Uji Heterokedastisitas Uji Autokorelasi

52 Tabel 4.6 Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 PDK X1 .948 1.054 PKA X2 .907 1.102 AUD X3 .754 1.327 REM X4 .685 1.461 a. Dependent Variable: DA Y Sumber: Data yang diolah Peneliti, 2012 Dari tabel 4.6 diketahui bahwa nilai Tolerance untuk PDK adalah 0,948, nilai Tolerance PKA 0,907, nilai Tolerance AUD 0,754, dan nilai Tolerance REM 0,685. Nilai VIF untuk PDK 1,054, nilai VIF untuk PKA 1,102, nilai VIF untuk AUD 1,327, dan nilai VIF untuk REM 1,461. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antara variabel independen, dengan dasar nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0,10 dan nilai VIF tidak ada yang melebihi 10.

4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heterokedastisitas Priyatno, 2012. Berikut hasil pengujian heterokedastisitas yang telah dilakukan. Universitas Sumatera Utara 53 Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Sumber: Data yang diolah Peneliti, 2012 Metode pengambilan keputusan pada uji heterokedastisitas adalah dengan melihat scatterplot, yaitu jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heterokedastisitas pada model regresi. Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi masalah heterokedastisitas.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan lain yang disusun menurut runtun waktu Priyatno, 2012. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan Universitas Sumatera Utara 54 sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson DW Test untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, dengan pengambilan keputusan sebagai berikut: 1. Jika dU DW 4-dU maka tidak terjadi autokorelasi. 2. Jika DW dL atau DW 4-dL maka terjadi autokorelasi. 3. Jika dL DW dU atau 4-dU DW 4-dL maka tidak ada keputusan yang pasti. Berikut hasil pengolahan data yang diperoleh. Tabel 4.7 Hasil Uji Durbin Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .413 a .170 .130 .106718 2.254 a. Predictors: Constant, REM X4, PDK X1, PKA X2, AUD X3 b. Dependent Variable: DA Y Sumber: Data yang diolah Peneliti, 2012 Hasil pengujian pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai Durbin- Watson adalah 2,254. Nilai dL dan dU dilihat dari tabel Durbin-Watson pada signifikansi 0,05, n=90, dan k=4 n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen. Diperoleh dL= 1,566 dan dU= 1,751. Jadi dapat dihitung nilai 4-dU= 2,249 dan 4-dL= 2,434. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa nilai Durbin-Watson terletak pada daerah 4-dU DW 4-dL 2,249 2,254 2,434. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada keputusan yang Universitas Sumatera Utara 55 pasti untuk autokorelasi pada model regresi. Hal ini karena pola manajemen laba yang memang mempunyai keterkaitan untuk setiap periodenya.

4.2.3 Analisis Regresi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Governance dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 62 92

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1 74 88

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 67 73

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA Pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 15

PENDAHULUAN Pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 7

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 14

PENDAHULUAN PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 7

TESIS S431208012 LINTANG KURNIAWATI

0 0 96

Pengaruh Implementasi Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12