DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
atau memilih tumbuhan spesifik, contohnya cara perkembangbiakan beberapa jenis tumbuhan liar untuk dibudidayakan Purba, 2011
2.2. Metode Dalam Etnobotani
Menurut Santhyami dan Sulistyawati 2008 ada dua metode yang digunakan dalam penelitian etnobotani, yaitu:
a. Metode Observatif
Metoda ini melibatkan masyarakat sebagai pemandu dan informan kunci. Pengambilan data di lapangan menggunakan petak-petak permanen yang biasa dibuat
dalam penelitian ekologi. Selanjutnya informan diminta untuk menginventarisasi seluruh jenis tanaman yang mereka kenal memiliki kegunaan. Setiap jenis yang
mereka kenal diambil contoh herbarium atau “voucher spesiment” untuk identifikasi nama ilmiahnya. Dari data yang diperoleh kita menentukan nilai guna suatu jenis
sumber daya, dilakukan dengan dua cara yaitu : a
Merancang kepentingan atau manfaat suatu sumberdaya sebagai manfaat utama atau tambahan.
b Membagi sumberdaya ke dalam kategori manfaat yang dikenal oleh
masyarakat setempat di mana penelitian dilakukan.
b. Survei Eksploratif
Survei yaitu tindakan mengukur atau memperkirakan. Dalam penelitian survei berarti sebagai suatu cara melakukan pengamatan di mana indikator mengenai
variabel adalah jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan kepada responden baik secara lisan maupun tertulis. Tim akan membuat kuisioner untuk
ditanyakan nantinya kepada informan atau warga masyarkat setempat. Pertanyaan dalam kuosioner berupa : cara mendapatkan tanaman, cara membudidayakan, dipakai
untuk apa saja tanaman tersebut, apakah juga untuk upacara adat dan alat-alat perkakas rumah tangga.
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
2.3. Tanaman Obat
Obat tradisional telah lama dikenal dan digunakan oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia untuk tujuan pengobatan maupun perawatan kesehatan. Jika
ada anggota keluarga atau masyarakat yang sedang menderita suatu penyakit, sebagian masyarakat berinisiatif untuk memanfaatkan tanaman obat yang terdapat
disekitar lingkungannya untuk mereka gunakan dalam pengobatan. Pemanfaatan tanaman berkhasiat obat di masyarakat terus berkembang dan diwariskan ke generasi
selanjutnya. Perkembangan obat tradisional ini dimulai dari ramuan-ramuan tradisional yang berkembang di tengah masyarakat, yang kemudian berkembang
menjadi suatu ramuan yang diyakini memiliki khasiat tertentu bagi tubuh manusia Wasito, 2011.
Studi tanaman obat merupakan ilmu yang kompleks, dan dalam pelaksanaanya memerlukan pendekatan yang terpadu dari beberapa disiplin ilmu antara lain
Taksonomi, Ekologi, Geografi Tumbuhan, Pertanian, Sejarah, dan Antropologi Tamin dan Arbain, 1995. Melonjaknya harga obat sintetis dan efek sampingnya
bagi kesehatan meningkatkan kembali penggunaan obat tradisional oleh masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di sekitar. Sebagai langkah awal
yang sangat membantu untuk mengetahui suatu tumbuhan berkhasiat obat adalah dari pengetahuan masyarakat tradisional secara turun
– menurun. Pada era milenium ini, kecendrungan gaya hidup masyarakat dunia adalah
back to nature
. Hal ini mengakibatkan penggunaan metode tradisional tidak akan ketinggalan zaman
Dianawati dan Irawan, 2001.
2.4. Ketepatan Penggunaan Obat Tradisional