Air Minum dan Air Bersih Manusia dan Air

4. Untuk menambah pengetahuan penulis mengenai Kandungan Nitrat Pada Sumur Gali Penduduk Desa Sari Makmur Kecamatan pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan provinsi Riau.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air Minum dan Air Bersih

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya. Fungsi air yang sangat penting bagi makhluk hidup dan keseimbangan alam tersebut tidak bisa digantikan oleh senyawa apapun didunia ini. Diplanet bumi ini sebagian besar 71 dari permukaannya ditutupi oleh air, yang artinya dengan jumlahnya yang sedemikian besar air memiliki porsi yang cukup besar dalam menjaga keseimbangan alam dan memengaruhi kondisi iklim Soemirat, 2002. Bagi makhluk hidup peranan air tidak kalah pentingnya terutama bagi manusia. Berat tubuh seorang manusia sekitar 50 – 70 adalah air. Pentingnya air bagi kehidupan seorang manusia dapat dilihat dari jumlah air yang terdapat pada setiap organ. Hal ini dapat dilihat dari kandungan air pada darah yang mencapai 80, kandungan air pada tulang sekitar 25, kandungan air pada urat saraf 75, kandungan air pada ginjal 80, kandungan air pada hati 75 dan kandungan air didalam organ otot mencapai 75 Soemirat, 2002. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor 492MENKESPERIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Sedangkan air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416MENKESPERIX1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air, bahwa yang dimaksud dengan air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.

2.2 Sumber Air Minum

Ketersediaan air sangat berlimpah ruah dipermukaan planet bumi ini, bahkan luas permukaan air jauh melampaui permukaan daratan. Namun walaupun demikian tidak semua air bisa dijadikan sebagai sumber air minum secara langsung. Namun semua air dapat diproses menjadi air minum melalui berbagai pengolahan. Sumber- sumber air ini dapat digambarkan sebagai berikut Soekidjo, 2003 :

2.2.1 Air Hujan

Air hujan dapat ditampung kemudian dimanfaatkan sebagai sumber air minum. Di daerah-daerah tertentu yang sulit memperoleh air tanah sebagai sumber air, masyarakat biasanya memanfaatkan air hujan untuk dijadikan sumber air minum sehari-hari. Sebagai contoh daerah Kabupatan Indra Giri Hulu Provinsi Riau yang penduduknya sebagain besar bermukim didaerah pesisir laut, 95,8 penduduknya memanfaatkan air hujan sebagai sumber air bersih dan air minumnya RISKESDAS, 2007. Air hujan yang dijadikan sebagai sumber air minum memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Kelebihan air hujan terletak pada kemudahan akses untuk mendapatkannya, terutama karena Indonesia merupakan negara tropis yang curah hujannya cukup tinggi, selain itu kondisi fisiknya yang jernih juga menjadi nilai lebih air hujan sebagai sumber air minum. Kelemahan air hujan sebagai sumber air minum adalah karena air hujan tidak memiliki kandungan mineral seperti kalsium yang sebenarnya juga sangat dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu setelah air mencapai permukaan bumi, air hujan juga mengalami pengotoran dari udara yang disebabkan oleh polutan atau debu dan lain sebagainya Sutrisno, 1996.

2.2.2 Air Sungai dan Air Danau

Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau juga berasal dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran kedalam sungai atau danau. Kedua sumber air ini sering juga disebaut sebagai air permukaan. Dibandingkan dengan sumber lain, air permukaan merupakan sumber air yang tercemar berat. Hal ini dikarenakan hampir semua air buangan dan sisa kegiatan manusia dilimpahkan kepada air atau dicuci dengan air, dan pada akhirnya akan dibuang ke dalam badan air permukaan. Selain manusia, flora dan fauna juga turut mengambil bagian dalam mencemari air permukaan. Jadi, dapat dipahami bahwa air permukaan merupakan badan air yang mudah sekali dicemari terutama oleh kegiatan manusia Kusnoputanto,1983.

2.2.3 Mata air

Air yang muncul dari mata air biasanya berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Berdasarkan munculnya kepermukaan, mata air terbagi atas dua yaitu: a. Mata air graviti spring yaitu air mengalir dengan gaya berat sendiri. Pada lapisan tanah yang permukaan tanah yang tipis, air tanah tersebut menembus lalu keluar sebagai mata air. b. Mata air artesis berasal dari lapisan air yang dalam posisi tertekan. Air artesis berusaha untuk menembus lapisan rapat air dan keluar ke permukaan bumi. Ditinjau dari sudut kesehatan, sumber air yang berasal dari mata air juga tidak terjamin keamanannya karena dapat terkontaminasi dengan berbagai zat-zat mineral ataupun kimia yang mungkin membahayakan kesehatan Azhar, 1990.

