Durasi Debit Masukan t Koefisien Permeabilitas Tanah K Metode Sunjoto 2011

Tabel 2. 12 Nilai Koefisien Aliran Permukaan C untuk Berbagai Permukaan Jenis Permukaan Koef.Aliran Permukaan C 1. Bussines Daerah kota 0.70 - 0.95 Daerah pinggiran 0.50 - 0.70

2. Perumahan

Daerah Single Family 0.30 - 0.50 Multiunit terpisah-pisah 0.40 - 0.60 Multiunit tertutup 0.60 - 0.75 Sub Urban 0.25 - 0.40 Daerah rumah-rumah Apartemen 0.50 - 0.70

3. Kawasan Industri

Daerah industri ringan 0.50 - 0.80 Daerah industri berat 0.60 - 0.90

4. Atap 0.75 - 0.95

5. Pertamanan; kuburan

0.10 - 0.25

6. Jalan 0.70 – 0.95

7. Aspal 0.75 - 0.95

8. Beton

0.80 - 0.95

9. Batu 0.70 - 0.85

Sumber: Maduto, Drainase Perkotaan Volume I, 1997

b. Durasi Debit Masukan t

Pemberian debit masukan ke dalam lobang sumur resapan memiliki durasi tertentu selama t. Apabila sumur resapan sebagai sarana drainase hujan pada tempat tinggal, biasanya mengambil t berupa waktu hujan yang dominan. Durasi hujan dominan ini diperhitungkan secara empiris berdasarkan rekaman data hujan dari waktu ke waktu. dalam hal ini Sunjoto 1995 memberikan batasan bahwa maksud dari durasi dominan hujan adalah lamanaya hujan yang paling sering terjadi. Paling akurat datanya adalah yang didapatkan berdasarkan data Automatic Rainfall Recorder ARR. Keberadaan durasi t dalam perencanaan sumur resapan akan mempengaruhi besar kecilnya dimensi sumur resapan, terutama mengenai berapa volume tampungan yang dibutuhkan serta kapan kondisi water balance terjadi. Sebagaimana tertera pada persamaan 2.33 di muka, sesungguhnya secara teoritis peranan t memang cukup kecil. Faktor t memberikan peranan yang berarti pada awal proses resap. Akan tetapi jika kondisi keseimbangan telah dicapai pada sistem itu maka rentang waktu selanjutnya tidak memiliki pengaruh.

c. Koefisien Permeabilitas Tanah K

Proses pengisian air pada sumur resapan untuk mengalami peresapan merupakan imbuhan buatan artificial recharge. Oleh karena dalam proses itu semata-mata karena pengaruh gravitasi bumi, maka sifat tanah sebagai media peresap akan memiliki arti yang sangat penting. Dalam kaitanya dengan masalah ini, maka sifat fisik tanah akan menjadi parameter utama. Sifat fisik tanah untuk mengalirkan air dalam bentuk rembesan itu ditunjukan dengan koefisien permeabilitas.

d. Faktor Geometrik F

Tiga unsur yaitu bidang resap, volume tampungan dan ketinggian air, direncanakan secara bersamaan menjadi faktor geometrik sumur resapan. Jadi faktor geometrik adalah koefisien dalam perencanaan dimensi sumur resapan yang memperhitungkan kebutuhan akan bidang resap, gradien hidrolis, dan volume tampungan air, berdasarkan bentuk, ukuran dan konstruksi sumur resapan yang direncanakan.

2.6.5 Perencanaan Dimensi Sumur Resapan

Dimensi sumur resapan ditentukan oleh beberapa faktor yaitu tinggi muka air tanah, intensitas hujan, lama hujan, luas penampang tampungan dan koefisien permeabilitas tanah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan di bawah ini: a Tinggi muka air tanah Dasar bangunan sumur resapan akan efektif apabila terletak di atas muka air tanah. Oleh karena itu diperlukan peta sebaran muka preatik daerah penelitian yang menggambarkan distribusi tinggi muka air tanah. b Intensitas hujan Intensitas hujan sangat diperlukan untuk menghitung besarnya kapasitas sumur resapan untuk menampung air hujan yang jatuh pada penutupan lahan dengan luasan tertentu. Volume air tampungan adalah hasil kali intensitas hujan, luas daerah tampungan dan lama hujan. c Durasi hujan Lama hujan adalah waktu terlama hujan itu terjadi setiap kejadian hujan. Lama hujan durasi sangat diperhitungkan dalam memprediksi daya tampung sumur serapan. d Luas penampung tampungan Luas penampung tampungan ini merupakan jumlah total dari atap bangunan atau bidang pekerasan yang airnya dialirkan pada sumur resapan. Semakin besar luas tampungan maka semakin besar luas tampungan maka semakin besar volume tampungan. e Koefisien permeabilitas tanah Koefisien permeabilitas adalah kemampuan tanah dalam melewatkan air sebagai fungsi dari waktu. Kemampuan tanah dalam meresapkan air hujan yang di tampung ditentukan oleh koefisien permeabilitas ini. Metode yang digunakan untuk perencanaan dimensi sumur resapan, antara lain:

a. Metode Sunjoto 2011

Sunjoto membangun formula ini dengan asas: 1. Debit air masuk kedalam sumur diasumsikan konstan sama dengan Q. Hal ini sesuai dengan keadaan fisik yaitu dalam suatu durasi hujan akan ada debit dari atap yang masuk kedalam sumur. 2. Debit keluar meresap adalah sama dengan faktor geometrik kali koefisien permeabilitas fungsi ketinggian air dalam sumur Qo = F K h 3. Formula unsteady flow condition ini menjadi sama dengan formula Forchheimer 1930 bedanya adalah yang terakhir ini adalah steady flow condition. Bila waktu tak terhingga maka formula Sunjoto akan sama menjadi steady flow condition dan formulanya akan sama persis dengan formula Forhheimer 1930 Gambar 2. 11 Skema Aliran dalam Sumur Sunjoto, 2011 Secara teoritis, volume dan efisiensi sumur resapan dapat dihitung berdasarkan keseimbangan air yang masuk ke dalam sumur dan air yang meresap ke dalam tanah dan dapat dituliskan sebagai berikut: a Sumur kosong tampang lingkaran Untuk konstruksi sumur resapan biasanya dengan dinding samping dan ruang tetap kosong maka dimensinya dihitung dengan: H = 1 .....................................................2.36 b Sumur kosong tampang rectangular Untuk konstruksi sumur resapan biasanya dengan dinding samping dan ruang tetap kosong maka dimensinya dihitung dengan: H = 1 .....................................................2.37 di mana H = Tinggi muka air dalam sumur m, F = Faktor Geometrik m, f = faktor geometrik tampang rectangular m, Q = Debit air masuk m³dtk, T = Waktu pengaliran detik, K = Koefisien permeabilitas tanah mdtk, dan R = Jari-jari sumur m. Sunjoto 1989 memformulasikan faktor geometrik untuk dasar dan dinding sumur resapan dengan kondisi berbeda-beda yang dapat dilihat pada Tabel 2.13. Tabel 2. 13 Faktor Geometrik Sumur Tabel 2. 14 Deskripsi tentang Kondisi Sumur

b. Metode PU