BAB IV HASIL PENELITIAN
Penelitian telah dilakukan dengan metode case control dengan karakteristik sampel penelitian pada kelompok kasus, yaitu perokok yang
menderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK dan kelompok kontrol, yaitu perokok yang tidak PPOK. Peneliti melakukan pengambilan data
terhadap semua sampel penelitiandengan cara melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan spirometri, serta pengambilan darah
sebanyak 2ml dari vena mediana kubiti. Tujuan pengumpulan data dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan spirometri adalah untuk memastikan diagnosis PPOK atau tidak PPOK dan untuk mengetahui faktor risiko merokok, sedangkan
pemeriksaan darah adalah untuk mengetahui gambaran genotipnya. Dari 227 orang yang dilakukan pemeriksaan diperoleh jumlah sampel
penelitian yang memenuhi kriteria inklusi, eksklusi dan penyetaraan umur dan riwayat merokok sebanyak 186 orang dengan rincian 93 orang
sebagai kelompok kasus dan 93 orang sebagai kelompok kontrol. Kelompok kasus dan kontrol adalah pasien yang rawat jalan di RSUP.
H.Adam Malik, RS. Tembakau Deli, RS. Siti Hajar, Puskesmas Sukaraya, dan Balai desa Sei Mencirim antara bulan Maret 2011 sampai dengan
bulan Juli 2011. Sampel darah diisolasi DNA dan disimpan sementara di Laboratorium Terpadu Universitas Sumatera Utara, dan dianalisis di
Universitas Sumatera Utara
Laboratorium Eijkman Jakarta pada bulan Agustus 2011 hingga Maret 2012.
4.1 Karakteristik Sampel Penelitian Kasus dan Kontrol Karakteristik penderita kelompok kasus dan kontrol yang
diperlihatkan pada tabel 5 s.d.12 menunjukkan nilai uji statistik yang tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok tersebut. Sampel
penelitian pada kelompok kasus dan kontrol masing-masing berjumlah 93 orang laki-laki 100, dan usia yang terbanyak berumur 50 - 59 tahun
kelompok kasus 41,9dan kelompok kontrol40,9. Karakteristik secara lengkap dan hasil pengukurannya disajikan pada tabel 5 berikut ini.
Tabel 5. Data dasar: jenis kelamin dan umur
No Karakteristik Kontrol Kasus
Jumlah Jumlah p 1. Jenis Kelamin
Laki-laki 93 100 93 100 2. Umur
a. 40 – 49 5 3.2 3 5.4 0.961 b. 50 – 59 39 40.9 38 41.9
c. 60 – 69 29 33.3 31 31.2 d. 70 – 79 14 16.1 15 15.1
e. 80 – 89 6 6.5 6 6.5
Distribusi sampel penelitian menurut umur pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilihat pada tabel 6.Kelompok kasus berumur antara 45
sampai dengan 86 tahun dan rerata umur adalah 62.73 tahun SD9,209.
Universitas Sumatera Utara
Kelompok kontrol berumur antara 41 sampai dengan 85 tahun dan rerata umur adalah 61.48 tahun SD 9,805. Hasil uji statistik menurut
sebaran umur antara kelompok kasus dan kontrol menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna p = 0,961.
