20
tersebut sehingga dorongan untuk melakukan tindakan curang atau manajemen laba tidak timbul.
Pada bulan Juli tahun 2002, pemerintah Amerika mengeluarkan regulasi untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan setelah terjadinya
skandal akuntansi Enron, yaitu SOX Sarbanes Oxley Act. SOX dipublikasikan dengan tujuan untuk memperbaiki tata kelola perusahaan
corporate governance, mengembalikan kepercayaan para investor terhadap pasar modal, dan meningkatkan pengawasan terhadap kantor akuntan publik
KAP. Harapannya, tata kelola perusahaan yang baik dapat dicapai, dan juga untuk meningkatkan kualitas audit sehingga manajemen laba dapat dikurangi
Sulistiawan dkk., 2011. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa komisaris independen,
anggota komite audit independen, reputasi auditor, serta remunerasi dewan komisaris dan direksi merupakan indikator corporate governance yang
diharapkan dapat berperan dalam meminimalisir tindakan manajemen laba, bahkan bukan tidak mungkin menghilangkan praktik manajemen laba tersebut
apabila prinsip-prinsip GCG sungguh-sungguh dilaksanakan.
2.1.3 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
Judul Variabel
Hasil Penelitian
1. Xie et al.
2001 Earnings
Management and Corporate
Governance: The Role of the Board
and the Audit Committee
Variabel Independen: Proporsi Dewan
Komisaris, Dualisme peran CEO, Frekuensi
Rapat Dewan, Proporsi Komite Audit
Variabel Dependen: Proporsi dewan
komisaris dan frekuensi rapat dewan
berpengaruh terhadap manajemen laba,
sedangkan dualisme peran CEO dan
Universitas Sumatera Utara
21
Manajemen Laba proporsi komite audit
tidak berpengaruh terhadap manajemen
laba.
2. Abbas et al.
2009 Corporate
Governance and Earnings
Management : An Empirical Study
of the Saudi Market
Variabel Independen: Ukuran Dewan
Direksi, Propoprsi Dewan Komisaris,
Dualisme Peran CEO, Proporsi Komite
Audit, Reputasi Auditor
Variabel Dependen: Manajemen Laba
Ukuran dewan direksi, proporsi
dewan komisaris, dualisme peran CEO,
dan proporsi komite audit tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba.
Hanya reputasi auditor yang
berpengaruh terhadap manajemen laba.
3. Fakhfakh
2010 Impact of CEO
Compensation on Earnings
Management Variabel Independen:
Kompensasi CEO Variabel Dependen:
Manajemen Laba Kompensasi CEO
berpengaruh terhadap manajemen laba.
4. Iqbal dan
Norman 2010
The Effect of Corporate
Governance on Earnings
Management around UK Rights
Issues Variabel Independen:
Ukuran Dewan Direksi, Proporsi
Dewan Komisaris, Proporsi Dewan
Direksi, Dualisme peran CEO,
Kepemilikan Institusional,
Kepemilikan Manajerial, Reputasi
Auditor Variabel Dependen:
Manajemen Laba Ukuran dewan
direksi, proporsi dewan komisaris,
proporsi dewan direksi, dualisme
peran CEO, dan reputasi auditor
berpengaruh terhadap manajemen laba,
sedangkan kepemilikan
institusional dan kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba.
5. Ahmed dan
Shehu 2012 Corporate
Governance, Earnings
Management, and Financial
Performance: A Case of Nigerian
Manufacturing Variabel Independen:
Ukuran Dewan Direksi, Kepemilikan
Institusional, Ukuran Komite Audit,
Kompensasi Eksekutif Variabel Dependen:
Manajemen Laba, Semua indikator
corporate governace yang digunakan,
yaitu ukuran dewan direksi, kepemilikan
institusional, ukuran komite audit, dan
kompensasi eksekutif
Universitas Sumatera Utara
22
Firms Kinerja Keuangan
berpengaruh terhadap manajemen laba dan
kinerja keuangan.
6. Rezaei dan
Maryam 2012
Efficient or Opportunistic
Earning Management with
Regards to the Role of Firm Size
and Corporate Governance
Practices Variabel Independen:
Ukuran Perusahaan, Struktur Kepemilikan,
Reputasi Auditor, dan Proporsi Dewan
Komisaris Variabel Dependen:
Manajemen Laba Ukuran perusahaan,
struktur kepemilikan, reputasi auditor, dan
proporsi dewan komisaris
berpengaruh terhadap manajemen laba.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba.
