Pembahasan Hipotesis Pertama 1. Pembahasan

Dari Tabel 4.25, variabel VAIC pada uji dua sisi, untuk n = 72, df = 71, α = 5, H hitung t diterima jika -1,994 1,994. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hitung t = 2,142, yang berarti Ho ditolak. Hal ini berarti variabel VAIC X 1 berpengaruh positif terhadap Market Book Value Ratio MBR. Berdasarkan tingkat signifikansinya 0,036 yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa VAIC secara signifikan berpengaruh positif terhadap Market Book Value Ratio MBR. Variabel ukuran pada uji dua sisi, untuk n = 80, df = 79, α = 5, Ho diterima jika -1,990 hitung t 1,990. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hitung t = 2,008, yang berarti Ho ditolak. Hal ini berarti Ukuran Perusahaan X 2 berpengaruh positif terhadap Market Book Value Ratio MBR. Berdasarkan tingkat signifikansi 0,049 yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa ukuran secara signifikan berpengaruh positif terhadap Market Book Value Ratio MBR. Variabel leverage pada uji dua sisi, untuk n = 76, df = 75, α = 5, Ho diterima jika -1,992 hitung t 1,992. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hitung t = -4,439, yang berarti Ho ditolak. Hal ini berarti Leverage X 3 berpengaruh negatif terhadap Market Book Value Ratio MBR. Berdasarkan tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa Leverage X 3 secara signifikan berpengaruh negatif terhadap Market Book Value Ratio MBR.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pembahasan Hipotesis Pertama 1.

Value Added Intellectual Capital VAIC Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pada uji dua sisi, untuk n = 80, df = 79, α = 5, Ho diterima jika -1,990 hitung t 1,990. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hitung t = - 8,612, yang berarti Ho ditolak. Hal ini berarti variabel VAIC X 1 berpengaruh negatif terhadap Return On Asset Y 1 . Berdasarkan tingkat signifikansinya 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa VAIC berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Asset ROA. Pengaruh negatif mengindikasikan bahwa semakin naik nilai VAIC maka nilai ROA akan semakin turun. Industri barang konsumsi adalah industri yang membutuhkan kreativitas yang tinggi karena memiliki persaingan yang cukup tinggi, sehingga perusahaan harus terus melakukan inovasi untuk menciptakan produk-produk yang unggul dipasaran. Semakin tinggi intellectual capital akan menyerap profitabilitas sebab biaya untuk inovasi produk, pelatihan dan pengembangan bagi karyawan juga akan semakin tinggi. Rendahnya ROA juga dapat disebabkan oleh banyaknya investasi atau persediaan perusahaan yang mengganggur dan aktiva tetap perusahaan beroperasi di bawah kapasitas normal. Suranta dan Pranata 2004 serta Kaaro dalam Yuniasih dan Wirakusuma 2007 dalam penelitiannya menemukan bahwa ROA justru berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan adanya faktor lain yang turut mempengaruhi hubungan antara ROA dan nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu Ihyaul Ulum yang menyatakan bahwa intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap ROA. Intangible assets dalam bentuk intellectual capital tidak memperoleh pengakuan dalam model keuangan tradisional dan pelaporan manajemen Stewart, 1997 dalam Tan, 2007:2. Perusahaan mengalami kesulitan dalam mengukur nilai Universitas Sumatera Utara dari intangible assets ini. Hal ini berarti karena tidak ada indikator yang sempurna dalam pengungkapan dari intangible assets. Sawarjuwono 2003:21 menyatakan untuk memilih model mana yang paling tepat untuk digunakan, merupakan tindakan yang tidak tepat, karena pengukuran tersebut hanyalah sebuah alat yang dapat diterapkan pada situasi dan kondisi perusahaan dengan spesifikasi tertentu. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kuryanto 2008 yang penelitiannya merplikasi dari penelitian Hong et al 2007, membuktikan bahwa intellectual capital tidak berhubungan positif dengan kinerja perusahaan, hal ini disebabkan kontribusi intellectual capital berbeda-beda untuk setiap jenis industri dan sejalan dengan penelitian Ghosh dan Mondal 2009 meneliti perusahaan perangkat lunak dan farmasi di India menunjukkan bahwa intellectual capital hanya berpengaruh pada profitabilitas perusahaan. Tetapi tidak sejalan dengan penelitian Firer dan Williams 2003 menggunakan objek 75 perusahaan sektor publik yang terdaftar di Afrika Selatan pada tahun 2001menunjukkan bahwa intellectual capital hanya berpengaruh terhadap market to book value dan produktivitas. Profitabilitas tidak memiliki pengaruh.

