Asal-usul Suku Simalungun TINJAUAN PUSTAKA

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU gatal. 9 Aegle marmelos Maja Lendir, zat samak, linonen. Luka, gatal, demam, diare. 10 Jasminum sambac Melati Indol, benzyl, livalylacetat. Sakit mata, demam, sakit kepala, sesak napas, ASI. 11 Rosa galica Mawar Polifenol, saponin, tannin, flavonoida. Batuk, jerawat. 12 Cucumis melo Melon Saponin, kardenolin, polifenol. Demam, peluruh air seni, urus-urus, mulas.

2.5. Asal-usul Suku Simalungun

Simalungun dalam bahasa Simalungun memiliki kata dasar “lungun” yang memiliki makna “sunyi” atau “sedih”. Menurut Naibaho 2 , terdapat berbagai sumber mengenai asal-usul suku Simalungun, tetapi sebagian besar menceritakan bahwa nenek moyang suku Simalungun berasal dari luar Indonesia. Kedatangan ini terbagi dalam dua gelombang: 1 Gelombang pertama Proto Simalungun, diperkirakan datang dari Nagore India Selatan dan Pegunungan Assam India Timur di sekitar abad ke-5, menyusuri Myanmar, ke Siam dan Malaka untuk selanjutnya menyeberang ke Sumatera Timur dan mendirikan Kerajaan Nagur dan raja Dinasti Damanik. 2 Gelombang kedua Deutero Simalungun datang dari suku-suku di sekitar Simalungun yang bertetangga dengan suku asli Simalungun. Pada gelombang Proto Simalungun diceritakan bahwa rombongan yang terdiri dari keturunan empat raja-raja besar dari Siam dan India ini bergerak dari Sumatera Timur ke daerah Aceh, Langkat, daerah Bangun Purba, hingga ke Bandar Kalifah sampai Batubara. Kemudian mereka didesak oleh suku setempat hingga bergerak ke daerah pinggiran danau Toba dan Samosir. Pustaha Parpandanan Na Bolag pustaka Simalungun kuno mengisahkan bahwa Parpandanan Na Bolag cikal bakal daerah Simalungun merupakan kerajaan Tabel 2.1. lanjutan Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU tertua di Sumatera Timur yang wilayahnya bermula dari Jayu pesisir Selat Malaka hingga ke Toba. Sebagian sumber lain menyebutkan bahwa wilayahnya meliputi Gayo dan Alas di Aceh hingga perbatasan sungai Rokan di Riau. Masih menurut Naibaho 2011, terdapat empat marga asli suku Simalungun yang populer dengan akronim SISADAPUR, yaitu: Sinaga, Saragih, Damanik dan Purba. Keempat marga ini merupakan hasil dari “ Harungguan Bolon ” permusyawaratan besar antara 4 raja besar untuk tidak saling menyerang dan tidak saling bermusuhan marsiurupan bani hasunsa han na legan, rup mangimbang munssuh , keempat raja itu adalah : 1 Raja Nagur bermarga Damanik Damanik berarti Simada Manik pemilik manik, dalam bahasa Simalungun, Manik berarti Tonduy, Sumangat, Tunggung, Halanigan bersemangat, berkharisma, agungterhormat, paling cerdas. 2 Raja Banua Sobou bermarga Saragih Saragih dalam bahasa Simalungun berarti Sima da Ragih , yang mana Ragih berarti atur, susun, tata, sehingga simada ragih berarti pemilik aturan atau pengatur, penyusun atau pemegang undang-undang. 3 Raja Banua Purba bermarga Purba Purba menurut bahasa berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Purwa yang berarti timur, gelagat masa datang, pegatur, pemegang Undang-undang, tenungan pengetahuan, cendekiawansarjana. 4 Raja Saniang Naga bermarga Sinaga Sinaga berarti Simada Naga , dimana Naga dalam mitologi dewa dikenal sebagai penyebab gempa dan tanah longsor. Perbauran suku asli Simalungun dengan suku-suku di sekitarnya di Pulau Samosir, Silalahi, Karo, dan Pakpak menimbulkan marga-marga baru.Selain itu ada juga marga-marga lain yang bukan marga asli Simalungun tetapi kadang merasakan dirinya sebagai bagian dari suku Simalungun, seperti Lingga, Manurung, Butar-butar dan Sirait. Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

BAB III METODE PENELITIAN