DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
2.3. Tanaman Obat
Obat tradisional telah lama dikenal dan digunakan oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia untuk tujuan pengobatan maupun perawatan kesehatan. Jika
ada anggota keluarga atau masyarakat yang sedang menderita suatu penyakit, sebagian masyarakat berinisiatif untuk memanfaatkan tanaman obat yang terdapat
disekitar lingkungannya untuk mereka gunakan dalam pengobatan. Pemanfaatan tanaman berkhasiat obat di masyarakat terus berkembang dan diwariskan ke generasi
selanjutnya. Perkembangan obat tradisional ini dimulai dari ramuan-ramuan tradisional yang berkembang di tengah masyarakat, yang kemudian berkembang
menjadi suatu ramuan yang diyakini memiliki khasiat tertentu bagi tubuh manusia Wasito, 2011.
Studi tanaman obat merupakan ilmu yang kompleks, dan dalam pelaksanaanya memerlukan pendekatan yang terpadu dari beberapa disiplin ilmu antara lain
Taksonomi, Ekologi, Geografi Tumbuhan, Pertanian, Sejarah, dan Antropologi Tamin dan Arbain, 1995. Melonjaknya harga obat sintetis dan efek sampingnya
bagi kesehatan meningkatkan kembali penggunaan obat tradisional oleh masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di sekitar. Sebagai langkah awal
yang sangat membantu untuk mengetahui suatu tumbuhan berkhasiat obat adalah dari pengetahuan masyarakat tradisional secara turun
– menurun. Pada era milenium ini, kecendrungan gaya hidup masyarakat dunia adalah
back to nature
. Hal ini mengakibatkan penggunaan metode tradisional tidak akan ketinggalan zaman
Dianawati dan Irawan, 2001.
2.4. Ketepatan Penggunaan Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, bahan sediaan, sarian galenik, atau campuran dari bahan-
bahan tersebut yang secara turun-menurun telah digunakan untuk pengobatan. Obat tradisional dari bahan tumbuhan menggunakan bagian-bagian tumbuhan seperti akar,
rimpang, batang, buah, daun, dan bunga. Penelitian yang telah dilakukan terhadap
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
tanaman obat sangat membantu dalam penggunaan obat tradisional. Penelitian ditunjang dengan pengalaman empiris semakin memberikan keyakinan akan khasiat
dan keamanan obat tradisional Sukmono,2009.
Efek samping obat tradisional relatif kecil jika digunakan secara tepat. Menurut Kumala 2006, Sukmono 2009 dan Ilyas 2010 ketepatan penggunaan
obat tradisional meliputi beberapa hal yaitu:
a. Kebenaran Bahan
Tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam spesies yang kadang kala sulit untuk dibedakan satu dengan yang lain. Kebenaran bahan menentukan tercapai atau
tidaknya efek terapi yang diinginkan. Sebagai contoh lempuyung di pasaran ada beberapa macam yang agak sulit untuk dibedakan satu dengan yang lain. Lempuyung
emprit
Zingeber amaricans
memiliki bentuk yang relatif lebih kecil, bewarna kuning dengan rasa yang pahit. Lempuyung gajah
Zingiber zerumbet
yang memiliki bentuk lebih besar dan berwarna kuning, berkhasiat sebagai penambah
nafsu makan. Jenis yang ketiga adalah lempuyang wangi
Zingiber aromaticum
yang memiliki warna agak putih dan berbau harum. Tidak seperti kedua jenis lempuyung
sebelumnya
Zingiber americans
dan
Zingiber zerumbet
, jenis ini memiliki khasiat sebagai pelangsing.
Contoh yang lain daun tapak dara
Catha ranthus roseus
yang mengandung alkaloid. Daun ini tidak hanya bermanfaat untuk pengobatan diabetes, tetapi juga
dapat menyebabkan penurunan leukosit sel-sel darah putih hingga 30 . Daun tapak dara mengandung vincristin dan vinblastin yang menyebabkan penderitanya
menjadi rentan terhadap penyakit infeksi, sehingga leukosit mengalami penurunan. Sementara itu, karena pengobatan diabetes membutuhkan waktu yang lama sehingga
daun tapak dara menjadi tidak tepat digunakan sebagai anti diabetes dan lebih tepat digunakan untuk pengobatan leukemia.
b. Ketepatan Dosis