Index of Cultural Significance ICS

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU Menurut Widyaningrum et al. 2011, daun dan akar tumbuhan bawang batak Allium fistulosum mengandung saponin, tanin, dan minyak atsiri. Khasiatnya adalah sebagai obat perut kembung dan peluruh angin perut. Nilai guna relatif yang tertinggi terdapat pada jenis tanaman jahe merah Zingiber officinale. Nilai tersebut mengevaluasi seluruh pengetahuan penggunaan jenis tumbuhan setiap narasumber dibandingkan dengan narasumber-narasumber lainnya Rugayah et al , 2004. Masyarakat etnis Simalungun yang berada di Kecamatan Sipispis mengatakan bahwa mereka menggunakan tumbuhan ini untuk obat batuk, demam, rematik, sakit perut, luka, masuk angin, memperlancar ASI, dan sariawan. Menurut Dalimartha 2004 kandungan dari jahe merah adalah gingerol, oleoresin, minyak atsiri. Dari data penelitian di lapangan diperoleh nilai guna relatif yang paling rendah terdapat pada tanaman serai Andropogon nardus. Masyarakat etnis Simalungun di Kecamatan Sipispis biasanya memanfaatkan serai selain sebagai bumbu dapur juga untuk mengobati masuk angin, batuk dan demam. Kandungan kimia serai adalah minyak atsiri sitronelol, geranial, geranil butirat, limonene, eugenol, sitral, metileugenol Agoes, 2010. Menurut Widyaningrum et al. 2011, akar serai Andropogon na rdus digunakan sebagai peluruh air seni, peluruh keringat, peluruh dahak, obat batuk, bahan untuk kumur dan penghangat badan. Sedangkan daunnya digunakan untuk peluruh angin perut, penambah nafsu makan, pengobatan pasca melahirkan, penurun panas, dan pereda kejang.

