Pembahasan Hipotesis Kedua 1. Pembahasan

risiko sebagaimana dinyatakan oleh Bringham 1999 yang mengemukakan bahwa penggunaan utang yang berbeban bunga memiliki keuntungan dan kerugian bagi perusahaan. Sehingga penggunaan utang yang optimal dan pertimbangan terhadap karakteristik spesifik perusahaan asset, pangsa pasar, dan kemampulabaan akan menghindarkan perusahaan dari risiko gagal pemenuhan kewajiban sehingga perusahaan terhindar dari penurunan kepercayaan investor yang berimplikasi pada menurunnya nilai perusahaan. Perusahaan yang memiliki tangible assets dan marketable assets seharusnya dapat menggunakan hutang yang lebih besar dari pada perusahaan yang memiliki nilai terutama dari intangible assets. Hal ini disebabkan intangible assets lebih mudak untuk kehilangan nilai apabila terjadi financial distress, dibandingkan standar asset dan tangible asset. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Falope 2009 yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Tetapi sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Samiloglu 2008 ditemukan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.

4.2.2 Pembahasan Hipotesis Kedua 1.

Value Added Intellectual Capital VAIC Berdasarkan pada uji dua sisi, untuk n = 76, df = 75, α = 5, Ho diterima jika -1,992 hitung t 1,992. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hitung t = 3,888, yang berarti Ho ditolak. Hal ini berarti variabel VAIC X 1 berpengaruh positif terhadap Asset Turn Over Y 2 . Berdasarkan tingkat signifikansinya 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa VAIC berpengaruh secara signifikan Universitas Sumatera Utara terhadap Asset Turn Over ATO. Pengaruh positif mengindikasikan bahwa semakin naik nilai VAIC maka nilai ATO akan semakin meningkat. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan di dalam menggunakan aktivanya. Semakin tinggi rasio ATO menunjukkan kinerja manajemen perusahaan yang baik, dimana terlihat dari keefektifan dalam penggunaan aktiva yang dimiliki Hanafi dan Halim, 2007. Asset Turnover Ratio ATO adalah rasio yang mengukur tingkat produktivitas suatu perusahaan. ATO mencerminkan sejauh mana kemampuan perusahaan didalam menghasilkan penjualan dengan menggunakan aset yang dimiliki. ATO dihitung dengan membandingkan jumlah pendapatan dengan jumlah aset suatu perusahaan. Industri barang konsumsi adalah industri yang dimana produknya sangat diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari sehingga daya serap akan barang industri barang konsumsi juga tinggi sehingga perputaran akan barang konsumsi juga tinggi. Berdasarkan resource based theory, intellectual capital yang ada pada perusahaan membuat perusahaan menggunakan sumber dayanya secara efisien dan ekonomis. Perusahaan tersebut juga lebih dapat mengoptimalkan aset yang dimilikinya, sehingga dapat menghasilkan produk yang unggul dalam persaingan dan diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Semakin tinggi intellectual capital VAIC TM maka diharapkan produktivitas akan semakin meningkat Ghosh dan Mondal, 2009. Hal ini menandakan bahwa perusahaan telah secara efektif didalam penggunaan asetnya. Sehingga diharapkan jika perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif dan juga mendominasi pasar maka diharapkan akan meningkatkan produktivitas perusahaan. Universitas Sumatera Utara Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Firer dan Williams 2003 yang menyatakan bahwa intellectual capital berpengaruh terhadap produktivitas 75 perusahaan sektor publik yang terdaftar di Afrika Selatan pada tahun 2001. Tetapi tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ghosh dan Mondal 2009 yang mengatakan bahwa intellectual capital tidak berpengaruh kepada produktivitas dan valuasi pasar di India.

