Puncak dengan Rt 11,688 menit Puncak dengan Rt 14,388 menit

Gambar 4.26 Pola fragmentasi senyawa ρ-Simen

13. Puncak dengan Rt 11,688 menit

Spektrum ini merupakan senyawa dengan rumus molekul C 10 H 18 O sebanyak 0,78 . Spektrum massa menunjukkan puncak ion molekul pada me 154. Dengan membandingkan data spektra unknown dengan spektra massa yang diperoleh dengan data spectra pada librari, yang lebih mendekati adalah senyawa α- Terpineol Gambar 4.27. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Gambar 4.27 Spektra massa senyawa α–Terpineol a = sampel ; b = standar librari Puncak ion molekul pada me 154 yang merupakan berat molekul dari α- Terpineol. Selanjutnya diikuti fragmen me 136 sebagai hasil fragmentasi terlepasnya H 2 O, kemudian di ikuti dengan puncak fragmentasi pada me 121 yang merupakan fragmentasi lepasnya ion radikal CH 3 , lalu me 93 yang merupakan fragmentasi lepasnya C 2 H 4 ,dan juga puncak fragmen me 81 merupakan fragmentasi lepasnya C 4 H 7 dari me 136 dan me 93 dengan fragmentasi lepasnya C 3 H 7 dari me 136. Secara hipotesis pola fragmentasi dari senyawa tersebut seperti pada Gambar 4.28 berikut. a b UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Gambar 4.28 Pola Fragmentasi Senyawa α – Terpineol

14. Puncak dengan Rt 14,388 menit

Spektrum ini merupakan senyawa dengan rumus molekul C 10 H 14 O sebanyak 2.20 . Spektrum massa menunjukkan puncak ion molekul pada me 150. Dengan membandingkan data spektra unknown dengan spektra massa yang diperoleh dengan data spektra pada library, yang lebih mendekati adalah senyawa Piperitenon Gambar 4.29. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Gambar 4.29 Spektra Massa Senyawa Piperitenon a = sampel ; b = standar librari Puncak ion molekul pada me 150 yang merupakan berat molekul dari senyawa Piperitenon. Selanjutnya diikuti fragmen me 135 sebagai hasil terlepasnya ion radikal CH 3 , kemudian di ikuti dengan fragmen me 107 yang merupakan fragmentasi lepasnya C 2 H 4 , lalu me 79 yang merupakan fragmentasi lepasnya CO, dan juga fragmen me 91 merupakan fragmentasi lepasnya C 2 H 4 O dari me 135. Secara hipotesis pola fragmentasi dari senyawa tersebut seperti pada Gambar 4.30 berikut. a b UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Gambar 4.30 Pola Fragmentasi Senyawa Piperitenon

15. Puncak dengan Rt 15,199 menit

Dokumen yang terkait

Analisis Senyawa Kimia Minyak Atsiri Daun Kari (Murraya Koenigii L.) Dengan GC – MS Dan Uji Aktivitas Anti Bakteri

39 208 108

Isolasi Minyak Atsiri Temu Hitam (Curcuma Aeruginosa Roxb.) Dengan Metode Destilasi Air Dan Destilasi Uap Serta Analisis Komponen Secara Gc-Ms

10 121 91

Isolasi Dan Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Dari Daun Jinten (Coleus Aromatikus Benth) Dengan GC – MS Dan Uji Anti Bakteri

9 52 104

Isolasi Dan Analisis Kimia Minyak Atsiri Dari Bunga Kecombrang (Etlingera Elatior) Dengan Gas Kromatografi-Spektrometer Massa (GC-MS) Dan Uji Aktivitas Anti Bakteri

0 0 19

Isolasi Dan Analisis Kimia Minyak Atsiri Dari Bunga Kecombrang (Etlingera Elatior) Dengan Gas Kromatografi-Spektrometer Massa (GC-MS) Dan Uji Aktivitas Anti Bakteri

0 0 2

Isolasi Dan Analisis Kimia Minyak Atsiri Dari Bunga Kecombrang (Etlingera Elatior) Dengan Gas Kromatografi-Spektrometer Massa (GC-MS) Dan Uji Aktivitas Anti Bakteri

0 0 5

Isolasi Dan Analisis Kimia Minyak Atsiri Dari Bunga Kecombrang (Etlingera Elatior) Dengan Gas Kromatografi-Spektrometer Massa (GC-MS) Dan Uji Aktivitas Anti Bakteri

2 7 22

Isolasi Dan Analisis Kimia Minyak Atsiri Dari Bunga Kecombrang (Etlingera Elatior) Dengan Gas Kromatografi-Spektrometer Massa (GC-MS) Dan Uji Aktivitas Anti Bakteri

1 7 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tumbuhan Temulawak - Isolasi Dan Analisis Kimia Minyak Atsiri Dari Temulawak (Curcuma xanthoriza Roxb) Dengan Gas Kromatografi - Spektrometer Massa (GC–MS) Dan Uji Aktivitas Anti Bakteri

0 0 24

ISOLASI DAN ANALISIS KIMIA MINYAK ATSIRI DARI TEMULAWAK (Curcuma xanthoriza Roxb) DENGAN GAS KROMATOGRAFI-SPEKTROMETER MASSA (GC–MS) DAN UJI AKTIVITAS ANTI BAKTERI TESIS

0 0 18