Tabel 6. Distribusi umur pada kelompok kasus dan kontrol
Umur tahun KontrolKasus p
Rerata 61.48 62.73 0.961 Rentang 41-85 44 45-86 41
Standar Deviasi 9.805 9.209 Median 60 61
Jumlah 93 93
Distribusi sampel
penelitian menurut kebiasaan merokok
adalahberdasarkan jumlah batang rokok yang dihisap dalam satu hari dan lama merokok dalam tahun. Untuk kelompok kasus reratanya adalah
21,2 batang dengan angka median pada 18 batang, rerata lama merokok dalam tahun adalah 37,1 tahun, dan angka median adalah 38 tahun,
sedangkan nilai rerata dari indeks brinkman adalah 738,3 dan angka mediannya adalah 640.Data kelompok kasus dan kontrol dengan uji
statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna,secara lengkap dapat dilihat pada tabel 7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7.Kebiasaan merokok pada kelompok kasus dan kontrol Kebiasaan
Merokok Kasus
Rerata Median Kontrol
Rerata Median P
Jumlah Batang Lama Merokok
IB 21.218
37.138 738.3 640
19.8 16 37.8 38
712.8 612 0.362
0.106 0.374
Distribusi sampel penelitian menurut riwayat merokok dan indeks Brinkman pada kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 8. Pada
kelompok kasus berdasarkan jumlah batang rokok yang dihisap perhari dikali dengan lamanya merokok dalam tahun Indeks Brinkman = IB
sebanyak 44 orang yang memiliki IB sedang 47,3 dan 49 orang yang memiliki IB berat 52,7, sedangkan pada kelompok kontrol
sebanyak 47 orang yang memiliki IB sedang 50,6 dan 46 orang memiliki IB berat 49,4. Pada kedua kelompok tidak dijumpai IB
ringan. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok p = 0,660.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Riwayat merokok berdasarkan indeks brinkman pada kelompok kasus dan kontrol
Kebiasaan Merokok IB Kasus Kontrol
p Jumlah jumlah
Ringan 0 0 0 0 0, 660 Sedang 44 47.3 47 50.6
Berat49 52.7 46 49.4 Total 93 100 93 100
Distribusi sampel penelitian menurut klasifikasi hambatan aliran udara napas yang berdasarkan kriteria GOLD 2011 pada kelompok kasus dapat
dilihat pada gambar 18. Pada kelompok kasus terdapat kriteria sangat berat GOLD 4 sebanyak 19 orang 20,4, kriteria berat GOLD 3
sebanyak 47 orang 50,6, kriteria sedang GOLD 2 sebanyak 26 orang 28, dan kriteria ringan GOLD 1 sebanyak 1 orang 1.
Klasifikasi berat GOLD 3 merupakan sampel penelitian terbanyak pada kelompok kasus.
Gambar 18 : Distribusi klasifikasi hambatan aliran udara napas BerdasarkanGOLD 2011 pada kelompok kasus
GOLD 1 GOLD 2
GOLD 3 GOLD 4
28
50,6 20,4
1
Universitas Sumatera Utara
Distribusi terhadap sampel penelitian pada kelompok kasus menurut kelompok umur dan klasifikasi hambatan aliran udara napas berdasarkan
klasifikasi GOLD dapat dilihat pada gambar 19. Pada kelompok umur antara 50-59 tahun merupakan jumlah terbanyak dari sampel pada
kelompok kasus dengan pembagian klasifikasi berdasarkan GOLD yaitu : 0 orang untuk GOLD 1, 10 orang GOLD 2, 20 orang GOLD 3 dan 8 orang
GOLD 4 sehingga jumlah total 38 orang.
Gambar 19 : Umur dan hambatan aliran udara napas pada kelompok kasus
5 10
15 20
25 30
35 40
40-49 50-59
60-69 70-79
80-89 GOLD1
GOLD2 GOLD3
GOLD4 Jumlah
Universitas Sumatera Utara
Distribusi terhadap sampel penelitian pada kelompok kasus berdasarkan jenis pekerjaan dan klasifikasi hambatan aliran udara napas berdasarkan
klasifikasi GOLD dapat dilihat pada gambar 20. Pembagian pekerjaan pada kelompok kasus dan kontrol dikelompokkan berdasarkan petani,
swasta, pegawai negeri sipil PNS dan pensiunan.
Gambar 20 : Distribusi Pekerjaan dan Hambatan aliran udara napas Pada kelompok Kasus
Distribusi terhadap sampel penelitian pada kelompok kasus berdasarkan kebiasaan merokok dan klasifikasi hambatan aliran udara
napas berdasarkan klasifikasi GOLD 2011 dapat dilihat pada gambar 21. Klasifikasi GOLD 3 atau berat merupakan jumlah terbanyak yaitu : 47
orang dengan nilai indeks brinkman IB sedang 22 orang dan nilai indeks brinkman IB berat 25 orang pada kelompok kasus.
5 10
15 20
25 30
35 40
GOLD1 GOLD2
GOLD3 GOLD4
Total Petani
Swasta PNS
Pensiunan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 21 : Distribusi Kebiasaan Merokok dan Klasifikasi Hambatan Aliran Udara Napas pada Kelompok Kasus
4.2Pemeriksaan Faktor Genotip Kelompok kasus PPOK terdapat 93 ora
ng untuk analisis gen TNFα posisi-308, pada posisi tersebut terdapat polimorfisme -308A yang dapat
dibedakan dengan pemotongan enzim restriksi NcoI. Kemudian, pada posisi -238 terdapat polimorfisme -238A yang dapat dibedakan dengan
pemotongan enzim restriksi MspI.