2. Ukuran Perusahaan

Berdasarkan pada uji dua sisi, untuk n = 80, df = 79, α = 5, Ho diterima jika -1,990 hitung t 1,990. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hitung t = 2,819, yang berarti Ho ditolak. Hal ini berarti Ukuran Perusahaan X 2 berpengaruh terhadap Asset Turn Over Y 2 . Berdasarkan tingkat signifikansi 0,006 yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap Asset Turn Over ATO. Pengaruh positif mengindikasikan bahwa semakin naik nilai ukuran perusahaan maka nilai ATO akan semakin meningkat. Besar kecilnya ukuran perusahaan berpengaruh terhadap produktivitas yang dapat dihasilkan. Perusahaan industri barang konsumsi yang tergolong dalam ukuran perusahaan besar, upaya mencari, mendapatkan, mengembangkan, memanfaatkan, mempertahankan serta mengungkapkan sumber daya-sumber daya strategis akan semakin maksimal. Perusahaan besar cenderung mengenal siapa pelanggannya sehingga mengetahui selera daripada konsumen sehingga dapat menghasilkan produk yang memang dibutuhkan oleh pelanggan sehingga perputarannya juga semakin tinggi. Perusahaan besar juga cenderung memiliki jumlah aktiva yang besar dan lebih unggul untuk dapat mendukung proses produksi yang lebih baik dibandingkan Universitas Sumatera Utara dengan perusahaan kecil. Mereka dapat lebih mengembangkan aktiva yang mereka miliki untuk dapat menghasilkan produk yang kompetitif. Dengan demikian, diperkirakan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap produktivitas perusahaan. Purnomosidhi 2005 menyatakan ukuran perusahaan digunakan sebagai variabel independen dengan asumsi bahwa perusahaan yang lebih besar melakukan aktivitas yang lebih banyak dan biasanya memiliki banyak unit usaha dan memiliki potensi penciptaan nilai jangka panjang.

3. Leverage

Berdasarkan pada uji dua sisi, untuk n = 80, df = 79, α = 5, Ho diterima jika -1,990 hitung t 1,990. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hitung t = - 6,013, yang berarti Ho ditolak. Hal ini berarti Leverage X 3 berpengaruh terhadap Asset Turn Over Y 2 . Berdasarkan tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa Leverage X 3 berpengaruh secara signifikan terhadap Asset Turn Over ATO. Pengaruh negatif mengindikasikan bahwa semakin besar sebuah perusahaan maka Asset Turn Over akan semakin menurun. Penambahan hutang akan meningkatkan tingkat risiko atas arus pendapatan perusahaan, yang mana pendapatan perusahaan, yang mana pendapatan dipengaruhi faktor eksternal sedangkan hutang menimbulkan beban tetap tanpa memperdulikan besarnya pendapatan. Semakin besar hutang, semakin besar pula kemungkinan terjadinya perusahaan tidak mampu membayar kewajiban tetap berupa bunga dan pokoknya. Risiko kebangkrutan akan semakin tinggi karena bunga akan meningkat lebih tinggi daripada penghematan pajak. Penelitian yang dilakukan oleh Said 2001 serta Sujoko dan Soebiantoro 2007 memberikan hasil dimana kebijakan hutang Universitas Sumatera Utara berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. Tingkat Leverage ini bisa saja berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya, atau dari satu periode ke periode lainnya di dalam satu perusahaan, tetapi yang jelas semakin tinggi tingkat Leverage akan semakin tinggi tingkat resiko yang di hadapi. Industri barang konsumsi adalah industri yang terdiri dari berbagai macam perusahaan yang memiliki perbedaan akan batas optimal penggunaan hutang dimasing-masing perusahaan sesuai dengan karakteristik perusahaan asset, pangsa pasar, dan kemampulabaan sehingga penggunaan hutang dari masing-masing perusahaan juga berbeda. 4.2.3 Pembahasan Hipotesis Ketiga

1. Value Added Intellectual Capital VAIC

Berdasarkan pada uji dua sisi, untuk n = 72, df = 71, α = 5, H hitung t diterima jika -1,994 1,994. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hitung t = 2,142, yang berarti Ho ditolak. Hal ini berarti variabel VAIC X 1 berpengaruh positif terhadap Market Book Value Ratio Y 3 . Berdasarkan tingkat signifikansinya 0,036 yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa VAIC berpengaruh secara signifikan terhadap Market Book Value Ratio MBR. Pengaruh positif mengindikasikan bahwa semakin naik nilai VAIC maka nilai Market Book Value Ratio akan semakin meningkat. Nilai pasar yang besar dan kinerja keuangan yang baik sangat penting bagi perusahaan untuk tetap dapat menjaga eksistensi dari perusahaan yang terdaftar sebagai perusahaan yang layak untuk investasi karena nilai pasar dan kinerja Universitas Sumatera Utara keuangan perusahaan dimata pasar mencerminkan bagaimana kondisi perusahaan tersebut apakah layak untuk investasi atau tidak. Menurut resource based theory, intellectual capital merupakan sumber daya unik yang mampu menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan menjadi semakin baik dan menciptakan value bagi perusahaan. Industi barang konsumsi adalah industri yang menghasilkan berbagai macam produk kebutuhan masyarakat, sehingga industri ini dituntut untuk terus berinovasi sesuai dengan permintaan pasar. Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif tentunya akan dapat bersaing dengan lawan bisnisnya dan berkelanjutan perusahaan akan terjamin. Jika keberlanjutan perusahaan terjamin, maka persepsi pasar terhadap nilai perusahaan akan meningkat. Hal tersebut dapat membuat perusahaan memiliki nilai tambah dibandingkan dengan perusahaan lain. Investor yang menilai perusahaan secara keseluruhan akan memberi nilai lebih bagi perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik. Hal ini membuat investor akan menempatkan nilai yang lebih tinggi pada perusahaan yang memiliki intellectual capital yang besar. Semakin tinggi intellectual capital VAIC TM maka nilai perusahaan akan meningkat dan membuat sahamnya akan banyak diminati oleh investor sehingga permintaan akan saham perusahaan tersebut akan naik sehingga menyebabkan harga saham menjadi naik. Oleh karena itu, intellectual capital diyakini memegang peran penting dalam meningkatkan nilai perusahaan di mata para pelaku pasar modal Ghosh dan Mondal, 2009. Dengan meningkatnya nilai pasar perusahaan, maka rasio market to book value juga akan meningkat. Karena rasio ini diperoleh dengan membagi nilai pasar perusahaan dengan nilai bukunya. Market to book value ratio bertujuan untuk Universitas Sumatera Utara mengukur seberapa jauh atau selisih antara nilai pasar perusahaan dengan nilai bukunya. Jika ternyata selisih antara nilai pasar dengan nilai buku perusahaan terlalu besar cukup signifikan, maka menandakan bahwa terdapat hidden asset yang tidak tercantum dalam laporan keuangan perusahaan. Salah satu cara untuk meningkatkan rasio market to book value adalah dengan meningkatkan nilai pasar perusahaan. Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan Chen 2005 modal intelektual mempunyai pengaruh positif terhadap nilai pasar. Pasar investor akan tertarik untuk berinvestasi lebih tinggi karena masuknya konsep modal intelektual dalam value added perusahaan. Dalam penelitian Solikhah 2010 memberikan hasil yang kontradiktif yaitu modal intelektual tidak mempunyai pengaruh positif terhadap nilai pasar perusahaan.

