nilai estetik. Dengan demikian, daya guna air bagi kesehatan juga menurun Soemirat, 2002.
2.7 Nitrat
Nitrat NO
3
- merupakan bentuk utama nitrogen diperairan alami dan merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Senyawa ini
dihasilkan sebagai hasil oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan. Nitrifikasi merupakan proses oksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat yang berlangsung pada
kondisi aerob. Oksidasi nitrogen menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri Nitrobacter. Effendi,
2003. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 492MENKES
PERIV 2010 tentang persyaratan kualitas air minum, Nitrat NO
3
merupakan salah satu parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan. Dan kadarnya pada
sumber air minum tidak boleh melebihi 50 mg liter.
2.7.1 Sumber Nitrat
Nitrat didalam tanah ataupun air dapat bersumber dari limpasan pupuk pertanian. Misalnya saja pupuk urea, dan NPK yang kandungan nutrisi nitrogennya
sangat tinggi. Unsur nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang besar untuk pembentukan protein, sintesis klorofil dan proses metabolisme. Kekurangan nitrogen
akan mengurangi efisiensi pemanfaatan sinar matahari dan ketidak seimbangan serapan unsur hara Sutiyoso dalam Mastarina, 2009.
Tupamahu 1997 menyatakan bahwa di daerah pertanian ammonia yang dihasilkan kotoran hewan, sebagian naik ke atsmosfer dan sebagian dikonversi oleh
mikroba tanah menjadi nitrat yang larut dalam air. Karena sifatnya ini, nitrat mudah bergerak sehingga merupakan polutan utama dari air tanah. Secara alami kandungan
nitrat dalam air tanah sangat kecil, dijumpainya unsur tersebut pada air tanah menunjukkan adanya masukan dari sumber non alami seperti kegiatan pertanian,
peternakan ataupun limbah domestik
.
Steenvooden dalam WHO 2007 juga menyatakan Selain dari limpasan pupuk didaerah pertanian, nitrat juga dapat bersumber dari limbah industri, septik
tank, limbah kotoran hewan, dan limbah dari alat angkutan air seperti perahu, dan kapal. Selain itu nitrat dapat juga sebagai dampak dari pemakaian pestisida yang
menyumbangkan kontribusi yang cukup besar terhadap keberadaan nitrat didalam perairan. Nitrat dan Nitrit merupakan ion alami pada sumber perairan yang
merupakan siklus dari nitrogen. Oleh karena nitrit mudah teroksidasi menjadi nitrat, maka senyawa nitrat lebih mudah dijumpai pada perairan.
2.7.2 Nitrifikasi
Senyawa nitrat dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen dalam perairan. Proses nitrifikasi merupakan proses penting dalam siklus daur
nitrogen yang berlangsung dalam keadaan aerob. Peristiwa terbentuknya nitrat dimulai dari amonifikasi, nitrifikasi ammonia menjadi nitrit dan kemudian nitrifikasi
nitrit menjadi nitrat Effendi, 2003.
a. Amonifikasi nitrogen menjadi amonia merupakan proses pemecahan nitrogen
organik protein dan urea dan nitrogen anorganik yang terdapat di dalam tanah dan air yang berasal dari dekomposisi bahan organik.
Prosesnya adalah sebagai berikut: N organik + O
2
NH
3
-N + O
2
b. Nitrifikasi amonia menjadi nitrit: nitrit merupakan bentuk peralihan antara
ammonia dan nitrat, oleh karena itu nitrit hanya dijumpai dalam jumlah yang sangat sedikit. Oksidasi amonia menjadi nitrit terjadi karena bantuan bakteri
nitrosomonas. Prosesnya adalah sebagai berikut:
2 NH
3
- + 3O
2
2 NO
2
- + 2 H
+
+ 2 H
2
O c.
Nitrifikasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri Nitrobacter. Nitrat relatif lebih stabil keberadaannya dibandingkan nitrit.
Prosesnya adalah sebagai berikut: 2 NO
2
- + O
2
2 NO
3
- Proses nitrifikasi nitrit menjadi nitrat dipengaruhi oleh beberapa parameter
sebagai berikut: a.
Pada kadar oksigen terlarut 2 mgliter, reaksi akan berjalan lambat. b.
Nilai pH yang optimum bagi proses nitrifikasi adalah 8-9. Pada pH 6, reaksi akan berhenti.
c. Bakteri yang melakukan nitrifikasi cenderung menempel pada sedimen dan
bahan padatan lain.
d. Kecepatan pertumbuhan bakteri nitrifikasi lebih lambat daripada bakteri
heterotrof. e.
Suhu optimum nitrifikasi adalah 20
o
C – 25
o
C. Pada kondisi yang lebih ataupun kurang dari suhu tersebut, kecepatan nitrifikasi akan berkurang
Krenkel dan Novotny dalam Effendi, 2003.
2.7.3 Dosis dan Farmakokinetika Nitrat