4.2.1Analisis Polimorfisme Gen TNFα-308GA
Hasil pemeriksaan frekuensi alel -308TN Fα diperlihatkan pada
gambar 22 tampak gambaran elektroforesis produk PCR berupa pita DNA sebesar 231 pb pasang basa. Kemudian, produk PCR didigesti dengan
enzim restriksi NcoI. Apabila terpotong, gambaran elektroforesis memperlihatkan pita DNA sebesar 208 pb dan 23 pb. Hal tersebut
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
GOLD 1 GOLD 2
GOLD 3 GOLD 4
Total Sedang
Berat Jumlah
Universitas Sumatera Utara
menandakan terdapatnya alel -308G normal yangdiperlihatkan pada gambar 23. Sebaliknya, apabila tidak terpotong, akan terlihat produk
PCR sebesar 231 pb yang menandakan adanya alel -308A mutan.Jadi hasil elektroforesis pada penelitian ini diperoleh untuk -
308 gen TNFα yaitu: AA didapat 1 pita 231pb, GG didapat 2 pita 208pb dan 23pb dan
GA didapat 3 pita 231pb, 208pb dan 23pb.
Gambar 22. Foto elektroforesis produk PCR- 308TNFα, sebesar 231 pb
Gambar 23. Foto hasil Digesti dengan enzim NcoI, Jalur 1 Laddertangga DNA. Jika terdapat pita 231 pb maka alel A
positif. Jika terdapat pita 208 pb maka alel G positif. Pita 23 pb tidak terlihat karena 100 pb.
Untuk frekuensi genotip - 308TNFα pada kelompok kasus diperoleh,
yaitu GG dijumpai pada 75 individu, GAdijumpai pada 8 individu, dan AA
500pb 300pb
231pb
500 300
231 208
Universitas Sumatera Utara
dijumpai pada 10 individu yang dapat dilihat pada tabel 9. Disamping genotip juga diketahui bahwa jumlah alel A dan alel G pada genotip -
308TNFα adalah sebanyak 28 orang dan 158 orang. Jumlah genotip GA pada penelitian ini merupakan penjumlahan alel
G dan alel A, sehingga jumlahnyaadalah sebesar dua kali tiap-tiap alel. Genotip-
308TNFα yang homozigot, yakni genotip AA, tidak memiliki alel G. Demikian juga sebaliknya dengan genotip GG tidak memiliki alel A.
Hasil frekuensi genotip homozigot akan dikalikan dua. Hal ini terjadi, baik pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol. Jumlah alel menjadi 186
yang diperoleh dari jumlah individu dikali dua. Frekuensi alel G lebih besar daripada frekuensi alel A pada
kelompok kasus PPOK. Frekuensi alel G dan A pada kelompok PPOK adalah sebesar 0,85 dan 0,15 dibandingkan dengan kelompok kontrol
sebesar 0,78dan 0,22.Rincian data dapat dilihat pada tabel 9 dan 10. Tabel 9. Distribusi alel G dan A pada genotip -308
TNFαpada kelompok kasus
GENOTIPGG GA AA Total
Jumlah Individu 758 10 93 Jumlah Alel A 0 82028
Jumlah Alel G 150 8 0 158 Total Jumlah alel150 16 20 186
Frekuensi Alel G pada populasi= 158186=0,85 Frekuensi Alel A pada populasi= 28186= 0,15
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 10 dapat dilihat frekuensi genotip dari - 308TNFα pada
kelompok kontrol, yaitu GG dijumpai pada 60 individu, GA pada 25 individu, dan AA pada 8 individu. Jumlah alel A sebanyak 41 orang dan
alel G sebanyak 145 orang untuk kelompok kontrol. Total jumlah alel menjadi 186 yang diperoleh dari jumlah individu dikali dua. Frekuensi alel
G lebih besar daripada frekuensi alel A pada kelompok kontrol 0,78 vs 0,22.
