Pengertian Manajemen Pemasaran TINJAUAN PUSTAKA
11 Menurut David aaker dalam Rangkuti, 2002: 36 Merek adalah nama dan
atau symbol yang bersifat membedakan Seperti sebuah logo, cap, atau kemasan dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah
kelompok penjual tertentu. Menurut William J. Stanton Merek adalah nama, istilah, simbol, atau desain
khusus atau beberapa kombinasi unsur-unsur ini yang dirancang untuk mengidentifikasi barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual Rangkuti, 2002: 36
Merek adalah nama, sebutan, tanda, lambang, atau kombinasinya, yang dipakai penjual mengenali dari barang dan jasa pesaing kamus istilah manjemen
1994 atau dapat diartikan sebagai metode untuk mengidentifikasi dan membedakan berbagai produk dari produk pesaing Jeff Madura, 2001:101
Merek adalah suatu simbol yang dapat menyampaikan hingga enam tingkat pengertian Kotler, 2005: 82:
a Atribut: Merek mengingatkan atribut-atribut tertentu. Mercedes menyiratkan mobil yang mahal, kokoh, direkayasa dengan baik, tahan lama, bergengsi tinggi.
b Manfaat: Atribut-atribut yang harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional. c Nilai: Merek tersebut juga mengatakan sesuatu tentang nilai produsennya.
d Budaya: Merek tersebut juga mungkin melambangkan budaya tertentu. e Kepribadian: Merek tersebut dapat mencerminkan kepribadian tertentu.
f Pemakai: Merek tersebut menyiratkan jenis konsumen yang membeli atau mengunakan produk tersebut.
12 Sedangkan menurut UU Merek No. 15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek
adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang atau jasa. Definisi ini memiliki kesamaan dengan versi American Marketing Association yanng menekankan peranan merek sebagai
identifier dan differentiator. Fandy Tjiptono, 2005: 2. Merek menjadi sangat penting saat ini, karena beberapa faktor seperti
Durianto dkk: 2004: 2: a Emosi konsumen terkadang turun naik. Merek mampu membuat janji emosi
menjadi konsisten dan stabil. b Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Bisa dilihat bahwa
suatu merek yang kuat mampu diterima diseluruh dunia dan budaya. Contoh yang paling fenomenal adalah Coca-Cola yang berhasil menjadi Global Brand,
diterima dimana saja dan kapan saja di seluruh dunia. c Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen. Semakin
kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan konsumen dan makin banyak brand association asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut.
Jika asosiasi merek yang terbentuk memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan brand image citra merek.
Pada umumnya konsumen akan membeli barang-barang dengan merek yang sudah dikenal, karena para konsumen tersebut merasa aman dengan sesuatu yang
sudah dikenal. Merek yang sudah dikenal dianggap dapat diandalkan dan memiliki
13 kemampuan dalam bisnis serta memiliki kualitas yang bisa dipertanggung jawabkan.
Tetapi merek itu juga harus dilengkapi dengan citra yang baik di benak konsumen sehingga dapat dipercaya, diingat, dan dikenal oleh konsumen. Merek sebenarnya
merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek-merek terbaik memberikan jaminan kualitas.
Menurut Keller dalam Fandy Tjiptono, 2005: 20 merek bermanfaat bagi produsen dan konsumen. Bagi produsen merek berperan sebagai:
a Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian, persediaan, dan pencatatan
akuntansi. b Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik.
c Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi dilain waktu.
d Sarana penciptaan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing.
e Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.
f Sumber financial return, terutama menyangkut pendapatan masa datang. Bagi konsumen merek bisa memberikan beraneka macam nilai melalui
sejumlah fungsi dan manfat potensial. Vacquez, et al dalam Fandy Tjiptono, 2005: 21 mengelompokkan merek ke dalam sembilan kategori: