DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
tanaman obat sangat membantu dalam penggunaan obat tradisional. Penelitian ditunjang dengan pengalaman empiris semakin memberikan keyakinan akan khasiat
dan keamanan obat tradisional Sukmono,2009.
Efek samping obat tradisional relatif kecil jika digunakan secara tepat. Menurut Kumala 2006, Sukmono 2009 dan Ilyas 2010 ketepatan penggunaan
obat tradisional meliputi beberapa hal yaitu:
a. Kebenaran Bahan
Tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam spesies yang kadang kala sulit untuk dibedakan satu dengan yang lain. Kebenaran bahan menentukan tercapai atau
tidaknya efek terapi yang diinginkan. Sebagai contoh lempuyung di pasaran ada beberapa macam yang agak sulit untuk dibedakan satu dengan yang lain. Lempuyung
emprit
Zingeber amaricans
memiliki bentuk yang relatif lebih kecil, bewarna kuning dengan rasa yang pahit. Lempuyung gajah
Zingiber zerumbet
yang memiliki bentuk lebih besar dan berwarna kuning, berkhasiat sebagai penambah
nafsu makan. Jenis yang ketiga adalah lempuyang wangi
Zingiber aromaticum
yang memiliki warna agak putih dan berbau harum. Tidak seperti kedua jenis lempuyung
sebelumnya
Zingiber americans
dan
Zingiber zerumbet
, jenis ini memiliki khasiat sebagai pelangsing.
Contoh yang lain daun tapak dara
Catha ranthus roseus
yang mengandung alkaloid. Daun ini tidak hanya bermanfaat untuk pengobatan diabetes, tetapi juga
dapat menyebabkan penurunan leukosit sel-sel darah putih hingga 30 . Daun tapak dara mengandung vincristin dan vinblastin yang menyebabkan penderitanya
menjadi rentan terhadap penyakit infeksi, sehingga leukosit mengalami penurunan. Sementara itu, karena pengobatan diabetes membutuhkan waktu yang lama sehingga
daun tapak dara menjadi tidak tepat digunakan sebagai anti diabetes dan lebih tepat digunakan untuk pengobatan leukemia.
b. Ketepatan Dosis
Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik memang tak bisa dikonsumsi sembarangan. Tetap ada dosis yang harus dipatuhi, seperti halnya dokter. Buah
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
mahkota dewa
Phaleria marcocarpa
misalnya, hanya bisa dikonsumsi dengan perbandingan 1 buah dalam tiga gelas air, sedangkan daun min baru berkhasiat jika
direbus sebanyak 7 lembar dalam takaran air tertentu. Batu ginjal dapat diobati dengan keji beling
Strobilis cripsus
, tetapi jika melebihi 2 gram serbuk sekali minum dapat menyebakan iritasi saluran kemih. Gambir
Uncaria gambir
kurang dari ibu jari sehingga dapat mengurangi diare, kalau pemakaiannya lebih maka
menyulitkan si pemakai buang air besar selama berhari-hari, sedangkan penggunaan minyak jarak
Oleum recini
untuk cuci perut yang tidak terukur akan menyebabkan iritasi saluran pencernaan. Hal ini menepis anggapan bahwa obat tradisisonal tidak
memiliki efek samping. Anggapan bila obat tradisional aman di konsumsi walapun gejala sakit sudah hilang adalah keliru.
Efek samping tanaman obat dapat digambarkan dalam tanaman dringo
Acorus calamus
, yang biasa digunakan untuk mengobati stres. Tumbuhan ini memiliki kandungan senyawa bioaktif asaron. Senyawa ini punya struktur kimia
mirip gologan amfetamin dan ekstasi. Dalam dosis rendah, dringo memang dapat memberikan efek relaksasi pada otot dan menimbulkan efek sedatif penenang
terhadap sistem saraf pusat. Namun, jika digunakan dalam dosis tinggi malah memberikan efek sebaliknya, yakni meningkatkan aktivitas mental psikoaktif.
Asaron dringo yang terdapat pada tanaman dringo juga merupakan senyawa alami yang potensial sebagai pemicu timbulnya kanker, apalagi jika tanaman ini di
gunakan dalam waktu lama. Di samping itu, dringo bisa menyebabkan penumpukan cairan di perut, mengakibatkan perubahan aktivitas pada jantung dan hati, serta dapat
menimbulkan efek berbahaya pada usus. Takaran yang tepat dalam penggunaan obat tradisional memang belum banyak didukung oleh data hasil penelitian. Peracikan
secara tradisional menggunakan takaran sejumput, segengam ataupun seruas yang sulit ditentukan ketepatannya. Penggunaan takaran yang lebih pasti dalam satuan
gram dapat mengurangi kemungkinan terjadinya efek yang tidak diharapkan karena batas antara racun dan obat dalam bahan tradisisonal amatlah tipis. Dosis yang tepat
membuat tanaman obat bisa menjadi obat, sedangkan jika berlebih bisa menjadi racun.
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
c. Ketepatan Waktu Penggunaan