2. Ukuran Perusahaan

Berdasarkan pada uji dua sisi, untuk n = 80, df = 79, α = 5, Ho diterima jika -1,990 hitung t 1,990. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hitung t = 1,636, yang berarti Ho diterima. Hal ini berarti Ukuran Perusahaan X 2 tidak berpengaruh terhadap Return On Asset Y 1 . Berdasarkan tingkat signifikansi 0,106 yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap Return On Asset ROA. Universitas Sumatera Utara Besar kecilnya suatu organisasi tidak dapat menjamin kinerja perusahaan. Sebab semakin besar suatu perusahaan maka permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut juga semakin tinggi, dan persaingan juga akan semakin terbuka. Industri barang konsumsi adalah industri yang menghasilkan berbagai macam produk sehingga membutuhkan inovasi yang tinggi. Oleh karena banyaknya produk yang dihasilkan industri barang konsumsi sehingga produk yang kuat dipasaran dapat menutupi produk yang lemah dipasar. Sehingga dapat disimpulkan disini bahwa ukuran perusahaan tidak mempengaruhi profitabilitas tetapi inovasi dari produk tersebutlah yang dibutuhkan oleh pasar. Hasil bertentangan dengan penelitian Nugraheni dan Hapsoro 2007 juga penelitian Arini 2009 mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ROA. Namun berbeda dengan hasil penelitian Kosmidou 2008 yang mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap ROA.

3. Leverage

Berdasarkan pada uji dua sisi, untuk n = 80, df = 79, α = 5, Ho diterima jika -1,990 hitung t 1,990. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hitung t = - 2,392, yang berarti Ho ditolak. Hal ini berarti Leverage X 3 berpengaruh negatif terhadap Return On Asset Y 1 . Berdasarkan tingkat signifikansi 0,019 yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa leverage X 3 berpengaruh negatif secara signifikan terhadap Return On Asset ROA. Pengaruh negatif mengindikasikan bahwa semakin besar nilai leverage sebuah perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan semakin menurun. Dalam kaitannya dengan nilai perusahaan, pecking order theory memberikan gambaran bahwa penggunaan utang akan memberikan manfaat sekaligus biaya dan Universitas Sumatera Utara risiko sebagaimana dinyatakan oleh Bringham 1999 yang mengemukakan bahwa penggunaan utang yang berbeban bunga memiliki keuntungan dan kerugian bagi perusahaan. Sehingga penggunaan utang yang optimal dan pertimbangan terhadap karakteristik spesifik perusahaan asset, pangsa pasar, dan kemampulabaan akan menghindarkan perusahaan dari risiko gagal pemenuhan kewajiban sehingga perusahaan terhindar dari penurunan kepercayaan investor yang berimplikasi pada menurunnya nilai perusahaan. Perusahaan yang memiliki tangible assets dan marketable assets seharusnya dapat menggunakan hutang yang lebih besar dari pada perusahaan yang memiliki nilai terutama dari intangible assets. Hal ini disebabkan intangible assets lebih mudak untuk kehilangan nilai apabila terjadi financial distress, dibandingkan standar asset dan tangible asset. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Falope 2009 yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Tetapi sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Samiloglu 2008 ditemukan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.

4.2.2 Pembahasan Hipotesis Kedua 1.