2. Ukuran Perusahaan

Berdasarkan pada uji dua sisi, untuk n = 80, df = 79, α = 5, Ho diterima jika -1,990 hitung t 1,990. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hitung t = 2,008, yang berarti Ho ditolak. Hal ini berarti Ukuran Perusahaan X 2 berpengaruh positif terhadap Market Book Value Ratio Y 3 . Berdasarkan tingkat signifikansi 0,049 yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif secara signifikan terhadap Market Book Value Ratio MBR. Pengaruh positif mengindikasikan bahwa semakin besar sebuah perusahaan maka Market Book Value Ratio juga akan semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati 2007 menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap market valuation atau nilai perusahaan. Hasil tersebut menandakan bahwa pasar lebih mengapresiasikan perusahaan besar. Ukuran perusahaan yang besar dapat menjadi Universitas Sumatera Utara indikasi bahwa perusahaan mempunyai komitmen yang tinggi untuk terus memperbaiki kinerjanya, sehingga pasar akan mau membayar lebih mahal untuk mendapatkan sahamnya karena percaya akan mendapatkan pengembalian yang menguntungkan dari perusahaan tersebut. Secara teoritis perusahaan yang lebih besar mempunyai kepastian certainty yang lebih besar daripada perusahaan kecil sehingga akan mengurangi tingkat ketidakpastian mengenai prospek perusahaan ke depan. Hal tersebut dapat membantu investor memprediksi risiko yang mungkin terjadi jika ia berinvestasi pada perusahaan itu. Industri barang konsumsi adalah industri yang terdiri dari perusahaan- perusahaan besar yang memiliki persaingan yang tinggi. Besarnya ukuran perusahaan dapat dilihat dari aset yang dimiliki oleh perusahaan menunjukkan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Peningkatan asset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan meningkatknya kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan, dimungkinkan pihak kreditor tertarik menanamkan dananya ke perusahaan Weston dan Bringham, 1994 Purnomosidhi 2005 menyatakan ukuran perusahaan digunakan sebagai variabel independen dengan asumsi bahwa perusahaan yang lebih besar melakukan ativitas yang lebih banyak dan biasanya memiliki banyak unit usaha dan memiliki potensi penciptaan nilai jangka panjang. Menurut Meek, Roberts dan Gray 1995 dalam Fitriani 2001 perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk merekrut karyawan yang ahli, serta adanya tuntutan dari pemegang saham dan analisis, Universitas Sumatera Utara sehingga perusahaan besar merupakan entitas yang banyak disorot oleh pasar maupun publik secara umum. Suatu perusahaan besar dan mapan akan mudah untuk menuju ke pasar modal. Karena kemudahan untuk berhubungan dengan pasar modal maka berarti fleksibilitas lebih besar dan tingkat kepercayaan investor juga lebih besar karena mempunyai kinerja operasional yang lebih besar Sartono, 2001:249. Perusahaan besar mampu menarik minat investor yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena mempunyai fleksibilitas penempatan investasi yang lebih baik.

3. Leverage

Berdasarkan pada uji dua sisi, untuk n = 76, df = 75, α = 5, Ho diterima jika -1,992 hitung t 1,992. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hitung t = -4,439, yang berarti Ho ditolak. Hal ini berarti Leverage X 3 berpengaruh negatif terhadap Market Book Value Ratio Y 3 . Berdasarkan tingkat signifikansi 0,000 yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa Leverage X 3 berpengaruh negatif secara signifikan terhadap Market Book Value Ratio MBR. Pengaruh negatif mengindikasikan bahwa semakin naik nilai leverage maka nilai Market Book Value Ratio akan semakin turun. Dalam kaitannya dengan nilai perusahaan, pecking order theory memberikan gambaran bahwa penggunaan utang akan memberikan manfaat sekaligus biaya dan risiko sebagaimana dinyatakan oleh Bringham 1999 yang mengemukakan bahwa penggunaan utang yang berbeban bunga memiliki keuntungan dan kerugian bagi perusahaan. Sehingga penggunaan utang yang optimal dan dipertimbangkan terhadap karakteristik spesifik perusahaan asset, pangsa pasar dan kemampulabaan akan Universitas Sumatera Utara menghindarkan perusahaan dari risiko gagal pemenuhan kewajiban sehingga perusahaan terhindar dari penurunan kepercayaan investor yang berimplikasi pada menurunnya nilai perusahaan. Perusahaan yang tingkat leveragenya tinggi berarti memiliki hutang yang besar dibandingkan modal. Dengan demikian jika terjadi peningkatan laba maka yang diuntungkan adalah debtholders, sehingga semakin baik kondisi laba perusahaan maka semakin negatif respon pemegang saham, karena pemegang saham beranggapan bahwa laba tersebut hanya menguntungkan kreditur. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya ditarik kesimpulan sebagai berikut: