.s5.comartikel2.htm
51
http:nuansaislam.comindex.php?option=com_contentview=articleid=556:kedudukan- dan-motivasi-hajicatid=77:wawasanItemid=177
52
Iwan Gayuh, Buku Pintar Haji dan Umrah, Jakarta: Pustaka Warga Negara, h. 29