Indikator corporate governance yang akan digunakan adalah proporsi dewan komisaris, proporsi komite audit, reputasi auditor, serta remunerasi dewan komisaris
dan direksi. Peneliti memilih indikator-indikator tersebut karena dinilai paling berpotensi dalam mempengaruhi manajemen laba. Seperti hasil penelitian yang
diungkapkan oleh Xie et al. 2001, Iqbal dan Norman 2010, Rezaei dan Maryam 2012 bahwa proporsi dewan komisaris berpengaruh dalam mengurangi tindakan
manajemen laba. Iqbal dan Norman 2010 menjelaskan bahwa komisaris independen berperan penting dalam mengendalikan perusahaan dari tindakan
manajemen laba. Rezaei dan Maryam 2012 juga menjelaskan bahwa keberadaan komisaris independen yang lebih banyak dapat mengurangi tindakan manajemen
laba. Hasil penelitian Xie et al. 2001, Abbas et al. 2009 mengungkapkan bahwa
proporsi komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Akan tetapi, pada awalnya kedua peneliti tersebut memiliki anggapan kuat bahwa proporsi komite audit
memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. Oleh karena itu, peneliti memutuskan
Universitas Sumatera Utara
23
untuk memilih variabel tersebut karena ingin melihat bagaimana pengaruhnya pada perusahaan di Indonesia.
Hasil penelitian Abbas et al. 2009, Iqbal dan Norman 2010, Rezaei dan Maryam 2012 mengungkapkan bahwa reputasi auditor berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba. Iqbal dan Norman 2010 tidak menemukan bukti adanya pengaruh ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris, dualisme peran CEO, dan
proporsi komite audit terhadap manajemen laba. Seluruh indikator corporate governance tersebut tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, kecuali reputasi
auditor. Peneliti menyatakan bahwa komite audit seharusnya lebih penuh pertimbangan dalam memilih auditor yang akan digunakan dalam mengaudit laporan
keuangan perusahaan. Rezaei dan Maryam 2012 juga menjelaskan bahwa perusahaan yang menggunakan jasa audit kantor akuntan publik bereputasi baik, tidak
melakukan efficient earning management. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk menggunakan reputasi auditor sebagai salah indikator dari corporate
governance. Remunerasi dewan komisaris dan direksi juga dianggap berpotensi dalam
mempengaruhi tindakan manajemen laba. Sebagai pertimbangan, hasil penelitian yang diungkapkan oleh Fakhfakh 2010 bahwa kompensasi CEO berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba. Tindakan manajemen laba terbukti menurun dengan pemberian kompensasi yang sesuai kepada manajemen perusahaan tersebut.
Begitupula dengan hasil penelitian yang diungkapkan oleh Ahmed dan Shehu 2012 bahwa kompensasi eksekutif berpengaruh dalam mengurangi tindakan manajemen
laba. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk menggunakan remunerasi dewan komisaris dan direksi sebagai salah satu indikator corporate governance. Dewan
Universitas Sumatera Utara
24
H4 H1
H2
H3 H5
komisaris dan direksi merupakan manajemen kunci perusahaan yang memiliki pengaruh penting dalam pengelolaan perusahaan, maka pemberian kompensasi
terhadap keduanya harus dipertimbangkan sedemikian rupa.
2.2 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah penelitian
yang menjelaskan tentang variabel-variabel, hubungan antara variabel-variabel secara teoritis yang berhubungan dengan hasil penelitian terdahulu yang kebenarannya dapat
diuji secara empiris Iskandar, 2008. Untuk memperoleh jawaban-jawaban ilmiah mengenai pengaruh implementasi
corporate governance terhadap manajemen laba, peneliti menyusun kerangka konseptual penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Implementasi Corporate
Governance terhadap Manajemen Laba
Corporate Governance X Proporsi Dewan Komisaris X1
Proporsi Komite Audit X2
Reputasi Auditor X3 Remunerasi Dewan Komisaris
dan Direksi X4 Manajemen Laba Y
Universitas Sumatera Utara