11
Praktik corporate governance dapat berjalan dengan baik apabila menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Governance.
Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG 2006 mengemukakan prinsip- prinsip dasar good corporate governance sebagai berikut:
1. Keterbukaan informasi Transparency, yaitu mengungkapkan
informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan, serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai
dengan haknya.
2. Akuntabilitas Accountability, yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem,
dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
3. Pertanggungjawaban Responsibility, yaitu kesesuaian di dalam
pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.
4. Kemandirian Independency, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan
dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
5. Kesetaraan dan kewajaran Fairness, yaitu perlakuan yang adil dan
setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.
Menurut Daniri 2006, implementasi corporate governance bertujuan untuk meningkatkan perlindungan kepentingan investor serta mendorong tumbuhnya
mekanisme check and balance di lingkungan manajemen khususnya dalam memberi perhatian kepada kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
Dengan demikian, hal ini sekaligus mampu meningkatkan nilai perusahaan dan mengembangkan perusahaan secara berkelanjutan.
2.1.1.1 Proporsi Dewan Komisaris
Dewan komisaris merupakan inti dari corporate governance yang bertugas untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi
manajemen dalam mengelola perusahaan, serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan prinsip-prinsip good corporate governance. Dalam rangka
Universitas Sumatera Utara
12
memberdayakan fungsi pengawasan dewan komisaris, keberadaan komisaris independen sangat dibutuhkan, karena di dalam praktik sering ditemukan
transaksi yang mengandung benturan kepentingan yang mengabaikan kepentingan pemegang saham publik pemegang saham minoritas serta
stakeholders lainnya, terutama pada perusahaan di Indonesia yang menggunakan dana masyarakat di dalam pembiayaan usahanya Gusti, 2011.
Dalam peraturan Bapepam-LK, emiten atau perusahaan publik wajib memiliki sekurang-kurangnya satu orang komisaris independen, sedangkan
Bursa Efek Indonesia mewajibkan sekurang-kurangnya 30 persen dari dewan komisaris adalah komisaris independen.
Kriteria komisaris independen secara rinci diatur dalam peraturan Bapepam-LK, yaitu:
1 berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik; 2 tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung
pada Emiten atau Perusahaan Publik; 3 tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan komisaris, direksi, dan
Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan Publik; 4 tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak
langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik.
Misi Komisaris Independen adalah mendorong terciptanya iklim yang
lebih objektif dan menempatkan kesetaraan fairness diantara berbagai kepentingan termasuk kepentingan perusahaan dan kepentingan stakeholders
sebagai prinsip utama dalam pengambilan keputusan oleh dewan komisaris Gusti, 2011.
Komisaris Independen memiliki tanggung jawab pokok untuk mendorong diterapkannya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik
Good Corporate Governance di dalam perusahaan melalui pemberdayaan
Universitas Sumatera Utara
13
dewan komisaris agar dapat melakukan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi secara efektif dan lebih memberikan nilai tambah bagi
perusahaan.
2.1.1.2 Proporsi Komite Audit