Uji Permeabilitas di Laboratorium

Dengan penambahan air yang terus menerus, ini membuat permukaan tanah menjadi jenuh sehingga tarikansedotan matriks tanah menjadi sedemikian kecilnya hingga dapat diabaikan. Dengan demikian yang tinggal hanya tarikan gravitasi, yang membuat air dapat bergerak ke bawah. Pada saat itu laju infiltrasi adalah konstan, yang ditunjukkan oleh kurva yang mendatar .

4.2 Uji Permeabilitas di Laboratorium

Pengujian permeabilitas tanah Gambar 4. 5 pada penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2013 di Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil USU. Penentuan harga koefisien permeabilitas k suatu tanah pada penelitian ini didapat dari pengujian falling head permeability. Sample tanah yang diuji, diambil dari lokasi perumahan pada kedalaman 1,5 meter yang sudah dianggap mewakili kondisi tanah di lokasi studi. Adapun data-data pada percobaan ini adalah:  Data alat percobaan Keterangan Pipa Diameter Diameter , d cm 1 10 Luas Penampang, A cm² 0.785 78.5  Data hasil pemeriksaan kadar air I II a Berat Krus + Tanah Basah gr 30.3 30 b Berat Krus + Tanah Kering gr 24.1 23.4 c Berat Air gr 6.2 6.6 d Berat Krus gr 9.8 9 e Berat Tanah Kering gr 14.3 14.4 f Kadar Air 43.36 45.85 g Kadar Air Rata – Rata 44.595 44.595  Data hasil pemeriksaan berat isi tanah a Berat Silinder + Tanah gr 2630 b Berat Silinder gr 1000 c Berat Tanah Basah gr 1650 d Diameter Silinder cm 10 e Tinggi Silinder cm 1020.5 f Isi Silinder cm 3 13 g Berat Isi Basah grcm 3 1.81 Gambar 4. 5 Proses Pengujian Falling Head Permeability di Laboratorium Untuk pengujian falling head permeability, rumus perhitungan koefisien permeabilitas tanah adalah: K = 2,303 . . t As Ls a log 2 1 h h di mana K = Koefisien permeabilitas tanah cmdetik, a = Luas penampang pipa cm , L = Panjang sampel tanah cm, A = Luas penampang sampel cm , t = Interval penurunan ke detik, = Ketinggian mula-mula air pada interval waktu tertentu cm, dan = Ketinggian akhir air pada interval waktu tertentu cm Adapun data perhitungan pada pengujian falling head permeability ditunjukan pada Table 4.3 dibawah ini. Tabel 4. 3 Data Hasil Perhitungan pada Pengujian Falling Head Permeability Tanah di Laboratorium No Panjang Sampel L cm Temp. T Waktu t detik Tinggi Muka Air h cm Permeability KT C MT M20 Permeability K20 1 13 28 100 0.828 2 13 28 15 85.7 0.001335916 0.828 0.00110614 3 13 28 15 73.6 0.001317653 0.828 0.00109102 4 13 28 15 63.3 0.001305117 0.828 0.00108064 5 13 28 15 54.5 0.00129581 0.828 0.00107293 6 13 28 15 47 0.001281686 0.828 0.00106124 7 13 28 15 40.55 0.001277866 0.828 0.00105807 8 13 28 15 35 0.001274195 0.828 0.00105503 9 13 28 15 30.27 0.001256909 0.828 0.00104072 10 13 28 15 26.19 0.001253347 0.828 0.00103777 11 13 28 15 22.67 0.001249501 0.828 0.00103459 12 13 28 15 19.68 0.001224433 0.828 0.00101383 13 13 28 15 17.3 0.001115848 0.828 0.00092392 14 13 28 15 15.2 0.001120303 0.828 0.00092761 15 13 28 15 13.4 0.001091127 0.828 0.00090345 Sumber: Hasil Perhitungan K 0.00096046 Contoh perhitungan: Jumlah air yang mengalir melalui contoh tanah pada waktu 15 detik dengan tinggi muka air 85,7 cm yaitu; k = 2,303 . As . t L a log 2 1 h h = 2,303 . , log , = 0.001335916 cmdetik di mana nilai untuk suhu ruangan 28 Das, 1993 = = 0.828 Maka, K = k x = 0.001335916 x 0.828 = 1,11 x 10 cmdetik Dari hasil pengujian falling head permeability di atas, diperoleh koefisien permeabilitas k sebesar 0.00096046 cmdetik. Sehingga jenis tanah pada kedalaman 1,5 meter di lokasi penelitian termasuk jenis tanah lanau berdasarkan Tabel 2.2 pada bab II .

4.3 Analisis Hidrologi