Respon Inflamasi yang terjadi pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik

tetapi tidak dapat secara lengkap dijelaskan terhadap keberadaan kerentanan seseorang.Perbedaan genetik menjadi parameter yang terbaik untuk mengindentifikasi perokok yang rentan. Pemahaman dasar genetik dari PPOK dapat mengarahkan ke metoda pencegahan dan pengobatan yang lebih baik dimasa yang akan datang Siafakas, 2003.

2.2. Respon Inflamasi yang terjadi pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik

Inflamasi adalah merupakan bagian dari respon imunitas, dimana proses perbaikan dimulai ketika proses inflamasi terjadi di paru. Mediator inflamasi diketahui tidak hanya memodulasi terjadinya respon inflamasi tetapi diyakini mempunyai peranan yang penting didalam regulasi perbaikan. Mediator inflamasi bekerja secara lokal di sepanjang saluran napas dengan memberikan modulasi penarikan sel epitel untuk menutupi defek yang dihasilkan oleh suatu cedera. Kemampuan dari sel epitel bermigrasi untuk menutupi defek juga dimodulasi oleh komponen yang ada dalam lingkungan inflamasi yang terjadi. Pada PPOK, terjadinya gangguan fungsi pada saluran napas dan struktur alveoli disebabkan oleh kerusakan struktur akibat tidak berjalan sempurnanya respon perbaikan yang efektif, akibat dari terjadinya inflamasi yang terus menerus atau kronik Rennard,1999 PPOK adalah suatu penyakit inflamasi yang kompleks dimana melibatkan banyak sel inflamasi yang berbeda jenis dan struktur, yang semuanya memiliki kemampuan untuk melepaskan beraneka ragam Universitas Sumatera Utara mediator inflamasi gambar 3 dan 4. Interaksi antara sel-sel inflamasi yang terlibat pada PPOK jelas terjadinya. Gambar dibawah menunjukkan peranan berbagai sel terhadap proses inflamasi pada PPOK antara lain : Netrofil, Makrofag, CD8-T Limfosit, Eosinofil, Epitel sel, Sel Endotel dan Fibroblas yang dapat menimbulkan efek perusakan jaringan paru dan efek modifikasi dari proses perbaikan epitel sehingga terjadi remodeling Barnes, 2003. Gambar 3: Sel inflamasi yang berperan pada PPOK Barnes, 2003 Mediator inflamasi berasal dari beberapa sel inflamasi di saluran napas dan mediator-mediator ini yang akan berperan pada kejadian sejumlah efek inflamasi. Beberapa mediator inflamasi pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik yaitu Barnes, 2003 : 1. Lipid Mediator : Protanoid, Leukotrin, Platelet Activating factor 2. Reactive Oxygen Species 3. Nitric Oxide 4. Peptide Mediator: Endotelin, Bradikinin, Tachykinin, Komplemen 5. Kemokin : IL 8, GRO α, GROβ, MCP 1, MIP-1β 6. Sitokin : TNF α, IL 1, IL 6, IL 9 , GM-CSF, IL 10, IL 12, IL 13, IL 17 dan Universitas Sumatera Utara Interferon gamma 7. Growth Factor : TGF β, EGF 8. Protease : Neutrofil elastase,Cathepsin, Protease 3, MMPs Gambar 4 : Inflamasi yang kompleks pada PPOK Barnes, 2003 Inflamasi pada PPOK sangat kompleks, disertai dengan banyak aktivasi inflamasi dan struktur sel yang melepaskan beragam mediator, termasuk mediator lipid seperti LTB4, yang kemoatraktan terhadap netrofil; kemokin seperti MCP1 dan MIP1a, yang menarik monosit; IL8 dan GRO α yang menarik monosit dan netrofil; IP 10 yang menarik CD 8, ROS dan NO; GM CSF yang akan memperpanjang umur netrofil; TNF α yang akan melipat gandakan inflamasi dengan mengaktifkan berbagai gen inflamasi dan terhadap timbulnya beberapa efek sistemik dari penyakit; endotelin dan TGF yang dapat menginduksi fibrosis.Respon inflamasi ini ditandai dengan disekresikan berbagai macam sitokin sebagai respon terhadap terpaan awal dari sel-sel inflamasi, terutama makrofag, netrofil dan T limfosit yang juga ikut berperan dan teraktivasi di dalam jalan napas, dan selanjutnya akan menyebarkan kaskade inflamasi. Interaksi antara inflamasi lokal dan sistemik dalam perkembangan terjadinya obstruksi Universitas Sumatera Utara kronik dari jalan napas banyak diminati peneliti, walaupun secara alamiahnya belum jelas dipahami Barnes, 2003 . Meningginya kadar dari inflamasi sistemik dapat dipastikan menggambarkan curahan dari inflamasi lokal pada saluran napas, atau awal dari respon lokal yang di modifikasi oleh faktor sistemik. Pemahaman tentang hubungan konsentrasi sistemik seperti sejumlah biomarker inflamasi dan oksidasi stress terhadap penurunan faal paru dapat memberikan pengertian yang mendalam terhadap proses yang terjadi di dalam paru yang menyebabkan obstruksi kronik jalan napas dan pemahaman terhadap hubungan inflamasi sistemik dengan proses di dalam paru tersebut Walter, 2008. Belakangan ini efek sistemik dari PPOK dikatakan kemungkinan adalah sebagai patobiologi dari sejumlah efek kerusakan terjadi di ekstra paru Andreassen, 2003 danAgusti, 2007. Gan 2004 melakukan metaanalisis terhadap beberapa penelitian mengenai inflamasi sistemik dan hasilnya mengkonfirmasi adanya peningkatan dari leukosit, fibrinogen, C reactive Protein CRP , sitokin IL6 dan Tumor nekrosis faktor TNFα pada penderita PPOK stabil. Dan intensitas dari sistemik inflamasi ini akan meningkat selama kejadian eksaserbasi pada PPOKAndreassen, 2003 danAgusti, 2007.

