Metode Van Breen Metode Hasper Der Weduwen

1. Metode Van Breen

Untuk mengetahui intensitas curah hujan menggunakan metode ini maka digunakan persamaan berikut ini. I = 54 R + 0.007 R t + 0.31 R di mana I = Intensitas hujan mmjam pada Periode Ulang Hujan PUH selama waktu hujan t, t = durasi waktu hujan menit, dan R = Curah hujan harian maksimum PUH tahunan mm24jam Hasil perhitungan intensitas curah hujan dengan menggunakan Metode Van Breen dapat dilihat pada Tabel 4. 14. Tabel 4. 14 Perhitungan Intensitas Curah Hujan Metode Van Breen Durasi Menit Intensitas Curah Hujan mmhari PUH 2 PUH 5 PUH 10 PUH 25 PUH 50 PUH 100 96,780 110,310 121,893 133,758 142,375 150,834 5 151,183 154,146 156,268 158,144 159,356 160,443 10 132,286 136,707 139,918 142,780 144,638 146,309 20 105,830 111,483 115,705 119,551 122,086 124,393 30 88,192 94,117 98,636 102,822 105,618 108,187 50 66,145 71,760 76,164 80,339 83,179 85,825 60 58,795 64,142 68,376 72,421 75,191 77,786 80 48,105 52,908 56,766 60,496 63,077 65,513 120 35,277 39,183 42,375 45,509 47,705 49,798 Sumber: Hasil Perhitungan Untuk lebih jelas dapat dilihat pada contoh perhitungan intensitas curah hujan menurut metode Van Breen dengan durasi 5 menit dan PUH 2 tahun berikut ini. I = . . = , . , . , = 151,183 mmmenit

2. Metode Hasper Der Weduwen

Untuk mengetahui intensitas curah hujan menggunakan metode ini maka digunakan persamaan 2.46 dan 2.45 berikut ini sebelum memperoleh intensitas curah hujan. R = X 1218t + 54 X 1 t + 1272t R = 11300 t + 3.12 Rt 100 Setelah mendapatkan nilai dari persamaan diatas kemudian hitung intensitas curah hujan dengan persamaan berikut ini: I = di mana I = Intensitas hujan mmjam dan R = Curah hujan mm. Hasil perhitungan intensitas curah hujan dengan menggunakan Metode Hasfer Der Weduwen dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut ini. Tabel 4. 15 Perhitungan Intensitas Curah Hujan Metode Hasfer Der Weduwen PUH Tahun Durasi Menit Durasi Jam Xt mmhari Rt R I mm mm mmjam 2 5 0,083 96,780 77,289 45,904 550,854 10 0,167 84,991 49,835 299,008 20 0,333 91,130 52,129 156,388 30 0,500 93,755 52,382 104,764 50 0,833 96,139 51,399 61,679 60 1,000 96,780 50,685 50,685 80 1,333 97,610 49,169 36,877 120 2,000 98,472 46,261 23,131 5 5 0,083 112,189 83,535 49,614 595,370 10 0,167 94,381 55,341 332,046 20 0,333 103,464 59,185 177,554 30 0,500 107,473 60,046 120,092 50 0,833 111,180 59,441 71,329 60 1,000 112,189 58,755 58,755 80 1,333 113,501 57,174 42,880 120 2,000 114,874 53,967 26,983 10 5 0,083 121,893 87,052 51,703 620,441 10 0,167 99,900 58,577 351,464 20 0,333 110,974 63,481 190,442 30 0,500 115,956 64,786 129,571 50 0,833 120,617 64,486 77,383 60 1,000 121,893 63,837 63,837 80 1,333 123,560 62,241 46,680 120 2,000 125,310 58,869 29,435 25 5 0,083 133,758 90,981 54,037 648,443 10 0,167 106,274 62,314 373,885 20 0,333 119,899 68,586 205,758 30 0,500 126,169 70,492 140,983 50 0,833 132,115 70,633 84,760 60 1,000 133,758 70,050 70,050 80 1,333 135,912 68,463 51,347 120 2,000 138,184 64,918 32,459 50 5 0,083 142,375 93,608 55,597 667,165 10 0,167 110,663 64,888 389,328 20 0,333 126,210 72,196 216,588 30 0,500 133,479 74,576 149,151 50 0,833 140,440 75,084 90,101 60 1,000 142,375 74,563 74,563 80 1,333 144,919 73,000 54,750 120 2,000 147,614 69,348 34,674 100 5 0,083 150,834 96,022 57,031 684,367 10 0,167 114,791 67,308 403,851 20 0,333 132,271 75,663 226,990 30 0,500 140,569 78,537 157,074 50 0,833 148,591 79,442 95,330 60 1,000 150,834 78,993 78,993 80 1,333 153,793 77,470 58,102 120 2,000 156,937 73,728 36,864 Keterangan : Xt = curah hujan harian maksimum Rt, R= curah hujan menurut hasper-der weduwen I = intensitas hujan Untuk lebih jelas dapat dilihat pada contoh perhitungan intensitas curah hujan menurut metode Hasper Der Weduwen dengan durasi 5 menit dan periode ulang 2 tahun berikut ini. R = X = 96,780 , = 77,289 mmjam R = . = . , = 45,904 mmjam I = R t = , , = 550,854 mmjam Hasil analisis dari kedua metode di atas tidak digunakan semua melainkan akan dipilih salah satu dengan uji kecocokan yang dipakai dalam standar desain debit banjir di Indonesia yaitu metode Talbot, Sherman, dan Ishiguro, sehingga intensitas curah hujan yang dihasilkan dapat mewakili daerah penelitian. Metode–metode tersebut merupakan metode–metode yang paling umum digunakan di Indonesia. Hasil dari intensitas curah hujan nantinya akan digunakan untuk menghitung debit banjir kawasan perumahan dan debit masukan air hujan ke dalam sumur resapan.

4.3.6 Analisis Penentuan Metode Perhitungan Intensitas Curah Hujan