Tabel 10.Distribusi alel G dan A pada genotip -308 TNFαpada kelompok
Kontrol GENOTIP
GG GA AA Total Jumlah Individu 60 25 8 93
Jumlah Alel A 0 25 16 41 Jumlah Alel G 120 25 0 145
Total Jumlah alel 120 48 18 186 Frekuensi Alel G pada populasi= 145186=0,78
Frekuensi Alel A pada populasi= 41186= 0,22
Hasil perhitungan frekuensi genotip pada kasus PPOK, yaitu75 GG, 8 GA, 10 AA dan pada kontrol, yaitu 60 GG, 25 GA, 8 AA. Hasil
perhitunganfrekuensi genotipdan frekuensi alel - 308TNFα pada kelompok
kasus dan kelompok kontrol telah dapat diketahui di tabel 9 dan 10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 11. Alel - 308 gen TNFα antara kelompok kasus dan kontrol
Kasus Kontrol n = 93 n = 93
Alel A28154122 Alel G 158 85145 78
Total 186 100 186100
Pada tabel 11 memperlihatkan jumlah individu yang memunyai alel G dan A pada genotip -
308TNFα antara kelompok kasus dan kontrol. Alel G diketahui lebih sedikitterdapat pada kelompok kontrol sejumlah 145
78, sedangkanpada kelompok kasus PPOK sebesar 158 85. Kelompok kasus PPOK memiliki sebesar 28 15alel A dan pada
kelompok kontrol sebesar 41 22. Dari hasil pemeriksaan diperoleh bahwa jumlah alel A lebih sedikit dijumpai pada kasus PPOK dibanding
dengan kelompok kontrol.
4.2.2 Analisis Polimorfisme Gen TNFα -238A
Hasil pemeriksaan frekuensi alel -238A TN Fα yang diperlihatkan
pada gambar 24 tampak gambaran elektroforesis produk PCR berupa pita DNA sebesar 150 pb. Kemudian produk PCR didigesti dengan enzim
restriksi MspI. Apabila terpotong, gambaran elektroforesis memperlihatkan pita DNA sebesar130 pb dan 20 pbgambar 25.Hal tersebut menandakan
terdapatnya alel -238G normal. Apabila tidak terpotong maka hanya
Universitas Sumatera Utara
terlihat produk PCR sebesar 150 pb mutan, hal ini menandakan adanya alel -238A.Jadi hasil elektroforesis pada penelitian ini diperoleh untuk -238
gen TNFα, yaitu: AA didapat 1 pita 150pb, GG didapat 2 pita yaitu 130pb dan 20pb dan GA didapat 3 pita 150pb, 130pb dan 20pb.
500pb
200pb 150pb
100pb
Gambar 24. Foto Elektroforesis Produk PCR - 238 gen TNFα,
sebesar 150 pb
Gambar 25. Hasil Digesti dengan enzim MspI, Jalur 1 Ladder tangga DNA. Jika terdapat pita 150 pb maka alel A
positif. Jika terdapat pita 130 pb dan 20 pb maka alel G positif.Pita 20 pb tidak terlihat karena 100 pb.
Sampel no.25, 26, 33, 37 dan 39 mutan.
Pada tabel 12 diketahui bahwa frekuensi genotip TNFα -238pada
kelompok kasus diperoleh, yaitu GG dijumpai pada 85 individu, GA pada 4
M 1 ------------------------------------------------------------- 15 C-1 C-2
130 pb 150 pb
200 pb 500 pb
Universitas Sumatera Utara
individu, dan AA pada 4 individu. Jumlah alel A dan alel G pada genotip - 238TNFα ditemukan pada kelompok kasus sebanyak 12 orang dan 174
orang. Jumlah genotip GA pada penelitian ini merupakan penjumlahan alel
G dan alel A, sehingga jumlahnya sebesar dua kali jumlah tiap-tiap alel. Genotip-23
8TNFα yang homozigot, yakni genotip AA tidak terdapat alel G. Demikian juga sebaliknya, genotip GG tidak memiliki alel A. Hasil
frekuensi genotip homozigot akan dikalikan dua. Hal ini terjadi, baik pada kelompok kasus maupun pada kelompok kontrol. Jumlah alel menjadi 186
yang diperoleh dari jumlah individu dikali dua. Frekuensi alel -238G lebih besar daripada frekuensi alel A pada
kelompok kasus PPOK, yaitu sebesar 0,935 dan 0,064. Rincian data dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12. Distribusi alel G dan A pada genotip -238 TNFαpada
kelompok kasus GENOTIP
GG GA AA Total
Jumlah Individu8544 93 Jumlah Alel A 0 4 812
Jumlah Alel G 170 4 0174 Total Jumlah alel 170 8 8186