2.2.4 Air Sumur Dangkal Air Sumur Gali

Sumber air sumur dangkal berasal dari resapan air hujan, terutama pada daerah dataran rendah. Sumur dangkal ini dimiliki oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, dengan kelemahan utamanya adalah mudahnya jenis sumur ini terkontaminasi oleh air limbah yang berasal dari aktifitas manusia. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air dangkal ini belum begitu sehat, karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu , perlu direbus dahulu sebelum diminum Soekidjo, 2003. Sumur gali adalah satu konstruksi sumur yang paling umum dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah - rumah perorangan sebagai air minum dengan kedalaman 7-10 meter dari permukaan tanah. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dari permukaan tanah, oleh karena itu dengan mudah terkena kontaminasi melalui rembesan. Umumnya rembesan berasal dari tempat buangan kotoran manusia kakus jamban, kotoran hewan, limbah sumur itu sendiri, baik karena lantainya maupun saluran air limbahnya yang tidak kedap air. Keadaan konstruksi dan cara pengambilan air sumur juga dapat merupakan sumber kontaminasi, misalnya sumur dengan konstruksi terbuka dan pengambilan air dengan timba. Sumur dianggap mempunyai tingkat perlindungan sanitasi yang baik bila tidak terdapat kontak langsung antara manusia dengan air di dalam sumur Depkes RI, 1985. Dari segi kesehatan sebenarnya penggunaan sumur gali ini kurang baik bila cara pembuatannya tidak benar-benar diperhatikan, tetapi untuk memperkecil kemungkinan terjadinya pencemaran dapat diupayakan pencegahannya. Pencegahan ini dapat dipenuhi dengan memperhatikan syarat-syarat fisik dari sumur tersebut yang didasarkan atas kesimpulan dari pendapat beberapa pakar di bidang ini, diantaranya lokasi sumur tidak kurang dari 10 meter dari sumber pencemar, lantai sumur sekurang-kurang berdiameter 1 meter jaraknya dari dinding sumur dan kedap air, saluran pembuangan air limbah SPAL minimal 10 meter dan permanen, tinggi bibir sumur 0,8 meter, memililki cincin dinding sumur minimal 3 meter dan memiliki tutup sumur yang kuat dan rapat Entjang, 2000. Sumur gali ada yang memakai pompa dan yang tidak memakai pompa. Syarat konstruksi pada sumur gali tanpa pompa meliputi dinding sumur, bibir sumur, lantai sumur, serta jarak dengan sumber pencemar. Sumur gali sehat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut Entjang, 2000: a. Syarat Lokasi atau Jarak 1. Lokasi Agar sumur terhindar dari pencemaran maka harus diperhatikan adalah jarak sumur dengan jamban, lubang galian untuk air limbah cesspool, seepage pit, dan sumber-sumber pengotoran lainnya. Jarak tersebut tergantung pada keadaan serta kemiringan tanah. 2. Jarak sumur minimal 15 meter dan lebih tinggi dari sumber pencemaran seperti kakus, kandang ternak, tempat sampah, dan sebagainya Chandra, 2007. b. Dinding Sumur Gali Jarak kedalaman 3 meter dari permukaan tanah, dinding sumur gali harus terbuat dari tembok yang kedap air disemen. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi perembesan airpencemaran oleh bakteri dengan karakteristik habitat hidup pada jarak tersebut. Selanjutnya pada kedalaman 1,5 meter dinding berikutnya terbuat dari pasangan batu bata tanpa semen, sebagai bidang perembesan dan penguat dinding sumur Entjang, 2000. c. Bibir sumur gali Untuk keperluan bibir sumur ini terdapat beberapa pendapat adalah diatas tanah dibuat tembok yang kedap air setinggi minimal 80 cm untuk mencegah pengotoran dari air permukaan serta untuk aspek keselamatan Entjang, 2000. d. Lantai Sumur Gali Beberapa pendapat konstruksi lantai sumur antara lain : 1. Lantai sumur dibuat dari tembok yang kedap air ± 1,5 m lebarnya dari dinding sumur. Dibuat agak miring dan ditinggikan 20 cm di atas permukaan tanah, bentuknya bulat atau segi empat Entjang, 2000. 2. Tanah di sekitar tembok sumur atas disemen dan tanahnya dibuat miring dengan tepinya dibuat saluran. Lebar semen di sekeliling sumur kira-kira 1,5 meter, agar air permukaan tidak masuk Azwar, 1995. e. Saluran Pembuangan Air Limbah Saluran Pembuangan Air Limbah dari sekitar sumur menurut Entjang 2000, dapat dibuat dari tembok yang kedap air dan panjangnya sekurang- kurangnya 10 m. Sedangkan pada sumur gali yang dilengkapi pompa, pada dasarnya pembuatannya sama dengan sumur gali tanpa pompa, tapi air sumur diambil dengan mempergunakan pompa. Kelebihan jenis sumur ini adalah kemungkinan untuk terjadinya pengotoran akan lebih sedikit disebabkan kondisi sumur selalu tertutup. Penentuan persyaratan dari sumur gali didasarkan pada hal-hal sebagai berikut: a. Kemampuan hidup bakteri patogen selama 3 hari dan perjalanan air dalam tanah 3 meterhari. b. Kemampuan bakteri patogen menembus tanah secara vertikal sedalam 3 meter. c. Kemampuan bakteri patogen menembus tanah secara horizontal sejauh 10 meter. d. Kemungkinan terjadinya kontaminasi pada saat sumur digunakan maupun sedang tidak digunakan. e. Kemungkinan runtuhnya tanah dinding sumur. Gambar 2.1: Sumur Gali yang memenuhi syarat Entjang, 2000.

2.2.5 Air Sumur Dalam

Air sumur dalam biasanya bersumber dari bawah permukaan tanah, dimana airnya ditemukan pada lapisan akifer. Air tanah sendiri memiliki sifat pergerakan yang sangat lambat, kecepata arusnya berkisar antara 10 -10 - 10 -3 meterdetik. Kecepatan arus ini dipengeruhi oleh porositas, permeabilitas, dari lapisan tanah dan pengisian kembali air tanah recharge. Selain pergerakannya yang sangat lambat ciri lainnya dari air tanah yang membedakannya dari air permukaan adalah waktu tinggalnya yang sangat lama yang dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Sehingga oleh karena kedua sifat air tanah tersebut, air tanah akan sulit dipulihkan kembali jika mengalami pencemaran Effendi, 2003. Keterangan: 1. Dinding sumur gali 2. Batu Koral 3. Permukaan air 4. Lantai sumur 5. Katrol kerekan 6. Tali timba 7. Timba 8. Saluran pembuangan 8 1 2 3 4 5 6 7 20 cm 300 cm 10 m Sumur dalam memiliki kedalaman lebih dari 15 meter dari permukaan tanah, sehingga aktifitas mikrobiologi tidak lagi terjadi sehingga jika dilihat dari segi bakteriologisnya, air sumur tanah dalam tergolong bebas dari mikrobiologi, hal ini disebabkan karena selama proses pengalirannya air tanah ini telah mengalami banyak proses penyaringan alami sehingga mikroba sudah tidak terdapat lagi didalamnya. Tetapi kandungan kimia air tanah sangat dipengaruhi oleh formasi litosfer yang dilaluinya selama mengalir sebelum sampai kepermukaan tanah. Pada proses tersebut, mineral-mineral yang dilalui air tanah dapat terbawa sehingga memengaruhi kualitas kimia air tanah tersebut Soemirat, 2002.

2.3 Manusia dan Air

Sumber air dibudidayakan manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan ini antara lain adalah untuk transportasi, membentuk tenaga medislistrik, industri, mendapatkan garam NaCl, Kalium, Bromida, dan rekreasi. Budaya pemanfaatan air ini sudah berkembang sejak jaman purba, dimana sebagai bukti sejarah telah ditemukan benda arkheologis seperti periuk yang diperuntukkan sebagai tempat penyimpanan air. Perkembangan budaya pemanfaatan air ini dikarenakan oleh faktor kebutuhan manusia akan air dan karena faktor interaksi antara manusia dengan lingkungan air Soemirat, 2002. Menurut Robert dalam Soemirat 2002 kebutuhan air oleh manusia adalah kebutuhan air untuk menunjang segala bentuk kegiatan manusia. Kebutuhan akan air ini dibagi menjadi dua bagian yaitu: a. Kebutuhan air domestik keperluan rumah tangga Jumlah kebutuhan ini sangat tergantung pada jumlah penduduk dan jumlah perkapita. Estimasi jumlah penduduk yang akan datang menjadi salah satu parameter untuk penentuan kebutuhan air domestik yang akan datang. b. Kebutuhan air non domestik Kebutuhan air non domestik meliputi kebutuhan air untuk pemanfaatan komersial, kebutuhan institusi sekolah, rumah sakit, gedung-gedung pemerintahan, tempat ibadah dan kebutuhan industri. Khusus untuk kebutuhan komersial, kebutuhan airnya cenderung meningkat mengikuti perubahan tingkat penduduk dan tataguna lahan. Diduga kebutuhan air untuk keperluan komersial menghabiskan sekitar 20 sampai 25 dari keseluruhan persediaan air. Didalam tubuh manusia persentase air berkisar antara 50-70 dari seluruh berat badan. Air terdapat diseluruh badan manusia. Pada tulang terdapat air sebanyak 22 berat tulang, didarah dan ginjal sebanyak 83. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat juga dari jumlah air yang ada didalam organ, seperti 80 dari darah terdiri atas air, 25 dari tulang, 75 dari urat syaraf, 80 dari ginjal, 70 dari hati, dan 75 dari otot adalah air. Jika kehilangan air 15 dari berat tubuh akan dapat mengakibatkan kematian pada manusia. Karenanya orang dewasa perlu minum minimum 1,5 – 2 literhari. Kekurangan air dapat mengakibatkan penyakit batu ginjal dan penyakit kandung kemih Soemirat, 2002. Adapun pendayagunaan utama sumber daya air menurut Lamb dan James dalam Soemirat, 2002 a. penyediaan air: 1. Domestik kota 2. Industri 3. Irrigasi 4. Peternakan b. Pembudidayaan kehidupan laut: 1. Ikan 2. Kerang-kerangan 3. Lain-lain c. Rekreasi 1. Berenang 2. Berlayar 3. Memancing 4. Olah raga air d. Navigasi perdagangan e. Nilai estetika f. Produksi tenaga listrik g. Pembuangan limbah Soemirat, 1994.

2.4 Pencemaran Perairan

Dokumen yang terkait

Hubungan Jarak Sumur Gali dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terhadap Kandungan Fosfat (PO4-3) dan Nitrat (NO3-) pada Air Sumur Gali Masyarakat di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

8 87 99

Keadaan Sumur Gali Di Desa Aek Nauli Kecamatan Padang Sidempuan Timur Kabupaten Tap-Sel Tahun 2000 (Ditinjau Dari Aspek Konstruksi)

0 38 57

Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Konstruksi Sumur Gali Dan Kualitas Air Sumur Gali Di Desa Gunung Raya Kabupaten Labuhan Batu Rantau Prapat Tahun 2010

3 80 87

Hubungan Jarak Septic Tank, Konstruksi Sumur Gali, dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kandungan Bakteri Escherichia coli Air Sumur Gali Penduduk di Desa Mekar Makmur Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Tahun 2016

2 42 156

Hubungan Konstruksi Sumur Gali Dan Kandungan Coliform Pada Air Sumur Terhadap Kejadian Diare Di Desa Ujung Teran Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat Tahun 2015

0 0 17

Hubungan Konstruksi Sumur Gali Dan Kandungan Coliform Pada Air Sumur Terhadap Kejadian Diare Di Desa Ujung Teran Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat Tahun 2015

0 0 2

View of Kondisi Sumur Gali Dan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Air Sumur Gali Di Desa Bokonusan Kecamatan Semau Kabupaten Kupang Tahun 2017

0 1 8

Hubungan Jarak Sumur Gali dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terhadap Kandungan Fosfat (PO4-3) dan Nitrat (NO3-) pada Air Sumur Gali Masyarakat di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Minum dan Air Bersih - Analisis Kandungan Nitrat Pada Air Sumur Gali Penduduk Desa Sari Makmur Kecamatan Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau Tahun 2012

0 0 35

ANALISIS KANDUNGAN NITRAT PADA AIR SUMUR GALI PENDUDUK DESA SARI MAKMUR KECAMATAN PANGKALAN LESUNG KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU TAHUN 2012 SKRIPSI

0 0 14