62
dewan komisaris dan direksi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 4.3.1 Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba
Hasil pengujian mengenai pengaruh proporsi dewan komisaris terhadap manajemen laba menunjukkan nilai t hitung sebesar -1,654 dengan signifikansi 0,102.
Nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel, serta signifikansi lebih dari 0,05 menandakan bahwa proporsi dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Abbas et al. 2009 yang mengungkapkan bahwa proporsi dewan komisaris tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba. Perusahaan sampel cenderung hanya memiliki proporsi dewan komisaris
independen sebesar 30, yaitu persentase minimum yang diwajibkan oleh Bursa Efek Indonesia. Jumlah ini diharapkan dapat ditingkatkan sehingga pengawasan
terhadap pengelolaan perusahaan dapat berjalan lebih efektif.
4.3.2 Pengaruh Proporsi Komite Audit Terhadap Manajemen Laba
Hasil pengujian mengenai pengaruh proporsi komite audit terhadap manajemen laba menunjukkan nilai t hitung sebesar -1,895 dengan signifikansi 0,062. Nilai t
hitung yang lebih besar dari t tabel, serta signifikansi lebih dari 0,05 menandakan bahwa proporsi komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Xie et al. 2001 serta Abbas et al. 2009 yang mengungkapkan bahwa proporsi komite audit tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
63
Perusahaan sampel cenderung hanya memiliki tiga orang komite audit dengan anggota komite audit independen berjumlah dua orang. Jumlah ini merupakan
jumlah minimum yang diwajibkan oleh Bapepam-LK. Jumlah ini juga diharapkan dapat ditingkatkan sehingga pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan dapat
berjalan lebih efektif.
4.3.3 Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Manajemen Laba
Hasil pengujian mengenai pengaruh reputasi auditor terhadap manajemen laba menunjukkan nilai t hitung sebesar -3,396 dengan signifikansi 0,001. Nilai t hitung
yang lebih kecil dari t tabel, serta signifikansi kurang dari 0,05 menandakan bahwa reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian
ini sejalan dengan hasil penelitian Abbas et al. 2009, Iqbal dan Norman 2010, serta Rezaei dan Maryam 2012 yang mengungkapkan bahwa reputasi auditor
berpengaruh terhadap manajemen laba. Iqbal dan Norman 2010 mengungkapkan bahwa dari seluruh indikator corporate governance yang digunakan dalam penelitian,
hanya reputasi auditor yang berpengaruh terhadap manajemen laba. Begitupula dengan hasil yang diungkapkan pada penelitian ini. Auditor yang berasal dari KAP
Big-4 terbukti mampu mengurangi tindakan manajemen laba.
4.3.4 Pengaruh Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Terhadap Manajemen Laba
Hasil pengujian mengenai pengaruh remunerasi dewan komisaris dan direksi terhadap manajemen laba menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,961 dengan
signifikansi 0,053. Nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel, serta signifikansi lebih dari 0,05 menandakan bahwa remunerasi dewan komisaris dan direksi tidak
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini tidak sejalan
Universitas Sumatera Utara
64
dengan hasil penelitian yang diungkapkan oleh Fakhfakh 2010, Ahmed dan Shehu 2012.
4.3.5 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba