Dimana: SSR = Sum of square due to regression =
∑ Ŷ i – y
2
SSE = Sum of square error = ∑ Y
i
- Ŷ
i
n = Jumlah observasi
2
k = Jumlah parameter termasuk intersep dalam model
MSR = Mean squares due to regression MSE = Mean of squares due to error
Hipotesis yang akan diuji ditulis sebagai berikut: H
: b
i
H1 : b = 0 Intellectual capital secara serempak atau simultan berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan pada industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia.
i
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F ≠ 0 Intellectual capital secara serempak atau simultan tidak berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan pada industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia.
hitung
dengan F
tabel
, dengan ketentuan jika F
hitung
lebih besar dari nilai F
tabel
atau signifikansi F
hitung
lebih kecil dari α 0,05 maka Ho di tolak dan H
1
diterima. Hal ini berarti bahwa variabel bebas independent variable dalam model mempengaruhi variabel terikat
dependent variable. Demikian pula sebaliknya, apabila F
hitung
lebih kecil dari nilai F
tabel
maka H di terima dan H
1
ditolak. Artinya bahwa variabel bebas dalam model secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel terikat.
3.7.3 Uji t Partial Test
Selanjutnya pengujian secara parsial atau uji t adalah untuk menguji apakah suatu variabel bebas atau independen secara individual berpengaruh atau tidak
terhadap variabel terikat atau dependen. Nilai statistik F dihitung dengan formula sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
t = bi
− 0 S
= bi
S Dimana :
S = Deviasi standar, yang dihitung dari akar varians. Varians atau S
2
Dimana: diperoleh dari:
S
2
= SSE
n − k
n = Jumlah observasi k = Jumlah parameter dalam model, termasuk intersep.
Hipotesis yang akan diuji ditulis sebagai berikut: H
H : bi = 0, Hubungan Intellectual capital secara partial tidak berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia.
Untuk mengetahui apakah suatu variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata atau tidak digunakan uji t atau t-student, dengan ketentuan jika t
: bi ≠ 0, Hubungan Intellectual capital secara partial berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia.
hitung
lebih besar dari t
tabel
atau signifikansi t
hitung
lebih kecil dari α 0,05 dibagi dua maka H ditolak dan H
a
diterima. Hal ini berarti bahwa variabel bebas independent variable dalam model secara parsial mempengaruhi variabel terikat dependent variable.
Demikian pula sebaliknya apabila t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
maka H diterima dan
H
a
3.7.4 Uji Koefisien Determinasi R
ditolak. Artinya bahwa secara parsial variabel bebas dalam model tidak mempengaruhi variabel terikat.
2
Universitas Sumatera Utara
Model analisis ini akan dilakukan uji model goodness of fit dengan data yang ada sehingga diyakini bentuk persamaanmodel yang pasti. Dari persamaan
dengan model tersebut akan dapat dihitung R2 atau coefficient of determination yang menunjukkan persentasi dari variasi variabel dependen yang mampu dijelaskan oleh
model. Selanjutnya dengan membandingkan besarnya nilai R
2
untuk variabel independen dapat diketahui faktor terpenting atau dominan yang menentukan
pengaruhnya kepada variabel dependen. Uji Koefisien Determinasi R
2
melihat berapa proporsi variasi dari variabel bebas secara bersama dalam mempengaruhi
variabel terikat, dengan bantuan software Statistik SPSS nilai koefisien determinasi R
2
Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R ini diperoleh.
2
yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Apabila koefisien determinasi mendekati satu, maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, nilai yang mendekati
satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Koefisien determinasi R
2
nol, berarti variabel independen sama sekali tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Pasar Modal di Indonesia
Pasar modal di Indonesia pertama kali didirikan pada tanggal 14 Desember 1912 di Batavia dengan nama Vereniging voor de Effecten Hendel yang sekarang
disebut Bursa Efek Jakarta, oleh pemerintah Belanda. Tujuan dibentuknya pasar modal adalah untuk memperdagangkan obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan-
perusahaan Belanda sebagai bentuk perolehan dana jangka panjang untuk membiayai kegiatan perusahaan. Sekitar tahun 1914, Bursa Efek Jakarta sempat ditutup karena
meletuskan Perang Dunia-I. Sebelas tahun kemudian Bursa Efek dibuka kembali dan diikuti dengan didirikannya Bursa Efek Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 serta
Bursa Efek Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Namun akibat meletusnya kembali Perang Dunia-II maka pada tahun 1939 Bursa Efek Surabaya dan Bursa
Efek Semarang ditutup. Setahun kemudian menyusul Bursa Efek Jakarta yang ditutup Kembali.
Bursa Efek Jakarta dibuka kembali untuk kedua kalinya pada tahun 1952 oleh Pemerintah Indonesia melalui Badan Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek
BPPUE. Berdirinya Bursa Efek Jakarta ini diharapkan mampu menjadi indikator penunjang perekonomian. Walaupun demikian ketika Indonesia dilanda resesi
ekonomi pada tahun 1958 kegiatan di Bursa Efek Jakarta sempat terhenti untuk sementara waktu hingga keadaan perekonomian kembali pulih. Pemerintah
mengaktifkan kembali kegiatan bursa efek pada tahun 1977 setelah dibentuknya 50
Universitas Sumatera Utara