BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah suatu studi jenis analitik dengan pendekatan rancangan case control, yaitu membandingkan sekelompok orangyang
menderita PPOK kasus dan sekelompok orang yang tidak menderita PPOK kontrol dengan riwayat merokok yang sama, bertujuan untuk
menilai hubungan faktor resiko polimorfismegen TNF αpada posisi -
238GAdan -308GA dengan kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK.
3.2 Waktu dan Lokasi penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan mulai Januari 2011 sampai Maret 2012 dibeberapa lokasi antara lain :
1. Poliklinik Paru RSUP.H.Adam Malik , RS.Pirngadi, RS. Tembakau Deli, RS. Siti Hajar di Medan dan beberapa Puskesmas di kota Medan untuk
memeriksa dan mendiagnosis sampel penelitian secara klinis, pemeriksaan spirometri dan untuk mengambil darah sampel.
2. Laboratorium Terpadu FK-USU untuk melakukan isolasi DNA. 3. Laboratorium Eijkman untuk melakukan pemeriksaan PCR dan RFLP.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Populasi, Sampel penelitian, Besar sampel dan Teknik Penentuan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi target pada penelitian ini adalah Penderita PPOK, sedangkan populasi terjangkau adalah penderita PPOK yang
berobat di lokasi penelitian.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian kelompok kasus adalah penderita PPOK yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:
Kriteria inklusi : 1. Penderita PPOK yang sudah dipastikan dengan hasil pemeriksaan
spirometri : VEP
1
KVP 70, 15 menit setelah diberikan salbutamol Inhalaer dosis terukurdua semprot dengan alat bantu
spacer, derajat menurut GOLD : ringan – sangat berat. 2. Umur penderita 40 tahun
3. Laki-laki 4. Perokok aktif atau mantan perokok dengan riwayat merokok 200
indeks Brinkman. 5. Bersedia mengikuti prosedur penelitan dan diambil sampel
darahnya, dinyatakan secara tertulis setelah mendapatkan penjelasan mengenaipenelitian.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria eksklusi : 1. Penderita Asma, TB paru atau penyakit paru lainnya.
2. Keadaan umum penderita dalam keadaan lemah kaheksia. 3. Terdapat kesulitan dalam pengambilan darah.
Sampel penelitian kelompok kontrol adalahperokok dewasa bukan penderita PPOK yang memenuhikriteria inklusi dan eksklusi sebagai
berikut: Kriteria inklusi :
1. Normal faal paru yang sudah dipastikan dengan hasilpemeriksaan spirometri :VEP
1
KVP 70 2. Umur penderita 40 tahun
3. Laki-laki 4. Perokok aktif atau mantan perokok dengan riwayat merokok 200
indeks Brinkman. 5. Bersedia mengikuti prosedur penelitan dan diambil sampel
darahnya,dinyatakan secara tertulis setelah mendapatkanpenjelasan mengenai penelitian.
Kriteria eksklusi : 1. Penderita penyakit paru seperti TB, Bronkitis kronik atau penyakit
paru lain. 2. Keadaan umum penderita dalam keadaan lemah kaheksia.
3. Terdapat kesulitan dalam pengambilan darah.
Universitas Sumatera Utara
4. Mempunyai keluarga yang berpenyakit PPOK
3.3.3 Besar Sampel
Penentuan besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus untuk studi kasus kontrol dengan analitik komparatif kategorik tidak
berpasangan Dahlan ,2008. Pada penelitian ini ditentukan α = 0,05
dan β = 0,2 dan apabila besar sampel dihitung berdasarkan penelitian Huang 1997, tentang hubungan alel gen TNF
α-308 pada PPOK 19, kontrol 2,4 dan OR. 11,1 maka besar sampel
adalah : n1 = n2 = Zα 2PQ + Zβ P1Q1+P2Q2
2
P1 – P2
2
P1= 0,024 Zα = 1,64 α = 0,05 P2= 0,124 Z
β = 0,84 β = 0,2 P = ½ P1+P2
Q = 1- P = 1,64 √2x0,074x0,926 +0,84√0,024x0,976+0,124x0,876
2
0,024 – 0,124
2
= 1,64 √0,1370 + 0,84√0,132
2
0,01 n 1= n 2 = 81 ; Jadijumlah total sampeldancontrolyaitu 162 orang.