4.2. Index of Cultural Significance ICS

Sistem pemanfaatan keanekaragaman jenis tumbuhan dapat diketahui dengan menganalisis tingkat kepentingan suatu jenis tumbuhan bagi masyarakat yaitu dengan Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU mengukur Index of Cultural Significance ICS. Index of Cultural Significance ICS merupakan hasil analisis etnobotani kuantitatif yang menunjukkan nilai kepentingan tiap-tiap jenis tumbuhan berguna yang didasarkan kepada keperluan masyarakat, di mana angka ICS menunjukkan tingkat kepentingan tiap jenis tumbuhan berguna oleh masyarakat. Dari hasil penelitian pada Tabel 4.1. nilai Index of Cultural Significance ICS masyarakat etnis Simalungun di Kecamatan Sipispis yang tertinggi ditempati oleh jahe merah Zingiber officinale dengan nilai 67,5 sedangkan yang terendah adalah tanaman kemangi Ocimum basilicum dengan nilai 16,5. Berdasarkan data penelitian yang diperoleh diketahui bahwa jahe merah Zingiber officinale mempunyai nilai kepentingan yang paling tinggi bagi masyarakat etnis Simalungun di Kecamatan Sipispis karena tumbuhan ini paling sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Dari hasil wawancara dengan masyarakat setempat , biasanya mereka senantiasa menyediakan jahe merah Zingiber officinale di rumah bila dibutuhkan sewaktu-waktu. Dari pengetahuan yang telah turun-temurun dan masih terjaga hingga saat ini mereka percaya bahwa tanaman ini mampu mengobati penyakit batuk, sakit perut, membangkitkan nafsu makan, perut kembung, terkilir, asam urat, luka, gatal-gatal, sakit kepala dan salesma. Kemangi memiliki nilai ICS yang paling rendah. Berdasarkan pengamatan pada masyarakat setempat mereka masih jarang menggunakan kemangi Ocimum basilicum untuk mengobati suatu penyakit. Kebanyakan mereka tidak mengetahui manfaat daun kemangi sebagai obat tradisional. Mereka hanya mengetahui daun kemangi biasa digunakan untuk sayur-sayuran. Menurut Septiatin 2008 biji kemangi atau selasih mengandung eugenol, linalool, dan geraniol yang dikenal dengan zat penolak s erangga. Selasih juga mengandung β-pinene, estragol, flavonoida dan tannin sehingga bisa dibuat minyak atsiri. Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU Menurut Turner 1988 dalam Rugayah et al 2004 perhitungan ICS memiliki tujuan dan fungsi untuk mengevaluasi atau mengukur kepentingan sebuah jenis tumbuhan bagi kehidupan masyarakat. Hasil perhitungan ICS ini dapat berubah pada perjalanan waktunya karena bervariasi dalam hal kualitas, intensitas dan eksklusivitas dari jenis tumbuhan berguna tersebut. Berdasarkan Tabel 4.1. nilai Index of Cultural Significance tumbuhan yang paling disukai dan lebih banyak digunakan oleh masyarakat etnis Simalungun di Kecamatan Sipispis adalah jahe merah Zingiber officinale , bawang putih Allium sativum , Sonduk-sonduk Plantago mayor , sirih Piper betle dan kencur Kaempferia galanga . Tumbuhan tersebut paling banyak dan sering digunakan untuk mengobati beberapa penyakit seperti demam, penyakit perut, gangguan tulang dan sendi, darah tinggi, antiseptik, diabetes dan lain-lain. Jahe merah Zingiber officinale memiliki kandungan senyawa kimia yang sangat tinggi dalam rimpangnya berupa zat gingerol,oleoresin, dan minyak atsiri yang tinggi. Rimpang jahe berwarna merah hingga jingga muda, memiliki aroma yang lebih tajam dan rasanya sangat pedas. Kandungan minyak atsiri dan oleoresin yang cukup tinggi pada rimpangnya berkhasiat untuk mengobati berbagai jenis penyakit misalnya mencret, sakit kepala, demam, pencahar, masuk angin dan pegal-pegal Hapsoh, 2008. Bawang putih Allium sativum mengandung minyak atsiri, aliin, kalium, sulfur, saltivine, diallysulfide Arisandi dan Andriani, 2008. Masyarakat Simalungun di Kecamatan Sipispis percaya dan biasa menggunakan tanaman tersebut untuk mengobati darah tinggi, sakit kepala, masuk angin, batuk, sakit mata, bisul, bengkak, borok, dan luka terkena benda tajam. Daun sendok Plantago mayor merupakan herba yang bersifat manis dan dingin serta dapat menghilangkan haus. Biji bersifat manis dan dingin Dalimartha, Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU 2003 Kandungan kimia herba ini adalah plantagin, aukubin, asam ursolik, Beta si- tosterol, n-hentriakontan dan plantagluside yang terdiri dari methyl D-galakturonat, D-galaktosa, L-arabinosa dan L-rhammosa. Juga mengandung tanin, kalium dan vitamin B1, C, A. Kegunaan herba ini dapat menyembuhkan gangguan saluran kencing, batu empedu, batu ginjal, kencing manis, hepatitis akut, cacingan, keputihan, nyeri otot, gangguan pencernaan, perangsang birahi, mata merah, batuk, beri-beri, hipertensi, dan sakit kuning Widyaningrum et al , 2011 Sirih Piper betle termasuk ke dalam famili Piperaceae. Khasiat tanaman tersebut dapat mengobati sakit mata, eksim, bau mulut, kulit gatal, menghilangkan jerawat, pendarahan gusi, mimisan, batuk, sariawan, luka, keputihan, sakit jantung, biduran, diare, dan sakit gigi Widyaningrum et al , 2011. Bagi masyarakat etnis Simalungun yang ada di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai, selain sebagai obat sirih demban biasanya dicampur dengan gambir, pinang, dan kapur sirih, kemudian dikunyah sampai halus. Hal ini menjadi kebiasaan terutama bagi para orang tua usia lanjut, dan manfaatnya pada umumnya gigi mereka jarang yang sakit atau tetap utuh walaupun usia mereka sudah lanjut. Kencur Kaempferia galanga merupakan salah satu jenis tanaman obat yang tergolong dalam suku temu-temuan Zingiberaceae , rimpang tanaman ini mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang bermanfaat sebagai stimulan. Kandungan minyak atsiri kencur berupa sineol, asam metil kanil, pentadekaan, asam sinamat, kamphene, alkaloid dan gom Dalimartha, 2005. Bagi masyarakat etnis Simalungun di Kecamatan Sipispis rimpang kencur biasa digunakan untuk mengobati batuk, radang lambung, masuk angin, sakit kepala, membersihkan darah kotor, memperlancar haid, dan keseleo. Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

4.3. Degradasi Pengetahuan D