diskusi kelompok kelas tetap kondusif dan tidak menganggu kelas lainnya. Metode STAD menurut Slavin dapat diterapkan untuk beragam materi termasuk
matematika yang di dalamnya terdapat unit tugas yang hanya memiliki satu jawaban yang benar.
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas penulis ingin mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil
belajar matematika siswa SD, dengan mengadakan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas 5 SD Negeri
JatiA sih X”
B. Identifikasi Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah peneliti menemukan beberapa masalah
yaitu:
1. Rendahnya matematika dibandingkan dengan mata pelajaran lain.
2. Pembelajaran yang masih konvensional, sehingga membuat siswa merasa
jenuh dalam proses pembelajaran
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah: 1.
model pembelajaran kooperatif yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikembangkan oleh Slavin,
pada STAD siswa dibuat kelompok belajar yang terdiri dari beberapa siswa dengan anggota kelompok yang heterogen. Guru menyajikan materi
pembelajran kemudian siswa bekerja sama dengan kelompok mereka dan memastikan bahwa semua anggota kelompok telah mengusai materi yang
diajarkan, kemudian semua siswa diberi tes tentang materi yang telah diajarkan dan pada saat pelaksanaan tes siswa tidak boleh saling
membantu. Hasil dari tes individu digabung dengan anggota lain dan dijadikan nilai kelompok.
2. Hasil belajar yang dimaksud adalah pencapain siswa pada materi a
operasi hitung bulat termasuk pengunaan sifat-sifat, pembulatan, penaksiran, akar pangkat; b mengunakan faktor prima untuk menentukan
KPK dan FPB. Dengan menilai ranah kognitif C1,C2, C3 dan C4. Pada ranah C1 adalah kemampuan siswa mengidentifikasi sifat-sifat operasi
hitung bilangan bulat, dan C2 adalah pada kemampuan siswa untuk menghitung operasi bilangan bulat, penaksiran serta mengitung FPB dan
KPK. Selanjutnya membedakan antara sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat, KPK dan FPB. Pada ranah C3 siswa mengaplikasikan pemahaman
yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari, serta pada ranah C4 siswa menganalisis soal-soal cerita memecahkan masalah mengunakan
FPB dan KPK.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dirumuskan sebagai berikut : 1.
Bagaimana hasil belajar matematika dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan hasil belajar matematika
dengan mengunakan pembelajaran konvensional? 2.
Apakah ada perbedaan hasil belajar matematika antara mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembelajran
konvensional?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk : 1.
Mengetahui dan mendeskripsikan tentang hasil belajar matematika dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
hasil belajar matematika dengan mengunakan model pembelajaran konvensional.
2. Menganalisis perbedaan hasil belajar matematika antara pengunaan
pembelajaran kooperatif
tipe STAD
dengan pembelajaran
konvensional.
F. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini diharapkan hasilnya dapat bermanfaat bagi beberapa pihak. Manfaat dari penelitian ini meliputi manfaat teoretis dan manfaat praktis.
1. Manfaat secara teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca yang lebih
luas terutama dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan
matematika, khususnya bagi metodologi pengajaran matematika terutama untuk melihat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi guru mata pelajaran matematika pada umumnya, dan guru mata pelajaran matematika
kelas 5 SD Negeri Jati Asih X. Penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk mengelola kelas lebih mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran tidak
berlangsung monoton dan membosankan. b.
Bagi penulis Penelitian ini dapat menjadi penambah semangat dan wawasan dalam
karya penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teriotik
1. Pembelajaran Kooperatif di Sekolah Dasar
a. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran menurut pendapat Joyce Weil dalam Rusman, model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum rencana pembelajaran jangka panjang, merancang bahan- bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain.
1
Selain itu Soekmanto dalam Nurulwati yang dikutip oleh Trianto menyatakan model pembelajaran adalah “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar tertentu.”
2
Dari kedua pemaparan tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa model pebelajaran adalah suatu rancangan atau konsep yang mengambarkan prosedur sistematis
tentang proses pembelajaran dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Pembelajaran koopera tif menurut Rusman, “Pembelajaran kooperatif
cooperative learning merupkan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.”
3
definisi lain tentang pembelajaran kooperatif oleh Parker dalam Miftahul, “kelompok kecil kooperatif sebagai usaha pembelajaran dimana siswa
1
Rusman, Model-model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta : Rajawali Pers, 2012, Cet Ke-5, h. 133
2
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Jakarta : Kencana Prenada
Media Group, 2010,Cet Ke-4, h. 22
3
Rusman, op. cit hlm. 202
8
saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil unruk mengerjakan tugas akademi
k demi mencapai tujuan bersama.”
4
Dilihat dari kedua definisi diatas, terlihat bahwa pembelajaran kooperatif seperti kegiatan belajar kelompok pada
umunya, namun pembelajaran kooperatif memiliki unsur-unsur atau pola yang berbeda dengan belajar kelompok biasa. Hal ini sesuai dengan pendapat Anita Lie
dalam Sofan menyatakan bahwa “model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-as alan.”
5
Pembelajaran kooperatif memiliki lima unsur penting. Lima unsur penting menurut Jhonson dan Jhonson serta Sutton dalam Trianto adalah : .
1 Pertama, Saling ketergantungan positif antara siswa. Dalam pembelajaran
kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa tidak
akan sukses kecuali semua anggota sukses. Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok yang juga memiliki andil
terhadap suksenya kelompok.
2 Kedua, interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Belajar
kooperatif akan meningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini, terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai
anggota kelompok.
3 Ketiga, tangung jawab individual. Tangung jawab individual dalam
belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal : a membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan b siswa tidak hanya
sekedar “membonceng” pada hasil kerja teman jawaban siswa dan teman sekelompoknya.
4 Keempat, keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam belajar
kooperatif, selain dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa bersikap sebagai
anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam kelompok dan menyampaikan ide dalam kelompok akan menuntu keterampilan khusus.
5 Kelima, proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung
tanpa proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan
membuat hubungan kerja yang baik.
6
4
Miftahul Huda, Cooperatif Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Terapan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011, h.29
5
Sofan Amri, Iif Khoiru Ahmaadi, Kontruksi Pemgembangan Pembelajaran : Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktikum Kurikulum, Jakarta : PT Prestasi Pustakarya, 2010, h. 91
6
Trianto, op.cit h. 60-61