Pembatasan Masalah Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (Stad) Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas 5 Sd Negeri Jatiasih X Bekasi
saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil unruk mengerjakan tugas akademi
k demi mencapai tujuan bersama.”
4
Dilihat dari kedua definisi diatas, terlihat bahwa pembelajaran kooperatif seperti kegiatan belajar kelompok pada
umunya, namun pembelajaran kooperatif memiliki unsur-unsur atau pola yang berbeda dengan belajar kelompok biasa. Hal ini sesuai dengan pendapat Anita Lie
dalam Sofan menyatakan bahwa “model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-as alan.”
5
Pembelajaran kooperatif memiliki lima unsur penting. Lima unsur penting menurut Jhonson dan Jhonson serta Sutton dalam Trianto adalah : .
1 Pertama, Saling ketergantungan positif antara siswa. Dalam pembelajaran
kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa tidak
akan sukses kecuali semua anggota sukses. Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok yang juga memiliki andil
terhadap suksenya kelompok.
2 Kedua, interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Belajar
kooperatif akan meningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini, terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai
anggota kelompok.
3 Ketiga, tangung jawab individual. Tangung jawab individual dalam
belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal : a membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan b siswa tidak hanya
sekedar “membonceng” pada hasil kerja teman jawaban siswa dan teman sekelompoknya.
4 Keempat, keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam belajar
kooperatif, selain dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa bersikap sebagai
anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam kelompok dan menyampaikan ide dalam kelompok akan menuntu keterampilan khusus.
5 Kelima, proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung
tanpa proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan
membuat hubungan kerja yang baik.
6
4
Miftahul Huda, Cooperatif Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Terapan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011, h.29
5
Sofan Amri, Iif Khoiru Ahmaadi, Kontruksi Pemgembangan Pembelajaran : Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktikum Kurikulum, Jakarta : PT Prestasi Pustakarya, 2010, h. 91
6
Trianto, op.cit h. 60-61
Selain lima unsur diatas, Sanjaya berpendapat bahwa ada empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu : 1 adanya peserta dalam
kelompok, 2 adanya urutan kelompok, 3 adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, 4 adanya tujuan yang harus dicapai.
7
Menurut Killen dalam trianto perbedaan antara kelompok belajar kooperatif dan kelompok belajar diskusi biasa dapat dilihat dari Tabel 2.1.
8
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa variasi diantaranya adalah Student Teams Achievement Division STAD, Jigsaw, Group Investigation GI,
Make a Match, Team Games Tournaments TGT. 1
Student Teams Achievement Division STAD Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah metode yang dikembangkan
oleh Slavin, pembelajaran ini melibatkan kompetensi antar kelompok. Siswa dikelompokan secara beragam berdasarkan kemampuan, gender, ras, dan etnis.
Siswa mempelajari materi secara bersama dengan teman satu kelompoknya. Pada proses diskusi kelompok siswa yang sudah mengerti materi yang disampaikan,
wajib mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompoknya yang belum mengerti materi yang disampaikan, kemudian mereka diuji secara individu
melalui kuis. Kelebihan dari metode STAD adalah: seluruh siswa menjadi siap dalam pembelajaran; dalam proses diskusi terjadi kerjasama dan komunikasi
yang saling menguntungkan antar siswa; dan dapat memotivasi siswa dalam belajar. Selain itu STAD juga memiliki kekurangan yaitu siswa terbiasa dengan
pemberian hadiah dan kondisi kelas kurang kondusif pada saat pembagian kelompok sehingga mengurangi efektifitas belajar.
2 Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini dikembangkan oleh Eliot Aronson dari Universitas Texas USA. Menurut Ahmadi dkk, pada dasarnya dalam model
ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen
7
Wina Sanjaya, Staregi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Prenada Media Group, 2006, Cet. Ke-7, h. 241
8
Trianto, op. cit., h. 58-59