secara utuh, sehingga memperoleh gambaran yang jelas terhadap masalah yang diperoleh.
Untuk menguji hipotesis digunakan uji-t dengan taraf signifikansi X=0.05. Pengujian dengan menggunakan uji-t memerlukan beberapa syarat, antara lain:
sampel acak, data interval, populasi berdistribusi normal dan kesamaan varians
homogenitas. 1.
Uji Prasyarat Analisis
Untuk prasyarat data interval telah terpenuhi, sebab hasil belajar merupakan data interval. Uji keacakan pun tidak perlu sebab sampel telah diambil
secara acak. Oleh karena itu, uji prasyarat yang perlu dilakukan adalah uji
normalitas dan uji kesamaan varians uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas Pengujian normal atau tidaknya data pada penelitian ini mengunakan uji normalitas Liliefors.
L = FZi – SZi dimana Z =
̅
Keterangan : Z
= Simpangan baku untuk kurva normal standar Xi
= Data ̅
= Rata-rata data S
= Simpangan baku Kriteria pengujiannya adalah :
1 Apabila
maka sampel berasal dari populasi yang distribusi normal.
2 Apabila
maka sampel tidak berasal dari populasi yang distribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Teknik yang diguanakan pada uji homogenitas ini adalah uji Fisher dengan rumus :
F = dengan S² =
∑ ∑
Keterangan :
F = Homogenitas
S
1
² =
Varian besar S
2
² = Varian kecil
n = Jumlah sanpel
f = Frekuensi
x = data
Kriteria pengujinya 1
Apabila F
hitung
F
tabel
, maka H diterima, yang berarti varian kedua
populasi homogen 2
Apabila F
hitung
≥ F
tabel
, maka H ditolak, yang berarti varian kedua
populasi tidak homogen.
2. Uji Statistik
Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas data, maka langkah selanjutnya adalah dilakukan pengujian hipotesis. Dengan langkah-langkah
sebagai berikut. a.
Jika data berdistribusi normal dan varian populasi homogen maka uji hipotesis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t
t
hitung
=
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
√
dimana S.gab = Keterangan :
X
1
= nilai rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen X
2
= nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol n
1
= jumlah sample kelas model eksperimen n
2
= jumlah sample kelas model kontrol S
1
= Varian besar S
2
= Varian kecil Dengan ketentuan derajat kebebasan dk = n
1
+ n
2
– 2. b.
Namun jika data berdistribusi normal dan data heterogen maka uji hipotesis yang digunakan
adalah uji t’ t’ =
√
Keterangan : X1
= nilai rata-rata kelompok eksperimen X2
= nilai rata-rata kelompok kontrol S1
= varian kelompok eksperimen S2
= varian kelompok kontrol n1
= jumlah siswa kelompok eksperimen n2
= jumlah siswa kelompok kontrol dengan ketentuan derajat kebebasan dk =
{ }
Adapun kriteria penguji untuk uji t : Terima H , apabila t
hitung
t
tabel
dan Tolak H ,
apabila t
hitung
≥ t
tabel.
c. Namun apabila sampel yang diteliti tidak memenuhi uji normalitas, maka
untuk menguji hipotesis digunakan statistik uji nonparametrik, yaitu uji Mann Whitney. Rumus sebagai berikut :
Z =
√
dimana U = n
1
n
2
+ Keterangan :
U = Statistik uji Mann Whitney
n
1
= Ukuran sampel pada kelompok eksperimen
n
2
= Ukuran pada sampel kelompok kontrol
n
1
n
2
=hasil kali ukuran sampel pada kelompok eksperimen dan kontrol R
1
= jumlah ranking yang diberikan pada kelompok yang ukuran sampelnya n Z
=Statistik uji Z yang berdistribusi normal N 0.1
G. Hipotesis Statistik
Adapun hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H : µ
1
≤ µ
2
H
a
: µ
1
µ
2
Keterangan : H
= Hipotesis nihil
H
a
= Hipotesis alternatif µ
1
= hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperetif tipe Student Teams Achievement Division
STAD µ
2
= hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
H = hasil belajar matematika siswa yang diajar mengunakan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division STAD lebih rendah atau sama dengan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
H
a
= hasil belajar matematika siswa yang diajar mengunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD lebih tinggi dari hasil belajar
matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.