pertambahan penduduk, meningkatnya usia rata-rata penduduk dari 54 tahun pada tahun 1960-an menjadi 63 tahun pada tahun 1990-an,
industrialisasi dan polusi udara terutama di kota besar, di lokasi industri, dan di pertambangan PDPI, 2003.
Data yang ada mengenai prevalensi dan morbiditas PPOK diperkirakan dibawah dari angka yang sebenarnya dikarenakan PPOK
tidak selalu dikenal dan didiagnosa sebelum tanda klinik muncul.Data tersebut juga bervariasi antara satu negara dengan negara lainnya.Pada
tahun 1990 PPOK merupakan penyebab ke 12 hilangnya Disability Adjusted Life Years DALYs. Diperkirakan pada tahun 2020 PPOK
menduduki urutan kelima hilangnya DALYs. Sebagai pengingat pentingnya masalah PPOK, WHO menetapkan hari PPOK sedunia
COPD day diperingati setiap tanggal 18 November WHO, 2010.
2.1.2 Etiologi dan Patogénesis Etiologi
Faktor risiko penyebab terjadinya Penyakit Paru Obstruktif Kronik antara lain, yaitu :
2.1.2.1 Merokok
Lebih dari 10 juta batang rokok dihisap setiap menit, setiap hari diseluruh dunia oleh 1 milyar laki-laki dan 250 juta perempuan. Sekitar
900 juta 84 perokok di dunia hidup di negara berkembang termasuk Indonesia WHO, 2009. Indonesia menduduki urutan ketiga di dunia
setelah Cina dan India sebagai Negara dengan jumlah perokok
Universitas Sumatera Utara
terbanyak. Sebanyak 65 juta penduduk Indonesia 28 adalah perokok yang artinya setiap 4 orang Indonesia terdapat seorang perokok Rasmin,
2008. Jumlah penduduk Indonesia usia 15 tahun yang merokok meningkat dari tahun ke tahun. Data survey Sosial Ekonomi Nasional
SUSENAS tahun 1995 menunjukkan 26,9 populasi, tahun 2001 sebanyak 31,5 populasi, tahun 2003 sebanyak 31,6 dan terakhir tahun
2005 menjadi 35,4 populasi. Prevalensi perokok laki-laki di Indonesia saat ini diperkirakan 69,04 dan perempuan sebesar 4,83 Wiyono,
2009. Merokok terbukti menimbulkan berbagai efek kesehatan, diperkirakan
sekitar 50 masalah kesehatan dapat timbul dan sekitar 20 masalah kesehatan berakibat fatal.Rokok menyebabkan 1 dari 10 kematian orang
dewasa di seluruh dunia. Data WHO tahun 2008 menunjukkan rokok menyebabkan kematian 5,4 juta setahun 1 kematian setiap 6,5 detik.
Angka kematian oleh rokok ini jauh lebih besar dari total kematian manusia akibat HIVAIDS, tuberkulosis dan malaria. Rokok terbukti
merupakan faktor risiko dari 6 diantara 8 penyebab kematian tertinggi di dunia WHO, 2008. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan merokok
sebagai penyebab 3 kematian utama yaitu kanker paru, jantung koroner, dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik Susanto, 2009.
Sampai sejauh ini faktor utama penyebab PPOK adalah merokok, diyakini sebagai penyebab hingga 85 - 90 dari semua penderita PPOK
laki-laki di zaman Industri Lange, 1992. Penelitian epidemiologi telah banyak menilai hubungan ini. Hubungan tersebut dibuktikan baik dari
Universitas Sumatera Utara
penelitian cross sectional maupun longitudinal dan efek dari merokok ada pada kasus yang ringan hingga kasus yang berat Vestbo,
2003.Ditemukan adanya obstruksi ringan jalan napas dan perkembangan yang lambat dari faal paru pada remaja Amerika yang
merokok dan ini sesuai dengan penelitian lain yang menunjukkan adanya perlambatan perkembangan dari VEP
1
pada perokok kalangan remaja dengan gejala pernapasan Gold, 1996.
Walaupun perkembangan dari faal paru hanya melambat 1 - 2 secara rata-rata, tapi variasinya besar, dan ini mengindikasikan bahwa
remaja yang rentan akan mengalami gangguan perkembangan yang nyata karena merokok. Efek merokok pada orang dewasa terhadap
penurunan VEP
1
sangat jelas adanya.Pada kebanyakan penelitian longitudinal menunjukkan adanya penurunan VEP
1
pada laki-laki perokok berkisar dari 45 – 90 ml pertahun, sedangkan pada orang normal 30 ml
pertahun. Dan data epidemiologi perokok 10 bungkus pertahun 10 pack-year atau sama dengan 200 nilai Indeks Brinkman dan berumur
40 tahun adalah kelompok beresiko untuk terjadi PPOK Raherison ., 2009. Isu yang paling menarik perihal merokok adalah adanya
kerentanan. Penelitian tentang PPOK ditantang oleh kenyataan bahwa hanya 15 – 20 dari perokok rentan yang akan mengalami efek
merugikan dari merokok terhadap penurunan VEP
1
. Hal ini membuktikan walaupun demikian pentingnya tentang pengaruh merokok, namun
faktorgenetik disini juga ikut berperan terhadap terjadinya penurunan VEP
1
yang signifikan Vestbo, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.2 Faktor Lingkungan