Manfaat Penelitian Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (Stad) Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas 5 Sd Negeri Jatiasih X Bekasi
Selain lima unsur diatas, Sanjaya berpendapat bahwa ada empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu : 1 adanya peserta dalam
kelompok, 2 adanya urutan kelompok, 3 adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, 4 adanya tujuan yang harus dicapai.
7
Menurut Killen dalam trianto perbedaan antara kelompok belajar kooperatif dan kelompok belajar diskusi biasa dapat dilihat dari Tabel 2.1.
8
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa variasi diantaranya adalah Student Teams Achievement Division STAD, Jigsaw, Group Investigation GI,
Make a Match, Team Games Tournaments TGT. 1
Student Teams Achievement Division STAD Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah metode yang dikembangkan
oleh Slavin, pembelajaran ini melibatkan kompetensi antar kelompok. Siswa dikelompokan secara beragam berdasarkan kemampuan, gender, ras, dan etnis.
Siswa mempelajari materi secara bersama dengan teman satu kelompoknya. Pada proses diskusi kelompok siswa yang sudah mengerti materi yang disampaikan,
wajib mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompoknya yang belum mengerti materi yang disampaikan, kemudian mereka diuji secara individu
melalui kuis. Kelebihan dari metode STAD adalah: seluruh siswa menjadi siap dalam pembelajaran; dalam proses diskusi terjadi kerjasama dan komunikasi
yang saling menguntungkan antar siswa; dan dapat memotivasi siswa dalam belajar. Selain itu STAD juga memiliki kekurangan yaitu siswa terbiasa dengan
pemberian hadiah dan kondisi kelas kurang kondusif pada saat pembagian kelompok sehingga mengurangi efektifitas belajar.
2 Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini dikembangkan oleh Eliot Aronson dari Universitas Texas USA. Menurut Ahmadi dkk, pada dasarnya dalam model
ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen
7
Wina Sanjaya, Staregi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Prenada Media Group, 2006, Cet. Ke-7, h. 241
8
Trianto, op. cit., h. 58-59
Tabel 2.1 Perbedaan kelompok belajar kooperatif dan kelompok belajar diskusi biasa
.
Kelompok Belajar kooperatif Kelompok belajar diskusi biasa
Adanya ketergantungan positif, saling membantu, dan saling memberikan
motivasi sehingga
ada interaksi
promotif. Guru sering membiarkan adanya
siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada
kelompok.
Adanya akuntabilitas individual yang mengukur
penguasaan materi
pelajaran tiap anggota kelompok, dan kelompok diberi umpan balik tentang
hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang
memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberi bantuan.
Akuntabilitas individual
sering diabaikan
sehingga tugas-tugas
sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok lainnya hanya
“mendompleng” keberhasilan
“pemborong”.
Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras, etnik, dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui
siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang memberikan bantuan.
Kelompok belajar
biasanya homogen.
Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis
atau bergilir
untuk memberikan pengalaman memimpin
bagi para anggota kelompok Pemimpin
kelompok sering
ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan
untuk memilih
pimpinannya dengan cara masing- masing.
Keterampilan sosial yang diperlukan dalam kerja gotong royong seperti
kepemimpinan, kemampuan
berkomunikasi, mempercayai orang, dan
mengelola konflik
secara langsung diajarkan
Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan.
Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung guru terus melakukan
pemanatuan melalui observasi dan melakukan intervensi jika terjadi
masalah
dalam kerjasama
antar- anggota kelompok.
Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan
oleh guru
pada saat
belajar kelompok sedang berlangsung.
Guru memperhatikan secara proses kelompok
yang terjadi
dalam kelompok-kelompok belajar.
Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam
kelompok-kelompok belajar.
Penekanan tidak
hanya pada
penyelesaian tugas
tetapi juga
hubungan interpersonal hubungan antar pribadi yang saling menghargai.
Penekanan sering
hanya pada
penyelesaian tugas.
lebih kecil.
9
Kelebihan dari jigsaw adalah : membuat siswa lebih bertangung jawab atas tugas yang diberikan yaitu memahami suatu sub pembahasan dan
menginformasikannya kepada anggota kelompok lain, sedangkan kelemahan dari jigsaw adalah tidak semua siswa bisa bertanggung jawab penuh sebagai tim ahli.
3 Group Investigation GI
Group Investigation atau investigasi kelompok menurut Ahmadi dkk, Investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling sulit untuk
dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif.
10
Karena metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk
mempelajarinya melalu investigasi. 4
Number Head Together NHT Number Head Together menurut Ahmadi, adalah suatu metode belajar
dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok selanjutnya secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
11
Metode NHT memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah: setiap siswa menjadi siap semua; dapat melakukan
diskusi dengan sungguh-sungguh; dan siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Selain itu metode ini juga memiliki kekurangan diantaranya
adalah: kemungkinan nomor yang telah dipanggil, dipanggil kembali oleh guru; Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
5 Team Games Tournament TGT
Pembelajaran kooperatif tipe TGT menurut Ahmadi dkk, adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan
aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dalam mengandung unsur permaian dan reinforcement.
12
Team Games Tournament TGT memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, menurut Khafi dalam Milati salah satu kelebihan dari model pembelajaran
kooperatif tipe TGT diantaranya adalah : siswa menjadi semangat dalam proses
9
Iif Khoiru Ahmadi, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu : Pengaruhnya Terhadap Konsep Sekolah Swasta dan Negeri, Jakarta : PT. Prestadi Pustakarya, 2011, h. 62
10
Iif, Ibid, h. 60
11
Ibid, h. 59
12
Ibid, h. 63