2.3 Tumor Nekrosis Faktor

Dokumen yang terkait

Hubungan Keparahan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Stabil Dengan Disfungsi Ereksi

0 67 108

Pseudomonas Aeruginosa Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi Akut Dan Hubungannya Dengan Derajat Keparahan PPOK

0 63 73

Profil Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Stabil Berdasarkan Penilaian BODE Index di RSUP H.Adam Malik dan RS PTP II Tembakau Deli Medan

2 58 67

Hubungan Polimorfisme Gen Matriks Metaloproteinase-12 Dengan Kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronik Dibandingkan Dengan Non Penyakit Paru Obstruktif Kronik

0 5 18

Hubungan Polimorfisme Gen Matriks Metaloproteinase-12 Dengan Kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronik Dibandingkan Dengan Non Penyakit Paru Obstruktif Kronik

0 0 2

Hubungan Polimorfisme Gen Matriks Metaloproteinase-12 Dengan Kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronik Dibandingkan Dengan Non Penyakit Paru Obstruktif Kronik

0 0 4

Hubungan Polimorfisme Gen Matriks Metaloproteinase-12 Dengan Kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronik Dibandingkan Dengan Non Penyakit Paru Obstruktif Kronik

0 0 26

Hubungan Polimorfisme Gen Matriks Metaloproteinase-12 Dengan Kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronik Dibandingkan Dengan Non Penyakit Paru Obstruktif Kronik Chapter III V

0 0 22

Hubungan Polimorfisme Gen Matriks Metaloproteinase-12 Dengan Kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronik Dibandingkan Dengan Non Penyakit Paru Obstruktif Kronik

0 0 9

Hubungan Polimorfisme Gen Matriks Metaloproteinase-12 Dengan Kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronik Dibandingkan Dengan Non Penyakit Paru Obstruktif Kronik

0 0 21