dan juga temulawak memiliki aktivitas anti jamur dan antibiotik Rukayadi, dkk, 2006.
Atas dasar uraian yang telah dikemukakan diatas, dalam penelitian ini dilakukan isolasi melalui destilasi bersama air menggunakan alat stahl dan analisis
komponen kimia minyak atsiri dari tumbuhan temulawak C.xanthorrhiza Roxb. dengan GC – MS, IR dan uji aktivitas anti bakteri. Diharapkan dari hasil penelitian
ini disamping didapatkan informasi bahwa tumbuhan temulawak C. xanthorrhiza Roxb. mengandung minyak atsiri yang kemungkinan dapat digunakan sebagai bahan
obat – obatan dan juga memberikan informasi tentang aktivitas anti bakteri dari minyak atsiri yang dihasilkan.
1.2. Permasalahan
1. Senyawa minyak atsiri apakah yang terkandung dalam temulawak C.
xanthorrhiza Roxb. yang diperoleh melalui destilasi Stahl? 2.
Bagaimanakah aktifitas minyak atsiri yang diperoleh terhadap beberapa bakteri?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui komposisi minyak atsiri hasil destilasi Stahl dari temulawak C. xanthorrhiza Roxb. dengan menggunakan GC-MS dan FT-IR.
2. Untuk mengetahui aktifitas minyak atsiri yang diperoleh terhadap beberapa
bakteri.
1.4. Manfaat Penelitian
Memberikan informasi mengenai komponen senyawa kimia dari minyak atsiri yang diperoleh dari temulawak C. xanthorrhiza Roxb. dan aktivitasnya sebagai
antibakteri. Dengan demikian diharapkan akan memberi kemungkinan pemanfaatan tanaman temulawak kearah yang lebih luas dan nilai ekonominya semakin tinggi.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
1.5. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cara destilasi Stahl di Laboratorium Kimia Organik Bahan Alam FMIPA USU Medan, untuk uji anti bakteri dilakukan di
Laboratorium Mikrobiologi FMIPA USU Medan, dan untuk menentukan komposisi kimia minyak atsiri dilakukan analisis dengan GC-MS dan FT-IR di Laboratorium
Kimia Organik UGM Yogyakarta.
1.6. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan skala laboratorium dan sebagai objek penelitian adalah umbi temulawak segar. Umbi temulawak diisolasi untuk mendapatkan minyak
atsirinya dengan menggunakan alat destilasi Stahl dan analisis komponen minyak atsiri dengan GC-MS dan FT-IR. Jenis dan jumlah komponen dari minyak atsiri yang
diperoleh di analisis dengan Gas kromatografi GC dengan membandingkan dengan standard. Kemudian setiap peak yang terdeteksi pada GC di analisis BM dengan MS.
FT-IR digunakan untuk menganalisis gugus fungsi yang ada pada komponen kimia yang terkandung pada minyak atsiri. Kemudian untuk analisis uji aktifitas terhadap
beberapa jenis bakteri digunakan metode Cork Borer.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA