2.1.2.2 Faktor Lingkungan
Diperkirakan 20 - 30 dari seluruh masalah respirasi disebabkan oleh polusi udara Haq, 2002. Hampir setengah penduduk dunia saat ini
hidup di daerah atau dekat daerah dengan kualitas udara yang buruk FIRS, 2010. Selama dua puluh lima tahun terakhir, polusi udara
meningkat dengan pesat sebagai akibat pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada energi lebih banyak. Penggunaan bahan bakar yang
banyak mengandung sulfur, penggunaan bahan bakar bertimbal, proses pembakaran yang tidak sempurna, kepadatan lalu lintas, buruknya
perawatan kenderaan bermotor dan keadaan jalan raya memperburuk keadaan. Polusi udara menjadi masalah penting karena dampaknya yang
berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup United Nations Environment Programme, 2000.
Polusi udara di kota-kota besar asia dengan penduduk diatas 10 juta jiwa seperti New Delhi, Beijing dan Jakarta semakin parah disebabkan
oleh efek akumulasi pertumbuhan penduduk, industrilisasi, peningkatan penggunaan kenderaan. Efek kesehatan dapat timbul akibat polusi udara
tersebut. Yang lebih penting untuk diperhatikan adalah polusi udara dalam ruangan PUDR. Risiko PUDR jauh lebih berbahaya dibandingkan
dengan polusi udara luar ruangan PULR. World Health Organization WHO menyatakan bahwa PUDR 1000 kali lebih dapat mencapai paru
dibandingkan PULR. Polusi udara dalam ruangan bukan saja terjadi di pabrik - pabrik dan di ruangan perkantoran di perkotaan tetapi justru
Universitas Sumatera Utara
banyak terjadi di desa - desa yang masih mengandalkan pembakaran kayu, arang, sekam dan minyak untuk memasak. Di negara-negara
berkembang, lebih dari 1 miliar orang yang masih hidup dengan pembakaran dari kayu atau bahan bakar biomassa lain tanpa cerobong
asap yang memadai di rumahnya Dawud, 2004. Dampak kesehatan akibat polusi udara yang umum dijumpai adalah ISPA Infeksi Saluran
Pernapasan Akut, Bronkhitis, Asma, PPOK dan gangguan pernapasan lain Haq, 2002.
Polusi udara yang menahun suatu faktor resiko yang meningkatkan berkembangnya obstruksi jalan napas atau penurunan nilai
VEP
1
pada remaja umur 10 hingga 18 tahun. Seperti yang dilaporkan oleh Gauderman tentang efek polusi udara terhadap faal paru dan
mekanisme ini dapat meningkatkan resiko terjadinya PPOK saat dewasa Gauderman, 2004.
Dari penelitian kohort yang dilakukan terhadap penderita PPOK disimpulkan bahwa menghirup bahan iritan dalam waktu yang lama akan
meningkatkan resiko kematian pada orang yang rentan terjadinya PPOK dan efeknya meningkat dengan meningkatnya waktu terekspos
Zanobetti, 2008.
2.1.2.3 Genetik