Frekuensi Alel A pada populasi= 12186= 0,064 Frekuensi Alel G pada populasi= 174186=0,935
Pada tabel 13 dapat dilihat frekuensi genotip dari - 238TNFα pada
kelompok kontrol, yaitu GG dijumpai pada 89 individu, GA pada 1 individu dan AA pada 3 individu. Jumlah alel -238A sebanyak 7 orang dan alel -
Universitas Sumatera Utara
238G sebanyak 179 orang untuk kelompok kontrol. Jumlah alel menjadi 186 yang diperoleh dari jumlah individu dikali dua. Frekuensi alel G lebih
besar daripada frekuensi alel A pada kelompok kontrol 0,962 vs 0,037. Frekuensi alel Alebih besar pada kelompok kasus dibanding dengan
kelompok kontrol 0,064 vs 0,037. Jumlah genotip GA pada penelitian ini merupakan penjumlahan alel
G dan alel A sehingga jumlahnya sebesar dua kali tiap-tiap alel. Genotip -238
TNFα yang homozigot, yakni genotip AA, tidak memiliki alel G. Demikian juga sebaliknya, genotip GG tidak terdapat alel A. Hasil
frekuensi genotip homozigot akan dikalikan dua. Hal ini terjadi, baik pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol. Untuk kelompok kasus telah
dijabarkan pada tabel 12 dan untukkelompok kontrol dijabarkan pada tabel 13.
Tabel 13. Distribusi alel G dan A pada genotip -238 TNFαpada
kelompok kontrol GENOTIP
GG GA AA Total Jumlah Individu 89 1 3 93
Jumlah Alel A 0 1 6 7 Jumlah Alel G 1781 0179
Total Jumlah alel 1782 6 186 Frekuensi Alel A pada populasi= 7186= 0,037
Frekuensi Alel G pada populasi= 179186=0,962
Hasil pemeriksaan frekuensi genotip dan frekuensi alel telah dapat diketahui untuk kelompok kasus dan kontrol -
238TNFα pada tabel 12 dan
Universitas Sumatera Utara
13. Hasil perhitungan frekuensi genotipnya, yakni : 85 GG, 4 GA, 4 AA pada kelompok kasus PPOK dan 89 GG, 1 GA, 3 AA pada kelompok
kontrol. Jumlah alel A terdapat pada 7 orang dan alel G terdapat pada 179
orang. Jumlah alel menjadi 186 yang diperoleh dari 93 jumlah individu dikali dua. Frekuensi alel G pada kelompok kontrol lebih besar dibanding
dengan kelompok kasus PPOK. Sebaliknya frekuensi alel A pada kelompok kasus lebih besar daripada pada kelompok kontrol.
Tabel 14. Alel -238 Gen TNFαpada kelompok kasus dan kontrol
Kasus Kontrol n = 93 n = 93
Alel A 126.57 3.8 Alel G 17493.517996.2
Total Alel186 100 186 100
Tabel 14 memperlihatkan alel G ataupun A pada genotip - 23
8TNFα pada kelompok kasus dan kontrol. Jumlah individu yang memunyai alel G ataupun A pada genotip -
238TNFα antara kelompok kasus dan kontrol adalah sebanyak 186 orang. Alel G pada kontrol
sejumlah 179 96,2 dan pada kasus PPOK yakni sebesar 174 93,5. Alel A pada kasus PPOK adalah sebesar 12 6,5 dan pada kontrol
adalah sebesar 7 3,8.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3 Hubungan Polimorfisme -238 dan-308 Gen TNFα dengan PPOK
Pada tabel 15 memperlihatkan polimorfisme gen TNFα -238GA
dan -308GA pada PPOK kasus dan kontrol. Untuk polimorfisme - 238GA dijumpai genotip GA dan AA sebanyak 8 pada kasus dan 4
pada kontrol. Sedangkan untuk genotip GG sebanyak 85 pada kasus dan 89 pada kontrol. Jika dihitung secara statistik diperoleh nilai oods ratio
OR = 2,094 dan tingkat kepercayaan confidence interval CI = 0,608 - 7,211.Nilai p sama dengan 0,241 maka perbedaan ini secara statistik
tidak bermakna. Untuk polimorfisme -308GA dijumpai genotip GA dan AA sebanyak
18 pada kasus dan 33 pada kontrol. Sedangkan untuk genotip GG sebanyak 75 pada kasus dan 60 pada kontrol. Jika dihitung secara
statistik diperoleh nilai oods ratioOR = 0,436 dan tingkat kepercayaanconfidence interval CI = 0,224 - 0,850. Nilai p sama
dengan 0,014 maka perbedaan ini secara statistik bermakna.
