a. menyumbangkan uang secara langsung, misalnya: memberikan beasiswa kepada anak-anak yang tidak mampu
b. memberikan barang, misalnya: memberikan bantuan peralatan tulis untuk anak-anak yang belajar di sekolah-sekolah terbuka
c. memberikan jasa, misalnya: memberikan bantuan imunisasi kepada anak-anak di daerah terpencil
5. Corporate Volunteering Corporate volunteering
adalah bentuk CSR di mana perusahaan mendorong atau mengajak karyawannya ikut terlibat dalam
program CSR
yang sedang
dijalankan dengan
jalan mengkontribusikan waktu dan tenaganya.
6. Socially Responsible Bussiness Dalam Socially responsible business, perusahaan melaksanakan
aktivitas bisnis melampaui aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum serta melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan
sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan memelihara lingkungan hidup. Komunitas ini mencakup karyawan
perusahaan, pemasok, distributor, serta organisasi nirlaba yang menjadi mitra perusahaan serta masyarakat secara umum.
Menurut Saidi dan Abidin dalam Budimanta 2004 Sedikitnya terdapat empat polamodel pelaksanaan Corporate Social Responsibility
yang umumnya diterapkan di Indonesia, yaitu:
1. Melalui Keterlibatan Langsung
Program CSR
dilakukan secara
langsung dengan
menyelenggarakan sendiri berbagai kegiatan sosial ataupun menyerahkan bantuan-bantuan secara langsung kepada masyarakat.
2. Melalui Yayasan ataupun Organisasi Sosial
Terdapat sebuah yayasan ataupun organisasi sosial yang didirikan sendiri untuk mengelola berbagai kegiatan sosial yang dalam hal
ini merupakan aplikasi dari kegiatan CSR.
3. Bermitra dengan Pihak lain
CSR dilakukan dengan membangun kerjasama dengan pihak lain baik itu lembaga sosialorganisasi non-pemerintah, instansi
pemerintah, instansi pendidikan, dll. Kerjasama ini dibangun dalam mengelola seluruh kegiatan maupun dalam pengelolaan dana.
4. Bergabung Dalam Konsorsium
Bergabung, menjadi anggota ataupun mendukung sebuah lembaga sosial yang berbasis pada tujuan sosial.
Dari keseluruhan model tersebut, di Indonesia pada umumnya terdapat model pelaksanaan CSR dengan bermitra dengan pihak lain
ataupun organisasi lain. Adapun kecenderungan kegiatan yang dilakukan adalah berupa pelayanan sosial pendidikan dan pelatihan,
lingkungan, ekonomi dan sebagainya. Selain hal tersebut diatas, terdapat tiga prinsip dasar yang
penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan CSR Tripple Bottom Lines CSR, prinsip ini harus menjadi pemahaman secara menyeluruh
dalam pengaplikasian program CSR.
Profit Keuntungan Ekonomi berarti tetap berorientasi terhadap keuntungan secara ekonomi
People Kesejahteraan Masyarakat berarti harus tetap memiliki
kepedulian sosial terhadap kesejahteraan manusia.
Plannet Keberlanjutan Lingkungan Hidup berarti peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan keragaman hayati.
Ketiga hal ini merupakan prinsip dasar yang harus menjadi landasan dalam setiap konsep pelaksanaan CSR sehingga pemahaman yang
keliru terhadap konteks pelaksanaan CSR dapat dihindari. Namun, kini konsep tersebut telah berkembang. Hanke dan Stark 2009
memberikan konsep baru dari CSR yang menggabungkan konsep Triple Bottom Line dengan konsep Global Action Network economy,
goverment, civil society dan menambahkan komponen Legitimation dan Sensemaking Sensegiving untuk menjelaskan fundamental
fungsionalitas dari CSR. Konsep tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. berikut,
Gambar 1. Conceptual framework for csr Hanke and Stark 2009
Legitimasi: Perusahaan harus melegitimasi diri terhadap hukum, norma, dan harapan untuk bertanggung jawab.
Sensemakingsensegiving
: Sensemaking adalah elemen inti yang menginformasikan dan membatasi identitas dan tindakan dan juga
mengorganisir melalui komunikasi. Sedangkan sensegiving dilihat sebagai proses di mana manajer berusaha untuk mempengaruhi dan
mendapatkan dukungan.
2.3.3. Manfaat CSR