3.3.4 Teknikpenentuan sampelpenelitian
Penentuansampelpenelitiandilakukanberdasarkanwaktukunjunganru mahsakit
atau ke puskesmas consecutive
sampling.Sampeldijaringketikasedangmelakukanpemeriksaanrutinat aupemeriksaan yangdikhususkanbagiperokokdewasaberumur 40
Universitas Sumatera Utara
tahunpada jadwal
yang telahditentukan.Semua sampelyang memenuhikriteriainklusidaneksklusidimasukkandalampenelitiansamp
aijumlah sampelterpenuhi.
3.4 Variabel Penelitian
Dalam menilai hubungan antara alel gen TNF α dengan kerentanan
timbulnya Penyakit Paru Obstruktif Kronik maka ditetapkan 2 jenis variabel yaitu:
1. Variabel bebas : -Polimorfisme genTNF α-238GA
- Polimorfisme gen TNF α-308GA
2. Variabel tergantung : - Penyakit Paru Obstruktif Kronik - Faal paru VEP
1
dan KVP
3.5 Definisi Operasional
1. Polimorfisme Single Nucleotida PolymorphismSNP adalah suatu bentuk variasi genetik, yaitu perbedaan pada satu urutan basa
nukleotida gendari satu individu dengan yang lainnya. 2. Dikatakan Polimorfisme -308GA tidak ada atauSNP- : jika alel
terpotong dengan enzim NcoI alel normal dan disebut juga sebagai alel -308Ggen TNF
α. Dimana pada gambaran elektroforesis terletak pada 208pb dan 23pb.
3. Dikatakan Polimorfisme -308GA ada atauSNP+ : jika alel tidak terpotong dengan enzim NcoI alel mengalami polimorfisme disebut
Universitas Sumatera Utara
juga sebagai alel -308A TNF α. Pada gambaran elektroforesis terletak
pada 231pb. 4. Dikatakan Polimorfisme -238GA tidak ada atauSNP- :jika alel
terpotong dengan enzim MspIalel normal dan disebut juga sebagai alel -238G gen
TNFα. Dimana pada gambaran elektroforesis terletak pada 120 pb dan 30pb.
5. Dikatakan Polimorfisme -238GA ada atau SNP+: jika alel tidak terpotong dengan enzim MspI alel mengalami polimorfisme disebut
juga sebagai alel -238AgenTNF α. Pada gambaran elektroforesis
terletak pada 150pb. 6.
TNFα adalah suatu sitokin yang berfungsi sebagai mediator inflamasi yang berperanan dalam terjadinya berbagai macam penyakit, salah
satunya PPOK. 7. PCR-RFLP polymerase chain reaction restrictive fragment length
polymorphism adalah metoda yang digunakan untukmengamplifikasi gen dan menget
ahui keberadaan alel gen TNFα dengan menggunakan enzim restriksi yang ditandai dengan ada atau tidak
adanya pemotongan pita. 8. Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK adalah suatu penyakit paru
yang ditandai dengan adanya hambatan aliran udara napas yang bersifat reversibel parsial yang disebabkan inhalasi partikel gas
berbahaya terutama asap rokok.
Universitas Sumatera Utara
9. VEP
1
adalah Volume ekspirasi Paksa persatu detik yaitu volume udara yang dikeluarkan sebanyak-banyaknya dalam 1 detik pertama
waktu ekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal. 10. KVP adalah Kapasitas Vital Paksa yaitu jumlah udara yang bisa
dikeluarkan maksimal setelah inspirasi maksimal yang dilakukan secara cepat dan paksa.
3.6 Pengambilan dan penanganan sampel darah