Tabel 15.HubunganPolimorfisme Gen TNFα-238 dan-308 dengan
PPOK Genotip Kasus Kontrol OR 95CI p
Universitas Sumatera Utara
- 238 TNFα
GA - AA 8 4 2.094 0.608-7.211 0.241 GG 85 89
- 308 TNFα
GA – AA18330.436 0.224-0.8500.014 GG 75 60
Untuk genotip-238 yang memiliki polimorfisme GA dan AA pada PPOK kasusadalah lebih besar jumlahnya daripada kontrol 8 vs 4,
namunkarena nilai p sama dengan 0,241 sehingga perbedaan itu tidak bermakna.
Pada geneotip -308 juga memiliki polimorfisme GA dan AA, pada kasus PPOK jumlahnya lebih kecil daripada kontrol 18 vs 33, dan nilai
p sama dengan 0,014 sehingga perbedaan ini bermakna.
4.2.4 Hubungan alel A pada genotip -238 dan -308 TNFα dengan
derajat keparahan PPOK Pada tabel 16 diperlihatkan varian genotip -
238 TNFα dan - 308TNFα GA dan AA hubungannya dengan derajat keparahan PPOK
pada kelompok kasus. Kedua alel -238A dan -308A genTNFα tidak
berhubungan dengan tingkat keparahan dari penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik p=0,159 dan p=0,609.
Tabel 16. Hubungan alel TNFα -238Adan -308Adenganderajat
keparahan PPOK
Universitas Sumatera Utara
DERAJAT PPOK Tingkat ITingkat IITingkat III Tingkat IV Total p
Alel -238A 00 7 1 8 0.159 Alel -308A0 7 7418 0.609
4.2 Analisis Haplotipe Tabel 17 memperlihatkan distribusi haplotipe gen -
238 TNFα dan -308 TNFα alel G dan alel A pada kelompok kasus. Haplotipe GG-GG
merupakan kombinasi yang paling sering ada pada 161 orang kelompok kasus. Kombinasi yang paling sedikit adalah AA-GA hanya terdapat pada
1 orang pada kelompok kasus. Tabel 17. Haplotipe
genTNFα-238 dan -308pada kelompok kasus
Haplotipe -308 -238
fAlel G Alel A GG GG
161 322 0 AA GA
1 1 3 AA GG9 18
18 GG GA3 9
3 GG AA
4 8 8
GA GG 8 24 8 Total 186382
40
Tabel 18 memperlihatkan distribusi haplotipe gen - 238 TNFα dan -
308 TNFα alel G dan alel A pada kelompok kontrol. Haplotipe GG-GG merupakan kombinasi yang paling sering ada pada 151 orang pada
kelompok kontrol. Namun, kombinasi yang paling sedikit adalah GG-GA,
Universitas Sumatera Utara
AA-AA,GG-AAdan GA-AA masing-masing hanya 1 orang pada kelompok kontrol.
Tabel 18. Haplotipe -238dan -308 genTNFα pada kelompok kontrol
Haplotipe -308 -238
fAlel G Alel A
GG GG 151 3020 AA GG 8
16 16
GA GG236923 AA AA 1 0 4
GG AA 1 2 2 GG GA 13 1
GA AA 1 1 3 Total 186 393 49
Pada tabel 19 memperlihatkan bahwa haplotipe -238 dan -308 gen TNFα bukan merupakan faktor risiko kejadian PPOK, yaitu dimana Oods
Ratio OR adalah 0,839 dan tingkat kepercayaan Confidence Interval CI = 0,540 -1,305.
Tabel 19.Hubungan haplotipe genTNFα-238 -308dengan PPOK
PPOK Kontrol OR CI
Alel A40 49 0.8390.540-1.305 Alel G 382 393
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN